Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN MATERI PEMBELAJARAN PADA TINGKAT SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA

Rifka Zahera1, Nursalim2, Anggi Fitri3


rifkazahera567@gmail.com, Nursalim@uinsuska.ac.id, anggifitri@stit-alkifayahriau.ac.id
1,2
Pendidikan Guru Bahasa Indonesia, UIN Sultan Kasim Riau
3
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-kifayah Riau
Abstrack
Learning material planning is very important for educators. Teaching materials are all
forms that are used to assist educators in carrying out teaching and learning activities in the
classroom. The material in question can be in the form of written material or unwritten
material. Teaching materials are information, tools and text that are needed by educators or
instructors for planning and studying learning implementation. Good learning must be
supported by good planning so that starting from preparation and evaluating the learning
process will be more focused and right on target. Educators have a big role in learning
planning. Therefore, in every learning organization, one must always pay attention to the
aspects that exist in the learning planning. Planning learning materials in junior high schools
must always adjust to the level of development of students.
Keywords: Planning, Teaching Materials, Learning
Abstrak
Perencanaan materi pembelajaran sangat penting bagi pendidik. Bahan ajar merupakan
segala bentuk yang digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang di perlukan pendidik atau
instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi belajar. Pembelajaran yang baik
harus didukung dengan perencanaan yang baik pula sehingga mulai dari persiapan dan
pengevaluasian terhadap proses pembelajaran akan lebih terarah dan tepat sasaran. Pendidik
memiliki peran besar terhadap perencanaan pembelajaran. oleh karena itu, dalam setiap
penyelenggaraan pembelajaran harus selalu memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam
perencanaan pembelajaran. perencaanaan materi pembelajaran pada sekolah menengah
pertama harus selalu menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Kata Kunci: Perencanaan, Bahan Ajar, Pembelajaran
PENDAHULUAN Agar pendidik dapat melaksanakan
tugasnya tersebut dengan baik, diperlukan
Setiap pendidik harus menguasai materi pengalaman dan pengetahuan tentang siapa
pelajaran yang diampunya dan dapat peserta didik, serta bagaimana
menyampaikan materi tersebut secara menyampaikan materi tersebut dengan
efektif dan efesien kepada peserta didik. baik (Nasution, 2017).

1
Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau
2
Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau
3
Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Seorang pendidik bisa membantu pendidik bisa terealisasi sesuai dengan
peserta didik untuk mendapatkan tujuan yang telah ditetapkan.
informasi, nilai, keterampilan, ide, cara
berfikir, sarana untuk mengekpresikan Majid, mengungkapkan bahwa
dirinya, dan cara-cara belajar. perencanaan merupakan proses
penyusunan materi pembelajaran,
Peran pendidik dalam mengajar dituntut penggunaan media pembelajaran,
untuk membimbing, mengarahkan, penggunaan pendekatan dan metode
memotivasi, dan memfasilitasi peserta pengajaran, dan penilaian dalam suatu
didik agar berperan aktif dalam proses alokasi waktu yang akan dilaksanakan
pembelajaran guna tercapainya tujuan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Guna yang telah ditetapkan (Fitri, dkk, 2017).
mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan, maka perencanaan kegiatan Sedangkan menurut Hasbi, perencanaan
pembelajaran seharusnya tidak tergantung merupakan proses menentukan tujuan dan
semata-mata hanya pada pendidik, tetapi sasaran yang ingin dicapai dan
harus mengoptimalkan potensi yang menetapkan bidang dan sumber daya yang
dimiliki peserta didik (Rambe, 2018). diperlukan agar seefisien dan seefektif
mungkin. Perencanaan harus dipersiapkan
Proses pembelajaran yang berlangsung sebelum penerapan fungsi manajemen
dikelas berpusat pada tenaga pendidik, lainnya karena menentukan kerangka kerja
lebih aktif dari pada peserta didik. hal ini untuk melaksanakan fungsi manajemen
menyebabkan rendahnya minat peserta lainnya (Saufi & Hambali, 2019).
