Anda di halaman 1dari 34

RANCANG CAMPUR BETON

BERDASARKAN SNI 2847: 2013


DAN SNI 03-2834: 2000

Slamet Widodo
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Bahan Penyusun Beton
✓ Semen (Portland Cement)
✓ Agregat halus (pasir)
✓ Agregat kasar (kerikil atau batu pecah)
✓ Air
✓ Bahan tambah (admixtures: plasticizer, pozolan, dll)
jika diperlukan
Rancang Campur Beton
(Mix Design)
Tujuan
• Menentukan komposisi optimum dari bahan
penyusun beton yang tersedia untuk
memperoleh campuran adukan yang memenuhi
persyaratan teknis dan ekonomis
• Menghasilkan beton yang memenuhi berbagai
persyaratan (kemudahan pengerjaan, kekuatan
mekanis maupun keawetan) sesuai dengan
kondisi pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan
❖ Rancang campur beton yang benar akan
menghasilkan terpenuhinya:
➢ Kelecakan/ workability; kemudahan pengerjaan
beton segar untuk diangkut, dituang, dipadatkan, dan
dilakukan finishing.
➢ Kekuatan mekanik; pada umumnya didasarkan pada
kekuatan tekan beton.
➢ Keawetan/ durability; ketahanan terhadap perubahan
cuaca, serangan kimiawi zat agresif, abrasi dan proses
perusakan (deterioration) lainnya.
➢ Biaya konstruksi yang ekonomis.
Workability

• Workability/ kelecakan/ kemudahan pengerjaan beton adalah


parameter yang digunakan dalam mengukur kemudahan beton
segar untuk diangkut, dituang, dan dipadatkan.
• Workability beton normal biasanya diukur dengan metode
slump-test.
• Cara lain yang juga dapat dilakukan di antaranya: Kelly-ball test,
flow-table test, vebe time test, slump-flow test, yang dipilih
sesuai dengan klasifikasi/ tipe beton segar yang akan diuji.
• Kejelasan dan ketepatan deskripsi dari fungsi bangunan, lokasi,
dan metode konstruksi yang akan digunakan menjadi informasi
penting yang diperlukan dalam perhitungan rancang campur
beton.
Faktor yang mempengaruhi Workability

• Metode dan durasi pengadukan


• Kuantitas dan karakteristik semen yang
digunakan
• Gradasi, bentuk, dan tekstur permukaan
agregat
• Kuantitas dan karakteristik bahan tambah yang
digunakan
• Kuantitas air yang digunakan
• Suhu lingkungan
Keawetan/ Durabilitas
• Apabila semua material yang digunakan dalam adukan
beton telah memenuhi syarat, maka karakteristik beton
yang dihasilkan akan banyak ditentukan oleh komposisi
yang berhubungan dengan penggunaan semen.
• Campuran beton dengan nilai faktor air semen yang
rendah, dengan penggunaan bahan tambah yang tepat
dapat memberikan hasil yang optimal.
• Kualitas beton yang ditargetkan dapat dicapai dengan
penentuan komposisi, penuangan, pemadatan,
perawatan yang tepat dan memenuhi syarat.
Kekuatan Mekanik Beton
✓ Kuat tekan,
✓ Kuat lentur,
✓ Kuat tarik.
❖ Kuat tekan merupakan parameter utama dalam menilai
kekuatan mekanik beton;
➢ fcr : kuat tekan rata-rata beton
➢ f’c : kuat tekan karakteristik beton yang digunakan
sebagai dasar perencaaan struktur
f’c berkisar 17 MPa – 126 MPa, umumnya (beton
normal) antara 20 - 42 MPa
➢ Ec dapat diperkirakan;
di mana f’c dalam MPa
Ec dalam MPa
Acuan Rancang Campur Beton
di Indonesia

