NGAWI
Novia Maulidina Saputri
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Kota Malang, Jawa Timur
nomasa67@gmail.com
Abstract
The progress of an area can be seen from the schools in the area. Education staff and adequate facilities are the
main factors in the progress of a school. Small things that can be seen are the level of cleanliness of the school
and the beautiful school environment. But to make this happen, a small example when it comes to rain in a school
can be bad. Existing puddles can cause many problems. But as technology progresses there is a recent
innovation, namely porous asphalt. The asphalt is different from the asphalt that is usually used. This asphalt can
be used in land that is usually flooded to absorb water that is usually inundated. With the use of asphalt the
school environment which usually makes the school look less beautiful will be more organized and can impact on
improving the quality of student learning. Besides that the function can also be maximized again so that it is not
wasted.
Abstrak
Kemajuan sebuah daerah dapat dilihat dari sekolah-sekolah yang terdapat didaerah tersebut. Tenaga
kependidikan serta fasilitas yang memadai menjadi faktor utama majunya sebuah sekolah. Hal kecil yang dapat
dilihat adalah tingkat kebersihan sekolah serta lingkungan sekolah yang asri. Namun untuk mewujudkan hal
tersebut, contoh kecilnya saat hujan tiba keadaan disuatu sekolah bisa menjadi buruk. Genangan air yang ada
dapat menimbulkan banyak masalah. Namun seiring berjalannya perkembangan teknologi terdapat sebuah
inovasi terkini yaitu aspal porus. Aspal tersebut berbeda dengan aspal yang biasanya digunakan. Aspal ini dapat
digunakan di lahan lahan yang biasanya tergenang untuk menyerap air yang biasanya tergenang. Dengan
penggunaan aspal tersebut lingkungan sekolah yang biasanya membuat sekolah terlihat kurang indah akan lebih
tertata dan dapat berimbas pada meningkatnya kualitas belajar para siswa. Selain itu air tersebut juga dapat
dimaksimalkan lagi fungsinya sehingga tidak terbuang sia-sia.
1997. Campuran aspal porus memiliki beberapa aspal porus sekaligus mendeskripsikan jaringan
kelebihan bagi pengguna jalan dan bagian sekitar irigasi air dari penampungan ke green house atau
jalan, yaitu : fungsi drainase, fungsi keselamatan taman
pengemudi, dan fungsi reduksi kebisingan jalan. Hal
ini disebabkan karena nilai rongga (porosity) yang Metode
terkandung pada campuran aspal porus cukup besar.
Rongga yang besar dapat menyebabkan turunnya Karakteristik Campuran Aspal Porus
nilai karakteristik pada campuran aspal porus.
Porositas yang tinggi dari aspal porus akan Mengidentifikasikan karakteristik aspal porus dilihat
berpengaruh langsung pada umur pelayanan aspal berdasarkan material, campuran dan gradasi agregat
porus. Hal ini dikarenakan struktur yang lebih campuran aspal porus.
berpori atau porositas yang tinggi sehingga
stabilitasnya kecil (Takahashi et al, 1999). Jaringan Irigasi Air dari Penampungan ke Green
Kemampuan memikul beban (stability) pada campuran House atau Taman
aspal porus yang berkurang secara drastis apabila
dibandingkan dengan campuran aspal konvensional a. Manajemen Irigasi
(densegraded asphalt), menyebabkan campuran tidak Sistem alokasi, metoda distribusi dan sistem kontrol
dapat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh aliran adalah factor-faktor yang sangat erat kaitannya
Australian Asphalt Pavement Association. Karena dalam manajemen operasional yang efektif dan
keadaan tersebut aspal porus biasa kurang cocok efisien.
apabila digunakan secara menyeluruh di jalanan
Indonesia karena beberapa kelemahan tersebut. Kegiatan manajemen jaringan irigasi dan drainase
pada dasarnya terdiri dari tiga katagori yaitu
Namun aspal porus akan sangat cocok apabila (Hofwegen, 1992):
diaplikasikan diarea parkiran. Di area parkiran beban 1. Kegiatan sehubungan dengan air, seperti
yang akan diterima oleh aspal porus tentu akan lebih pengadaan air (air permukaan atau air
kecil daripada beban yang diterima di jalan raya. tanah), distribusi dan alokasi air serta
Selain itu banyaknya genangan air saat hujan yang pembuangan kelebihan air melalui jaringan
biasanya terjadi di area parkiran SMAN 1 Ngawi drainase.
juga akan teratasi apabila aspal porus ini digunakan. 2. Kegiatan sehubungan dengan bangunan
Air yang masuk ke dalam rongga tersebut tentu tidak /jaringan dalam rangka mengontrol air,
akan terbuang sia-sia. Air tersebut akan ditampung seperti planning dan desain, konstruksi serta
kedalam sebuah wadah atau sumur dan akan operasi dan pemeliharaan (O&P).
dialirkan untuk penyiraman taman atau green house. 3. Kegiatan sehubungan dengan organisasi
Atau juga bisa difiltrasi menjadi air yang layak pengelola, seperti pengambilan keputusan,
dikonsumsi. Dengan pemanfaatan tersebut dapat mobilisasi sumber daya, komunikasi dan
mengoptimalkan pemanfaatan air hujan. Serta bisa penyelesaian konflik.
digunakan di area yang kerap mengalami
kekeringan.
Tujuan manajemen irigasi secara umum adalah 2. Semi-Demand, pemerintah atau otoriti (PU
dalam rangka mengoptimalkan fungsi jaringan Pengairan) menentukan alokasi air dengan
irigasi sehingga dicapai produksi pertanian yang memperhatikan ketersediaan air dan
optimum dengan biaya yang minimum. Lebih rinci mempertimbangkan semua permintaan
lagi, tujuan manajemen irigasi sebagaimana petani pemakai air. Jika terjadi kondisi
diuraikan Uphoff (1991), adalah untuk : kekurangan air, maka secara proporsional
1. Peningkatan produksi, dicapai melalui akan terjadi reduksi pemberian air sesuai
peningkatan intensitas tanam, luas tanam faktor koreksinya (contoh dengan faktor K).
dan panen. Alokasi air ditetapkan untuk jangka waktu
2. Penyempurnaan sistem distribusi air, lebih sesuai Irrigation Cycle, misalnya setiap
adil dan merata, reliability dan predictability sepuluh harian atau dua mingguan.
yang akurat, serta pemberian air yang tepat Keuntungan sistem ini adalah alokasi air
waktu. masih cukup fleksibel, penggunaan hujan
3. Tidak ada konflik diantara pengelola dan efektif moderat, dan efisiensi secara
pemakai air atau diantara pemakai air keseluruhan jaringan irigasi cukup moderat,
bagian hulu dan bagian hilir. meskipun operation effisiency masih
4. Berkesinambungan dalam ketersediaan rendah. Kerugiannya adalah diperlukan
sumber daya, baik lahan, air, material Water Operation Center, sistem komunikasi
ataupun sumber daya manusianya untuk yang baik dan jumlah personil yang
kesinambungan produksi yang optimal. memadai baik kualitas maupun
5. Mobilisasi sumber daya yang lancar. kuantitasnya.
3. Imposed/Arranged, alokasi air ditentukan
b. Prosedur Alokasi Air ke Jaringan Tersier oleh pemerintah atau otoriti tanpa konsultasi
Prosedur alokasi air ke jaringan tersier ini ditentukan terlebih dahulu dengan petani pemakai air.
berdasarkan kondisi dan konfigurasi saluran dan Penetapan alokasi air ditentukan
bangunan pada jaringan irigasi, ketersediaan air di berdasarkan kebutuhan air untuk tanaman
intake dan kesiapan SDM dari seluruh stakeholder (demand-based atau crop based).
pada jaringan irigasi tersebut sebagai penunjangnya. Keuntungannya adalah tidak diperlukan
Ada tiga sistem prosedur alokasi air ke jaringan sistem komunikasi yang canggih dan tidak
tersier, yaitu (Ankum, 1995): diperlukan Water Operation Center,
1. On-Demand, petani atau pemakai air bangunan air sederhana serta biaya murah.
menentukan sendiri alokasi air. Petani dapat Kerugiannya pemberian air tidak fleksibel,
langsung menggunakan air, berapa saja penggunaan hujan efektif rendah dan
jumlahnya dan kapan saja waktunya dari efisiensi keseluruhan jaringan rendah,
kebutuhan penggunaan air. Dari sudut sistem ini yang paling banyak diterapkan di
pengelola, tidak diperlukan Water Operation Indonesia.
Center , tidak ada operation losses pada
jaringan utama dan penggunaan hujan c. Metoda Distribusi Air pada Jaringan Utama
efektif tinggi. Kerugian sistem ini adalah Ada empat metoda distribusi alokasi air di jaringan
perlu biaya tinggi, ketersediaan air di utama, yaitu:
sumbernya harus selalu cukup, dan efisiensi 1. Splitted flow
di jaringan tersier kemungkinan dapat 2. Intermitten flow
menjadi rendah. 3. Adjustable flow
4. Rotation flow
debit aliran permukaan. Semakin tinggi kadar rongga dan aspal residu oli. Doctoral dissertation,
lapis porus ganda dapat menyerap air semakin besar, uns.
sebaliknya debit aliran permukaan menurun bahkan Djumari, D., & Sarwono, D. 2010. Perencanaan
mencapai nol pada kombinasi benda uji C.14/20 Gradasi Aspal Porus Menggunakan
dengan kadar rongga menerus sebesar 15,015%– Material Lokal dengan Metode
16,533%. Pemampatan Kering. Media Teknik
Sipil, 9/1, 9-15.
Kesimpulan Komarudin, R. 2010. Peningkatan Kinerja Jaringan
Irigasi Melalui Penerapan Manajemen yang
Berdasarkan pada pembahasan yang telah dilakukan, Tepat dan Konsisten Pada Daerah Irigasi
maka dapat ditarik kesimpulan antara lain : Ciramajaya. Journal of Civil
Engineering, 17/2, 115-122.
a. Sifat agregat yang memberikan pengaruh penting Nurcahya, A., Rahman, H., Subagio, B. S., &
pada campuran aspal porus antara lain Weningtyas, W. 2013. Analisis Kinerja
gradasi/pembagian ukuran agregat . Campuran Aspal Porus Menggunakan
b. Sifat-sifat drainase aspal porus lapis ganda Aspal Pen 60/70 Dan Aspal Modifikasi
khususnya aliran bawah permukaan sangat dominan Polimer Elvaloy. Program Megister Sistem
mencapai 99% dibandingkan dengan aliran Teknik dan Jalan Raya Institut Teknologi
permukaan untuk semua variasi kemiringan Bandung.
melintang jalan. Rizkianto, T., Setyawan, A., & Sarwono, D. 2015.
c. Jenis konstruksi aspal direncanakan khusus agar PENGARUH PENGISIAN RONGGA
setelah penghamparan dan pemadatan di lapangan, PADA CAMPURAN ASPAL PORUS
campuran masih mempunyai rongga udara berkisar MENGGUNAKAN ASPAL POLIMER
antara 18-25%, sehingga jenis konstruksi ini STARBIT E-55 TERHADAP KUAT
memiliki sifat permeabilitas yang baik. TEKAN DAN KUAT TARIK. Matriks
d. Aliran permukaan sangat dipengaruhi oleh tipe Teknik Sipil, 3/2.
rongga pada permukaan aspal porus. Semakin baik Saleh, S. M., Anggraini, R., & Aquina, H. 2014.
peronggaan pada permukaan benda uji maka aliran Karakteristik Campuran Aspal Porus
permukaan yang terjadi semakin kecil. Hal ini dengan Substitusi Styrofoam pada Aspal
dibuktikan pada benda uji kombinasi C (14/20) Penetrasi 60/70. Journal of Civil
dengan kadar rongga yang baik tidak terjadi aliran Engineering, 213, 241-250.
permukaan untuk semua variasi kemiringan benda Setyawan, A., & Sanusi, S. 2009. Observasi
uji. Aliran bawah permukaan sangat dominan Properties Aspal Porus Berbagai Gradasi
mencapai 99% dan sisanya berupa aliran permukaan dengan Material Lokal. Media Teknik
serta volume air yang tertahan di dalam rongga aspal Sipil, 8/1, 15-20.
porus lapis ganda. Widhianto, B., Setyawan, A., & Sarwono, D. 2013.
e. Manajemen irigasi diperlukan untuk Desain Aspal Porus Dengan Gradasi
mengoptimalkan fungsi jaringan irigasi sehingga Seragam Sebagai Bahan Konstruksi Jalan
dicapai produksi pertanian yang optimum dengan Yang Ramah Lingkungan. Matriks Teknik
biaya yang minimum. Sipil, 1/2.
Daftar Pustaka
Ambarwati, E. 2010. Kajian kuat tekan terhadap
karakteristik aspal beton pada campuran
hangat dengan modifikasi agregat baru-rap