didik dalam belajar, rendahnya aktivitas
peserta didik dalam belajar sehingga Perencanaan dapat juga diartikan
peserta didik tidak dapat memahami dan sebagai suatu cara untuk mengantisipasi
menguasai materi pelajaran yang dan menyeimbangkan perubahan. Menurut
disampaikan permasalahan ini akhirnya Uno, defenisi ini mengasumsikan bahwa
berdampak pada rendahnya tingkat perubahan selalu terjadi. Perubahan
pencapaian hasil belajar (Maskiah, 2016). lingkungan harus selalu diantisipasi
sehingga perubahan berimbang dengan
Salah satu upaya yang bisa dilakukan perubahan dalam pembelajaran di sekolah
oleh pendidik dalam rangka mengurangi atau madrasah (Uno, 2008)
kejenuhan belajar pada peserta didik
adalah dengan mengembangkan bahan ajar Menurut Oemar Hamalik memberikan
dalam dunia pendidikan. Bahan ajar pemahaman bahwa, Pembelajaran adalah
berfungsi sebagai wujud dari penjelasan suatu kombinasi yang tersusun meliputi
pendidik di depan kelas, pengembangan unsur-unsur manusiawi (peserta didik dan
bahan ajar berawal dari konvensional pendidik), material (buku, papan tulis,
menuju inovatif yang dapat membantu kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang,
pendidik dan peserta didik dalam proses kelas audio visual), dan proses yang saling
belajar sehingga proses pembelajaran mempengaruhi mencapai tujuan
tersebut lebih menyenangkan dan tidak pembelajaran (Fakhrurrazi, 2018).
membosankan dengan agar berbagai tema Sedangkan pendapat lain mengungkapkan
yang beragam. bahwa pembelajaran merupakan sarana
kegiatan untuk menyampaikan suatu
Perencanaan sering dikaitkan dengan pesanan nilai-nilai positif agar mencapai
pembelajaran. Pembelajaran merupakan tujuan tertentu dengan memanfaatkan
salah satu sub sistem pendidikan selain sumber-sumber untuk belajar (Isnaeni &
kurikulum. Dengan adanya pembelajaran, Hildayah, 2020).
perencanaan yang sudah dibuat oleh
Secara lebih spesifik Hanun optimal dan bervaariasi, sehingga hasil
memberikan pemahaman bahwa, belajar peserta didik ikut meningkat.
perencanaan pembelajaran merupakan Berdasarkan uraian yang telah
suatu dokumen rasional yang disusun dikemukakan diatas, tujuan dalam
berdasarkan hasil analisis sistematis penelitian ini yaitu membahas tentang
tentang perkembangan peserta didik perencanaan materi pembelajaran. konsep
dengan tujuan agar pembelajaran lebih dasar perencanaan materi pembelajaran ini
efektif dan efesien sesuai dengan tuntutan mencakup prinsip pengembangan bahan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat. ajar, kriteria pemilihan materi
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yanSg pembelajaran, syarat penentuan materi
baik memerlukan perencanaan program pembelajaran, cara pemilihan materi
yang baik pula. Itu berarti keberhasilan pembelajaran, jenis bahan ajar, dan
belajar peserta didik sangat ditentukan penyusunan bahan ajar.
oleh perencanaan yang dibuat oleh
pendidik (Hanum, 2010). METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Suryosubroto, materi pelajaran Penelitian ini adalah penelitian


pada hakikatnya adalah isi dari materi kepustakaan atau Library Research.
pelajaran yang diberikan kepada peserta Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
didik sesuai dengan kurikulum yang teks, buku-buku dan naskah publikasi
digunakan (Suryosubroto, 2009). Pendapat mengenai perencanaan materi
lain memberikan pemahaman, materi pembelajaran. Yang bersumber dari
pembelajaran adalah segala sesuatu yang naskah-naskah kepustakaan relevan yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai di angkat sebagai permasalahan dalam
siswa sesuai dengan kompetensi dasar topik pebelitian ini. sumber data yang
dalam rangka pencapaian standar digunakan adalah data-data hasil penelitian
kompetensi setiap mata pelajaran dalam terdahulu yang relevan. Langkah-langkah
satuan pendidikan tertentu. Dalam konteks yang dilakukan diantaranya pengumpulan
tertentu, materi pelajaran merupakan inti data pustaka, membaca, mencatat, serta
dalam proses pembelajaran, artinya sering membandingkan literatur untuk kemudian
terjadi proses pembelajaran diartikan diolah dan menghasilkan kesimpulan. Data
sebagai proses penyampaian materi. Hal yang digunakan merupakan data sekunder
ini dibenarkan manakala tujuan utama yang berasal dari teksbook, jurnal artcle
pembelajaran adalah penguasaan materi ilmiah dan literature review yang berisikan
pembelajaran (Sanjaya, 2013). tentang konsep yang sedang dikaji.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas Penelitian ini merupakan penelitian
dapat disimpulkan bahwa perencanaan analisis kebutuhan yang nantinya
materi pembelajaran ini merupakan salah digunakan sebagai dasar faktor
satu komponen yang sangat penting untuk personalitas dalam perencanaan materi
mencapai tujuan-tujuan dalam pembelajaran.
pembelajaran. karena, pendidik tidak akan
PEMBAHASAN
bisa mengajar dengan optimal apabila
tidak memiliki persiapan yang PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN
dikembangkan dalam perencanaan materi AJAR
pembelajaran. dengan menerapkan materi Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip
pembelajaran yang sudah dikembangkan pembelajaran menurut Larsen dan
tersebut, diharapkan bisa menjadi alternatif Freeman (1986) dalam Supami dkk,
bagi pendidik dalam menyampaikan suatu 1997/1998) adalah represent the theoretical
materi pembelajaran sehingga proses framework of the method. Prinsip
belajar mengajar akan berjalan secara pembelajaran adalah kerangka teoritis
sebuah metode pembelajaran. Kerangka target kurikulum (Rusdy Ananda,
teoritis adalah teori-teori yang 2019).
mengarahkan harus bagaimana sebuah Menurut Hasan prinsip-prinsip
metode dilihat dari segi 1) bahan yang pengembangan bahan ajar, yaitu:
akan dibelajarkan, 2) prosedur a. Validitas (validity) atau tingkat
pembelajaran (bagaimana peserta didik ketepatan materi. Seorang memberikan
belajar dan bagaimana guru mengajarkan pelajaran seorang guru harus yakin bahwa
bahan), 3) pendidik, dan 4) peserta didik. materi yang diberikan telah teruji
Berbagai prinsip dasar yang harus kebenarannya.
diperhatikan dalam pengembangan materi b. Keberartian atau tingkat
pembelajaran ajar yaitu: (a) kesesuaian kepentingan materi tersebut dikaitkan
atau relevansi, (b) keajegan atau dengan kebutuhan dan kemampuan peserta
konsistensi, dan (c) kecukupan atau didik. Materi standar yang diberikan harus
adecuacy relevan dengan keadaan dan kebutuhan
a. Prinsip relevansi atau kesesuaian peserta didik, sehingga bermanfaat bagi
Materi pembelajaran hendaknya relevan kehidupannya.
dengan pencapaian standar kompetensi dan c. Relevansi (relevance) dengan
pencapaian kompetensi dasarr. Jika tingkat kemampuan peserta diidk, artinya
kemampuan yang diharapkan dikuasai tidak terlalu sulit, tidak terlalu mudah, dan
peserta didik dengan menghapal fakta, disesuaikan dengan variasi lingkungan
maka materi pembelajaran diajarkan setempat dan kebutuhan dilapangan
haruslah berupa fakta, bukan konsep atau pekerjaan serta masyarakat pengguna saat
prinsip ataupun jenis materi yang lain, ini dan yang akan datang.
demikian juga sebaliknya. d. Kemenarikan (interes), pengertian
b. Keajegan atau konsistensi menarik disini bukan hanya sekedar
Jika kompetensi dasar yang harus menarik perhatian peserta didik pada saat
dikuasai peserta didik ada dua macam, mempelajari suatu materi pelajaran.
maka materi yang harus diajarkan juga e. Kepuasaan (satisfocation)
harus meliputi dua macam. Contoh: kepuasaan yang dimaksud merupakan hasil
kompetensi dasar yang harus dikuasai pembelajaran yang diperoleh peserta didik
peserta didik pengertian dan ketentuan- benar-benar bermanfaat bagi
ketentuan haji dan umrah. Berdasarkan kehidupannya, dan peserta didik benar-
tuntutan kompetensi dasar tersebut, maka benar dapat bekerja dengan menggunakan
materi yang dipaparkan meliputi: dan mengamalkan ilmu tersebut (Mulyasa,
pengertian dan ketentuan ketentuan haji 2012).
dan ketentuan-ketentuan umrah. Menurut beberapa penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa prinsip
pengembangan bahan ajar wajib
c. Adequacy atau kecukupan mempunyai prinsip seperti relevansi,
Materi yang diajarkan hendaknya keajegan, kecukupan, validitas,
cukup memadai dalam membantu keberartian, kemenarikan, dan kepuasan.
peserta didik menguasai kompetensi KRITERIA PEMILIHAN MATERI
dasar yang diajarkan. Materi tidak PEMBELAJARAN
boleh terlalu sedikit dan tidak boleh Materi pembelajaran berada dalam
terlalu banyak. Jika terlalu sedikit ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu,
maka kurang membantu tercapainya pemilihan materi pelajaran tentu saja harus
standar kompetensi dan kompetensi sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria)
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak yang digunakan untuk memilih isi
maka akan mengakibatkan kurikulum bidang studi bersangkutan.
keterlambatan dalam pencapaian
Secara garis besar kriteria pemilihan para ahli dalam bidangnya dan disusun
materi pembelajaran yaitu: berdasarkan GBPP yang berlakuu,
a. Kriteria Tujuan Pembelajaran kendatipun belum tentu lengkap
Suatu materi pelajaran yang terpilih sebagaimana yang diharapkan. Guru yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan penting, oleh sebab sumber yang
pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan diharaokan. Guru yang ahli penting oleh
tingkah laku. sumber utama memang guru itu sendiri.
b. Materi Pembelajaran Supaya Masyarakat juga merupakan sumber yang
Terjabar luas, bahkan dapat dikatakan sebagai
Perincian materi pelajaran materi belajar yang paling besar
berdasarkan pada tuntutan. Ini berarti (Nursobah, 2019).
terdapat keterkaitan yang erat antara Menurut Sudjana, memaparkan hal-hal
spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi yang diperhatikan dalam menetapkan
pelajaran. materi pembelajaran sebagai berikut:
c. Relevan Dengan Kebutuhan Siswa a. Materi pembelajaran harus sesuai
Kebutuhan siswa yang pokok dengan menunjang tercapainya tujuan.
adalah bahwa mereka ingin berkembang b. Materi pembelajaran yang ditulis
berdasarkan potensi yang dimilikinya. dalam perencanaan pengajaran terbatas
Karena setiap materi pelajaran yang akan pada konsep atau berbentuk garis besar
disajikan hendaknya sesuai dengan usaha baham, tidak perlu diuraikan terinci.
untuk mengembangkan pribadi siswa c. Menetapkan bahan pengajaran
secara bulat dan utuh. harus sesuai dengan urutan tujuan. Artinya
d. Kesesuaian Dengan Kondisi bahan yang ditulis pertama bersumber dari
Masyarakat tujuan yang pertama, bahan yang ditulis
Siswa dipersiapkan untuk menjadi kedua bersumber dari tujuan yang kedua
warga masyarakat yang berguna dan dan seterusnya. Bila untuk satu tujuan
mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, dimungkinkan adanya beberapa bahan,
materi pelajaran yang dipilih hendaknya maka penetapan bahan dipecah menjadi
turut membantu mereka memberikan sub-sub bahan, tetapi ada dalam satu
pengalaman edukatif yang bermakna bagi konsep bahan.
perkembangan mereka menjadi manusia d. Urutan bahan pengajaran
yang mudah menyesuaikan diri. hendaknya memperhatikan kesinambungan
e. Materi Pelajaran Mengandung atau kontinuitas. Kesinambungan
Segi-Segi Etik mempunyai arti bahwa antara bahan yang
Materi pelajaran yang akan dipilih satu dengan bahan berikutnya ada
hendaknya mempertimbangkan segi hubungan fungsional, bahan yang satu
perkembangan moral siswa kelak. menjadi dasar bagi bahan berikut.
f. Materi Pelajaran Tersusun Dalam e. Materi pembelajaran disusun dari
Ruang Lingkup dan Urutan Yang yang sederhana menuju yang kompleks,
Sistematik dan Logika dari yang mudah menuju yang sulit, dari
Setiap materi pelajaran disusun yang konkret menuju yang abstrak
secar bulat dan menyeluruh, terbatas ruang sehingga siswa mudah memahaminya.
lingkupnya dan terpusat pada suatu topik f. Sifat materi pembelajaran yang ada
masalah tertentu. faktual ada yang konseptual. Materi
g. Materi Pelajaran Bersumber Dari pembelajaran faktual sifatnya konkret dan
Buku Yang Baku, Pribadi Guru Yang mudah diingat, sedangkan bahan sifatya
Ahli, dan Masyarakat konseptual bersisikan konsep-konsep
Ketiga faktor ini perlu diperhatikan abstrak dan memerlukan pemahaman.
dalam pemilihan materi pelajaran. Buku Mempelajari bahan faktual lebih mudah
sumber yang baku umumnya disusun oleh
dari pada bahan yang bersifat konseptual b. Bahan ajar itu memungkinkan
(Sudjana, 2002) latihan terhadap pemakaian teori dan
Syarat Penentuan Bahan Ajar aplikasinya.
Dalam menentukan uraian materi c. Bahan ajar itu didalamnya
pembelajaran harus diperhatikan apakah memberikan umpan balik mengenai
materinya berupa fakta, konsep, prinsip, kebenaran latihan itu.
ataukah prosedur, sebab seperti telah d. Menyesuaikan informasi dan tugas
diuraikan dimuka, dalam kegiatan dengan tingkat awal masing-masing
pembelajaran masing-masing jenis uraian peserta didik.
materi tersebut memerlukan strategi media e. Membangkitkan minat peserta
pembelajaran yang berbeda-beda. Berikut didik.
syarat-syarat menentukan materi f. Menjelaskan sasaran belajar
pembelajaran: kepada peserta didik.
a. Materi pelajaran hendaknya sesuai g. Meningkatkan motivasi peserta
dengan tercapainya tujuan intruksional. didik.
Pendidikan yang mengembangkan h. Menunjukkan sumber informasi
kepribadian peserta didik, yaitu aspek yang lain. (Utomo dan Ruitjer, 1994).
kognitif efektif dan psikomotorik. Cara Pemilihan Materi Pembelajaran
Pemenuhan fungsi tersebut dibagi dalam Pemilihan bahan ajar harus
bidang studi mata pelajaran. Sehingga mempertimbangkan atau memperhatikan
mata pelajaran yang diberikan hendaknya kriteria-kriteria pemilihan bahan ajar. Hal
mendukung pencapaian tujuan intruksional ini dikarenakan bahan ajar yang dipilih
mata pelajaran, dalam rangka mewujudkan untuk diajarkan oleh guru pada satu pihak
fungsi pendidikan yang diemban oleh dan harus dipelajari peserta didik dilain
sekolah. pihak harus berupa bahan ajar yang betul-
b. Materi plajarannya harus sesuai betul mendorong tercapainya tujuan
dengan perkembangan siswa pada pembelajaran, yaitu standar kompetensi
umumnya. Mata pelajaran yang diberikan dan kompetensi dasar. Oleh, karena itu
berbeda tingkat kedalamannya antara SD, pemilihan bahan ajar harus mengacu pada
SMP, dan SMA. kedua tujuan tersebut.
c. Materi pelajaran hendaknya Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan
terorganisasi secara sistematik dan di uraikan tentang cara-cara pemilihan
berkelanjutan. Maksudnya bahwa antara bahan ajar.
bahan yang satu dan yang lainnya ada a. Penentuan Aspek-Aspek Perilaku
hubungan fungsionalnya, dimana bahan yang Terdapat dalam Standar Kompetensi
yang satu menjadi dasar dari bahan dan Kompetensi Dasar
berikutnya. Pemilihan bahan ajar harus
d. Materi pelajaran harusnya didahului dengan penentuan aspek-aspek
mencangkup hal-hal yang bersifat faktual perilaku yang terdapat dalam standar
maupun konseptual. Bahan yang faktual kompetensi dan kompetensi dasar. Aspek-
sifatnya nyata dan mudah diingat. aspek perilaku tersebut perlu ditentukan
Pendapat lain mengemukakan karena setiap aspek perilaku yang terdapat
persyaratan khusus yang harus dipenuhi dalam dua tujuan tersebut membutuhkan
untuk penentuan bahan ajar itu sebagai jenis bahan ajar yang berbeda.
berikut: Aspek-aspek perilaku yang terdapat
a. Memberikan orientasi terhadap dalam standar kompetensi dan kompetensi
teori, penalaran teori, dan cara-cara dasar dapat berupa aspek kognitif,
penerapan teori dalam praktik. psikomotorik, atau aspek afektif. Bahan
pembelajaran aspek kognitif meliputi
empat jenis, yaitu: fakta, prinsip, konsep, b. Bahan ajar yang berbasis teknologi
dan prosedur (Reigeluth, 1987). misalnya audio cassette, siaran radio,
b. Penentuan Pemilihan Bahan Ajar slide, filmstrips, film video cassettes, siaran
dengan Aspek-Aspek Perilaku yang televisi, video interaktif, computer based
Terdapat dalam Standar Kompetensi dan tutorial, dan multimedia.
Kompetensi Dasar c. Bahan ajar yang digunakan untuk
Beranjak dari aspek-aspek perilaku praktik atau proyek misalnya kit sains,
yang terdapat pada standar kompetensi dan lembar observasi, lembar wawancara dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan, lain sebagainya.
selanjutnya dilakukan penentuan atau d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk
pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan keperluan interaktif manusia (terutama
aspek-aspek perilaku yang terdapat pada untuk keperluan pendidikan jarak jauh)
kedua tujuan pembelajaran tersebut. bahan misalnya telepon, handphone, video
pembelajaran yang akan diajarkan kepada conferencing, dan lain sebagainya
peserta didik perlu diklasifikasikan, (Prastowo, 2015)
apakah termask kedalam aspek kognitif, Depriknas (2008a) mengklasifikasikan
aspek psikomotorik, atau aspek afektif. jenis-jenis materi ajar menjadi 5, yaitu
Jika termasuk aspek kognitif, apakah fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap.
berupa fakta, konsep, prinsip, atau Adapun pengertian masing-masing sebagai
prosedur. Dengan demikian seorang berikut:
pendidik mendapatkan kemudahan dalam a. Fakta, yaitu segala hal yang
pengajaran (Romansyah, 2016). berwujud kenyataan dan kebenaran,
Jenis-Jenis Bahan Ajar meliputi nama-nama objek, peristiwa
Berdasarkan bentuknya jenis bahan ajar sejarah, lambang, nama tempat, nama
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: orang, nama bagian atau komponen suatu
a. Bahan ajar cetak, yaitu bahan yang benda, dan sebagainya.
disiapkan dalam kertas (printed), misalnya b. Konsep, yaitu segala sesuatu yang
bandout, buku teks, modul, lembar kerja berwujud pengertian-pengertian baru yang
siswa, brosur, leaflet, foto dan model atau bisa timbul sebagai hasil pemikiran,
market. meliputi defenisi, pengertian, ciri khusus,
b. Bahan ajar dengar (audio), yaitu hakikat inti atau isi dan sebagainya.
bahan ajar dengan sistem yang c. Prinsip, yaitu berupa hal-hal utama,
menggunakan sinyal radio, misalnya kaset, pokok dan memiliki posisi penting,
radio, piring hitam atau compact dis audio. meliputi detail, rumus, adagum, postulat,
c. Bahan ajar pandang (audio visual), paradigma, teorema, serta hubungan antar
yaitu bahan ajar dengan sistem sinyal konsep yang menggambarkan implikasi
audio yang dikombinasikan dengan sebab akibat.
gambar bergerak, misalnya rideo compact d. Prosedur merupakan langkah-
disk dan film. langkah sistematis atau berurutan dalam
d. Bahan ajar interaktif, yaitu bahan mengerjakan sesuatu aktivitas dan
ajar yang dikombinasikan dari dua atau kronologi suatu sistem.
lebih media (audio, teks, gambar, animasi, e. Sikap atau nilai merupakan hasil
dan video) contohnya compact disk belajar aspek sikap, misalnya nilai
interactive (Agustina, 2018). kejujuran, kasih sayang, tolong menolong,
Bahan ajar berdasarkan sifatnya dapat semangat, dan minat belajar dan bekerja
dibagi empat macam, yaitu: (Arsanti, 2018).
a. Bahan ajar yang berbasis cetak Penyusunan Bahan Ajar
misalnya buku, pamflet, panduan belajar Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan
siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, atau sasaran pembelajaran yang hendak
peta, dan lain sebagainya. dicapai. Paulina Panen dan Purwanto,
mengungkapkan bahwa penyusunan bahan berdasarkan kebutuhan. Kemudian ditulis
ajar secara umum dapat dilakukan melalui kembali/ulang dengan gaya bahasa yang
tiga cara, yaitu menulis sendiri, mengemas sesuai untuk menjadi bahan ajar (diubah),
kembali informasi atau teks, dan penataan juga diberi tambahan kompetensi atau
informasi. Adapun penjelasan tiga cara keterampilan yang akan dicapai,
tersebut sebagai berikut: bimbingan belajar, latihan, tes, serta
a. Bahan ajar tulisan sendiri umpan balik agar mereka dapat mengukur
Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh sendiri kompetensinya yang telah dicapai.
guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Keuntungannya, cara ini lebih cepat
Selain ditulis sendiri guru dapat diselesaikan dibanding menulis sendiri.
berkolaborasi dengan guru lain untuk Sebaiknya memperoleh izin dari
menulis bahan ajar secara kelompok, pengarang buku aslinya,
dengan guru-guru bidang studi sejenis, c. Penataan informasi (Kompilasi)
baik dalam satu sekolah atau tidak. Selain menulis sendiri bahan ajar juga
Penulisan juga dapat dilakukan dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh
bersama pakar, yang memiliki keahlian di materi yang diambil dari buku teks, jurnal,
bidang ilmu tertentu. Disamping majalah, artikel, koran, dll. Proses ini
penguasaan bidang ilmu, untuk dapat disebut pengembangan bahan ajar melalui
menulis sendiri bahan ajar, diperlukan penataan informasi (kompilasi).
kemampuan menulis sesuai dengan Proses penataan informasi hampir sama
prinsip-prinsip instruksional. dengan proses pengemasan kembali
Penulisan ajar selalu berlandaskan pada informasi. Namun dalam proses penataan
kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan informasi tidak ada perubahan yang
pengetahuan, keterampilan, bimbingan, dilakukan terhadap bahan ajar yang
latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam diambil dari buku atau informasi yang ada
menulis bahan ajar didasarkan: di pasar. Jadi materi dikumpulkan
 Analisis pada materi krikulum kemudian di foto copy secara langsung.
 Rencana atau program pengajaran, Sumber materi berasal dari buku teks
 Silabus yang telah disusun. dan sebagainya tersebut, dipilah-pilah,
Bahan ajar berupa pokok bahasan dan kemudian disusun berdasarkan tujuan atau
sub pokok bahasan yang tercantum dalam standar kompetensi atau mengikuti silabus
program pembelajaran sesuai dengan (Magdalena, dkk, 2020).
silabus. Hasil penyusunan bahan ajar dari Pendapat lain menurut Abdorrakhman
karya sendiri, paling ekonomis, walaupun Gintings ada dua strategi menyusun bahan
beban tugasnya berat. Setiap bab ajar yaitu:
berjumlah lebih kurang 15-25 halaman, a. Menyusun bahan pembelajaran
untuk pelajaran eksakta 10-20 halaman. berdasarkan kurikulum
Ketika menjalankan tugas mengajar
b. Bahan ajar hasil kemasan informasi pada pendidikan formal atau non formal
atau teks (TextTransformation) yang penyelenggarannya menggunakan
Dalam pengemasan informasi, guru kurikulum, maka rujukan utama dari bahan
tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal, ajar yang disusun adalah:
tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan 1. Standar kompetensi lulusan yang
informasi yang sudah ada dipasaran untuk tertuang dalam tujuan pembelajaran
dikemas kembali sehingga berbentuk 2. Standar isi
bahan ajar yang memenuhi karakteristik 3. Standar sarana
bahan ajar yang baik, dan dapat 4. Buku pegangan utama yang
dipergunakan oleh guru dan siswa dalam digunakan
proses instruksional. Informasi yang b. Menyusun bahan pembelajaran
sudah ada di pasaran di kumpulkan berdasarkan peta pemikiran
Peta pemikiran atau “mind map” tersebut antara lain, Materi pelajaran
dapat disusun dengan mengajukan hendaknya sesuai dengan tercapainya
pertanyaan filosofis yang dikenal dengan tujuan intruksional. Materi plajarannya
istilah 5W + 1H yang berarti: harus sesuai dengan perkembangan siswa
1. What atau Apa pada umumnya. Materi pelajaran
2. Who atau Siapa hendaknya terorganisasi secara sistematik
3. Why atau Mengapa dan berkelanjutan. Materi pelajaran
4. Where atau Dimana harusnya mencangkup hal-hal yang
5. How atau Bagaimana (Gintings, bersifat faktual maupun konseptual.
2012). Kriteria pemilihan bahan ajar mencakup
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penentuan aspek-aspek perilaku yang
dapat disimpulkan cara penyusunan bahan terdapat dalam standar kompetensi dan
ajar yaitu menentukan pemilihan materi kompetensi dasar, serta penentuan atau
pelajaran yang akan diberikan kepada pemilihan jenis bahn ajar sesuai dengan
peserta didik, menentukan tujuan dari aspek-aspek perilaku yang terdapat dalam
pembelajaran dan menentukan kegiatan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
pembelajaran. Jenis-jenis bahan ajar dibedakan menjadi
KESIMPULAN empat jenis yaitu bahan ajar cetak, dengar
Materi pembelajaran merupakan (audio), pandang (audio visual, dan
segala sesuatu yang menjadi isi kurkulum interaktif.
yang harus dikuasai siswa sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka Dan bahan ajar disusun berdasarkan
pencapaian standar kompetensi setiap mata tujuan atau sasaran pembelajaran yang
pelajaran dalam satuan pendidikan hendak dicapai. penyusunan bahan ajar
tertentu. Jadi materi pembelajaran tersebut secara umum dapat dilakukan melalui tiga
isi yang harus dipelajari dan dikuasai cara, yaitu menulis sendiri, mengemas
siswa. kembali informasi atau teks, dan penataan
Isi tersebut diberikan kepada siswa informasi.
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
SARAN
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan bahan ajar di antaranya Dari penjelasan diatas, dapat
meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan disampaikan beberapa saran sebagai
kecakupan. Pemilihan materi pelajaran berikut: Pendidik, dalam menyusun
harus mempertimbangkan atau perencanaan materi pembelajaran
memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan hendaknya lebih efektif, terutama untuk
bahan ajar. peningkatan proses berpikir peserta didik.
Hal ini dikarenakan bahan ajar hendaknya pendidik selalu membuat
yang dipilih untuk diajarkan oleh guru perencanaan materi pembelajaran yang
pada satu pihak dan harus dipelajari terus diperbarui sehingga tetap siap apabila
peserta didik dilain pihak harus berupa diwaktu yang tidak terduga kedatangan
bahan ajar yang betul-betul mendorong pengawas dari diknas Pendidikan kota dan
tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu Provinsi. Kepada kepala sekolah,
standar kompetensi dan kompetensi dasar. hendaknya melakukan evaluasi terhadap
Syarat-syarat untuk menentukan perencanaan materi pembelajaran yang
pembelajaran harus diperhatikan apakah sudah dibuat oleh pendidik.
materinya berupa fakta, konsep, prinsip,
ataukah prosedurnya. Syarat-syarat DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. (2018). Upaya MeningkatkanKemampuan Guru Menerapkan Bahan Ajar Di


SMA Negeri 3 Ogan Komering Ulu. Jurnal Educative, 3 (1), 16-29.
Ananda, R. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Arsanti, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif Bermuatan
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Religius Bagi Mahasiswa Prodi PBSI, FKIP,
UNISSULA. Jurnal Kredo, 1 (2), 71-90.
Asroha, H. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Surabaya: Kopertais IV- Pemprov Jatim.
B, S. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Wawasan Baru , Beberapa Metode
Pendukung dan Beberapa Komponen Layanan Khususu. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakhrurrazi. (2018). Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. Jurnal At-Tafkir, XI (1), 85-99.
Fitri, A. E., Saparahayuningsih, S., & Agustriana, N. (2017). Perencanaan Pembelajaran
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (Penelitian Deskriptif Kuantitatif Di Paud IT
Auladuna Kota Bengkulu). Jurnal Potensia, 2 (1), 1-13.
Gintings, A. (2012). Efisiensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran. Bandung : Humaniora.
Isnaeni, N., & Hildayah, D. (2020). Media Pembelajaran Dalam Pembentukan Interaksi
Belajar Siswa. Jurnal Syntax Tranformation, 1 (5), 148-156.
Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Nasrullah, & Amalia, D. A. (2020). Analisis
Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2 (2), 311-326.
Maskiah, M. Q. (2016). Perencanaan Pengajaran Dalam Kegiatan Pembelajaran. Jurnal
Diskursus Islam, 04 (3), 484-492.
Mulyasa. (2012). Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasution, W. N. (2017). Prencanaan Pembelajaran: Pengertian, Tujuan dan Prosedur. Jurnal
Ittihad, 1 (2), 185-195.
Nursobah, A. (2019). Perencanaan Pembelajaran MI/SD. Kadur Pamukasan: Duta Media
Publishing.
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.
Rambe, R. N. (2018). Penerapan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Tarbiyah, 25 (1), 93-124.
Romansyah, K. (2016). Pedoman Pemilihan Dan Penyajian Bahan Ajar Mata Pelajaran
Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jurnal Logika, XVII (2), 59-66.
Sanjaya, W. (2013). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Saufi, A., & Hambali. (2019). Menggagas Perencanaan Kurikulum Menuju Sekolah Unggul.
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 03 (01), 29-54.
Sudjana, N. (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Uno, H. B. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Utomo, T., & Ruijtr, K. (1994). Peningkatan Dan PengembanganPendidikan. Jakarta: PT
Gramadia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai