Anda di halaman 1dari 8

Tugas

PENGUMPULAN DATA
TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH PENYUSUNAN INSTRUMEN PENDIDIKAN

Disusun Oleh :
RETNO DIAN PUSPANINGRUM
18862012006
Prodi : BK_6_K

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL-GHAZALI
CILACAP
2020
Teknik atau metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data
yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan menggunakan metode
pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap hasil-hasil
penelitian yang dilakukan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data,
siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh
dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui
observasi, wawancara, pengamatan, tes, dokoumentasi dan sebagainya. Adapun teknik
pengumpulan data yang biasa digunakan adalah:
1. Metode Angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara
sistematis, kemudian dikirim untuk diisi responden. Bentuk umum sebuah angket terdiri dari
bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas
responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan
sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket. Dari bentuk isi inilah kemudian
angket dibedakan menjadi beberapa bentuk, seperti:
1.1. Angket Langsung Tertutup
Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk
merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua
alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut.
1.2.   Angket Langsung Terbuka
Angket langsung terbuka adalah daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya
memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami
sendiri, tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti.
1.3. Angket Tak Langsung Tertutup
Bentuk angket tak langsung tertutup dikonstruksi dengan maksud untuk menggali atau
merekam data mengenai apa yang diketahui responden perihal objek dan subjek tertentu,
serta data tersebut tidak dimaksud perihal mengenai diri responden bersangkutan. Disamping
itu, alternatif jawaban telah disiapkan sehingga responden tinggal memilih jawaban mana
yang sesuai untuk dipilih.
1.4. Angket Tak Langsung Terbuka
Bentuk angket dikonstruksi dengan ciri-ciri yang sama dengan angket langsung
terbuka, serta disediakan kemungkinan atau alternatif jawaban sehingga, responden harus
memformulasikan sendiri jawaban yang dipandang sesuai.
 Kelebihan Metode Angket
a.       Metode angket hanya membutuhkan biaya yang relatif lebih murah.
b.      Pengumulan data lebih mudah, terutama pada responden yang terpencar-pencar.
c.       Pada penelitian dengan sampel diatas 1000, penggunaan metode ini sangatlah tepat.
d.      Pelaksanaan dapat berlangsung serempak.
e.       Metode ini membutuhkan waktu yang sedikit.
f.       Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya terbatas pada
fungsi menyebarkan dan menghimpun angket yang telah diisi atau dijawab oleh responden.

 Kekurangan Metode Angket


a.       Metode angket hanya dapat digunakan pada responden yang dapat baca tulis saja.
b.      Formulasi angket membutuhkan kecermatan tinggi, sehingga betul-betul mampu mewakili
peneliti dalam pengumpulan data. Karena tuntutan yang demikian, menyusun formulasi
angket membutuhkan waktu yang lama, termasuk kebutuhan uji coba dan merevisi angket.
c.       Penggunaan metode angket menyebabkan peneliti terlalu banyak bergantung atau
membutuhkan kerja sama dengan objek penelitian.
d.      Kemungkinan pada kasus tertentu, akan terjadi salah menerjemahkan beberapa poin
pertanyaan, maka peneliti tidak dapat memperbaiki dengan cepat, akhirnya memengaruhi
jawaban responden.
e.       Kadang kala orang disekitar responden ikut memengaruhinyapada saat pengisian angket,
hal ini menyebabkan jawaban tidak objektif.
f.       Responden dapat menjawab seenaknya atau kadang kala bersifat main-main serta berdusta.

2. Metode Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Inti dari metode wawancara yang selalu ada adalah:
a.       Pewawancara. Adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus bertindak
sebagai pemimpin dalam proses wawancara tersebut.
b.      Responden. Adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara.
c.       Materi wawancara. Adalah persoalan yang ditanyakan kepada responden, berkisar antara
masalah dan tujuan penelitian.
d.      Pedoman wawancara. Adalah instrumen yang digunakan untuk memandu jalannya
wawancara.

 Bentuk-bentuk Wawancara
a.       Wawancara Sistematik (terstruktur)
Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu
pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan
kepada responden. Fungsi pedoman wawancara adalah:
v  Berfungsi membimbing alur wawancara terutama mengarah tentang hal-hal yang harus
ditanyakan.
v  Dapat dihindari kemungkinan melupakan beberapa persoalan yang relevan dengan
permasalahan penelitian.
v  Meningkatkan kredibilitas penelitian, karena secara ilmiah wawancara jenis ini dapat
meyakinkan orang lain tentang apa yang dilakukannya, karena dapat dipertanggung jawabkan
secara tertulis.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman
untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
berjalan lancar.Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap
pelayanan Kampus:
1.        Bagaimanakah tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan akademik di fakultas FKIP?
a.         Sangat bagus
b.        Bagus
c.         Tidak bagus
d.        Sangat tidak bagus
2.        Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan Administrasi di kampus?
a.         Sangat bagus
b.        Bagus
c.         Tidak bagus
d.        Sangat tidak bagus

b.      Wawancara Terarah (tidak terstruktur)


Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan ini tetap tidak
terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah
dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara. Namun yang jelas, metode wawancara terarah
ini lebih mudah dilakukan oleh pewawancara senior daripada digunakan pewawancara
pemula. Pewawancara berpengalaman disini konotasinya luas, yaitu termasuk memiliki
kemampuan pancaindera dan ingatan yang lebih baik sehingga mampu menangkap atau
menyimpan hasil wawancara yang lebih banyak tanpa harus tergantung pada alat tulis-
menulis.
Kadang kala, pewawancara terarah dapat menggunakan alat-alat elektronika sebagai
alat bantu wawancara. Hanya jangan sampai peralatan ini justru mempengaruhi responden
dalam memberikan informasi.

3. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera
lainnya. Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan
pancaindera mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang
dihasilkan oleh pancaindera lainnya seperti: apa yang ia dengar, apa yang ia cicipi, apa yang
ia rasakan dari penciumannya bahkan apa yang ia rasakan dari sentuhan kulitnya.
Sebagaimana dalam menggunakan observasi, cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan
kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data
observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton
televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah
sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
 Bentuk-bentuk Observasi
a.       Observasi Langsung
Adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasikan,
dalam arti bahwa pengamatan tidak menggunakan “media-media transparan”. Hal ini
dimaksud bahwa peneliti secara langsung melihat atau mengamati apa yang terjadi pada
objek penelitian.
b.      Observasi Berstruktur
Pada observasi berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang
akan diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan,
peneliti telah lebih dulu mempersiapkan materi pengamatan dan instrument yang akan
digunakan.
c.       Observasi Tidak Berstruktur
Observasi ini dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Dengan demikian, pada
observasi ini, pengamat harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya
dalam mengamati suatu objek. Pada observasi ini, yang terpenting adalah pengamat harus
menguasai “ilmu tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati.
d.      Observasi Eksperimental
Observasi yang dilakukan disaat peneliti sosial ingin menentukan gejala perbedaan
diantara dua kelompok yang berbeda dalam menerima atau menolak suatu gejala yang lain.
walaupun demikian peneliti merasa perlu untuk mengendalikan unsur-unsur penting dalam
situasi sedemikian rupa sehingga gejala tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian,
serta dikendalikan untuk menghindari dan mengurangi bahaya timbulnya faktor-faktor yang
tidak diharapkan memengaruhi situasi.
e.       Observasi Partisipasi
Observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap suatu
objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam sirkulasi
kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian, pengamat betul-betul menyelami kehidupan
objek pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamat mengambil bagian dalam kehidupan
budaya meraka
f.       Observasi Non Partisipan
Dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang
yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen. pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak
akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah
nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
g.      Observasi Kelompok
Observasi ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek
sekaligus. Misalnya, suatu tim peneliti yang sedang mengamati gejolak perubahan harga
pasar akibat kenaikan BBM, biasanya bekerja dengan mengamati sekian banyak gejala lain
yang berpengaruh dalam perubahan harga pasar tersebut.
4. Metode Dokumenter
Dokumentasi adalah data sekunder yang disimpan dalam bentuk dokumen atau file
(catatan konvensional maupun elektronik). Pada intinya, metode dokumenter adalah metode
yang digunakan untuk menelusuri data historis. Sebagaian besar data yang tersedia adalah
berbentuk surat-surat, catatan harian, kenang-kenangan, laporan dan sebagainya. Sifat utama
dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti
untuk hal-hal yang telah silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti
luas termasuk monument, artefak, foto, tape, mikrofilm, disc, CD-Rom dan hard disk.
Dokumenter dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Dokumen Pribadi
Adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman,
kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi dan autobiografi.
b.      Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi atas, dokumen intern dan ekstern. Dokumen intern dapat
berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti risalah
atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi dan sebagainya. Dokumen ekstern
berupa bahan-bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga, seperti majalah, buletin,
berita yang disiarkan ke media massa, pengumuman atau pemberitahuan.
5. Metode Eksperimental
Eksperimentasi adalah suatu metode yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari
suatu media, alat atau kondisi yang sengaja diadakan terhadap suatu gejala sosial berupa
kegiatan dan tingkah laku seseorang ataupun kelompok individu. Eksistensi eksperimentasi
adalah menguji pengaruh dari media alat atau suatu kondisi terhadap suatu gejala social.
6. Metode Tes
Biasanya metode tes (uji coba) yang digunakan dalam pengumpulan data untuk
mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan dasar atau prestasi seseorang sebagai
subjek dalam penelitian. Misalnya, tes untuk megukur intelegensi (IQ), tes minat, tes bakat
khusus, tes sikap dan lain sebagainya.
 Tes Buatan Sekolah
Tes buatan yang dilakukan oleh internal sekolah dengan prosedur tertentu.
 Tes Terstandar
Tes yang telah tersedia di lembaga penyelenggara testing yang sudah dapat dipastikan
bahwa reliabilitas dan validitas instrumen pengukur data memiliki nilai yang tinggi. Dalam
pelaksanaannya, tes terstandar dilengakapi dengan petunjuk pelaksanaan, waktu, bahan yang
cukup.
7.   Metode Penelusuran Data Online
Metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan
penelusuran data melalui media online, seperti internet atau media jaringan lainnya yang
menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data –
informasi online yang berupa data maupun infromasi teori, secepat atau semudah mungkin
dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
8.   Metode Deskriptif
Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang.
Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata
cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena
tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan
klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar
atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli menamakan metode ini dengan nama survei
normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena
atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya
mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study).
Sebagaiamana penelitian bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki.
l  Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Adapun langkah-langkah umum yang sering diikuti dalam metode penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.        Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah
tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2.        Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.
3.        Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang
ingin dipecahkan.
4.        Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit.
5.        Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data
yang cocok untuk penelitian.
6.        Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-
unit pengukuran yang sepadan.
7.        Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah yang ingin
dipecahkan.
8.        Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin
diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
9.           Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
KESIMPULAN
Teknik atau metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data
yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan menggunakan metode
pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap hasil-hasil
penelitian yang dilakukan.
Tekhnik pengumpulan data tersebut terdapat berbagai macam metode di antara lain, Metode
Angket, Metode Wawancara, Metode Observasi, Metode Dokementer, Metode Eksperimen,
Metode Tes, Metode Penelitian Data Online dan Metode Deskriptif.

                                                                              DAFTAR PUSTAKA
      Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
      Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis. Jakarta: PT Indeks.
      Arikunto. 2006 Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai