Anda di halaman 1dari 12

Nama : Noti Zulita Midiana

Nim. : 06101181823015
Mata Kuliah : Metabolisme dan Informasi Genetik (Pertemuan Ke-7)
Materi : Gen
Kelas : Indralaya
GEN
a. Kode Genetik
Gen dikendalikan oleh struktur polipeptida. Urutan 4 pasang basa DNA dapat
mengotrol 20 asam amino pada protein. Molekul mRNA berperan untuk menentukan
urutan asam amino dari polipeptida. Dalam proses penentuan diperlukan kodon yang
terdiri dari triplet yang ikut menentukan asam amino yang akan terbentuk.
 Tiga Nukleotida Per Kodon
Saat translasi, 20 asam amino berbeda yang digabungkan. Hal ini berarti
bahwa ada 20 kodon tersebut harus dibentuk dengan 4 simbol (basa) melalui
mRNA. Fakta utama mengenai kode genetika adalah fakta tentang kode triplet
( tiga nukleotida per kodon). Penelitian Crick (1961) dan temannya membuktikan
bahwa kode genetik terdiri atas kode triplet yang diperolehnya dari penelitiannya
tentang suatu penyebab mutasi pada suatu mutasi yang terjadi pada suatu alel rII
dari fage T4. Jika kita menengok kembali ulasan mengenai hasil yang kejadian atas
suppressor mutaions lebih cukup daripada back-mutations yang berasal dari tempat
aslinya. Penelitian Crick dan temannya beralasan jika original mutation yang
tunggal berdasarkan pasangan penjumlahan atau pengurangan maka suppressor
mutations harus menjadi pasangan tunggal baik dari pengurangan atau penjumlahan
berturut- turut dari kejadian tempat satu ke tempat yang lebih dekat dengan mutasi.
Pasangan yang tunggal dari penjumlahan atau pengurangan akan mengubah
reading frame pada gen dan mRNA untuk bagian dari gen distal pada mutasi. Hal
ini menandai bahwa penjumlahan dari tiga pasangan atau pengurangan dari tiga
pasangan bagian kiri distal yang ada di gen dengan memperbaiki reading frame.
Hasil ini dapatdijadikan harapan jika hanya masing-masing kodon yang
mengandung tiga nukleotida.
 Penerjemahan kode
Penerjemahan kode ditentukan oleh :
1. Kodon yang spesifik dengan asam amino
2. Jumlah dari kemungkinan 64 kodon yang digunakan
3. Bagaimana kode dijelaskan
4. Apakah spesies yang berbeda menggunakan kodon yang sama atau tidak
Penemuan MW Nirenberg (penerima hadiah nobel 1968) dan JH Matthei
dan kemudian S. Ochoa (penerima hadiah nobel 1959) dan rekan kerjanya
menunjukkan bahwa sintesis molekul RNA dapat digunakan sebagai mRNA buatan
untuk sintesis protein in vitro. Ketika ribosom, tRNA aminoasil, dan faktor-faktor
protein terlarut yang dibutuhkan untuk penerjemahan yang dimurnikan dari mRNA
alami, komponen ini dapat dikombinasikan in vitro dan dirangsang untuk
mensintesis polipeptida dengan penambahan molekul RNA disintesis secara kimia.
Jika komposisi sintesis molekul-molekul mRNA diketahui, komposisi sintesis
polipeptid dapat digunakan untuk menentukan kodon asam amino. Penetapan
kodon pertama (UUU untuk fenilalanin) dibuat ketika Nirenberg dan Mathaei