• SNI 03-2834-2000 : Tata Cara Pembuatan


Rencana Campuran Beton Normal
• SNI 2847:2013 : Persyaratan Beton Struktural
untuk Bangunan Gedung
Contoh Rancang Campur Beton
• Beton akan digunakan pada dermaga pelabuhan
• Kuat tekan yang disyaratkan 30 MPa
• Jenis semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I
• Jenis agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah
• Ukuran agregat maksimum 20 mm (gradasi baik dan
kondisi bersih)
• Pasir Lokal Merapi, kondisi bersih, termasuk daerah
gradasi 2 (agak kasar)
• Nilai slump yang disyaratkan 10 ± 2 cm
• Asumsi agregat dalam kondisi jenuh kering muka (SSD)
No. Uraian
1. Kuat tekan berdasar kekuatan mekanik yang disyaratkan pada umur 28 hari (f’c) 30 MPa
2. Kuat tekan berdasar keawetan yang disyaratkan pada umur 28 hari (f’c) 35 MPa
3. Deviasi standar (s) Tidak diketahui
4. Nilai tambah (m) 8,3 MPa
5. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f’cr) 43,3 MPa
6. Jenis semen Semen Portland Pozolan
7. Jenis agregat (kasar dan halus) Batu pecah dan alami
8. Faktor air-semen 0,40
9. Faktor air-semen maksimum 0,40
10. Faktor air-semen yang digunakan 0,40
11. Nilai slump 100 mm
12. Ukuran maksimum agregat 20 mm
13. Kebutuhan air 205 liter
14. Kebutuhan semen portland 512,5 kg
15. Daerah gradasi agregat halus 2
16. Persentase berat agregat halus terhadap agregat campuran 40%
17. Berat jenis agregat campuran 2,60
18. Berat jenis beton 2380 kg/m3
19. Kebutuhan agregat 1662,5 kg/m3
20. Kebutuhan agregat halus 665 kg/m3
21. Kebutuhan agregat kasar 997,5 kg/m3
Kesimpulan Kondisi Agregat Jenuh-Kering Muka (SSD)
Volume Berat beton Air Semen Agregat halus Agregat kasar
1 m3 2380 kg 205 ltr 512,5 kg 665 kg 997,5 kg
Tahapan Perhitungan Rancang
Campur Beton Normal
1. Kuat tekan karakteristik beton yang
disyaratkan (f’c)
➢ Berdasarkan kebutuhan kekuatan mekanik
beton yang dipersyaratkan
➢ Berdasarkan persyaratan keawetan/
durabilitas yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dimana struktur akan dibangun
Persyaratan Keawetan menurut
SNI 2847: 2013
2. Nilai deviasi standar (ss); bila diketahui dari
data sebelumnya.
3. Nilai tambah atau margin (m); bila tidak
diketahui deviasi standar (ss) dari data
sebelumnya.
4. Menetapkan nilai kuat tekan rata-rata yang
harus direncanakan dengan menggunakan
rumus:

5. Menetapkan jenis semen (Semen Tipe I, II, III, IV,


atau V).
6. Menetapkan jenis agregat yang akan digunakan,
baik untuk agregat halus maupun agregat kasar,
harus jelas menggunakan agregat alami ataukah
batu pecah/buatan.
7. Menetapkan nilai faktor air semen (fas);

• Cara pertama:
Berdasarkan kuat tekan
rata-rata silinder beton
yang direncanakan
pada umur tertentu
berdasarkan Gambar 1.
• Cara kedua: Untuk benda
uji kubus ; Benda Uji Berbentuk Kubus

(fc kubus = fc silinder/0,83),


berdasarkan jenis semen
yang digunakan, jenis
agregat kasar, dan kuat

Kuat Tekan (MPa)


tekan rata-rata beton yang
direncanakan pada umur
tertentu

Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan fas 0,50


Jenis Semen Jenis Agregat Kasar Umur (hari)
3 7 28 91
I, II, V Alami 17 23 33 40
Batu Pecah 19 27 37 45
III Alami 21 28 38 44
Batu Pecah 25 33 44 48

Faktor air-semen
8. Menentukan nilai faktor air semen (fas)
minimum menurut persyaratan durabilitas
berdasarkan kelas paparan struktur beton
tehadap zat agresif pada Tabel 4.2.1 dan
Tabel 4.3.1 (SNI 2847: 3013) dibandingkan
dengan kebutuhan kekuatan tekan beton
pada langkah 7.
9. Menetapkan nilai slump dengan memperhatikan
jenis strukturnya agar proses pembuatan,
pengangkutan, penuangan, pemadatan mudah
dilaksanakan.
Penetapan Nilai Slump
Pemakaian Beton Maksimum (cm) Minimum (cm)
Dinding, Pelat Pondasi 12,5 5,0
dan Pondasi Telapak
Bertulang
Pondasi Telapak Tidak 9,0 2,5
Bertulang, Kaison, dan
Struktur di bawah Tanah
Pelat, Balok, Kolom, dan 15,0 7,5
Dinding
Perkerasan Jalan 7,5 5,0
Pembetonan Masal 7,5 2,5
10. Menentukan ukuran agregat maksimum.
Berkaitan dengan pekerjaan konstruksi beton
bertulang, ukuran maksimum nominal agregat
kasar harus tidak melebihi:
✓ 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan,
ataupun
✓ 1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun
✓ 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-
tulangan atau kawat-kawat, bundel tulangan,
atau tendon-tendon pratekan atau
selongsong-selongsong.
11. Menentukan jumlah air yang dibutuhkan untuk
setiap m3 adukan beton berdasarkan ukuran
agregat maksimum, jenis agregat, dan nilai slump
yang diinginkan.
Perkiraan Kebutuhan Air untuk setiap Meter Kubik Beton (liter)
Ukuran Agregat Jenis Batuan Slump (mm)
Maksimum
0-10 10-30 30-60 60-180
(mm)
10 Alami 150 180 205 225
Batu pecah 180 205 230 250
20 Alami 135 160 180 195
Batu pecah 170 190 210 225
40 Alami 115 140 160 175
Batu pecah 155 175 190 205
Apabila digunakan jenis agregat halus dan agregat kasar
yang berbeda (alami dan batu pecah), maka perkiraan
kebutuhan jumlah air per-m3 beton harus disesuaikan
menggunakan persamaan berikut:

dimana :
A = Perkiraan kebutuhan air per-m3 beton
A h = Kebutuhan air berdasar jenis agregat halus
A k = Kebutuhan air berdasar jenis agregat kasar
12. Menghitung berat semen yang diperlukan
untuk setiap m3 beton, dengan membagi
kebutuhan jumlah air (hasil dari langkah 11)
dengan faktor air-semen (hasil langkah 8).
13. Menentukan daerah gradasi agregat halus
berdasarkan Tabel berikut:
Batas Gradasi Agregat Halus Menurut SNI 03-2834-2000
Ukuran Persentase Berat yang Lolos Saringan
Saringan Gradasi Gradasi Gradasi Gradasi
Zona I Zona II Zona III Zona IV
9,60 mm 100 100 100 100
4,80 mm 90-100 90-100 90-100 95-100
2,40 mm 60-95 75-100 85-100 95-100
1,20 mm 30-70 55-90 75-100 90-100
0,60 mm 15-34 35-59 60-79 80-100
0,30 mm 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 mm 0-10 0-10 0-10 0-15
14. Menentukan perbandingan antara agregat halus dengan
agregat campuran berdasarkan ukuran butir maksimum
agregat kasar, nilai slump, faktor air semen dan daerah
gradasi agregat halus dengan menggunakan Grafik a, b,
ataupun c.

Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran


Butir Maksimum 40 mm
Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran
Butir Maksimum 20 mm

Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan dengan Ukuran


Butir Maksimum 10 mm
15. Menghitung berat jenis agregat campuran dengan
persamaan berikut:

dimana :
BJ camp = Berat jenis agregat campuran
BJh = Berat jenis agregat halus
BJk = Berat jenis agregat kasar
P = Persentase agregat halus terhadap agregat campuran
K = Persentase agregat kasar terhadap agregat campuran
16. Menentukan berat jenis beton berdasarkan hitungan
berat jenis agregat campuran pada langkah 15 dan
kebutuhan air per-m3 beton menurut Gambar berikut.
(karena tidak ada data BJ agregat, bisa diasumsikan 2,65)
17. Menentukan kebutuhan agregat campuran dengan
cara mengurangi berat per-m3 beton dengan jumlah
kebutuhan air dan semen.
18. Menghitung berat agregat halus yang dibutuhkan
dengan cara mengalikan persentase agregat halus
terhadap agregat campuran (langkah 14) dengan berat
agregat campuran yang diperoleh dari langkah 17.
19. Menentukan berat agregat kasar, yang dibutuhkan
untuk setiap m3 beton, dengan cara menghitung berat
agregat campuran yang dibutuhkan (hasil langkah 17)
dikurangi berat agregat halus yang dibutuhkan (hasil
langkah 18).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai