Kdkpdodik
Kdkpdodik
MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Kelompok 5 :
1. Isfiana Hasanah 14201.12.20019
2. Mochammad Nurul Kutzy 14201.12.20023
3. Salimatul Amaliya 14201.12.20036
4. Silvina Sugianti 14201.12.20038
5. Siti Maria Ulfa 14201.12.20040
PROBOLINGGO
2020-2021
1
Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya karena
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya hingga kepada kita sebagai umatnya hingga akhir zaman.
Pada makalah ini penulis membahas mengenai penulis membahas mengenai Pengambilan
keputusan etik pada pasien tertentu. Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan
beberapa sumber sebagai referensi, penulis mengambil referensi dari buku dan internet.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tidak lepas dari
dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pengasuh Yayasan Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim,S.Kep.,N.s.,M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Wardatul Washilah,S,Kep,. N.s.,M.Kes selaku wali kelas sarjana keperawatan tingkat 1.
4. Dodik Hartono,S.Kep.,N.s.,M.Kep. Selaku dosen pembimbing mata kuliah konsep dasar
keperawatan 1.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan
yang terbaik, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................i
1.1.Latar Belakang ................................................................................................i
1.2.Rumusan Masalah...........................................................................................ii
1.3.Tujuan..............................................................................................................ii
1.4.Manfaat ...........................................................................................................ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................
2.1.Pengertian Pengambilan Keputusan Etik..........................................................
2.2.Model Pengambilan Keputusan Dilema Etik Secara Bertanggung Jawab..........................
BAB III
PEMBAHASAN......................................................................................................
3.1.Pengambilan keputusan etik pada pasien:.........................................................
a. Pasien dengan penyakit(HIV/AIDS,TB,Kusta)
b. Kelompok khusus (lansia,ibu hamil)
c. Kelompok pasien dengan masalah kegawatan
3.2.Pengambilan keputusan etik pada tindakan berikut ini:....................................
a. Pemeriksaan fisik pasien
b. Pemberian obat dan kebutuhan nutrisi
BAB I
PENUTUP...............................................................................................................
A.Kesimpulan .........................................................................................................
B.Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
4
Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
5
Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengambilan keputusan merupakan sebuah refleksi dari perawat ataupun pasien. Membantu
perawat dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan baik dan hati-hati.
Pengambilan keputusan dalam tindakan keperawatan harus ada interaksi antara perawat dengan
klien, pengambilan keputusan dalam keperawatan dapat dilakukan dalam setiap proses
keperawatan, tugas perawat pada saat proses pengambilan keputusan ini adalah sebagai fasilitator
untuk memberikan fasilitas dan dukungan pada klien, pengambilan keputusan klinis dengan
melibatkan klien akan meningkatkan tingkat kemandirian bagi klien, pengambilan keputusan
klinis diperlukan kemampuan berpikir kritis bagi perawat.
Yang terjadi di Indonesia pengambilan keputusan belum sepenuhnya dilakukan
bersama antara perawat-klien. Perawat masih berperan sebagai pengambil keputusan tunggal.
Sehingga dibutuhkan pemahaman lebih lanjut terkait dengan pengambilan keputusan klinis
keperawatan dengan harapan peran perawat akan lebih terlihat nyata sebagai pemberi asuhan
yang akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan.
Dalam praktek sehari-hari perawat harus membuat keputusan diagnostik yang terkait dengan
tugasnya dalam melakukan asuhan keperawatan. Perawat selain memberi asuhan keperawatan
juga sering kali dituntut untuk dapat membantu dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh
klien. Oleh karena itu perawat memerlukan pemikiran kritis, ketrampilan interpersonal dan
berlandaskan etika keperawatan sehingga pasien dapat terbantu dalam mengambil keputusan.
Partisipasi klien dalam mengambil keputusan juga sangat mempengaruhi. Dengan
demikian,hubungan yang terjadi haruslah menguntungkan klien dan tidak memiliki efek yang
negatif bagi klien. Kolaborasi perawat klien merupakan komponen utama dalam pemberian
asuhankeperawatan, pengambilan keputusan merupakan bagian dari asuhan keperawatan,
sehingga pengambilan keputusan dalam proses keperawatan harus melibatkan pasien dan
keluarganya.
Keterlibatan klien yang dimaksud dalam pengambilan keputusan ini adalah sebagai upaya
pemberdayaan klien sehingga meningkatkan tingkat kemandirian klien. Tingkat kemandirian ini
akan dicapai jika pasien dan keluarga mampu mengambil keputusan dengan baik dan tepat
dalam memilih asuhan dan bantuan terkait kondisinya. Sehingga diperlukan peran aktif pasien
dan keluarga dalam pengambilan keputusan klinis tersebut. Dalam beberapa penelitian
disebutkan bahwa tugas perawat pada saat pengambilan proses pengambilan keputusan ini
adalah sebagai fasilitator untuk memberikan fasilitas dan dukungan pada klien.
Perawat melakukan pengambilan keputusan dalam setiap tindakan, sementara itu perawat juga
merencanakan dan memberikan asuhan. Efektifitas dan ketepatan pengambilan keputusan
membutuhkan kemahiran dalam mengumpulkan data dan keterampilan berpikir kritis. Berpikir
kritis dalam keperawatan merupakan komponen yang sangat penting dari akuntabilitas
profesional dan salah satu penentu kualitas asuhan keperawatan. Perawat yang memiliki
kemampuan berpikir kritis akan menunjukkan sikap percaya diri, berpandangan konseptual,
kreatif, fleksibel, rasa ingin tahu, berpikiran terbuka, tekun dan reflektif (Ingram, 2008).
6
Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
Dalam membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang mempengaruhi, yaitu nilai dan
kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawat, dan prinsip etis dan
model kerangka keputusan etis. Unsur-unsur yang terlibat dalam pembuatan keputusan
dan tindakan moral dalam praktik keperawatan (Diadaptasi dari Fry, 1991) sebagai dalam
diagram berikut
7
■JS,B Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
Penyelesaian masalah
etika keperawatan menjadi tanggung jawab perawat.
Berarti perawat melaksanakan norma yang diwajibkan dalam perilaku
keperawatan, sedangkan tanggung gugat adalah mempertanggungjawabkan
kepada diri sendiri, kepada klien/masyarakat, kepada profesi atas segala tindakan
yang diambil dalam melaksanakan proses keperawatan dengan menggunakan
dasar etika dan standar keperawatan. Dalam pertanggunggugatan tindakannya,
perawat akan menampilkan pemikiran etiknya dan perkembangan personal
dalam profesi keperawatan.
8
Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional
1980).
Nilai-nilai tradisional sedikit demi sedikit telah ditinggalkan oleh beberapa
kalangan masyarakat.Misalnya, kaum wanita yang pada awalnya hanya
sebagai ibu rumah tangga yang bergantung pada suami, telah beralih
menjadi pendamping suami yang mempunyai pekerjaan dan banyak yang
menjadi wanita karier.Nilai-nilai yang diyakini masyarakat berpengaruh
pula terhadap keperawatan.
9
c. Faktor legislasi dan keputusan yuridis
Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan.Setiap
perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya suatu tindakan
yang merupakan reaksi perubahan tersebut.Legislasi merupakan jaminan
tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai
hukum dapat menimbulkan suatu konflik (Ellis, Hartley, 1990).
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah etika
kesehatan sedang menjadi topik yang sedang dibicarakan. Oleh karena itu,
diperlukan undang-undang praktik keperawatan dan keputusan menteri
kesehatan yang mengatur registrasi dan praktik perawat
Dalam UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 Bab VI tentang hak dan
kewajiban Pasal 36 butir a tercantum bahwa perawat dalam melaksanakan
praktek keperawatan berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi,
standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pasal 37 butir b tercantum bahwa perawat dalam melaksanakan
praktek keperawatan berkewajiban memberikan pelayanan keperawatan
sesuai dengan kode etik, standar pelayanan keperawatan, standar profesi,
standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
d. Faktor Dana/Keuangan
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik.untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat,
pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan program yang
dibiayai pemerintah.
Perawat dan tenaga kesehatan yang setiap hari menghadapi klien, sering
menerima keluhan klien mengenai pendanaan. Dalam daftar kategori
diagnosis keperawatan tidak ada pernyataan yang menyatakan
ketidakcukupan dana, tetapi hal ini dapat menjadi etilogi bagi berbagai
diagnosis keperawatan antara lain ansietas dan ketidakpatuhan. Masalah
ketidakcukupan dana dapat menimbulkan konflik, terutama bila tidak
dapat dipecahkan.
e. Faktor Pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan, perawat perlu mempertimbangkan
posisi pekerjaannya.Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga
yang praktek sendiri, tetapi bekerja dirumah sakit, dokter praktek swasta,
atau institusi kesehatan lainnya.
Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat
sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia dapat
mendapat sanksi adminitrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.
BAB III
PEMBAHASAN
Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah nutrisi Perawat membantu
klien memahami faktor yang mengurangi nafsu makan, menggunakan pendekatan untuk
menstimulasi nafsu makan, dan mengkaji klien untuk kebutuhan agen farmakologi yang
menstimulasi nafsu makan atau mengatur gejala yang mengurangi nafsu makan. Perawat
menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi,
menentukan diet khusus dan pilihan makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu
makan, dan konseling klien dan keluarga.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Proses pengambilan keputusan dalam tindakan keperawatan merupakan komponen
penting dalam proses keperawatan , sehingga dibutuhkan kemampuan perawatan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki perawat dapat menghambat perawat
dalam mengambil keputusan mengenai perawatan yang akan diberikan kepada klien yang
akan berakibat fatal terhadap klien. Penting bagi perawat untuk mampu mengambil keputusan
dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam asuhan keperawatannya sehingga proses
keperawatan yang diberikan kepada klien ini diarahkan sebagai proses refleksi baik bagi
perawat ataupun klien.
Dalam melakukan tindakan dalam pemberian asuhan keperawatan harus berdasarkan
nilai-nilai dan etika yang dianut oleh klien dan nilai-nilai profesional asuhan keperawatan.
Mengkombinasikan nilai profesional, etik dan nilai yang di anut klien akan meningkatkan
pelayanan, identifikasi kebutuhan dan masalah keperawatan lebih sistematis sehingga
meningkatkan pemahaman klien dalam pengambilan keputusan asuhannya.
4.2.Saran
Sebagai seorang perawat harus mampu berpikir secara kritis dalam proses
pengambilan keputusan etik agar tercapai tujuan perawat untuk mengembalikan kemandirian
klien,dan setiap mengambil keputusan harus sesuai dengan etik keperawatan
DAFTAR PUSTAKA