Sap Hiv
Sap Hiv
Kasus
Di Kecamatan Andir dimana terdapat perempuan maupun laki-laki yang terjangkit HIV
yang diteliti mengenai pengetahuannya tentang HIV dan sikap maupun tindakan pemakaian
kondom. Telah didapat bahwa kebanyakan penderita HIV kurang mengetahui cara penularan
HIV, dan jarang memakai kondom secara benar
A. Faktor Predisposisi
1. Riwayat Keperawatan
Pada penderita HIV rata-rata Pada penderita HIV rata-rata berumur 21-35 tahun
dan yang termuda di dominasi oleh perempuan. Para penderita tidak mengetahui
seluruhnya seluruhnya mengenai mengenai penyakit tersebut, tersebut, kebanyakan
mereka hanya tahu penuluran HIV melalu hubungan seks, mereka juga jarang
menggunakan kondom saat melayani para konsumennya karena mereka percaya bahwa
pemakaian kondom saat berhubungan seksual akan mengurangi hasrat saat berhubunga.
Rata-rata pendapatan mereka hanya digantungkan pada pekerjaan seperti itu. Dan tidak
dukungan dari keluarga untuk menghentikan perilakunya.walaupun ada itu hanya
sementara.
2. PengkajianFisik
Para pekerja seksual rata-rata dalam kondisi sehat hanya keseringan mereka
terjangkit flu setiap satu bulan sekali. Mereka mampu melakukan aktivitas biasa pada
siang hari layaknya orang biasa.
3. Kesiapan belajar
Mereka rata-rata memiliki waktu luang pada pagi hingga siang hari karena pagi
hari pun beberapa masih beberapa masih ada yang istirahat dan hanya ada sedikit orang
yang terlihat tidak siap tidak siap secara emosi, kognitif. Tetapi dari kebanyakan mereka
bersemangat mengenai pemberi informasi yang berkaitan dengan kesehatan mereka,
mereka tertarik akan informasi yang diterimanya selama ini.
4. Pengkajian Motivasi
Walaupun informasi yang mereka dapat mengenai apapun diluar lingkup
kesehatan, terlihat semangat dan keingin tahuan yang tinggi. Dibuktikan dengan setiap
adanya acara seminar di ruang serbaguna.
5. Kemampuan Membaca
Hampir 90% mereka dapat membaca tetapi jarang membaca bacaan yang sifatnya
informatif, mereka lebih tertarik membaca majalah gosip.
B. Faktor Enabling
Terdapat puskesmas di kecamatan Andir, tapi para penderita HIV jarang memeriksaan
diri ke puskesmas karena para penderita menganggap bahwa jika para petugas kesehatan di
puskesmas tahu mengenai penyakitnya,.Para penderita akan dikucilkan. Para penderita hanya
memberi tahu mengenai penyakitnya jika Tenaga kesehatan datang ke daerahnya untuk
melakukan survei dan pendidikan kesehatan kepada para penderita secara tertutup. Sarana dan
fasilitas pada puskesmas juga lengkap, petugas kesehatan di Puskesmas tersebut sangat ramah
dan komunikatif.
Jarak antara puskesmas dengan rumah warga itu terbilang dekat, dibutuhkan waktu 10-
15 menit jalan kaki. Puskemas tidak menyediakan kondom untuk warga, jauhnya jarak toko yang
menjual kondom dengan rumah warga, yaitu berkisar 5 km.
C. Faktor Penguat
Dari kasus yang diangkat didapat bahwa pendidikan kesehatan di kecamatan tersebut
masih belum mendapat dukungan yang baik. Dari setiap lapisan masyarakat masih belum
mengetahui pentingnya pengetahuan mengenai HIV AIDS dan bagaimana cara penularan dan
cara pencegahannya. HIV AIDS masih menjadi hal yang tabu dan menjadi hal dianggap sebagai
penyakit yang hanya menjangkit kelompok tertentu, padahal HIV AIDS ini dapat menjangkit
pada siapa saja yang memiliki resiko menjangkit pada siapa saja yang memiliki resiko terkena
HIV AIDS. kena HIV AIDS.
Di kecamatan tersebut terdapat pelayanan kesehatan berupa puskesmas, dari data yang
didapat bahwa jarangnya adanya promosi kesehatan mengenai HIV AIDS. Hal tersebut
membuktikan bahwa kurangnya dukungan dari pelayanan kesehatan sehingga angka penderita
penderita HIV AIDS meningkat meningkat dari tahun ke tahun. Dalam hal tersebut bukan hanya
instansi-instansi saja yang melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat namun perawat,
dokter, dan tim kesehatan lain memiliki peran penting dalam penyampaian informasi mengenai
HIV mengenai HIV AIDS, disinilah pentingnya ada inisiatif yang tinggi. Tingkat kepedulian
inilah yang sangat mempengaruhi adanya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap HIV
AIDS.
Bukan hanya dari lingkugan kesehatan saja yang berperan penting, namun lingkungan
masyakat dan pergaulan lebih mendominasi adanya perilaku yang dapat beresiko tinggi terhadap
penyebaran HIV AIDS ini. Dengan kehidupan kecamatan tersebut didapat bahwa para remaja
yang banyak terjerembab dalam pergaulan bebas. tingginya perilaku seks bebas dan perilaku
lainnya yang beresiko tinggi penularan HIV AIDS. Kurangnya perhatian dan kesadaran dari
masyarakat itu sendiri, tingkat pendidikan yang rendah, lingkungan keluarga dan individualisme
yang tinggi. Selain itu kurangnya perhatian khusus dari pemerintah dari daerah tersebut.
Masyarakat menganggap bahwa penderita HIV AIDS harus dihindari, hal tersebut menyebabkan
kurangnya dukungan terhadap penderita sehingga para penderita merasa terdiskriminasi yang
membuat penderita terkucilkan.
Diagnosa
2. Penyebab
AIDS diebabkan oleh suatu jenis Retrovirus yang disebut Human Deficiency Virus atau
disingkat menjadi HIV
Apakah HIV itu?
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang system kekebalan
tubuhmanusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-
sel darahputih yang bertugas menangkal infeksi. Sasaran penyerangan HIV adalah sistem
kekebalan tubuh, terutama sel-sel limfosit T4. atau disebut juga CD4-T. Selama terinfeksi,
limfosit menjadi media pengembangbiakan virus. Jika sel-sel limfosit T4 mati, virus akan
dengan bebas menyerang selsel limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan
tubuh akan semakin menurun. Akhirnya, sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh. Ini
akan membuat kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut infeksi oportunistis/infeksi
mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh penderita. Bahkan, kuman-kuman lain yang
jinak tiba-tiba bisa menjadi ganas. Kuman itu bisa berupa virus lain, bakteri, mikroba, jamur,
ataupun mikroorganisme patogen lainnya. Jika sudah begitu, penderita bisa saja meninggal
karena TBC, diare, kanker kulit, infeksi jamur, dll.
b. Gejala minor
a) Pada orang dewasa:
- Batuk lebih dari satu bulan
- Dermatitis pruritus umum
- Herpes zoster rekuren
- Kandidiasis orofaring
- Limfadenopati umum
- Herpes simplex diseminata kronis progresif
b) Pada anak
- Limfadenopati umum
- Kandidiasis orofaring
- Infeksi umum yang terulang(otitis,faringitis, dsb)
4. Cara penularan
a. Melalui hubungan seksual dengan seorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa memakai
kondom
b. Melalui transfuse darah atau alat-alat yang telah tercemar HIV
c. Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya atau kepada bayi
yangdisusuinya
d. Melalui pemakaian jarum suntik yang bergantian
6. Tes HIV
Jenis tes apa saja yang dapat mendeteksi infeksi HIV ?Beberapa tes yang sering dipakai
untuk menguji antibody HIV adalahELISA, LATEXAGLUTINATION, WESTERN BLOT.
Apabila hasil tes ELISA atau LATEXAGLUTINATION menunjukkan seseorang terinfeksi
HIV hasilnya perlu dikonfirmasikan dengan tesWSTERB BLOT sebelum dipastikan sebagai
HIV positif. Tes tertentu juga dapat dilaksanakan nuntuk menguji antigen HIV, yaitu tes
antigen p 24 ataupolymerase cain reaction (PCR). PCR ini hanya dipakai untuk penelitian
kasus-kasus yang sulit dideteksi dengan tes antibody. Misalnya untuk tes pada bayi yang
lahir dari ibu HIV positif dankasus-kasus yang diperkirakan berada dalam window period.
7. Pencegahan HIVAIDS
Bagaimana cara mencegah penularan HIV lewat hubungan seks ?
Untuk mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual ada 3 cara, yaitu :
a. Abstinence : puasa, tidak melakukan hubungan seks terutama bagi remaja yang
belum menikah.
b. Be Faithful (setia) : Melakukan prinsip monogamy yaitu tidak berganti-ganti
pasangan dan saling setia pada pasangannya.
c. Condom : Untuk melakukan hubungan seksual yang mengandung resiko,
dianjurkan melakukan seks aman termasuk menggunakan kondom.
8. Pengobatan
Sementara ini pengobatan untuk AIDS masih bersifat memperpanjang hidup dan
memperbaikikualitas hidupnya. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat membasmi HIV.
Walaupundemikian, akhir-akhir ini terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan
pertumbuhan HIV dan dianggap potensial untuk mengatasi AIDS
Ada beberapa jenis obat yang diperlukan ODHA yaitu:
a. Obat penghambat HIV berkembang biak atau disebut obat golongan anti retroviral.
b. Obat anti jamur
c. Obat untuk kanker Kaposi
d. Obat untuk tuberculosis
e. Obat untuk penyakit Cytomegalovirus yang menyerang retina.
f. Obat untuk pneumonia.
g. Obat-obatan untuk penyakit infeksi lainnya.
h. Obat-obatan untuk mencegah timbulnya atau kambuhnya beberapa penyakit infeksi.