Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN TIME

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DELIVERY


DI YOGYAKARTA

JURNAL

Ditulis oleh :

Nama : ILHAM FAIZIN ANANTAMA


No. Mahasiswa : 133 11 398
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Operasional

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2017
1

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN TIME


TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DELIVERY
DI YOGYAKARTA

Oleh :
ILHAM FAIZIN ANANTAMA
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Total Quality Management


terhadap kinerja Delivery dan mengetahui pengaruh Just in Time terhadap kinerja Delivery
pada perusahaan delivery di Yogyakarta. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh seluruh perusahaan delivery di Yogyakarta. Sedangkan metode pengambilan sampel
menggunakan metode Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu, yaitu termasuk dalam 3 perusahaan delivery terpopuler di Yogyakarta
yaitu JNE, PT. Pos Indonesia dan TIKI dengan jumlah sampel 30 responden. Metode analisis
data meliputi Analisis Deskriptif, dan Analisis Kuantitatif dengan teknik Analisis Regresi
Linier Berganda.
Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikansi secara
bersama-sama variabel Total Quality Management dan Just in Time terhadap Perusahaan
Delivery di Yogyakarta. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,587 dapat dijelaskan
sebesar 58,7% oleh variabel Total Quality Management dan Just in Time serta sisanya sebesar
41,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian. Sedangkan
pengujian secara parsial Total Quality Management dan Just in Time berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan delivery di Yogyakarta. Hal ini berarti jika Total
Quality Management dan Just in Time meningkat maka kinerja perusahaan juga akan
meningkat.

Kata Kunci : Total Quality Management, Just in Time, Kinerja Perusahaan

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Total Quality Management on Delivery
performance and to know the effect of Just in Time on Delivery performance at delivery company in
Yogyakarta. The population used in this research is all the whole delivery company in Yogyakarta.
While the sampling method using purposive sampling method is a sample determination technique
with certain considerations, which is included in the 3 most popular delivery companies in Yogyakarta
that is JNE, PT. Pos Indonesia and TIKI with a sample of 30 respondents. Methods of data analysis
include Descriptive Analysis, and Quantitative Analysis with Multiple Linear regression Analysis
technique.
The results of the research found that there is a positive influence and significance together variable
of Total Quality Management and Just in Time to Company Delivery in Yogyakarta. While the
coefficient of determination of 0.587 can be explained by 58.7% by the variable Total Quality
Management and Just in Time and the balance of 41.3% is explained by other variables not included
in the research model. While partial testing Total Quality Management and Just in Time have a
positive and significant impact on the performance of delivery companies in Yogyakarta. This means
2

that if Total Quality Management and Just in Time increase then the company's performance will also
increase.

Keywords : Total Quality Management, Just in Time, Delivery Performance

A. PENDAHULUAN
Persaingan yang sangat ketat ini memaksa perusahaan untuk menjadi yang paling
baik dari yang terbaik untuk dapat bertahan di era globalisasi ini. Salah satu cara yang
dapat ditempuh oleh perusahaan untuk dapat menjadi yang terbaik adalah dengan memiliki
corporate strategy yang baik sehingga dapat memperoleh competitive advantage. Agar
dapat bersaing dan unggul, maka salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh perusahaan
industri adalah mengadopsi dan menerapkan praktek pengelolaan operasi perusahaan yang
terbaik. Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan
dalam lingkungan yang dinamis dan merespon secara proaktif perubahan tersebut melalui
perbaikan terus-menerus fungsi operasinya untuk mencapai kinerja yang lebih berkualitas
atau superior (Munizu, 2010).
Dalam bisnis ekspedisi, salah satu faktor yang menjadi perhatian serius adalah
kinerja delivery. Milgate (2001) mengungkapkan bahwa terdapat empat variabel yang
terbagi ke dalam dua kategori utama yaitu speed dan reliability. Dalam kategori pertama
adalah order fulfillment, time for complete order. Dalam kategori kedua adalah percentage
of late delivery, how badly customers were inconvinient about lateness. Tetapi pada
kategori kedua, Milgate (2001) menambahkan bahwa late delivery diartikan secara lebih
luas hingga mencakup service level. Ahad dan Schroeder (2001) menambahkan bahwa
faktor – faktor yang mempengaruhi delivery performance antara lain : product
customization, production instability, size of the organization, JIT, and TQM.
TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi masa kini
untuk memperbaiki kualitas produknya, menekan biaya produksi dan meningkatkan
produktivitasnya. Implementasi TQM juga berdampak positif terhadap biaya produksi dan
terhadap pendapatan (Gaspersz, 2005). Bukti lain juga menunjukkan bahwa perusahaan
yang mengejar praktek terbaik TQM dapat mencapai keuntungan yang lebih tinggi dan
cashflowsnya sebaik nilai pemegang saham yang lebih besar (Corbett dan Rastrick, 2000).
Dengan diterapkannya teknik Total Quality Manajemen (TQM) dapat membantu
meningkatkan kepuasan konsumen, kepuasan karyawan, dan produktivitas sehingga
karyawan lebih terpacu didalam mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan proses
pengiriman serta mampu untuk mengurangi kerusakan dan memastikan bahwa operasi
perusahaan berjalan lebih efisien, dan lebih menekankan pada produk dan pelanggan
(Banker dan Schroerder, 1993). Dengan demikian filosofi Total Quality Manajemen
(TQM) membuat karyawan untuk lebih bertanggungjawab didalam mengontrol kualitas.
Sistem JIT digerakkan oleh permintaan produk akhir, dimana setiap item
diproduksi, dibuat dan dikirim dalam jumlah yang dibutuhkan JIT untuk memenuhi
permintaan pada tahap selanjutnya dari rantai suplai atau pasar (Sadhwani, et al., 1985).
Bentuk idealnya, JIT mengintegrasikan seluruh pemasaran rantai pasokan, distribusi,
pelayanan pelanggan, pembelian dan fungsi pelayanan jasa ekspediasi kedalam satu
proses terkontrol. JIT memperbaiki koordinasi diantara layanan customer servic, jaringan
suplai dan distribusi. Selanjutnya JIT mensyaratkan layanan transaksi pengiriman barang
dan delivery produk tertentu dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan pada waktu yang
tepat yang dibutuhkan, mengikuti spesifikasi kualitas setiap saat dan meminimalkan biaya
rantai suplai total dengan mengeliminasi pemborosan dari sistem delivery dan produksi
anggota rantai pasokan. Tidak ada kerusakan, cacat atau pengiriman yang tidak lengkap
3

dan kepastian dalam kuantitas bahan yang datang dan produk yang keluar (Germain, et al.,
1994).
Berdasarkan fenomena tersebut maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian
ini adalah bagaiamana pengaruh Total Quality Management dan Just in Time secara
bersama-sama maupun parsial terhadap kinerja delivery?

B. LANDASAN TEORI
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Esin
Sadikoglu dan Hilal Olcay (2014) dengan judul “The Effect of Total Quality Management
Practices on Performance and the Reasons of and the Barriers to TQM Practices in Turkey”
yang dimuat di Turki Journal yang diterbitkan 16 Maret 2014. Mereka meneliti tentang
pengaruh Praktek TQM terhadap kinerja Perusahaan di Turki. Hasil praktek TQM
berpengaruh positif terhadap kinerja, Kepemimpinan berpengaruh positif teerhadap kinerja,
pengetahuan dan proses manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja, pelatihan
berpengaruh positif terhadap kinerja, manajemen kualitas pemasok berpengaruh positif
terhadap kinerja, fokus pelanggan berpengaruh postif terhadap kinerja, perencanaan kualitas
strategi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian juga mengacu pada penelitian Meylianti dan Mulia (2009) melakukan
penelitian dengan judul pengaruh Penerapan JIT (Just In Time) dan TQM (Total Quality
Management) Terhadap Delivery Performance Pada Industri Otomotif Di Indonesia. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa JIT dan TQM memiliki pengaruh linear signifikan terhadap
kinerja pengiriman. Dalam pengujian secara parsial, JIT tidak memberikan pengaruh linear
signifikan terhadap kinerja pengiriman, sedangkan TQM memberikan pengaruh linear
signifikan terhadap kinerja pengiriman.
1. Konsep Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam
suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi
tersebut (Bastian, 2001). Indikator Kinerja Perusahaan Beberapa ahli mengungkapkan
bahwa ukuran kinerja perusahaan yang paling sering digunakan dalam penelitian empiris
adalah kinerja keuangan (financial performance), kinerja operasional (operational
performance), dan kinerja berbasis pasar (market-based performance) (Jahanshahi,
Rezaie, Nawaser, Ranjbar & Pitamber, 2012).
a. Kinerja Keuangan
Kinerja biasanya dinilai menggunakan pengukuran berbasis data akuntansi atau
data keuangan. Kekurangan dari semua pengukuran berbasis data akuntansi adalah
fokusnya pada kinerja yang sudah lalu (Kaplan & Norton, 1992). Data dari tahun-
tahun sebelumnya sangat sedikit dapat menunjukkan potensi masa depan dari sebuah
perusahaan. Maka, kinerja perusahaan tidak dapat diukur hanya berdasarkan
pengukuran berbasis data akuntansi saja (Ursula & Wilderom, 1997). Beberapa ahli
menggunakan tingkat pengembalian atas penjualan (return on sales), profitabilitas,
pertumbuhan penjualan, perbaikan produktivitas kerja, dan perbaikan biaya produksi
untuk mengukur kinerja keuangan.
b. Kinerja Operasional
Selain mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kinerja keuangan, penting
pula untuk mengukur berdasarkan kinerja non-keuangan. Penggunaan konsep
balanced scorecard yang semakin bertambah menunjukkan bahwa kinerja non-
keuangan juga merupakan aspek yang penting dalam pengukuran kinerja perusahaan.
Kinerja non-keuangan ini juga dikenal sebagai kinerja operasional dimana aspek-
aspeknya mampu mengukur kinerja ketika informasi yang tersedia terkait dengan
4

peluang sudah ada, namun belum terealisasi secara keuangan (Carton, 2004). Kinerja
operasional ini dapat diukur dengan menggunakan pengukuran seperti pangsa pasar
(market share), kualitas, dan kepuasan pelanggan (Carton, 2004; Carton & Hofer,
2006; Venkatraman & Ramanujam, 1986).
c. Kinerja Berbasis Pasar
Kinerja berbasis pasar secara keseluruhan akan terpengaruh ketika pasar
mengetahui informasi mengenai operasional perusahaan yang tidak termasuk dalam
hasil kinerja keuangan (Carton, 2004). Ukuran kinerja berbasis pasar ini meliputi:
tingkat pengembalian pada pemegang saham, market value added dan keuntungan
tahunan (Carton, 2004).
Dalam penelitian ini pengukuran kinerja perusahaan hanya akan diwakili
dengan kinerja keuangan dan kinerja operasional. Hal ini dikarenakan pengukuran
kinerja berbasis pasar hanya dapat dilakukan pada perusahaan yang bersifat publik
sedangkan objek dalam penelitian ini belum tentu semuanya adalah perusahaan publik.
Maka dalam kondisi yang demikian, kombinasi dari pengukuran kinerja keuangan dan
kinerja operasional cukup untuk merepresentasikan kinerja perusahaan secara
keseluruhan (Carton, 2004).
Sedangkan kinerja delivery atau Delivery performance memiliki banyak istilah
yang mengacu pada konsep yang sama. Istilah yang digunakan antara lain delivery process
performance, delivery reliability, dan dependability of delivery. Milgate (2001)
mengungkapkan bahwa terdapat empat variabel yang terbagi ke dalam dua kategori utama
yaitu speed dan reliability. Dalam kategori pertama adalah order fulfillment, time for
complete order. Dalam kategori kedua adalah percentage of late delivery, how badly
customers were inconvinient about lateness. Tetapi pada kategori kedua, Milgate
menambahkan bahwa late delivery diartikan secara lebih luas hingga mencakup service
level. Ahad dan Schroeder (2001) menambahkan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi delivery performance antara lain : product customization, production
instability, size of the organization, JIT, and TQM. Kallio, Saarinen, Tinnilä dan
Veppäläinen (2000) membagi pengukuran delivery process performance kedalam beberapa
situasi yang berbeda yang berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
terdapat tiga kategori yaitu routin, normal, custom. Namun dalam ketiganya terdapat
persamaan yaitu pengukuran delivery performance didasarkan pada tiga aspek yang umum
yaitu time, cost, dan quality. Perbedaan yang terdapat dalam tiga kategori tersebut adalah
kadar proporsi dari ketiga aspek tersebut. Sedangkan Nahmias (2001:8) mengungkapkan
bahwa “delivery reliability is being able to deliver products or services when promised, not
only time, but Deliverying high quality products in reliable time.” Selain itu, Finch (2003:
88) mengungkapkan bahwa waktu yang telah dijanjikan dalam mengirimkan barang adalah
hal yang sangat penting, kemudian Finch juga menambahkan “qualtiy service is just as
important as the quality of the product.” Quality service yang diungkapkan di sini merujuk
pada pernyataan sebelumnya mengenai ketepatan waktu.
Meylianti dan Mulia (2009) mengukur kinerja delivery menggunakan dua indikator
yaitu quality dan time.

2. Total Quality Management dan Just In Time

Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan dalam


meningkatkan kualitas secara sistematis dengan menggunakan banyak dimensi dan telah
diaplikasikan secara luas oleh banyak perusahaan dengan tujuan meningkatkan kinerja
seperti kualitas, produktivitas dan profitabilitas. Dalam berbagai literature manajemen
operasi diketahui bahwa perusahaan diseluruh dunia telah menerapkan TQM selama
5

beberapa decade terakhir. Disamping itu, telah banyak penelitian dilakukan oleh para
pakar yang fokus pada konsep TQM dengan menggunakan atau meninjaunya dari
berbagai area atau konteks yang berbeda (Munizu, 2010).
Kemampuan perusahaan dalam bersaing ditunjukkan oleh keunggulan bersaing
yang mereka miliki. Cara pengelolaan perusahaan, proses produksi, maupun pelayanan
mulai mendapat perhatian besar dari perusahaan. Berbagai upaya dilakukan perusahaan
untuk memperbaiki setiap kegiatannya. Berbagai model manajemen baru mulai muncul
didunia bisnis sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi perubahan dan melakukan
perbaikan kinerja delivery. Model Total Quality Management dan Just In Time
merupakan contoh manajemen baru yang banyak dibicarakan dan mulai banyak
digunakan oleh perusahaan (Ramarapu dkk, 1994) dalam Wardhani (2001). Berbagai
artikel menyinggung keterkaitan kedua model manajemen diatas serta pengaruhnya
terhadap kinerja kualitas perusahaan. Penggunaan praktik TQM akan memperbaiki
kinerja kualitas, karena dengan penerapan model manajemen TQM diharapkan
perusahaan mampu menjaga komitmen terhadap kualitas disetiap aspek kegiatan
perusahaan. Hasil penelitian Meylianti dan Mulia (2009) menemukan bahwa Total
Quality Management berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja delivery.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis pertama penelitian.
H1: Terdapat pengaruh positif Total Quality Management secara parsial terhadap
kinerja delivery.
Mulyadi (2001:26) dalam Marius (2004) berpendapat bahwa JIT adalah sebuah
filosofi dalam proses manufaktur yangtelah di terapkan di Jepang pada tahun 70-an dan
baru diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di USA. Dua puluh tahun kemudian dengan
filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi berdasarkan permintaan, tanpa menggunakan
persediaan dan tanpa menanggung biaya persediaan (inventory cost). Setiap operasi
hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan untuk proses berikutnya. Produksi akan
dijalankan sesudah adanya tanda dari proses selanjutnya yang menunjukan permintaan
produksi. Dalam JIT produksi ditentukan oleh permintaan, oleh karena itu JIT tidak
mungkin diterapkan dalam perusahaan yang permintaan produknya sangat sulit
diperkirakan atau diprediksi.
Komitmen terhadap kualitas berarti pula meniadakan kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi dalam kegiatan perusahaan. Selain itu pemborosan-pemborosan yang
sering terjadi selama proses pengiriman (pemborosan karena waktu tunggu, transportasi,
pemrosesan, persediaan dan gerakan) (Suzuki, 1987) dalam Wardhani (2001: 83) dapat
dihilangkan. Perusahaan diarahkan pada kemampuan menggunakan sumber daya
seefisien mungkin, tidak ada pemborosan, sehingga sefety stock persediaan sumber daya
dan siklus waktu pengadaan sumberdaya dapat diminimalkan, dan lebih ekstrimnya
perusahaan tidak perlu lagi mempunyai persediaan sumber daya, atau dengan kata lain
prakatik Just in Time dapat dilakukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian Kannan dan Tan (2005) menemukan bahwa Just in Time berpengaruh
signifikan positif terhadap kinerja bisnis perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka hipotesis kedua penelitian.
H2 : Terdapat pengaruh positif Just in Time secara parsial terhadap kinerja
delivery.

Operations Management (OM) menerjemahkan kedua kebutuhan yang selalu


diharapkan oleh konsumen itu kedalam bagian dari strategi OM yaitu Managing Quality
yang didalamnya terdapat TQM (Total Quality Management ) dan Inventory Management
yang didalamnya terdapat JIT (Just In Time). TQM mewakili penciptaan nilai dengan
mendasarkan pada kualitas yang diberikan kepada konsumen. Sedangkan JIT menciptakan
6

nilai berdasarkan kecepatan yang diberikan. Namun pada kenyataannya, penerapan JIT
bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tidak dapat dipisahkan dari penerapan
TQM. (Meylianti dan Mulia, 2009). Hasil penelitian Meylianti dan Mulia (2009)
menemukan bahwa Just in Time dan Total Quality Management berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja delivery. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis ketiga
penelitian.
H3: Terdapat pengaruh positif Total Quality Management dan Just In Time secara
bersama-sama terhadap kinerja delivery.

5. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. METODE PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini adalah semua manajer yang bekerja pada perusahaan
ekspedisi di Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah metode Sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu termasuk
dalam 3 perusahaan ekspedisi terpopuler yaitu perusahaan ekspedisi JNE, PT. Pos
Indonesia dan TIKI dengan jumlah sampel 30 responden.
Sedangkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (Sugiyono, 2011). Variabel bebas
dalam penelitian adalah TQM (X1) dan JIT (X2). Sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2011), variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Delivery (Y).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
Analisis diawali dengan uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya dilakukan pengujian
hipotesis dengan Analisis regresi linier berganda.

D. Hasil Analisis
Dalam pengujian instrumen penelitian menemukan bahwa seluruh butir
pertanyaan pada TQM (X1) dan JIT (X2) dan Kinerja Delivery (Y) memiliki koefisien
korelasi (rxy) yang lebih besar dari rtabel seluruh butir dinyatakan valid, dan memiliki
koefisien Cronbach Alpha seluruh variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dinyatakan
Reliabel.
7

Tabel 1. Deskriptif Profil Responden Perusahaan Delivery di Yogyakarta

Profil Responden Kategori Jumlah Persentase


Jenis Kelamin Laki - laki 20 66.7%
Perempuan 10 33.3%
Total 30 100.0%
Umur < 30 tahun 11 36.7%
30 - 40 tahun 14 46.7%
> 40 tahun 5 16.7%
Total 30 100%
Jabatan Pengelola 8 26.7%
Pemilik 12 40.0%
Karyawan 10 33.3%
Masa Kerja < 5 tahun 18 60%
5 - 10 tahun 9 30%
> 10 tahun 3 10%
Total 30 100%
Pendidikan SMA 7 23.3%
D3 7 23.3%
S1 16 53.3%
Total 30 100.0%
Sumber : data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki
yaitu sebesar 66,7% berusia antara 30 – 40 tahun sebesar 46,7%, berpendidikan terakhir
S1 atau Sarjana sebesar 53,3%, jabatan sebagai pemilik yaitu sebesar 40%, dengan masa
kerja kurang dari 5 tahun yaitu sebesar 60%.

2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 2. Estimasi Regresi Linear Berganda


Variabel Koefisien t P value Keterangan
Regresi hitung
Total Quality Management 0.488 3.381 0.002 Signifikan
Just in Time 0.390 2.703 0.012 Signifikan
R Square = 0,587
Multiple R = 0,766
Sig F = 0,000
Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Pada Tabel 2. di atas perhitungan regresi linear berganda dengan menggunakan


program komputer didapat hasil sebagai berikut:
Y= 0,488X1 + 0,390X2
Uji F digunakan untuk melihat apakah model regresi yang diajukan telah
memenuhi kriteria Goodness of Fit atau tidak. Hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar
19,200 dan p value sebesar 0,000, sehingga 0,000 < 0,05, maka maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh secara bersama-sama variabel Total Quality Management dan Just
in Time pada Perusahaan delivery secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan
8

demikian hipotesis ketiga yang menyatakan “Terdapat pengaruh positif secara


bersama-sama variabel Total Quality Management dan Just in Time terhadap
kinerja delivery” dapat didukung.
Hasil uji koefisien determinasi (R square) menunjukkan goodness of fit dari
variabel JIT dan TQM dalam menjelaskan kinerja perusahaan adalah sebesar 0,587.
Hasil ini dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan dapat dijelaskan sebesar 58,7% oleh
variabel Total Quality Management dan Just in Time sisanya sebesar 41,3% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian

E. Pembahasan

1. Pengaruh TQM dan Just in Time Secara Serentak Terhadap Kinerja Delivery
Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh secara bersama-sama variabel
Total Quality Management dan Just in Time pada Perusahaan ekspedisi secara signifikan
terhadap Kinerja perusahaan. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,587 dapat
dijelaskan sebesar 58,7% oleh variabel Total Quality Management dan Just in Time serta
sisanya sebesar 41,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model
penelitian. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Meylianti dan Mulia (2009)
menemukan bahwa Just in Time dan Total Quality Management berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja delivery. Operations Management (OM) menerjemahkan kedua
kebutuhan yang selalu diharapkan oleh konsumen itu kedalam bagian dari strategi OM
yaitu Managing Quality yang didalamnya terdapat TQM (Total Quality Management ) dan
Inventory Management yang didalamnya terdapat JIT (Just In Time). TQM mewakili
penciptaan nilai dengan mendasarkan pada kualitas yang diberikan kepada konsumen.
Sedangkan JIT menciptakan nilai berdasarkan kecepatan yang diberikan. Namun pada
kenyataannya, penerapan JIT bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tidak dapat
dipisahkan dari penerapan TQM. (Meylianti dan Mulia, 2009)
2. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Delivery
Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa variabel Total Quality
Management (X1) terdapat nilai thitung sebesar 3,381 dan p value sebesar 0,002 yang berarti
0,002< 0,05 artinya ada pengaruh variabel Total Quality Management secara signifikan
terhadap kinerja perusahaan delivery di Yogyakarta, Hal ini berarti semakin baik
penerapan Total Quality Management perusahaan akan semakin tinggi pula kinerja
perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Meylianti dan Mulia (2009)
menemukan bahwa Total Quality Management berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja delivery.
TQM akan memperbaiki kinerja kualitas, karena dengan penerapan model
manajemen TQM diharapkan perusahaan mampu menjaga komitmen terhadap kualitas
disetiap aspek kegiatan perusahaan. Ditinjau dari penilaian terendah terjadi pada
indikator UKM melakukan pemeriksaan kualitas pekerjaan (tingkat kesalahan, tingkat
kerusakan, pembongkaran, cacat, tarif pengerjaan ulang, biaya kualitas). Untuk itu agar
kontrol kualitas menjadi lebih efektif maka pemeriksaan kualitas pekerjaan perlu
diperhatikan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat diminimalisir
tingkat kesalahan, tingkat kerusakan, yang akhirnya akan meningkatkan biaya kualitas.
3. Pengaruh Just in Time terhadap Kinerja Delivery
Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa variabel Just in Time (X2)
terdapat nilai thitung sebesar 2,703 dan p value sebesar 0.012 yang berarti 0,012 < 0,05,
artinya ada pengaruh positif Just in Time secara signifikan terhadap kinerja perusahaan
delivery di Yogyakarta. Hal ini berarti semakin baik penerapan Just in Time perusahaan
akan semakin tinggi pula kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
9

