DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Nama : Faisal
NIM : H041191020
Tugas : Individu
Pekan :4
Tanggal : 09 Maret 2021
Jawaban:
1. Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah
dari jumlah normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel
darah merah tidak cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna
merah darah. Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara
spontan dari pembuluh darah yang mengalami kerusakan atau akibat putusnya
atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi apabila
endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Koagulasi adalah
suatu proses yang rumit di dalam sistem koloid darah yang memicu partikel
koloidal terdispersi untuk memulai proses pembekuan (en:agglomerate) dan
membentuk trombus. Koagulasi adalah bagian penting dari hemostasis, yaitu saat
penambalan dinding pembuluh darah yang rusak oleh keping darah dan faktor
koagulasi (yang mengandung fibrin) untuk menghentikan pendarahan dan
memulai proses perbaikan.
3. Hhhhhhhhhhhh
Proses hemostasis termasuk proses yang rumit, dimana melibatkan interaksi
dari dinding pembuluh darah, trombosit, sistem koagulasi, dan fibrinolisis.
Interaksi kompleks tersebut menjadi dasar dari mekanisme proses penghentian
perdarahan yaitu, (1) spasme pembuluh darah, (2) pembentukan sumbat platelet,
(3) pembekuan darah (koagulasi), dan (4) penutupan pembuluh darah yang rusak
secara permanen oleh jaringan fibrosa. Walaupun terkesan rumit dan seolah
bertahap, interaksi komponen hemostasis ini sebenarnya saling berpaut dan
berkerja secara efisien untuk menghentikan perdarahan. Ketika pembuluh darah
rusak, beberapa respons ditunjukkan oleh tiap-tiap komponen hemostasis.
Respons pertama muncul dari pembuluh darah yang menyempit (vasokonstriksi)
untuk menanggapi gangguan keutuhan dindingnya. Penyempitan pembuluh darah
ini timbul akibat (1) spasme miogenik lokal, (2) autakoid jaringan, dan (3)
beberapa refleks tertentu. Respons ini berlangsung selama beberapa menit hingga
jam, waktu yang digunakan komponen hemostatik lain untuk berkerja melakukan
fungsinya.
Saat pembuluh darah rusak dan kehilangan keutuhan dindingnya, interaksi
antara platelet dan dinding pembuluh darah berubah dan memicu perlekatan
platelet pada struktur pos intima yang terpapar. Platelet yang melekat tersebut
menghasilkan ADP (adenosine diphosphate) dan juga menyebabkan platelet-
platelet lain menghasilkan ADP menyebabkan mereka berkumpul membentuk
agregat dan akhinya membentuk sumbat platelet (platelet plug). Sumbatan
platelet ini hanya mampu menutup perdarahan sementara waktu dan harus
diperkuat lagi oleh proses lebih lanjut yaitu pembentukan bekuan darah (clot)
yang akan memperkokoh penutupan kerusakan pembuluh darah. Dalam keadaan
normal, darah berada dalam sistem pembuluh darah, dan berbentuk cair. Keadaan
ini dimungkinkan oleh faktor hemostasis yang terdiri dari hemostasis primer,
hemostasis sekunder dan hemostasis tersier. Hemostasis primer terdiri dari
pembuluh darah dan trombosit, disebut hemostasis primer karena pertama terlibat
dalam proses penghentian darah bila terjadi perdarahan, diawali dengan
vasokontriksi pembilih darah dan pembentukan plak trombosit yang menutup
luka dan menghentikan perdarahan.