Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah menghindari / mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk
itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah
pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua - duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan (Depkes, 1999). Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk
1
mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen.
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya
belum mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya
menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan
yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat
terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta
efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 - 4 tahun.Kriteria
kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih
mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan.
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak
hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas
tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan
resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan
untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap,
AKDR, implan, suntik KB dan pil KB (Pinem, 2009). Adapun syarat - syarat kontrasepsi, yaitu:
Kontrasepsi Alami
Keuntungan yang didapatkan dari kontrasepsi metode ini antara lain, efektivitas yang
tinggi pada 6 bulan pertama pasca persalinan. Tingkat keberhasilannya mencapai 98%. Metode
ini juga tidak mengganggu proses hubungan seksual, tidak memberikan efek samping sistemik,
dan tidak perlu pengawasan medis. Metode ini merupakan metode yang mudah untuk dilakukan
dan tidak membutuhkan biaya apapun.
Keuntungan non kontrasepsi metode ini untuk bayi antara lain mendapatkan kekebalan
pasif dari IgA yang diberikan melalui ASI, mendapatkan sumber asupan gizi yang terbaik dan
sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal. Selain itu, bayi juga terhindar dari
keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang
dipakai. Keuntungan non kontrasepsi metode ini untuk ibu antara lain mengurangi perdarahan
pasca salin, mengurasi risiko anemia, dan meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan
2
bayi.
Untuk menjalankan proses kontrasepsi, lendir mungkin berubah pada hari yang sama.
Periksa lendir setiap kali ke toilet dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan yang sangat basah di
siang hari. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur dan beri tanda pada
catatan ibu dengan kode yang sesuai. Pantang hubungan seksual untuk paling sedikit satu siklus
sehingga ibu akan mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan. Pada hari kering
setelah haid, aman untuk melakukan hubungan seksual selang satu malam (aturan selang-seling).
Hal tersebut akan menghindari ibu dari kebingungan akan cairan sperma dan lendir. Segera
setelah ada lendir jenis apapun atau perasaan basah muncul, hindari hubungan seksual atau
kontak seksual. Setelah hari puncak, hindari hubungan seksual untuk 3 hari berikut siang dan
malam. Hindari juga hubungan seksual pada waktu haid karena pada siklus yang pendek, ovulasi
dapat terjadi pada hari-hari haid.
Saat ini, metode pantang berkala dan metode suhu basal sudah tidak diajarkan lagi oleh
pengajar KBA. Kedua metode tersebut dinilai kurang efektif karena tingkat kegagalannya yang
cukup tinggi, yaitu lebih dari 20% dan waktu pantang senggama yang lebih lama. Di Indonesia
dengan surat dari BKKBN Pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK 6668/K.S. 002/E2/90,
tanggal 28 Desember 1990, metode ovulasi billings (MOB) sudah diterima sebagai salah satu
metode KB Mandiri.
Metode lain yang termasuk kedalam metode keluarga berencana alamiah adalah metode
simtomtermal. Untuk menjalankan metode ini, ibu harus memiliki data untuk metode lendir
serviks dan metode suhu basal. Ibu dapat menentukan masa subur dengagn mengamati suhu
tubuh dan lendir serviks.
Setelah darah haid berhenti, ibu dapat melakukan hubungan seksual pada malam hari
pada hari kering dengan berselang sehari selama masa tidak subur. Ini merupakan aturan selang
hari kering (aturan awal), yang merupakan aturan yang sama dengan metode lendir serviks. Masa
subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, ini adalah aturan awal. Ibu
pantang melakukan hubungan seksual sampai masa subur berakhir. Ibu juga pantang melakukan
hubungan seksual sampai hari puncak dan aturan perubahan suhu telah terjadi. Apabila aturan ini
tidak mengidentifikasi hari yang sama sebagai akhir masa subur, selalu ikuti aturan yang paling
2
konservatif yaitu aturan yang mengidentifikasi masa subur yang paling panjang.