Kannan dan Tan (2005) menemukan bahwa Just in Time berpengaruh signifikan positif
terhadap kinerja bisnis perusahaan.
Argumentasi yang menjelaskan kegagalan JIT dalam meningkatkan kinerja
perusahaan dapat dijustifikasi dari pendapat beberapa peneliti antara lain: Ebrahimpour dan
Schonberger (1984) adalah peneliti pertama yang membahas tentang penerapan JIT di
Negara-negara berkembang. Mereka menyatakan bahwa JIT bisa membantu di dalam
memecahkan banyak hal dari masalah yang dihadapi perusahaan di Negara-negara
berkembang dan bahwa kesederhaan dari JIT, membuat JIT dapat diterapkan di negara-
negara berkembang. Mereka menyatakan bahwa level keterampilan yang rendah dari
tenaga kerja di Negara berkembang adalah satu-satunya faktor yang menghambat
implementasi JIT disana dan ini bisa diatasi lewat pelatihan bagi pegawai. Namun belum
ada bukti yang diajukan mengenai kesuksesan dari perusahaan di Negara berkembang
dalam menerapkan JIT .
Hasil deskriptif menunjukkan bahwa responden masih memberikan penilian yang
paling rendah pada indicator “secara keseluruhan tentang jumlah barang yang dikirim oleh
perusahaan mengalami peningkatan”. Hal ini dapat dijadikan referensi bagi pihak
perusahaan untuk meningkatkan kinerja pada indicator yang paling rendah. Jumlah
pengiriman barang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan
sebagai gambaran kemajuan perusahaan dalam menjalankan usaha jasa pengiriman. Saat
ini perkembangan bisnis jasa ekspedisi atau pengiriman sangat pesat, sehingga banyak
pesaing baru, dan mereka cenderung menawarkan pelayanan dan tariff yang kompetitif.
Perusahaan sebaiknya melakukan inovasi baru dalam pelayanan jasa ekspedisi, misalnya
membuat member atau kartu kenaggotan bagi pelanggan tetap dan menerapkan strategi
jemput bola, artinya perusahaan menawarkan jasa pengambilan paket barang ke rumah
pelanggan, khususnya bagi pelaku usaha online shop.

F. PENUTUP
Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh positif secara bersama-sama Total
Quality Management dan Just in Time terhadap perusahaan delivery di Yogyakarta secara
signifikan terhadap Kinerja perusahaan. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,587 dapat
dijelaskan sebesar 58,7% oleh variabel Total Quality Management dan Just in Time serta
sisanya sebesar 41,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian.
Sedangkan pengujian secara parsial Total Quality Management dan Just in Time berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan delivery di Yogyakarta. Hal ini berarti jika
Total Quality Management dan Just in Time meningkat maka kinerja juga akan meningkat.

G. Implikasi Hasil Penelitian


Berdasarkan kesimpulan di atas maka beberapa implikasi yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan Jasa Ekspedisi di Yogyakarta
Manajemen perusahaan hendaknya memberikan teknik pelatihan secara rutin untuk karyawan
yang membutuhkan pelatihan. Hal ini menjadi pemikiran agar pelatihan secara rutin perlu
diberikan kepada pegawai, sehingga pengalaman dan kompetensinya akan semakin
meningkat, sehingga karyawan dapat bekerja secara profesional. Perusahaan ekspedisi
sebaiknya menerapkan jumlah persediaan yang minimal agar tidak terjadi penumpukan
barang di gudang. Hal ini berhubungan dengan waktu pengiriman, sebaiknya pengiriman
dipersingkat, sehingga barang tidak menumpuk di gudang, dalam sehari pengiriman
barang dapat dilakukan 2x, yaitu pagi dan sore, dan khusus paket kilat sebaiknya
10

