829-Article Text-1619-1-10-20170928
829-Article Text-1619-1-10-20170928
Waway Qodratulloh S.
ABSTRAK
Al Quran sebagai kitab suci umat Islam memuat berbagai ajaran yang agung. Diantara
ajaran yang terdapat dalam Al Quran,terdapat perintah untuk menggunakan potensi akal yang
telah Allah SWT karuniakan kepada manusia. Terminologi manusia yang berakal dalam Al
Quran menggunakan istilah ulul albâb yang disebut sebanyak 16 kali dalam berbagai surat dan
ayat. Sintesis dari pemikiran pakar menunjukkan bahwa ulul albâbbermakna manusia yang
mampu menyadari keberadaan dirinya serta tanggung jawabnya terhadap Tuhan untuk
membawa perubahan di lingkungannya menuju ke arah lebih baik berdasarkan ajaran dalam Al
Quran.Implikasi dari konsep ulul albab terhadap pembelajaran PAI adalah PAI bertujuan
membina pemahaman keagamaan mahasiswa sehingga dapat diaktualisasikan sesuai dengan
kapasitas keilmuan dan profesinya. Penyusunan materi PAI menggunakan pendekatan saintifik
intregatif.Pendekatan dalam proses pembelajaran mengombinasikan pendekatan holistik –
kontekstual
Kata kunci : Ulul Albâb, pembelajaran, PAI
ABSTRACT
Al Quran, the Muslim holy book contains the teachings of the great. One of the teachings
contained in the Quran is the command to use the intelligence potential that Allah has given to
humans. The terminology of intelligent person according to the Quran is Ulul Albab which is
called 16 times in various chapters and verses. The synthesis of the experts’thought showed that
Ulul Albab means someone who is aware of his existence and his responsibilities to his God to
bring about better changes in the environment based on the teachings of the Quran.The
implication of these concepts toward Islamic Religious Education (PAI) is that PAI purposes to
foster the religious understanding of students’ in order to be actualized according to their
knowledge and professional capability. Integrative scientific approach was used to prepare the
material of PAI. The approach in the learning process combined the holistic – contextual
approach.
menggunakan akal pikirannya dengan cara sekelompok orang yang melanjutkan studi
memperhatikan segala sesuatu yang ada di ke jenjang paling tinggi lalu memperoleh
langit dan di bumi.Hal ini tercantum dalam pengetahuan dan keterampilan kemudian
surat Ali Imran ayat 190 yang berusaha mengembangkan pengetahuan dan
artinya,“Sesungguhnya dalam penciptaan keterampilan melalui penelitian-penelitian
langit dan bumi, dan silih bergantinya dan menerapkan hasil penelitiannya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi sehingga lebih berdaya guna untuk
orang-orang yang berakal”. mempermudah kehidupan masyarakat.
Ayat di atas mengisyaratkan Tingkat menengah adalah mereka yang
perintah Allah Swt. kepada manusia agar menuntut ilmu tanpa berusaha
memberdayakan potensi akal yang mengembangkan ilmu. Termasuk ke dalam
dimilikinya untuk memikirkan segala golongan kedua ini adalah mereka yang
sesuatu yang ada di langit dan di bumi. berusaha menuntut ilmu sebagai bekal
Terminologi manusia berakal dalam ayat dalam kehidupannyayang tidak
tersebut menggunakan istilah ulul albâb. mempunyai visi untuk dikembangkan lebih
Dalam Al Quran, terminologiulul lanjut. Mereka kuliah, memperoleh
albâb atau ulil albâb terulang sebanyak 16 keterampilan dari proses pendidikan
kali yang menunjukkan betapa pentingnya tersebut kemudian bekerja lalu hasilnya
ulul albâbdalam proses pengembangan hanya dimanfaatkan untuk diri sendiri. Pada
keilmuan, pemikiran, dan pembentukan tingkat terbawah, dengan jumlah yang
pribadi yang unggul.Pada Al paling banyak adalah mereka yang
Qur‟an,diekspos keseluruhan orang beriman melanjutkan studi hanya untuk mendapat
dan berilmu sebagai hamba-hamba Allah selembar ijazah, gelar, dan status melalui
yang memiliki kedudukan tinggi. Pada Surat pendidikan di perguruan tinggi.
Al Mujadalah ayat 11,tersurat kemuliaan Perguruan tinggi merupakan
khusus akan diberikan kepada mereka yang “kawah candradimuka” ilmuwan dan
beriman dan berilmu bahkan akan diberikan. profesional, yang mempunyai peran
Begitu mulianya keimanan dan signifikan untuk menghasilkan lulusan yang
keilmuan seseorang sehingga Allah mempunyai karakter keilmuan dan
menjadikan orang yang beriman dan keimanan. Kedua aspek tersebut menjadi
berilmu ini sebagai tempat rujukan setiap muatan kurikulum pada pendidikan
pertanyaan sebagaimana disebutkan dalam tinggi.Setiap lembaga pendidikan
surat an Nahl: 43 yang artinya, “Dan Kami mempunyai peran yang sangat besar untuk
tidak mengutus sebelum kamu, kecuali mewujudkan cita-cita pendidikan nasional
orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu demiterciptanya manusia seutuhnya.
kepada mereka; Maka bertanyalah kepada Manusia yang utuh secara mental maupun
orang yang mempunyai pengetahuan jika spiritual adalah manusia yang utuh secara
kamu tidak mengetahui”.Selain itu, Allah keilmuan maupun secara keimanan dan utuh
juga memuliakan mereka sebagai orang secara pengetahuan maupun perbuatan.
yang paling takut terhadap Tuhan mereka Sebagai bagian dari sistem
sebagaimana disebut dalam surat al Fathir: pendidikan karakter pada perguruan tinggi,
28 yang artinya,“Dan demikian (pula) di mata kuliahPAI (Pendidikan Agama Islam)
antara manusia, binatang-binatang melata mempunyai peran strategis mengingat isi
dan binatang-binatang ternak ada yang mata kuliah PAI berkaitan dengan
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). pembinaan karakter melalui pengetahuan
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di keimanan dan keilmuan mahasiswa. PAI
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah „ulama. harus mampu membina mahasiswa menjadi
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi generasi penerus, yang memiliki integritas
Maha Pengampun”. moral dan akhlak serta keberagamaan yang
Dalam perspektif sosiologis, mereka kokoh.Peran strategis PAI ini sangatlah
yang berusaha mengembangkan ilmu berada beralasan karena berdasarkan Kepmen
dalam puncak piramida kegiatan pendidikan Diknas Nomor: 232/U/2000, PAI
(Tobroni, 2008: 48). Pada tingkatan ini, ada merupakan salah satu matakuliah dalam
Konsep Ulul Albâb dalam Al Quran dan Implikasinya dalam Pembelajaran 19
Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
kurikulum inti yang diarahkan untuk Bagian terluar yang merupakan kulit atau
membentuk karakter dan sikap sabut kelapa dinamakan sebagai
keberagamaan dalam kehidupan mahasiswa Qiysr,lapisan kedua dinamakan sebagai
serta menjadi landasan dalam Qisyr al Qiysr yakni tempurung atau batok
mengembangkan ilmu yang ditekuninya. kelapa, dan bagian ketiga yang merupakan
Atas dasar itulah, artikel ini daging kelapa dinamakan sebagai lubb atau
membahas konsep ulul albâb dalam Al inti kelapa. Hati adalah satu-satunya
Quran dan implikasinya dalam perangkat manusia yang biasa digunakan
pembelajaran PAI di perguruan tinggi untuk mengenal Allah. Karenanya, Allah
umum (PTU). Artikel ini disusun untuk menyebutkan bahwa hanya orang yang
menelaah konsep ulul albâb dalam AlQuran, mengenali lubb-nya yang bisamemahami
dan bagaimana implikasi konsep ulul albâb ayat-Nyakarenalubb tidak akan dikenali
tersebut terhadap pembelajaran PAI pada apabila hatinya “padam atau gelap”.
PT dilihat dari aspek tujuan pembelajaran, Ulil albab dalam Al Quran
penyusunan materi, dan pendekatan mempunyai makna yang sejalan dengan
pembelajaran. Diharapkan,artikel ini istilah “Rausyan Fikr” sebagaimana
menjadi gagasan awal untuk pengembangan diungkapkan oleh Ali Syariati (dalam
pembelajaran PAI pada PTU sehingga Rakhmat, 1993:16). Istilah rausyan
cita-cita membina mahasiswa menjadi fikrberasal dari bahasa Persia yang
manusia seutuhnya melalui mendidikan mempunyai arti pemikir yang tercerahkan.
bisa tercapai. Sementara, Rakhmatsendiri mengartikan
Rausyan Fikr ke dalam bahasa Inggris
Makna Ulul Albâb yakni intellectual atau freethinkers atau
Dalam Al Quran, term ulul albâb dalam bahasa Indonesia bermakna
atau ulil albâb terulang sebanyak 16 kali. intelektual yang sebenarnya.
Adapun ayat-ayat yang menyebutkan kata Ulil albab merupakan kelompok
ulul albâb tertuang dalam QS.al-Baqarah orang, yang tanpa instruksi, tergugah
[2]: 179, 197, 269; QS.Ali „Imrân [3]: 7, 90; hatinya untuk membimbing masyarakat
QS.al-Mâidah [5]: 100; QS.Yusuf [12]: 111; menuju kehidupan yang lebih baik.
QS.al-Ra’d [13]: 19; QS.Ibrâhîm [14]: 52; Menurut Syariati (1993), ulul
QS.Shâd [38]: 29, 43; QS.al-Zumar [39]: 9, albâbbukanlah ilmuwan, bukan pula filsuf.
18, 21; QS.al-Mukmin [40]: 54, dan Seorang ilmuwan mempunyai
QS.al-Thalâq [65]: 10. kecenderungan untukmenyibukkan diri
Ulul albâbberasal dari dua suku dengan benda-benda fisik dan gejalanya. Ia
kata, yakni uluu atau ulii yang bermakna akan berusaha menghubungan diri dengan
yang memiliki, dan al-albab sebagai bentuk objek untuk meneliti dengan saksama,
jamak dari kata lubb yang bermakna bagian seperti pengamatan terhadap angkasa
penting dari sesuatu. Definisi ulul sehingga melahirkan astronomi atau
albâbdalam Al Quran diterjemahkan pengamatan terhadap tumbuhan sehingga
berbeda oleh beberapa cendekiawan, yakni melahirkan botani. Sementara,filsuf lebih
orang yang berakal sebagaimana diartikan cenderung kepada perenungan konseptual.
oleh Yunus; Hamka mengartikan ulul albâb Perenungan filsafat cenderung kepada
sebagai orang yang mempunyai pikiran; pemikiran akan hal dan proses yang
Hamidi mengartikan ulul albâb sebagai sifatnya umum. Perenungan ini berusaha
orang yang mengerti; sementara Rifa‟i menyusun suatu sistem pengetahuan yang
mengartikannya sebagai orang yang berakal rasional yang pada gilirannya
kuat; dan Abdullah Yusuf Ali akanmemahamkan manusia terhadap
mengartikannya sebagaiMen of keberadaan alam maupun terhadap dirinya
Understanding (dalam Wasil, 2009: 2) sendiri. Dengan sendirinya, seorang filsuf
Ketika menjelaskan kata lubb, akan sangat detail ketika memikirkan dan
Imam Ghazali mengumpamakannya seperti merenungkan sesuatu karena jangkauan
buah kelapa. Hati manusia laksana buah perenungannya bukan hanya pada hal-hal
kelapa yang terdiri atas beberapa bagian. yang tampak secara materi namun juga
20 Sigma-Mu Vol.8 No.1 – Maret 2016