mendemonstrasikan bahwa Polyuridylic acid [poly U= (U)n] didahului oleh sintesis
fenilalanin [(fenilalanin) n]. Ochoa melanjutkan dengan menggunakan RNAs
sintesis dengan urutan acak dari komposisi nukleotda yang telah diketahui.
Frekuensidari triplet yang berbeda ini dapat dengan mudah di kalkulasi.
 Degenerasi dan Ketidakstabilan
Semua asam amino kecuali metionin dan triptofan ditentukan oleh lebih dari
satu kodon. Khususnya tiga asam amino, leusin, serin, dan arginin, yang masing-
masing ditentukan oleh enam kodon yang berbeda. Isoleusin memiliki tiga kodon.
Asam amino lainnya masing-masing memiliki dua atau empat kodon. Terjadinya
lebih dari satu kodon per asam amino yang disebut degenerasi. Degenerasi dalam
kode genetik tidak secara acak, sebaliknya, hal ini terjadi dengan teratur. Beberapa
kodon menentukan suatu asam amino hanya dengan pola tertentu yaitu base ketiga
atau 3 'dari kodon. Terdapat 2 jenis degenerasi yaitu:
1. Degenerasi parsial terjadi ketika base ketiga dapat berupa salah satu dari dua
pyrymidines (U dan C) atau sebaliknya, salah satu dari dua purin (A dan G).
Dengan degenerasi parsial, mengubah base ketiga dari purin ke pirimidin, atau
sebaliknya, akan mengubah asam amino yang ditentukan oleh kodon.
2. Degenerasi lengkap terjadi ketika salah satu dari empat basa dapat hadir pada
posisi ketiga dalam kodon, dan kodon masih akan menentukan asam amino
yang sama. Misalnya, valin ditentukan oleh GUU, GUC, GUA, dan GUG.
Kode genetik telah dipastikan memiliki peran dalam meminimalisir mutasi
yang bersifat letal. Adanya penambahan basa pada posisi kodon ketiga tidak
mengubah asam amino yang ditetapkan oleh kodon. Oleh karena degenerasi kode
gen, harus ada beberapa tRNA berbeda yang mengenali kodon yang baru agar dapat
menentukan asam aminonya atau antikodon dari tRNA yang diberikan harus sesuai
dengan beberapa kodon yang baru. Terdapat beberapa tRNA untuk asam amino
tertentu, dan beberapa tRNA mengenali lebih dari satu kodon. Ikatan hidrogen antar
basa dalam antikodon tRNA dan kodon mRNA muncul untuk mengikuti aturan
pemasangan basa yang terikat kuat, hanya untuk dua basa kodon pertama. Pasangan
basa yang melibatkan ketiga kodon terbaik yang tampak kurang kuat , sering
disebut dengan “goyah atau tidak stabil”.
Berdasarkan jarak molekuler dan sterik ( tiga - struktur dimensi ) dipertimbangkan ,
ketidakstabilan tersebut akan menghasilkan beberapa jenis tertentu.,yaitu pasangan
pada dasar kodon ketiga dalam interaksi kodon-antikodon. Hal ini mengharuskan
bahwa setidaknya ada dua tRNA untuk setiap asam amino yang menunjukkan
degenerasi kodon lengkap di posisi ketiga. Hipotesis wobble memprediksi
terjadinya tiga tRNA untuk kodon enam serin. tRNA serin telah ditandai sebagai
berikut.
1. tRNAser 1 (antikodon AGG) mengikat kodon UCU dan UCC
2. tRNAser 2 ( antikodon AGU ) mengikat kodon UCA dan UCG ,
3. tRNAser 3 ( antikodon UCG ) mengikat untuk kodon AGU dan AGC

 Inisiasi dan terminasi kodon


Kode genetik juga menmberikan tanda-tanda informasi genetik pada level
translasi. Tiga kodon UAA, UAG, dan UGA merupakan rantai polipeptida
terminasi. Kodon-kodon tersebut dikenali oleh protein Release factor (RF) dari
pada tRNAs. Protein tersebut adalah RF-1 yang mengenal UAA dan UAG dan RF-
2 yang mengakbitkan terminasi pada kodon UGA dan UAA. Kodon AUG dan
GUG dikenali oleh initiator t RNA, t RNAi met, tapi hal itu hanya ada saat
mengikuti urutan nukleotida yang tepat saja pada leader segments molekul m RNA.
Pada posisi internal, AUG dikenali t RNA met dan GUG dikenali valine t RNA.
 Universalitas Kode
Penggantian asam amino terjadi karena mutasi, asam nukleat dan urutan
polipeptida menunjukkan hubungan bahwa kode genetik itu hampir sama atau
bahkan sama pada semua organisme (universal). Pengecualian pada mitokondria
manusia, ragi dan beberapa spesies lain dimana UGA merupakan kodon triptofan.
Sedangkan UGA merupakan kodon terminasi dalam sistem non mitokondria.
Dalam mitokondria ragi, CUA menentukan treonin bukan leusin. Dalam
mitokondria mamalia, AUA menentukan metionin bukan isoleusin.
 Suppressor mutasi yang memproduksi tRNAs dengan mengubah kodon
pengenal
Kode genetic nonmitokondria tidak bersifat universal, hanya sebagian
kecil dari batas sense, karena adanya variasi minor pada kodon pengenal dan
translasi. Pada bakteri E.coli dan ragi, sebagai contoh terjadinya mutasi pada gen
tRNA, yang mana mereka menghasilkan pengubah codon pengenal dengan
antikodon dari tRNAs. Mutasi tersebut pada awalnya terdeteksi sebagai suppressor
mutasi, yaitu mutasi yang muncul dari effek mutasi lain. Mereka terlihat sebagai
site pada gen tRNA yang dapat mengubah kekhususan sifat pengenal kodon oleh
tRNAs. Setelah itu mereka menunjukkan pada merekalah gen tRNA mengubah
kekhususan sifat pengenal kodon oleh tRNAs.
Suppressor mutasi yang mengubah kekhususan tRNA adalah suppressor
dari mutasi yang memproduksi akhiran-rantai triplet UAG dalam mengkode
rangkaian structural gen. Mutasi tersebut disebut mutasi amber, yang terjadi akibat
dari sintesis dari akhiran fragmen asam amino yang menetapkan polipeptida
sebagai gen.
Mutasi yang menghasilkan triplet rantai terminasi dengan gen disebut
nonsense mutasi, berkebalikan dengan mutasi missense yang mengubah sebuah
triplet menjadi triplet lain yang menghasilkan asam amino berbeda.
Tidak terlihatnya suatu mutasi pada nonsense menunjukkan efek mutasi
pada gen tRNA yang disebabkan adanya mutasi dari tRNAs untuk mengenali
kodon nonsense (antisense) (UAG, UAA, or UGA). Ketika salah satu dari
supressor tRNA berupa UAG dari mutasi su3 berada pada satu baris yang sama
maka hal tersebut akan mengubah antikodon. Pada ‘amber’ penekan mutasi yang
terjadi pada tRNAtyr2. Pada antikodon nonsuspensor tRNAtyr2 menunjukkan 5’-
G’UA-3’ (dimana G’ merupakan derivat dari guanin). Sedangkan pada antikodon
dari mutasi (suppressor) tRNAtyr2 merupakan 5’-CUA-3’. Mutasi antikodon ini
dapat berpasangan dengan 5’-UAG-3’ kodon ‘amber’ (Berpasangan dengan ujung
yang berlawanan) seperti:
3’-AUC-5’ (antikodon)
5’- UAG-3’ (kodon)
Suspensor tRNAs mengizinkan polipeptida yang telah lengkap untuk
disintesis dari mRNAs yang mengandung kodon antisense. Polipeptida akan
berfungsi selama asam amino disisipkan oleh suppressor tRNAs pada posisi yang
tepat dan nantinya akan menghasilkan gen-gen yang fungsional. Strain Escherichia
colli yang mengandung gen supresor menunjukkan tingkat pertumbuhan yang
sebanding dengan strain tanpa gen supresor. Penyebab mengapa strain penekan
tidak menunjukkan efek merugikan seperti "read-through" belum terungkap jalan
keluarnya. Mungkin sebagian gen seperti fag MS2 mantel gen yang berakhir
dengan dua atau lebih kodon stop yang berbeda.

b. Gen, Genom dan Kromosom


a. Gen
Gen adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam
kromosom, yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu makhluk
hidup. Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu
proses reproduksi. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan
fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga.
Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog.
masing-masing gen dalam pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa
ciri sifat yang atau berbeda, misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai
pendek (Desrizal, 2012). Pengertian Gen (gene) itu sendiri adalah unit dasar dari
hereditas, yang terletak pada kromosom (chromosome), yaitu suatu struktur yang
bentuknya seperti tongkat dan terletak ditengah-tengah (nucleus) setiap sel tubuh.
Gen merupakan “substansi hereditas” yang terletak di dalam kromosom, yang
memilik sifat-sifat: Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom,
Mengandung informasi genetika dan Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa
pembelahan sel (Arti, 2011).Gen merupakan factor-faktor keturunan yang terdapat
dalam kromosom yang terdiri atas DNA (Deoxyribonukleicacid).DNA terdiri dari
dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin (double helix=berpilin ganda).
Seutas tali nukleotida tersusun atas rangkaian nukleotida yang terdiri dari gugusan
gula deoksiribosa, gugusan asam pospat dan gugusan basa nitrogen.
Susunan kromosom yang berurutan menurut panjang dan bentuk
sentromernya kariotipe (karton:inti, types: bentuk). Karena setiap mahluk hidup
memilki jumlah kromosom yang berbeda-beda, maka kariotipnya pun berbeda pula.
Penentuan kariotip diambil dari kromosom suatu sel yang sedang membelah pada
metaphase dengan cara memberikan kolkisin pada sel tersebut. Pada saat
metaphase, kromosom sedang berada dibidang ekuator (pembelahan), apabila
dilihat dari salah satu kutubnya menunjukan gambaran struktur kromosom yang
sangat jelas. Kelompok kromosom tersebut diambil gambarnya. Diperbesar,
kemudian disusun menurut kelompok strukturnya.
Struktur Gen
Gen merupakan fragment DNA yang da pat ditranskripsikan menjadi RNA dan
diterjemahkan menjadiprotein, yang selanjutnya mampu mempengaruhiproses
fisiologi tanaman maupun fenotipenya. Pada dasarnya gen tersusun oleh empat
komponen:
1.      Regulator. Merupakan bagian dari gen ya ng berperan dalam pola aktivasi
suatu gen (pada rangkaian fisiologis apa,  kondisi apa, fase perke mbangan
apa, atau pada organ apa). Regulator terdapat pada awal sebuah gen
mendahului promotor. Regulator terdiri dari tiga elemen responsif yaitu
HSE (Heat Shock response Element), GRE (Glucocorticoid Response
Element ) dan SRE ( Serum Response Element).
2.      Promotor.  Merupakan bagian dari gen  yang berperan dalam penentuan
utas yang akan dikode untuk dit raskripsikan dan kapan titik awal
transkripsi akan dilakukan. Letak promotor berada sebelum  titik awal
transkripsi, sehingga  jarak dari titik inisiasi dinotasikan de ngan tanda '-',
atau disebut arah  downstream. Promotor yang paling umum terdapat  da
lam gen tanaman adalah TATA box. Selain TATA box (TATAAA, 10 bp),
jenis  promotor lainnya adalah CAAT box (GGCCAATCT, 22 bp),  GC box
( GGGCGG, 20bp),  Octamer (ATTTGCAT, 20 bp), kB (GGGACTTTCC,
10 bp) dan ATF (GTGACGT, 20 bp).
3.      Transcribed  Region.  Merupakan bagian gen ya ng akan ditranskripsikan
menjadi RNA. Bagian ini dimulai dari titik awal transkripsi (start s ite)
hingga titik akhir transkripsi ( termination site ). Notasi mulai  start site 
adalah `+' atau  uptream.  Dalam bagian i ni terdapat bagian ya ng akan
dibawa keluar dari inti sel yang disebut exon, dan bagian yang akan tetap
ditinggalkan di dalam i nti sel, yang disebut  intron. Pada bagian  exon
mRNA, terdapat bagian yang akan diterjemahkan menjadi rantai asam
amino ( Open Reading Frame/ORF ) dan bagian yang tidak diterjemahkan
(Un-translated Region/UTR).
4.      Terminator. Merupakan bagian sekuens DNA dari suatu gen yang memberi
tanda kepada enzim penyus un RNA (RNApolymerase) untuk menghentikan
proses pemanjangan rantai RNA.
b. Genom
Genom dalam genetika dan biologi molekular modern, adalah keseluruhan
informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya keseluruhan
asam nukleat yang memuat informasi tersebut. Secara fisik, genom dapat terbagi
menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau
plasmid), sementara secara fungsi, genom dapat terbagi menjadi gen-gen. Istilah
genom diperkenalkan oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman, pada
tahun 1920, mungkin sebagai gabungan dari kata gen dan kromosom atau dimaksudkan
untuk menyatakan kumpulan gen. Setiap organisme memiliki genom yang
mengandung informasi biologis yang diperlukan untuk membangun tubuhnya dan
mempertahankan hidupnya serta diwariskan ke generasi berikutnya.
Dengan sejumlah interaksi kompleks, urutan nukleotida komponen penyusun
asam nukleat digunakan untuk membuat semua protein pada suatu organisme pada
waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen pembentuk tubuh
organisme atau memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh tersebut
atau mendorong reaksi metabolisme yang diperlukan untuk hidup. Kebanyakan genom,
termasuk milik manusia dan makhluk hidup bersel lainnya, terbuat dari DNA (asam
deoksiribonukleat), namun sejumlah virus memiliki genom RNA (asam ribonukleat).
Kajian yang mempelajari genom dikenal sebagai genomika (genomics). Saat ini, urutan
nukleotida pada genom sejumlah organisme telah dipetakan seluruhnya dengan teknik
sekuensing DNA dalam berbagai proyek genom, misalnya Proyek Genom Manusia
yang diselesaikan pada tahun 2003. Perbandingan genom organisme dapat memberikan
informasi mengenai karakteristik organisme tersebut, evolusinya, dan berbagai proses
biologis.