menggunakan jasa kargo penerbangan (khusus jarak jauh) dan ada kerjasama atau
komunikasi yang lancar dan baik antara agen di berbagai kota tujuan pengiriman.
Sebaiknya melakukan inovasi baru dalam pelayanan jasa ekspedisi, misalnya membuat
member atau kartu keanggotan bagi pelanggan tetap dan menerapkan strategi jemput
bola, artinya perusahaan menawarkan jasa pengambilan paket barang ke rumah
pelanggan, khususnya bagi pelaku usaha online shop.
2. Peneliti yang akan datang hendaknya mengembangkan penelitian ini pada usaha lain,
tidak hanya jasa ekspedisi, misalnya melakukan penelitian pada perusahaan industri,
sehingga dapat diketahui perbedaan dan persamaan dengan hasil penelitian ini.

H. DAFTAR PUSTAKA

Fannie, 2005, ”Pengaruh Total Quality Management Dan Just In TimeTerhadap Kinerja
Manajerial Pada Perusahaan Manufaktur Di Jakarta Dengan Sistem Pengukuran
Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating”, Trisakti School Of
Management, Jakarta
Gaspersz, V. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Nasution (2005), Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management, Edisi Kedua, Ghalia
Indonesia, Bogor : 14-18.
Germain, R., Droge, C., and Daugherty, P.J. 1994. The effect of just-in-time selling on
organizational structure: an empirical investigation. Journal of Marketing Research.31
(4): 471–483
Ghozali Imam, (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, BP Undip
Semarang.
Heizer. J & Render B, (2005). Operations Management, Seventh Edition (IE) Prentice Hall.
USA.
Heizer, Jay. & Barry. Render. (2009). Manajemen Operasi Edisi tujuh, Jakarta : Salemba
Empat
Indrajit, Richardus dan Richardus Djokopranoto. (2002), Konsep Manajemen Supply Chain.
Jakarta
Irmawati. (2007). Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja Di PTPN VIII
Gunung Mas Bogor . Skripsi. Bogor: IPB
Kannan Vijay R dan Tan Keah Choon (2005), Just in time, total qualitymanagement, and
supplychain management: understanding their linkages and impact on business
performance, OMEGA The International Journal of Managemen Science (33) : 153-
162
Marius, Marcel, 2004, ”Analisis Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM)
Dan Just In Time (JIT) Terhadap Kinerja Kualitas Perusahaan (Perusahaan Di Pulau
Jawa)”, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti, Jakarta.
Meylianti Brigita S., Mulia Fernando (2009), Pengaruh Penerapan JIT (Just In Time) dan
TQM (Total Quality Management) Terhadap Delivery Performance Pada Industri
Otomotif Di Indonesia, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,Tahun 2, No.2,pp:112-
127

Munizu, M. 2010. Praktik Total Quality Management (TQM) dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT. Telkom Tbk. Cabang Makassar). Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No 2, pp. 185-194
11

Ohno, Taiichi. 1995. Just In Time: dalam Sisitem Produksi Toyota. Alih Bahasa Edi Nugroho.
Pustaka Binaman. Jakarta
Sadikoglu Esin and Olcay Hilal, 2014. “The Effects of Total Quality Management Practices
on Performance and the Reasons of and the Barriers to TQM Practices in Turkey.”
Hindawi Publishing Corporation Advances in Decision Sciences Volume 2014, Article
ID 537605, 17 pages http://dx.doi.org/10.1155/2014/537605 (Diakses pada tanggal 13
Desember 2014)
Simamora, Henry, 2002, “Akuntansi Manajemen”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Serang Serlin , Surachman, 2012, Implementasi Just In Timedan Pengaruhnya terhadap
Kinerja Operasional dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Kota Makassar (Studi
pada Kawasan Industri Makassar), Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 10 Nomor 4
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, CV. Bandung
Umar Husein (2000), Metodologi Penelitian. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai