732 2463 1 PB
732 2463 1 PB
Dampak Eksploitasi Minyak & Gas Bumi Pada Degradasi Biota Perairan
dan Penurunan Kualitas Air Permukaan
Abstrak
Kegiatan penambangan minyak dan gas bumi di Tuban Jawa Timur, menghasilkan limbah padat dan cair (air terproduksi)
memberikan dampak pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kualitas air permukaan di Sukowati, Mudi
dan CPA (Central Processing Area); dan menganalisis parameter biota perairan jenis dan indeks keanekaragaman biota di perairan
yang ada di sekitar lokasi. Metode pengumpulan data air sungai dan air drainase, menggunakan pengukuran langsung di lapangan (in-
situ). Pengarnbilan sampling menggunakan cara grab sampling. Data hasil analisa laboratorium selanjutnya dilakukan dibandingkan
dengan baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Jatim No. 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau
Kegiatan Usaha Lainnya. Parameter biota perairan pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan contoh plankton dan bentos
dìsungai, contoh plankton kemudian dianalisis di laboratorium. Data hasil analisis contoh air laut di laboratorium kernudian
dibandingkan dengan tolok ukur yaitu indeks keanekaragaman (H’) Shannon dan Wiener. Hasil perbandingan diuraikan secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air permukaan menimbulkan dampak yang meyebabkan penurunan kualitas air
permukaan di area plan Sukowati, Mudi, Lengowangi, dan CPA. Biota perairan di Sukowati hasil analisis menunjukan indeks diversity
antara 0,9039 - 2,9728. Beberapa lokasi menunjukan hasil indeks diversity berada di antara nilai 0 – 2, dimana menunjukan adanya
tekanan terhadap lingkungan. Hal ini karena adanya perubahan suhu musiman yang menyebabkan biota perarian kembali pada kondisi
awal pada saat kajian Initial Enviromnetal Examination (IEE). Penanggulangan dilakukan untuk meminimalisir terjadinya pencemaran
air permukaan di lokasi minyak dan gas bumi Tuban Jawa Timur. Mengatasi penurunan air permukaan dengan konservasi ekosistem
air permukaan di area plan Sukowati, Mudi, Lengowangi dan CPA secara teknis dan ekologi. Merupakan upaya dalam memperbaiki
daerah aliran sungai dan daerah sekitarnya agar dapat dimanfaatkan serta menjadi produktif.
Abstract
Oil and gas mining activities in Tuban, East Java, produce solid and liquid waste (produced water) that has an impact on
the environtment. This research has in view to: (1) investigate the surface water quality in Sukowati, Mudi and CPA (Central
Processing Area); and (2) investigate the parameters of aquatic species biota and the biota diversity index in the waters around the
location. Methods for collecting river water and air drainage data are using in-situ direct measurements around the location. The
sampling method investigated in the study is grab sampling method. Laboratory analysis data will be compared with quality standard
in accordance with East Java Governor's Regulation No. 72 of 2013 concerning Wastewater Quality Standards for Industry and / or
Other Business Activities. Data collection for the parameters of aquatic biota is done by taking plankton and benthic samples in the
river, then plankton samples are investigated in the laboratory. The result of the analysis of seawater samples in the laboratory are
then compared with the benchmarks namely Shannon and Wiener diversity index (H’). The results of the comparison are described
descriptively. The result showed that surface water had an impact which caused a decrease in surface water quality in the plant area
Sukowati, Mudi, Lengowangi and CPA. The result of aquatic biota analysis in Sukowati showed diversity index between 0.9039 -
2.9728. Several locations showed diversity index result between 0 – 2,which indicates a pressure on the environment. This is caused
by changes in temperature which causes aquatic biota to return to the initial conditions at the time of the Initial Environmental
Examination (IEE) assessment. Improvement effort must be made on the watershed and surrounding areas so that they can be cultivated
and become productive land, such as: Countermeasures must be taken to decrease surface water pollution at the Tuban East Java oil
and gas area, and also overcoming surface water subsidence by technically and ecologically conserving surface water ecosystems in
the Sukowati, Mudi, Lengowangi and CPA plant areas.
− 17 −
Dampak Eksploitasi Minyak & Gas Bumi Pada Degradasi Biota Perairan
dan Penurunan Kualitas Air Permukaan
sungai dan biota perairan. Sungai merupakan suatu alamiahnya, perlu dilakukan pengelolaan dan
ekosistem yang sangat komplit dan dinamis. pengendalian pencemaran air secara bijaksana
Keberadaan air sungai ditentukan oleh faktor biotik (Hendrawan, 2005). Dengan didapatinya fakta
dan abiotik, sehingga apabila ia terganggunya dilapangan tentang menurunnya kualitas air
kualitasnya yang disebabkan perubahan ekosistem permukaan akibat industri migas, yang berdampak
dalam perairan, maka akan menimbulkan pada sekitar area sungsi area CPA, Mudi PAD B,
pencemaran. Pembuangan limbah industri dapat Mudi PAD C, Sukowati PAD A, Sukowati PAD B
menyebabkan degradasi kualitas air. dan Lengowangi. Perlu dilakukan konservasi air
Degradasi kualitas air dapat terjadi akibat melalui pengelolaan yang efektif dan penggunaan
adanya perubahan parameter kualitas air. Perubahan yang efisien untuk mengurangi volusi dan
tersebut dapat disebabkan oleh adanya aktivitas pencemaran sumber daya air akibat limbah industri
pembuangan limbah, baik limbah pabrik/industri, migas. Konservasi air dapat dilakukan dengan
pertanian, maupun limbah domestik dari suatu meningkatkan pemanfaatan komponen hidrologi
pemukiman penduduk ke dalam badan air suatu berupa air permukaan dan air tanah serta
perairan. Perairan merupakan satu kesatuan meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi
(perpaduan) antara komponen-komponen fisika, (Subagyono, 2007). Oleh karena itu, tujuan dari
kimia dan biologi dalam suatu media air pada penelitian ini adalah (1) menganalisis kondisi
wilayah tertentu. Ketiga komponen tersebut saling kualitas air permukaan di Sukowati, Mudi dan CPA
berinteraksi, jika terjadi perubahan pada salah satu (Central Processing Area); dan (2) menganalisis
komponen maka akan berpengaruh pula terhadap Parameter biota perairan jenis dan indeks
komponen yang lainnya (Basmi, 2000). Menurunnya keanekaragaman biota di perairan yang ada di sekitar
kualitas air dapat terjadi karena adanya pencemaran lokasi. Kualitas air permukaan harus memenuhi
di badan air, yang diakibatkan oleh limbah yang standar pembuangan limbah cair Keputusan Kepala
masuk ke badan air dan berdampak terhadap Dinas Penenaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu
kesehatan serta menurunnya ekosistem air. Perairan no. 660/01/IPLC/412.216/2018 (sukowati PAD A
sungai area CPA, Mudi PAD B, Mudi PAD C, dan Sukowati PAD B) dan Keputusan Kepala Badan
Sukowati PAD A, Sukowati PAD B dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban no.
Lengowangi yang mempunyai aktivitas 188.45/84/KPTS/414.105/2016. Data hasil analisa
perindustrian di daerah sekitar alirannya. Dampak laboratorium selanjutnya dilakukan dibandingkan
dari limbah industri mengakibatkan penurunan dengan baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Jatim
kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, No. 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
sumberdaya air yang pada akhirnya akan Hasil analisis dan regulasi sesuai baku mutu akan
menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk memberikan efek yang baik bagi keseimbangan
menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi lingkungan disekitar area migas.
bentos dìsungai. Contoh plankton kemudian
II. Metode Penelitian dianalisis di laboratorium.
Penelitian ini dilakukan pada lokasi Data hasil analisis contoh air laut di
pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi laboratorium kernudian dibandingkan dengan tolok
Tuban Jawa Timur. Data primer diperoleh dengan ukur yaitu indeks keanekaragaman (H’) Shannon
cara: (1) melakukan pengukuran kualitas air, lokasi dan Wiener. Parameter Pematauan mengguna-kan
sampling air permukaan 6 titik, air drainase 7 titik. jenis dan indeks keanekaragaman biota di perairan
Pemantauan kualitas air permukaan 1 bulan sekali yang ada di sekitar lokasi. Waktu dan frekuensi
selama enam bulan. Parameter kualitas air yang pemantauan biota perairan di setiap 6 (enam) bulan
dianalisis BOD5, COD,TSS, Oil and Grease, pH. sekali.
Parameter air drainase Total Organic Compound Hasil perbandingan diuraikan secara des-
(TOC) dan Oil and Grease. Selanjutnya sampel- kriptif. Penelitian dilaksanakan di Badan Air
sampel tersebut dianalisa di laboratorium, Permukaan yang terletak di lingkup wilayah
pengukuran sampel air dilakukan berdasarkan Lapangan MIGAS Tuban. Lokasi kegiatan
metode gravimetri sesuai dengan American Public pengembangan lapangan minyak dan gas bumi yang
Health Association (APHA) 21st Edition (APHA, dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi Tuban East
2005); dan (2) Pengumpulan data biota perairan Java dan PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field,
dilakukan dengan pengambilan contoh plankton dan secara administratif terletak di Kecamatan
− 18 −
Jurnal OFFSHORE, Volume 4 No. 1 Juni 2020 : 17 ─27 ; e -ISSN : 2549-8681
Bojonegoro dan Kecamatan Kapas yang masuk Hidup No. 19 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air
dalam wilayah Kabupaten Bojonegoro serta Limbah Bagi Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas.
Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, Semanding,
dan Palang yang masuk dalam wilayah Kabupaten III. Hasil dan Pembahasan
Tuban. Sedangkan sumur produksi Lengowangi 1. Kualitas Air Permukaan
terletak di Kecamatan Manyar dan Kecamatan Suci, Hasil pemantauan kualitas air permukaan
Kabupaten Gresik. dilakukan evaluasi tingkat kekritisan kualitas air
Interpretasi data dilakukan secara deskriptif drainase tahun 2018 di area CPA, Mudi PAD B,
untuk mengetahui dan men-dapatkan gambaran Mudi PAD C, Sukowati PAD A, Sukowati PAD B
mengenai kondisi kualitas air permukaan, dengan dan Lengowangi 2. Kualitas air permukaan dibagi
mem-bandingkan hasil pengukuran dan baku mutu menjadi air permukaan (air sungai) dan air drainase.
Kualitas air permukaan Peraturan Pemerintah Evaluasi kecenderungan pada 2 (dua) tahun terakhir
Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang dilakukan pada beberapa parameter utama dan
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian parameter kritis, seperti pada tabel 1 kualitas air
Pencemaran Air dan Peraturan Menteri Lingkungan permukaan dan tabel 2 kualitas air drainase.
Pemantauan kualitas air permukaan dilakukan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82
secara berkala setiap 6 (satu) bulan sekali. Hasil Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
pemantauan air permukaan akan dibandingkan Pengendalian Pencemaran Air.
dengan baku mutu yang dipersyaratkan dalam
Sedangkan pemantauan kualitas air drainase kualitas air permukaan (air sungai) tersebut antara
dilakukan secara berkala setiap 1 (satu) bulan sekali. lain BOD5, COD, pH,
Hasil pemantauan air permukaan akan dibandingkan Parameter-parameter kualitas air drainase
dengan baku mutu yang dipersyaratkan dalam A, Sukowati Pad B, Mudi Pad A, Mudi Pad B, dan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun Lengowangi 2. Kualitas air sungai disuatu daerah
2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia,
Minyak dan Gas Serta Panas. Parameter-parameter khususnya yang berada di sekitar sungai dilakukan
dalam rentan waktu 2 tahun terkahir, yaitu pada
− 19 −
Dampak Eksploitasi Minyak & Gas Bumi Pada Degradasi Biota Perairan
dan Penurunan Kualitas Air Permukaan
tahun 2017 hingga 2018. Hasil pemantauan BOD5 Evaluasi kecenderungan dan tingkat
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. kekritisan untuk parameter BOD5 dilakukan dalam
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air rentan waktu 2 tahun terkahir, yaitu pada tahun 2017
dan Pengendalian Pencemaran Air. adalah Oil and hingga 2018. Hasil pemantauan BOD5 pada tahun
Grease, dan TOC. Evaluasi dari masing-masing 2018 ini berada pada kisaran <2 –21 mg/L. Hasil
parameter sebagai berikut: tersebut masih di bawah baku mutu yang
dipersyaratkan dalam Peraturan Pemerintah
a. Air Permukaan (air sungai)
Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 yaitu 30
Sungai merupakan salah satu wadah tempat mg/L. Kecenderungan dari hasil pemantuan dari
berkumpulnya air dari suatu kawasan. Air tahun 2017-sekarang cenderung fluktuatif, seperti
permukaan atau air limpasan mengalir secara yang ditunjukan pada Gambar 1.
