Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS SENAM TERAPI LATIH OTAK DAN

TERAPI REMINISCENCE TERHADAP


HARGA DIRI LANSIA
DI DESA MOJOLEGI KECAMATAN GADING
PROPOSAL

Untuk memenuhi persyaratan


Memperoleh gelar sarjana keperawatan

Oleh :
LENY RIZKA JANUARISTINA
(14201.09.17029)

PROGRAM STUDY S-1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan,

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Lansia atau

lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak

secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak anak,

dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik

dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang

pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu

(Azizah, 2011, hlm.1) Setiap orang yang memasuki usia lanjut, maka ia

akan mengalami penurunan fungsi kognitif yang meliputi (memory, IQ,

kemampuan belajar, kemampuan pemahaman, dan pemecahan masalah),

perasaan, sosial dan seksual. Sementara fungsi fisik (sistim indra, sistim

muskuloskeletal, sistim kardiovaskuler dan respirasi, pencernaan dan

metabolisme, sistim perkemihan, sistim saraf dan sistim reproduksi) (Azizah,

2011, hlm.17).

Menurut World Health Organization (WHO), proporsi penduduk di

atas 60 tahun di dunia pada tahun 2017 sebanyak 765 juta sekitar 12% dan

meningkat pada tahun 2019 sebanyak 984 juta sekitar 16%. Menurut

proyeksi Badan Pusat Statistik (2018) di indonesia pada tahun 2018 proporsi

penduduk usia 60 tahun ke atas sebesar 24.754.500 jiwa (9,34%)

(Riskesdas 2018). Sedangkan di wilayah Jawa Timur tercatat 13,06% atau


sejumlah 84.360 lansia (Permatasari 2018). Sementara itu untuk Kota

Probolinggo prevalensi penduduk diatas 60 tahun sebanyak 22,300 jiwa

sekitar 9,77%. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) 2013

masalah lansia dengan harga diri rendah ini hampir diseluruh negara didunia

tahun 2009 lalu ditemukan ada 450 juta orang menderita gangguan

psikososial (harga diri rendah) sebagai gambaran menurut WHO jika

prevalensi gangguan psikososial dengan harga diri rendah diatas 100 jiwa

per 1000 penduduk yang merupakan anggota keluarga.

Menurut (Azizah, 2011, hlm.17). Setiap orang yang memasuki usia

lanjut, maka ia akan mengalami penurunan fungsi kognitif yang meliputi

(memory, IQ, kemampuan belajar, kemampuan pemahaman, dan

pemecahan masalah), perasaan, sosial dan seksual. Sementara fungsi fisik

(sistim indra, sistim muskuloskeletal, sistim kardiovaskuler dan respirasi,

pencernaan dan metabolisme, sistim perkemihan, sistim saraf dan sistim

reproduksi). Menurunnya kedua fungsi tersebut menjadikan lansia tidak

dapat beraktivitas dengan baik sehingga lambat laun kehilangan berbagai

kemampuan untuk menyeleseikan masalah. Kondisi ini merupakan suatu

tantangan untuk mempertahankan kesehatan dan kemandirian pada lanjut

usia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga dan juga masyarakat.

Nugroho (2010) mengatakan bahwa proses menua adalah perubahan yang

terkait waktu, bersifat universal, instrinsik, progresif, dan detrimental.

Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.


Harga diri atau dengan kata lain self esteem adalah cara pandang

individu terhadap dirinya, bagaimana seseorang menerima dirinya dan

menghargainya sebagaimana individu yang utuh (Azizah, 2011, p. 77).

Menurut (Keliat 2010), Ada beberapa masalah gangguan jiwa salah

satunya adalah harga diri rendah.harga diri rendah merupakan perasaan

tidak berarti akibat evaluasi yang berkepanjangan di sertai kurangnya

perawatan diri sendiri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak

berani menatap lawan bicara lebih banyak menunduk, berbicara lambat dan

nada suara lemah. Banyak faktor yang menyebabkan harga diri rendah pada

lansia.Harga diri rendah pada lansia dikarenakan adanya tantangan baru

akibat dari kehilangan pasangan, ketidakmampuan fisik, dan

pensiun.Pandangan negatif dan adanya stigma dari lansia juga dapat

menyebabkan penurunan harga diri lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan

penyesuaian dan adaptasi dari lansia agar dapat berespons secara adaptif

terhadap perubahan yang terjadi akibat proses menua dan tidak jatuh pada

kondisi maladaptive.

Harga diri rendah pada lansia dapat terlihat melalui kesehatan fisik

dan emosionalnya, serta ekspresi kepedulian melalui keluhankeluhan

terhadap tubuh.Lansia yang mengalami harga diri rendah sering

menimbulkan perasaan tidak berguna, tidak berarti dan tidak berharga.Salah

satu upaya untuk menjaga kesehatan lanjut usia adalah melalui olahraga

atau aktifitas fisik yang rutin. Manfaat olahraga bagi fisik sudah banyak

diketahui, seperti mengendalikan berat badan, menurunkan tekanan darah,

mengurangi resiko diabetes, dan lain-lain.


(“Exercise and mental health,” 2017).Selain untuk kesehatan fisik,

olahraga juga memiliki manfaat untuk kesehatan mental dan

psikologi.Latihan atau aktifitas fisik yang rutin dilakukan dapat meningkatkan

mood dan kualitas tidur, mengurangi stress dan kecemasaan.Aktifitas fisik

dapat memicu pengeluaran hormon serotonin dan endorphin yang dapat

mempengaruhi mood serta memberikan rasa bahagia bagi seseorang.

Olahraga akan membantu memompa darah ke otak sehingga membantu

proses berpikir, meningkatkan ukuran hipokampus yang dapat meningkatkan

hubungan anatara selsel saraf pada otak, menigkatkan daya ingat dan

melindungi otak dari penyakit .

Yanuarita, (2012) menyatakan Brain Gym/ Senam Latih Otak dapat

dilakukan oleh lanjut usia (Lansia) karena gerakan Brain Gym tidak hanya

dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi dapat

merangsang kerja dan berfungsinya otak secara optimal, yaitu lebih

mengaktifkan kemampuan otak kanan dan kiri sehingga kerjasama antara

belahan otak kanan dan kiri bisa terjalin dengan melakukan Brain Gym

kualitas hidup lansia pun akan meningkat. Selain Brain Gym terdapat juga

terapi Reminiscence, Menurut (Endang, 2011).Terapi reminiscence

merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilaksanakan

secara individu atau kelompok.Terapi ini lebih utama ditujukan pada lansia

yang mengalami stres. Terapi reminiscence yang dilakukan memberikan

kesempatan pada sesama lansia untuk saling berbagi pengalaman masa

lalu untuk mencapai integritas diri. Menurut Syarniah 2010). Terapi

Reminiscence di sebut juga suatu mekanisme untuk mengatasi

perubahan.Dalam terapi ini individu dalam mencapai integritas diri dan harga
diri. Melalui proses ini lansia dapat mempromosikan diri, mengingat

kenangan sendiri maupun kenangan bersama, mengatasi kekurangan dan

keterbatasan fisik, mengidentifikasi tema universal tentang kehidupan

manusia, dan memperkuat mekanisme pertahanan diri. Hal ini berarti terapi

reminiscencedapat dipergunakan untuk lansia dalam rangka memperkuat

integritas diri dan permasalahan yang dimilikinya melalui kenangan masa

lalu yang sudah dikembangkannya.

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Efektifitas Senam Terapi Latih Otak dan Terapi Reminiscence

terhadap harga diri pada lansia di desa mojolegi kecamatan gading

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dari

penelitian ini “apakah ada pengaruh kelompok terkontrol dan kelompok

pelakuan terhadap harga diri pada lansia di desa mojolegi kecamatan gading

?”.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas senam terapi

latih otak dan terapi reminiscence terhadap harga diri pada lansia di desa

mojolegi kecamatan gading

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kekuatan pada lansia dengan harga diri sebelum

dan setelah diberikan senam terapi latih otak dan terapi reminiscence

di desa mojolegi kecamatan gading


2. Mengidentifikasi kekuatan fisik dan psiko pada lansia dengan harga

diri sebelum dan setelah di berikan senam terapi latih otak dan terapi

reminiscence di desa mojolegi kecamatan gading

3. Menganalisis efektifitas senam terapi latih otak dan terapi

reminiscence terhadap harga diri pada lansia di desa mojolegi

kecamatan gading

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Keperawatan

Sebagai masukan bagi perawat terutama untuk meningkatkan

perannya dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.Selain itu dapat dijadikan

Evidance Base bagi praktik keperawatan disemua tatanan pelayanan

kesehatan baik di rumah sakit maupun masyarakat.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Untuk responden sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi

tenaga kesehatan dalam melakukan asuhan pada lansia dan diharapkan

agar dapat menerapkan senam terapi latih otak dan terapi reminiscence.

1.4.3 Lahan Penelitian

Untuk responden sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi

tenaga kesehatan dalam melakukan asuhan pada lansia dan diharapkan

agar dapat menerapkan. Senam terapi latih otak dan terapi

reminiscence.

1.4.4 Bagi Peneliti

Sebagai wawasan diri sendiri untuk mengembangkan ilmu yang

didapat dan menjadikan pengalaman terhadap pengetahuan.khususnya


yang berkaitan dengan Pengetahuan dalam mengaplikasikan senam

terapi latih otak dan terapi reminiscence sesuai prosedur dan aturan.

Daftar pustaka

Azizah, L. M., Martiana, T., & Soedirham, O. (2017).The Improvement of


Cognitive Function and Decrease the Level of Stress in the Elderly with
Brain Gym. International Journal Of Nursing And Midwifery Science
(IJNMS), 1(1), 26-31. Azizah, L. M., Martiana, T., & Soedirham, O.
(2017).The Improvement of Cognitive Function and Decrease the Level of
Stress in the Elderly with Brain Gym. International Journal Of Nursing And
Midwifery Science (IJNMS), 1(1), 26-31.

Exercise and Mental Health.(2017). Healthdirect. Diakses dari


https://www.healthdirect.gov.au/exercise-and-mental-health

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Analisis Lansia di Indonesia. Jakarta: Pusat


Data dan Informasi

Panglipurethias, Dwi, Ayu. (2015) Pengaruh Senam Latih Otak (Brain Gym)
Terhadap Tingkat Depresi Lansia Di Pposyandu Lansia Aji Yuswa Ngebel
Tamantirto Kasihan Bantul.Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan
Muhammadiyah.

RI, D. K. (2016). Situasi Lanjut Usia ( LANSIA) Di Indonesia. Departemen


Kesehatan RI

RI. K. (2017).Analisi Lansia Di Indonesia. Kementrian kesehatan RI

Shalaby M.H, M. S. A. E. . (2018). The Effect of Reminiscence Therapy on Depression


among Elderly. E-ISSN: 2320–1959.p- ISSN: 2320–1940, 7(6).

WHO. (2017). Depression and other common mental disorders: Global health estimate.
Geneva.

World Health Organization.(2017). Definition of an older or elderly


person.Available Source: http://www.who.int/healthinf o/.

Anda mungkin juga menyukai