Anda di halaman 1dari 3

1.

Terdapat sebuah luteratus yang mengatakan bahwa bumi hidup 35 milyar tahun
yang lalu. Apakah terdapat bukti fosil yang ditemukan untuk membenarkan hal
tersebut? Terimakasih
Jawab:
Baik. Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan kepada kami. Literatur
yang mengatakan 35 milyar tahun kami tidak menemukan. Tapi literatur yang
mengungkap 3,5 milyar tahun yang lalu, itu ada bahwa ditemukan fosil yang
sudah berusia 3,5 milyar tahun. Hal ini dideskripsikan melalui penelitian yang
tercantum pada sebuah jurnal Science yang terbit pada tahun 1993 oleh J.William
Schopf yang merupapkan seorang ahli paleobiologi dari UCLA dan timnya.
mikroskopis di batuan berusia 3,5 miliar tahun adalah fosil tertua yang pernah
ditemukan di Australia, sekaligus bukti langsung mengenai kehidupan Bumi di
zaman purbakala. Fosil tersebut memiliki lebar sekira 10 mikrometer, delapan
kali lebih tipis dari rambut manusia. Sebuah penelitian baru, yang diterbitkan
dalam Prosiding National Academy of Sciences, menjelaskan 11 mikrofosil yang
membuktikan bahwa kehidupan di Bumi telah mulai sebelum 3,5 miliar tahun
silam.

2. Pada homo sapiens modern, untuk seni menggambar di dalam gua, mengapa para
ilmuwan atau penemu dapat menyimpulkan bahwa homo sapiens modern lah
yang menggambar seni tersebut di dalam gua?
Jawab:
Baik. Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan kepada kami. Menurut
kami, salah satu indikator yang ilmuan lihat dalam penetapan bahwa siapa yang
menggambar di dalam gua tersebut sehingga tercipta suatu karya seni adalah
dengan melihat ciri-ciri khusus dari pada homo sapiens modern tersebut. Dengan
membandingkan ciri-cirinya dengan fosil yang lain, yang mana yang paling
mungkin untuk melakukan dan membuat karya seni tersebut.

3. Bagaimana para ilmuwan itu memperkirakan suatu fosil itu misalkan sudah
beribu" tahun?
Jawab:
Para ilmuan dalam memperkirakan usia dari suatu fosil itu menggunakan
berbagai cara yang beragam. Bisa dengan metode penanggalan relatif,
menggunakan indeks fosil, kemudian dengan metode penanggalan radiometrik,
maupun dengan menggunakan alat elektronik canggih. Salah satu contohnya
adalah dengan metode penanggalan relatif. Sebagian besar fosil yang ditemukan
ditentukan umurnya dengan menggunakan metode penanggalan relatif. Caranya
adalah dengan membandingkan usia fosil dengan sesuatu yang berasal dari
periode waktu yang sudah diketahui.
Sebagai contoh, misalkan sebuah fosil T-rex ditemukan menempel di sebuah
lempeng batuan. Lalu setelah diselidiki, ternyata lempeng batuan tersebut sama
dengan batuan lain yang sudah ditemukan sebelumnya. Batuan lain tersebut
diketahui berasal dari periode waktu bernama zaman Maastrichtian. Nah, zaman
Maastrichtian diketahui terjadi sekitar 65-67 juta tahun yang lalu, maka
kesimpulannya adalah T-rex pasti hidup di periode waktu tersebut. Selesai deh.
Sederhana kan?

4. Bbbb

5. Mengapa Homo sapiens modern disebut juga manusia cro-magnon ?


Jawab:
Homo Cro Magnon atau biasa disebut dengan manusia modern Eropa awal
adalah kehadiran awal manusia modern secara yang ada di tanah Eropa. Istilah
“modern awal” biasanya diambil untuk memasukkan fosil-fosil dari Ahmariya,
Bohunicia, Aurignaca, Gravettia, Solutrea dan Magdalenia. Penggunaan kata Cro
Magnon sebagian besar kali setelah awal Aurignacia. Secara genetik, cro magnon
membentuk suatu masyarakat yang terisolasi antara 37 dan 14 ka. Yang
mencampurkan budaya mesolitik dari Timur Dekat dan Kaukasus. Manusia inilah
yang memasuki Eropa menggantikan neandhertal kuno yang hidup di Eropa
sekitar 400000 yang lalu menjadi 37.000 tahun yang lalu. Istilah Manusia Cro-
Magnon atau Cro-Magnons diambil dari tempat penampungan batu Cro-Magnon
di barat daya Prancis yang pertama kali ditemukan pada tahun 1868. Seorang
ilmuwan bernama Louis Lartet mengusulkan nama sains bernama Homo sapiens
fossilis untuk homo cro magnon.
6. Bbbb
7. Bbbb
8. Bbbb
9. Apa yang menyebabkan terjadinya well pada suatu spesies?
Jawab:
Baik. Terima kasih atas pertanyaannya. Menurut kami, well pada suatu
spesies bisa terjadi akibat dari faktor dari genetik serta dari lingkungan. Karna
setiap spesies akan memiliki well design masing-masing untuk bisa bertahan
hidup maupun mempertahakan fitness nya, jika tidak maka kepunahan bisa saja
terjadi. Setiap spesies akan ada di suatu lingkungan yang tepat sesuai dengan
fungsi well design yang dimiliki.
10.

Anda mungkin juga menyukai