 Organisasi Genom
DNA unting ganda (double stranded, "ds") merupakan komponen
pembentuk genom kebanyakan organisme dan semua sel. Namun demikian, virus
RNA memiliki genom RNA ds atau unting tunggal (single stranded, "ss"). Secara
umum, setiap molekul asam nukleat genom dapat disebut sebagai kromosom.
Genom prokariota (organisme tanpa inti sel, contohnya bakteri) biasanya berupa
molekul tunggal dsDNA sirkular, walaupun dapat pula terdapat DNA
ekstrakromosom berbentuk plasmid sirkular yang menyandikan produk gen yang
menguntungkan namun tidak esensial. Sementara itu, genom eukariota (organisme
berinti sel, contohnya manusia) biasanya berupa sejumlah molekul dsDNA linear.
Istilah genom inti (nuclear genome) pada eukariota mengacu pada informasi
genetik berupa kromosom, dan kadang kala juga fragmen DNA ekstrakromosom, di
dalam inti sel. Genom ekstranuklear sel eukariotik mencakup genom mitokondria
dan kloroplas, yang berupa molekul dsDNA sirkular seperti pada prokariota.
Kebanyakan prokariota memiliki satu kromosom saja. Karena itu, prokariota
umumnya mengandung satu salinan setiap gen dan dengan demikian bersifat
haploid. Sementara itu, eukariota umumnya memiliki dua salinan setiap gen dan
secara genetik bersifat diploid. Ada pula organisme (misalnya, tumbuhan) yang
memiliki lebih dari dua set kromosom dalam inti setiap sel tubuhnya, atau disebut
bersifat poliploid.
 Ukuran genom, jumlah gen, dan densitas gen

Secara umum, terdapat perbedaan ukuran genom, jumlah gen, dan densitas
gen antara prokariota dan eukariota. Prokariota memiliki genom yang lebih kecil
dengan jumlah gen lebih sedikit dan densitas gen lebih besar bila dibandingkan
dengan eukariota. Bakteria dan arkea umumnya memiliki genom berukuran sekitar
1–6 juta pasangan basa (Mb) yang mengandung 1.500–7.500 gen. Misalnya, genom
bakteri Escherichia coli berukuran 4,6 Mb dan mengandung sekitar 4.300 gen.
Sebaliknya, eukariota memiliki genom lebih besar dengan jumlah gen lebih banyak.
Genom khamir bersel tunggal Saccharomyces cerevisiae (tergolong fungi),
misalnya, berukuran sekitar 12 Mb, sedangkan kebanyakan tumbuhan dan hewan
multisel memiliki genom lebih dari 100 Mb. Sementara itu, jumlah gen dalam
genom eukariota dapat mencapai 5.000 pada fungi bersel tunggal sampai dengan
40.000 pada makhluk multiselular. Selain itu, eukariota secara umum memiliki
jumlah gen yang lebih sedikit per pasangan basa dibandingkan dengan prokariota,
yaitu densitas gennya lebih rendah. Misalnya, manusia memiliki genom dengan
ukuran ratusan sampai ribuan kali lebih besar daripada bakteri, tetapi jumlah
gennya hanya 5 sampai 15 kali lebih banyak.

c. Kromosom
Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti sel
setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang atau pendek dan lurus atau
bengkok. Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa keterangan genetik,
oleh karena itu kromosom mempunyai arti penting dalam genetika. Nama kromosom
diberikan oleh Waldeyer pada tahun 1888, sedang Morgan dalam tahun 1933
menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan materi-materi genetik. DNA
merupakan persenyawaan kimia pembawa materi genetik. Di dalam kromosom
terdapat 35% DNA dari keseluruhan kromosom. DNA merupakan molekul hidup dan
dapat mengadakan replikasi (menggandakan diri). Karena mengandung molekul DNA,
kromosom pun dapat menggandakan diri. Selain itu, DNA merupakan tempat
penyimpanan informasi genetika yang akan diwariskan kepada keturunannya.
Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup
pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom.

Gb. Kromosom mengandung molekul DNA


Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja. Ini dapat
dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula berupa DNA saja misalnya
pada virus T dan dapat pula mengandung keduanya yaitu DNA dan RNA seperti pada
bakteri Escherichia coli.
Cara penyusunan molekul DNA dan protein sebenarnya cukup rumit. Pengemasan
DNA dalam kromosom terjadi pada tahap profase. Secara ringkas pengemasan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut. Untai DNA dipintal pada suatu set protein, yaitu histon
yang menjadi suatu bentukan yang disebut unit nukleosom. Unit-unit nukleosom tersusun
padat membentuk benang yang lebih padat dan terpintal menjadi lipatan-lipatan solenoid.
Lipatan solenoid tersusun padat menjadi benang kromatin. Benang-benang kromatin
tersusun memadat menjadi lengan kromatid. Lengan kromatid kembar disebut kromosom.

Gb. Kromosom pada organisme eukariotik dan prokariotik

Bagian-bagian dan bentuk kromosom

(sumber : situsbiologiindonesia.blogspot.com)
Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid, kromomer, sentromer
atau kinetokor, satelit, dan telomer.
d. .  Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid masih
melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah
kromonema. Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama
tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase). Kromonema sebenarnya
merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid. Jadi, kromonema dan
kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama.
e. Kromomer
Kromomu adalah penebalan-penebalan pada kromonema. Kromomer ini
merupakan struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi
kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas terlihat pada
kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi berulang kali tanpa
adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk kromosom seperti
kawat).
f. Sentromer
Sentromer adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di sekitar pertengahan
kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor adalah bagian kromosom
yang yang merupakan tempat perlekatan benang spindel selama pembelahan inti dan
merupakan tempat melekatnya kromosom.
g. Lekukan kedua
Pada beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang berada di sepanjang lengan
dan berhubungan nucleolus. Oleh karena itu disebut dengan NOR (Nucleolar
Organizing Regions).
h. Satelit
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung
lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di daerah tersebut.
Tidak semua kromosom memiliki satelit.
i. Telomer
Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung pada kromosom.
Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian terujung kromosom agar DNA di
daerah tersebut tidak terurai. Karena pentingnya telomer, sel yang telomer
kromosomnya mengalami kerusakan umumnya segera mati.

                                                     
                 Gb. Struktur kromosom                           Gb. Kromomer dan Kromonema
(sumber : situsbiologiindonesia.blogspot.com)
Letak sentromer pada kromosom membedakan jenis kromosom. Berdasarkan letak
sentromer, kromosom dibedakan menjadi:
1. Telosentrik : sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom hanya
memiliki sebuah lengan dan berbentuk seperti huruf I. Kromosom manusia tidak
ada yang berbentuk telosentrik.
2. Akrosentrik : sentromer terletak di dekat ujung kromosom. Satu lengan kromosom
sangat panjang, sedangkan lengan lainnya sangat pendek.
3. Submetasentrik : sentromer terletak di submedian (ke arah salah satu ujung
kromosom) dan membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang tidak sama
panjang. Satu lengan panjang dan satu lengan pendek, seperti huruf L.
4. Metasentrik : sentromer terletak di tengah, membagi lengan kromosom menjadi dua
lengan yang hampir sama panjang seperti huruf V.

Gb. Bentuk-bentuk kromosom

Daftar pustaka :
Gardner, dkk. 1991. Principles of Genetiks Eight Edition. Canada : John Wiley & Sons,
Inc.
https://id.scribd.com/doc/299380773/Gen-Genom-Kromosom

Anda mungkin juga menyukai