grafitasi menuju tempat yang lebih rendah (Asdak, Berdasarkan pemantauan dari tahun 2015 –
C., 1995). Air permukaan (air sungai) dilakukan tahun 2018, tingkat BOD5 cenderung fluktuatif,
pemantauan pada sungai/rumen yang berada di area namun tidak mengalami kenaikan maupun
sekitar CPA, Sukowati Pad(Ibisch, dkk, 2009). Hasil penurunan yang signifikan. Nilai maksimum
evaluasi sebagai berikut: kenaikan BOD5 paling tinggi masih pada kisaran 28
mg/L (masih sekitar 90% dari baku mutu) pada April
BOD5 2017.
− 20 −
Jurnal OFFSHORE, Volume 4 No. 1 Juni 2020 : 17 ─27 ; e -ISSN : 2549-8681
rentang waktu 2 tahun terkahir, yaitu pada tahun Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 yaitu 50
2017 hingga sekarang. Hasil pemantauan COD pada mg/L. Kecenderungan dari hasil pemantuan dari
tahun 2018 ini berada pada kisaran 10 – 46 mg/L. tahun 2017 - sekarang cenderung fluktuatif, seperti
Hasil tersebut masih di bawah baku mutu yang yang yang ditunjukan pada Gambar 2.
dipersyaratkan dalam Peraturan Pemerintah
− 21 −
Dampak Eksploitasi Minyak & Gas Bumi Pada Degradasi Biota Perairan
dan Penurunan Kualitas Air Permukaan
b. Air drainase pada tahun 2018 ini berada pada kisaran <1 mg/L.
Air drainase dilakukan pemantauan pada Hasil tersebut masih di baku mutu yang yang
drainasi yang berada di area CPA, Sukowati Pad A, dipersyaratkan dalam Peraturan Gubernur Jawa
Sukowati Pad B, Mudi Pad B, Mudi Pad C, Timur No. 72 Tahun 2103 yaitu 15 mg/L.
Lengowangi 1, dan Kecenderungan dari hasil pemantuan dari tahun
Lengowangi 2. Hasil evaluasi sebagai berikut : 2017. pada kisaran <1 mg/L. Hasil tersebut masih di
baku mutu yang yang dipersyaratkan dalam
Minyak dan Lemak (Oil and Grease) Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2103
Hasil Evaluasi kecenderungan dan tingkat kekritisan yaitu 15 mg/L. Kecenderungan dari hasil pemantuan
untuk parameter Oil and Grease dilakukan dalam dari tahun 2017 - sekarang cenderung konstan,
rentan waktu 2 tahun terkahir, yaitu pada tahun 2017 seperti yang ditunjukan pada Gambar 5.
hingga sekarang. Hasil pemantauan Oil and Grease
− 22 −
Jurnal OFFSHORE, Volume 4 No. 1 Juni 2020 : 17 ─27 ; e -ISSN : 2549-8681
Total Organic Compound (TOC) tersebut masih di bawah baku mutu yang
Evaluasi kecenderungan dan tingkat kekritisan untuk dipersyaraatkan pada Peraturan Gubernur Jawa
parameter TOC dilakukan dalam rentan waktu 2 Timur yaitu 110 mg/L. Kecenderungan dari hasil
tahun terkahir, yaitu pada tahun 2017 hingga pemantuan dari tahun 2017 - sekarang cenderung
sekarang. Hasil pemantauan TOC pada tahun 2018 fluktuatif dan tidak mengalami kenaikan ataupun
ini berada pada kisaran 1,61 – 7,28 mg/L. Hasil penurunan yang signifikan, seperti yang ditunjukan
pada Gambar 5.
− 23 −
Dampak Eksploitasi Minyak & Gas Bumi Pada Degradasi Biota Perairan
dan Penurunan Kualitas Air Permukaan
sedangkan sampel bentos diambil dengan cara Benthos memiliki peran yang cukup besar dalam
pengambilan langsung sampel sedimen yang menguraikan material organik yang jatuh ke dasar
kemudian diayak menggunakan saringan ukuran 0,1 perairan. Berdasarkan kemampuan adaptasinya
- 0,2 cm. Kemudian, sampel sampel tersebut dibawa terahadap perubahan lingkungan dan keberadaannya
ke laboratorium untuk di-identifikasi dan dihitung relatif menetap pada habitat, maka bentos dapat
keanekaragaman jenisnya. Penghitungan keaneka- dijadikan sebagai indikator perairan karena mem-
ragaman (diversity) dan tingkat kemantapan punyai sifat spesifik terhadap perubahan kualitas
(equitability) biota perairan menggunakan indeks perairain. Keberadaan bentos di perairan banyak
keanekaragaman Shannon-Wiener, sedangkan dipengaruhi oleh faktor fisik (seperti tipe substrat,
indeks dominansi (dominancy) menggunakan Indeks kekeruhan, arus, kedalaman dan suhu), faktor kimia
Simpson. (pH).
Indeks Keanekaragaman : Biota perairan dapat menjadi indikator
𝑛𝑖 𝑛𝑖 keberhasilan dari pengelolaan lingkungan yang telah
𝐻 ′ = − ∑ 𝑁 + 𝑙𝑛 𝑁 ……………………………(3.1) dilaksanakan. Kecenderungan indeks diversity
menunjukan stabil. Namun pada semester II tahun
dimana : ni = jumlah individu jenis
2018 cenderung mengalami penurunan karena
N = jumlah total individu
perubahan suhu yang terjadi setiap musimnya. Hal
Biota Perairan tersebut mengakibatkan penurunan biota perairan
Biota perairan merupakan indikator ke level baseline (kajian IEE) sebelum
keberhasilan pengelolaan lingkungan. Biota perairan pembangunan FSO Cinta Natomas (sekarang
yang bisa menjadi indikasi antara lain adalah FSO Challenger). kecenderungan indeks
plankton dan benthos. Plankton adalah organisme
diversitas plankton dan benthos (biota air) pada
kecil/ mikroskopis yang hidup melayang-layang di
perairan dan berperan sebagai produsen ekosistem
area sekitar FSO Challenger.
perairan. Plankton terdiri dari fitoplankton dan Hasil Pemantauan Biota Perairan
zooplankton. Fito-plankton adalah plankton yang Pemantauan biota perairan dilakukan
menyerupai tumbuhan sehingga mampu melakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali dari
fotosintesis dan menjadi pensuplai oksigen terlarut hasil analisa ini selanjutnya digunakan untuk
di perairan. Sedangkan zooplankton adalah plankton
mengetahui jenis dan keanekaragaman biota
yang menyerupai hewan, pemanfaat langsung
fitoplankton dan merupakan produsen sekunder perairan. Tabel 4 dan Tabel 5 menunujukan hasil
perairan. Sedangkan Benthos merupakan inver- pemantauan biota perairan di sekitar FSO
tebrata dasar perairan dengan pergerakan relatif Challenger dengan baku mutu air sungai kelas
lambat dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh II.
kondisi substrat dasar, arus dan kualitas perairan.
*Ket: N= Kelimpahan individu (individu/L); H’ = Indeks diversitas; C= indeks dominansi; E= indeks keseragaman.
− 24 −
Jurnal OFFSHORE, Volume 4 No. 1 Juni 2020 : 17 ─27 ; e -ISSN : 2549-8681
Hasil pemantauan menunjukan indeks industri di sekitar area lapangan minyak dan gas
diversity antara 0,9039 - 2,9728. Beberapa lokasi bumi Tuban Jawa Timur. Pada prinsipnya ada 2
menunjukan hasil indeks diversity berada di antara (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
nilai 0 – 2, dimana menunjukan adanya tekanan penanggulangan secara teknis dan non teknis.
terhadap lingkungan. Lokasi tersebut antara lain penanggulangan secara teknis bersumber pada
Desa Karangagung Keramba 2, Up Stream (250 m perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
before FSO), Mix Point FSO, Pipe Line Keramba, misalnya dengan mengubah proses, mengelola
Sungai dekat Mudi PAD B, Sungai dekat Mudi PAD limbah atau menambah alat bantu yang dapat
C, Sungai dekat Sukowati A, Sungai dekat Sukowati mengurangi pencemaran. Penanggulangan secara
B, dan Rumen near Lengowangi 2. Hal ini karena non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi
adanya perubahan suhu musiman yang menyebab- pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
kan biota perarian kembali pada kondisi awal. peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur dan mengawasi segala macam bentuk
Degradasi Air Permukaan kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi
Kerentanan air permukaan terhadap pen- pencemaran (Warlina, 2004).
cemaran di sungai-sungai area migas CPA, Sukowati Menurut Agustiningsih et.al (2012) Aspek
Pad A, Sukowati Pad B, Mudi Pad B, Mudi Pad C, sosial kelembagaan menjadi aspek prioritas dalam
Lengowangi 1, dan Lengowangi 2. Menimbulkan
pengendalian pencemaran air dikarenakan peman-
penurunan kualitas air dan berdampak pada saat faatan sumber daya alam dan kualitas lingkungan
kualitas badan air sudah tercemar antara lain: 1. berkaitan dengan pola perilaku masyarakat di
Penurunan fungsi dari badan air yang berakibat pada sekitarnya. Aspek managemen perencanaan menjadi
penurunan kualitas dan kuantitas dari badan air 2. aspek prioritas kedua. Hal ini mengindikasikan
Menurunnya ekosistem air yaitu biota air sudah bahwa dalam strategi pengendalian pencemaran air
mengalami perubahan 3. Semakin mahalnya biaya diperlukan suatu instrumen kebijakan yang dijadikan
untuk pengolahan air (Lillesand & Kiefer, 1990). pedoman dalam pengendalian pencemaran termasuk
Dari hasil analisis Pada air drainase, hasil penelitian pembagian peran antar instansi terkait. Aspek
menunjukkan bahwa pemantauan di area CPA, ekologi menjadi prioritas ketiga, bahwa dalam
Sukowati Pad A, Sukowati Pad B, Mudi Pad B, Mudi
melakukan upaya pencegahan pencemaran air dapat
Pad C, Lengowangi 1, dan Lengowangi 2. Analisis dilakukan melalui perbaikan kualitas lingkungan
parameter dari Oil and Grease <1 mg/L dan TOC sekitar sumber air.
1,61 – 7,28 mg/L. parameter tersebut masih di bawah
baku mutu. Untuk menjaga kualitas air agar tetap Ucapan Terimakasih
pada kondisi alamiahnya, perlu dilakukan Penulis mengucapkan terimakasih kepada
pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara Dosen matakuliah Konservasi Ekosistem Prof. Dr
bijaksana. Suratman M.Sc yang telah membimbing saya dalam
penulisan jurnal ini, PT Pertamina EP dan PHE
Konservasi Ekosistem Air Permukaan Tuban Jawa Timur yang sudah memberikan
Dengan didapatinya fakta di lapangan tentang kesempatan pada penulis melakukan penelitian.
menurunnya kualitas air akibat pencemaran limbah
− 25 −
Dampak Eksploitasi Minyak & Gas Bumi Pada Degradasi Biota Perairan
dan Penurunan Kualitas Air Permukaan
− 26 −
Jurnal OFFSHORE, Volume 4 No. 1 Juni 2020 : 17 ─27 ; e -ISSN : 2549-8681
− 27 −