Anda di halaman 1dari 22

Grafologi: Ilmu Mengenal dan Memperbaiki Diri

Marita Ningtyas

Nggak bisa dipungkiri pandemi Covid-19 telah banyak membuat perubahan dalam
suasana dan aktivitas harian hidup kita. Dalam perjalanannya, adaptasi dibutuhkan agar
bisa tetap survive pada kondisi ini. Covid-19 tak hanya memberikan dampak terhadap
kesehatan fisik, namun juga pada psikis, ekonomi, hubungan sosial dan aspek lainnya.

Bahkan ibu bekerja di ranah domestik pun sangat merasakan imbasnya ketika anak dan
suami lebih banyak beraktivitas di rumah. Rasa-rasanya hampir tak ada me time karena
jatah memasak jadi dua sampai tiga kali lipat (bukan aku sih ini, wkwk), rumah jadi lebih
berantakan, stok sabar kudu ditambah karena benar-benar 24 jam literally mendampingin
anak-anak. Kondisi ini membuat level kelelahan kita jadi meningkat, yang ketika tak diatasi
dengan baik berdampak pada emosi negatif menguasai diri.

Ngobrolin soal emosi, baik saat pandemi atau tidak, emosi positif dan negatif pasti
menghiasi kehidupan kita. Kalau nggak punya emosi malah menakutkan ya, pals? Nah,
emosi ini kita sadari atau tidak, bisa terlihat lewat mimik wajah, nada bicara, gestur tubuh
dan sebagainya. Kalau emosi positif yang memancar, it’s okay. Nggak mau kan emosi
negatif kita ‘bocor’ ke mana-mana dan menjadi toxic buat orang sekitar? Oleh karenanya
penting bagi kita untuk mengenali diri sendiri dan kondisi kita saat ini sehingga mampu
mengendalikan emosi dengan lebih baik. Biar ‘bocor’nya pas dan tak berlebihan.

Pengertian Grafologi

Di antara banyaknya metode pengembangan diri. Grafologi bisa menjadi salah satu media
yang kita gunakan dalam berproses untuk mengenal diri, mengevaluasi potensi, dan
karakter diri. Saat ini istilah grafologi sedang naik daun nih. Bahkan sampai detik ini aku
sudah mengikuti dua kelas online bertema Grafologi. Pertama, kuliah whatsapp grafologi
bersama Ashriati Nur Karimah diselenggarkana oleh HIMA IIP Regional Cirebon Raya, dan
yang kedua kuliah zoom bersama Pak Ade Machnun diselenggarakan oleh AKDI (Akademi
Kesadaran Diri Indonesia) dan parenting.id.

Grafologi atau Handwriting Analysis adalah ilmu pengetahuan tentang mengidentifikasi,


mengevaluasi, dan memahami kepribadian seseorang yang diungkap melalui tulisan
tangan.

Jangan dikira grafologi ini abal-abal ya, pals. Grafologi merupakan sebuah metode ilmiah
dan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Dasar-dasar analisa yang diterapkan berasal
dari serangkaian penelitian yang telah terstandarisasi secara international dan telah
memenuhi kriteria uji ilmiah secara sistematis.
Oleh karenanya tidak semua orang bisa asal membuka jasa konsultasi grafologi. Kita bisa
saja mempelajari tekniknya, namun untuk bisa menjadi konsultan di bidang ini atau
disebut dengan grafolog, maka kita harus memiliki sertifikasi khusus.

Aspek dan Manfaat Grafologi


Menurut mbak Ashriati Nur Karimah, ada 3 aspek yang dapat diungkap melalui grafologi,
yaitu:
1. Aspek Fisik

Lewat tulisan tangan, kita dapat mengungkap identitas dan status kesehatan fisik. Jika
seseorang secara fisik merasakan sakit, maka akan mudah dikenali dari tulisan
tangannya, terutama dalam kondisi frustasi, mabuk alkohol, drugs dan lainnya.

2. Aspek Mental

Tulisan tangan ternyata mampu mengungkapkan kecerdasan bawaan dan fungsional


yang akan mengarahkan pada bakat dan kemampuan seseorang.

3. Aspek Emosi

Tulisan yang kita goreskan di atas kertas ternyata juga bisa mengungkapkan bagaimana
cara kita berpikir, bertindak dan merasakan sesuatu. Tanpa sadar, sebuah kata atau
rangkaian kata yang dituliskan dapat menjadi satu unit yang mencerminkan ego dalam diri
seseorang.

Tulisan tangan mengungkap ratusan unsur kepribadian dan karakter seseorang, yang
terdiri dari pikiran bawah sadar, reaksi emosional, intelek, motivasi, daya khayal, integritas,
bakat, bahkan dorongan seksual dan keyakinan.
Tulisanmu adalah cermin karaktermu. (Ade Machnun S)

Tulisan tangan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan handwriting ternyata paten
disebut sebagai tulisan otak/ pikiran (brain writing). Hal ini dikarenakan otak atau pikiran
menyimpan rekaman hal-hal yang dialami oleh seseorang sepanjang hidup. Apa yang kita
tulis, bagaimana kita menulis, kecepatan kita menulis, semuanya itu diatur oleh otak.
Itulah mengapa ada beberapa orang yang bahkan bisa menulis dengan kaki. Sifat kita
merepresentasikan pola sistem saraf di otak.

Saat menulis, proses yang kompleks terjadi, antara yang diniatkan dan ingin dituliskan.
Begitu ada kerusakan di otak, bisa dipastikan akan mengubah wajah tulisan tangan
seseorang.

Setiap pola pada sistem otak itu menghasilkan gerakan unik dari saraf otot. Saat menulis,
gerakan-gerakan tersebut tidak kita sadari. Masing-masing gerakan menulis
mengungkapkan ciri kepribadian yang spesifik. Oleh karena itu gerakan otot saraf yang
dipakai saat menulis dipengaruhi oleh kepribadian.

Sebagian besar profesional menganalisa bahwa tingkat akurasi grafologi bisa mencapai
85% - 95%. Semakin tinggi jam terbang grafolognya semakin akurat pula hasilnya. Saat ini,
grafologi sering dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menganalisa tulisan calon kandidat
karyawan ketika rekrutmen, di bidang forensik juga sering digunakan untuk mengungkap
motif kejahatan dan kejiwaan pelaku.

Saat suami menemaniku mengikuti kelas online grafologi, dia berceloteh, “Kalau tulisanku
dianalisa ya sudah pasti hasilnya jelek.” Ada yang sepesimis itu seperti suamiku?
Sejujurnya aku pun juga sih. Maklum sudah jarang banget menulis tangan, lebih sering
mengetik di laptop ataupun handphone. Makanya ketika menulis tangan rasanya kaku dan
amburadul.

Bahkan aku sering merasa kalau kecepatanku menulis tangan tidak bisa menyamai
kecepatan berpikirku. Seringkali saat ikut kajian atau seminar, aku membuat catatan
dengan menulis tangan. Nah, yang di dalam pikiran seringnya sudah melaju sampai X, tapi
aku baru bisa mencatat sampai poin H. Jadilah aku ngepot-ngepot kalau nulis tangan, dan
hasilnya lebih sering nggak terbaca. Makanya kalau habis ikut seminar nggak langsung
diketik ulang jadi postingan blog, dijamin besoknya aku sudah nggak bisa baca tulisanku
sendiri.

Namun ternyata mbak Ashriati Nur Karimah menyatakan kalau grafologi tidak berkaitan
dengan bagus/ tidaknya tulisan, fokus grafologi lebih kepada menganalisa tulisan tangan
dengan mengamati ciri-ciri (traits) tertentu. Tulisan jelek tidak otomatis menggambarkan
karakter dan kepribadian penulisnya menjadi jelek, sebaliknya tulisan bagus juga tidak
berarti karakter atau kepribadiannya juga bagus.
So, sebelum kita ngobrolin grafologi lebih lanjut, kita samakan persepsi dulu ya.

Tulisan tangan yang jelek atau bagus menurut non grafolog berbeda dari kacamata
grafolog. Secara estetika, non grafolog menilai tulisan jelek atau bagus dilihat dari
kerapian tulisannya, terbaca atau tidak. Namun bagi grafolog, tidak ada tulisan jelek
atau bagus, yang ada hanya tulisan tangan yang memiliki ciri merugikan atau
menguntungkan bagi peran penulisnya.

Nah, lewat grafologi kita bisa mengetahui kekuatan diri. Ciri menguntungkan apa saja
yang bisa kita optimalkan dan berdayakan untuk karir atau bisnis. Selain itu kita juga
dapat mengetahui ciri merugikan yang tanpa disadari ada di dalam diri. Ketika kita
mengetahui hal-hal tersebut, harapannya kita dapat melakukan perbaikan kelemahan
tersebut menjadi ciri yang tidak merugikan untuk diri kita. Kita dapat menata diri dengan
mengubah bentuk huruf atau cara menulis sesuai arahan grafolognya. Hal seperti ini
disebut juga grafoterapi. Pak Ade Machnnun menyebutnya sebagai TERAS (Terapi Diri
dari Atas Kertas).

Cara Menerapkan Grafologi pada Tulisan Kita


Pasti sudah nggak sabar ya bagaimana sih menganalisa tulisan tangan sendiri? Tenang…
sebelum itu, ada beberapa hal yang harus kita lakukan dulu. Berikut ini panduan sebelum
kita melakukan GraphoTest:
Panduan ini tidak hanya dilakukan saat mengikuti kulwap bersama HIMA IIP Regional
Ciraya, saat melakukan sesi belajar online bersama Paka Ade pun juga menerapkan hal
yang sama. Setelah tulisan selesai disiapkan, baru deh bisa mulai menggali ada apa sih di
balik tulisan tangan tangan kita?

5 Ciri Utama Tulisan Tangan

A. Baseline

Pertama, kita mulai dari baseline atau Garis Dasar Tulisan. Baseline ini menggambarkan
kondisi tingkat motivasi kita. Ada beberapa bentuk diantaranya:

1. Datar/ Lurus
Baseline datar/lurus menggambarkan penulis memiliki tingkat motivasi datar, stabil dalam
berprilaku, konsisten, dan terkendali. Jika baselinenya lurus sekali seperti menggunakan
penggaris, penulis biasanya adalah sosok yang perfeksionis.

2. Menanjak/ Naik

Kalau baseline tulisan cenderung menanjak, penulis memiliki tingkat motivasi yang tinggi
(bersemangat, optimis).

3. Bergelombang

Baseline yang bergelombang, artinya penulis memiliki suasana hati yang berubah-ubah
(moody).

4. Menurun
Baseline menurun memiliki arti tingkat motivasi yang turun (penurunan semangat juang),
kelelahan fisik, kesedihan, kekecewaan. Jika turunnya ekstrim, penulis memiliki ciri
depresi.

5. Cembung

Baseline yang cembung berhubungan dengan tingkat motivasi penulis yang hanya
semangat di awal, dan menurun di tengah proses. Biasanya cenderung menyerah sebelum
tercapai tujuannya.

6. Cekung

Apabila baselinenya cekung, penulis perlu waktu untuk memompa semangat di awal,
namun akhirnya tetap bisa selesai. Penulis bisa meningkatkan semangatnya dan terus
mencapai tujuannya.
Jika ada beberapa gabungan hingga 3 jenis baseline, hal tersebut menggambarkan bahwa
penulis sedang memiliki gangguan emosi. Hayoo, coba dicek tulisan tangan teman-
teman. Sudah ketahuan belum tingkat motivasi diri dari baselinenya?

B. Margin

Margin tulisan yang aman adalah 2 cm untuk margin kiri dan 1 cm untuk margin kanan.
Tentunya saat kita menulis spontan biasanya tidak memperhatikan hal ini kan? Ternyata
dari hal yang mungkin terkesan sepele bisa digunakan untuk mengecek kondisi kita saat
sedang menulis ataupun karakter diri. Berikut ini arti secara garis besar dari ciri margin
tulisan tangan kita:

Margin kiri yang zig-zag alias tidak teratur menunjukkan karakter yang semau gue dan
nggak mau ikut aturan.
Margin kiri melebar menggambarkan karakter teledor/ sulit menolak permintaan dan
mudah dimanfaatkan.
Margin kiri terlalu sempit menunjukkan bahwa penulis adalah sosok yang kurang
bagus pengelolaannya terhadap masa lalu. Alias masih belum move on dari kejadian-
kejadian di masa lalu.
Margin kanan sempit bisa diartikan bahwa penulis memiliki keyakinan tinggi terhadap
masa depannya.
Margin kanan yang terlalu lebar berarti penulis punya keyakinan rendah terhadap
masa depannya.
Bagaimana jika tulisan cenderung berada di tengah, sedangkan margin kiri dan kanannya
imbang? Pak Ade Machnun menjelaskan bahwa orang seperti ini memiliki fokus pada
masa sekarang. Artinya fokus pada yang dijalani saat ini.

Sementara itu tulisan yang memiliki margin nabrak, contoh terlalu mepet ke kanan atau ke
kiri, dan bahkan sudah tahu kertasnya habis tetap dilanjutkan menulis, biasanya
menggambarkan pribadi yang ketika menginginkan sesuatu, harus dituruti. Sosok penulis
memiliki karakter yang nggak bisa menerima kata TIDAK.

Terkadang tanpa sadar kita mungkin juga sering menulis nyempil alias sudah mau selesai,
tapi jatah kertas sudah habis jadi dipaksakan tetap di baris tersebut. Tulisan yang seperti
ini biasanya dimiliki oleh penulis berprinsip ekonomis, alias nggak mau rugi.

C. Slant

Sudah siap untuk lanjut menganalisa tulisan sendiri? Di bagian berikutnya, kita bisa
mengenali diri lewat slant/ arah kemiringan tulisan. Ada beberapa jenis slant, diantaranya:

1. Kiri Ekstrim

Penulis yang memiliki arah tulisan yang terlalu ekstrim ke kiri, biasanya memiliki kondisi
emosional yang tertahan dan terkunci di dalam dunianya sendiri. Penulis memiliki sifat
yang egois dan sulit diajak bekerjasama.

2. Kiri

Slant yang cenderung ke kiri, namun tidak ekstrim, menggambarkan bahwa penulis
sedang menahan emosi yang sesungguhnya. Penulis biasanya pribadi yang tampak acuh
tak acuh, terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri. Meskipun sosok yang mandiri, namun
masih suka bergaul akrab dengan lingkungan.

3. Kiri Rendah

Arah tulisan tangan kiri rendah? Mungkin penulis sedang menahan emosional yang
sesungguhnya. Penulis adalah sosok yang mengedepankan diri. Saat sedang melakukan
sesuatu, penulis lebih fokus pada diri sendiri terlebih dahulu, terutama mengenai
kenyamanan dan keuntungan.

4. Tegak

Ciri slant tegak menggambarkan sosok yang mampu mengendalikan emosi. Penulis
adalah sosok yang lebih mengedepankan logika/ rasional.

5. Kanan Rendah

Menggambarkan ekspresi perasaan sedang. Penulis memiliki respon emosional yang


baik.

6. Kanan

Ciri ini menggambarkan sosok yang bertindak lebih banyak menggunakan perasaan.
Penulis biasanya lebih suka mengedepankan orang lain dan memiliki sifat humanis yang
tinggi.

7. Kanan Ekstrim

Slant yang seperti ini menggambarkan sosok penulis yang lebih mementingkan perasaan
daripada logika. Biasanya orang yang gampang dimanfaatkan oleh orang lain.

Jika terdapat pola kombinasi atau adanya gabungan dari 2 ciri slant, artinya penulis
sedang memiliki mood swing (perpindahan emosi yang cepat).
Gambar di atas adalah contoh yang bisa kita jadikan panduan dalam menganalisa slant/
arah tulisan. Untuk melihat arah kemiringan tulisannya apakah ke kiri, tegak, atau ke
kanan, gampangnya bisa dilihat dari huruf yang bertangkai seperti b, h, k, l, dsb.

D. Huruf-huruf Istimewa

Bahasan berikutnya yaitu saatnya melakukan pengecekan terhadap huruf-huruf istimewa.


Cuzz silakan teman-teman lihat tulisan tangannya dan cocokkan dengan ulasan di bawah
ini:
1. Huruf i dan j

Huruf ini menandakan daya memori. Jika huruf i dan j semuanya menggunakan titik,
menandakan bahwa penulis memiliki daya ingat yang tinggi. Jika lebih dari 3 huruf i tidak
memiliki titik, artinya daya ingatnya rendah, pelupa/ ceroboh.

Berikut ini penjelasan yang lebih detail:

Jika posisinya berada di sebelah kiri atau sebelum batang huruf i, artinya penulis suka
menunda pekerjaan. (A)
Jika titik pada huruf i posisinya berada tepat di atas batang huruf i, menggambarkan
penulis yang detail dan cermat. (B)
Jika titik pada huruf i posisinya berada di kanan batang huruf i, artinya penulis sedang
dalam kondisi ingin serba cepat instan, kurang sabar, tergesa-gesa. (C)
Huruf i yang titiknya berbentuk bulat atau bentuk lainnya menandakan penulis sedang
butuh perhatian lebih. (D)
Jika titik pada huruf i berupa goresan, artinya penulis memiliki ciri jahil dan iseng. (E)

2. Huruf D

Secara keseluruhan, huruf d menggambarkan keterbukaan terhadap kritik. Berikut ini


penjelasannya yang lebih detail:

Huruf d yang memiliki batang bersih dan tegak sempurna, artinya penulis sangat
terbuka dengan kritik. (A)
Huruf d yang memiliki loop/ lingkar pada batangnya, menggambarkan penulis kurang
terbuka dengan kritik. Penulis tidak suka diberi kritik di depan banyak orang (mudah
tersinggung). Semakin besar loop nya, semakin mudah tersinggung (sensitif) dalam
menerima masukan. (B)
Huruf d yang memiliki ciri tenda, menggambarkan penulis yang keras kepala. (C)

Gimana? Sekarang sudah mulai bisa menebak karakter atau kondisi diri sendiri? Kalau
sekarang ini dalam tulisan kita sedang banyak muncul loop besar pada hurud d -nya,
sebaiknya jangan ketemu banyak orang dulu, nanti orang-orang di sekitar bisa kena efek
badmood kita, hehe.

3. Huruf A dan O

Sekarang kita belajar menganalisa huruf istimewa lainnya yuk; huruf a dan o.
Huruf a dan o tanpa loop. Artinya penulis jujur, bijak mengetahui tempat dan waktu
berbicara, pandai menyimpan rahasia. (A)
Huruf a dan o yang memiliki loop di atas. Penulis sedang menyimpan gagasan atau
ide. Suka merahasiakan sesuatu. (B)
Huruf a dan o yang memiliki loop di kiri. Mengindikasikan ketidakjujuran kepada diri
sendiri. (C)
Huruf a dan o yang memiliki loop di kanan. Mengindikasikan ketidakjujuran kepada
orang lain. (D)
Huruf a dan o yang memiliki double loop. Penulis yang memiliki karakter kebiasaan
tidak jujur. (E)
Huruf a dan o yang lingkarannya terbuka. Penulis memiliki kebutuhan bicara yang
tinggi. Talkative atau cerewet. (F)
Huruf a dan o yang di dalam lingkarannya terdapat bulu atau coretan halus. Penulis
memiliki ketidakjujuran dalam segi harta. Baik secara pribadi atau kelompok. (G)

Contoh ketidakjujuran dalam segi harta secara pribadi, misalnya ketika kita meminta uang
ke suami untuk kebutuhan dapur. Mintanya Rp 150.000 padahal kebutuhan sebenarnya
hanya Rp 100.000. Contoh ketidakjujuran harta secara kelompok, misalnya kita sebagai
bendahara sebuah lembaga. Menyusun laporan keuangan yang di mark up, bukan harga
yang sesungguhnya.

Otak kita akan menyimpan hal tersebut sebagai ciri dari ketidakjujuran.

4. Huruf E
Jika loop pada huruf e nya besar, penulis merupakan pendengar yang baik. (A)
Jika loop pada huruf e nya kecil, penulis memiliki ciri selektif dalam mendengarkan.
Tidak tahan mendengarkan dalam waktu yang lama untuk bahasan yang tidak ada
kaitannya dengan dirinya. Atau selektif terhadap siapa yang berbicara. (B)

E. Tanda Tangan

Tanda tangan dan tulisan bagaikan casing dan HP. (Ade Machnun)

Idealnya tulisan dan tanda tangan harusnya selaras. Secara umum disampaikan oleh Pak
Ade bahwa tanda tangan yang baik harus bisa terbaca nama. Tanda tangan yang terlalu
kecil biasanya menunjukkan rasa tidak percaya diri, sedangkan tanda tangan yang terlalu
besar menggambarkan sifat over confident. Membaca tanda tangan harus disandingkan
bersama tulisannya. Meski masih bisa dianalisa secara terpisah, namun tidak bisa
lengkap, karena informasinya terbatas.

Jika tulisan tangan menampilkan informasi tentang diri asli penulisnya, tanda tangan
menyampaikan informasi tentang citra diri yang dikemas oleh penulis ke hadapan
publik.

Berikut ini penjelasan lebih detail mengenai ciri tanda tangan yang dijabarkan oleh mbak
Ashriati:
1. Tanda tangan yang terbaca (ada nama jelas penulisnya), berarti penulis memiliki
identitas yang jelas.
2. Tanda tangan yang tidak terbaca (hanya berupa coretan), berarti penulis memiliki
privasi yang tinggi. Orang yang baru kenal dan sudah lama kenal dengan penulis bisa
memiliki penilaian karakter berbeda.
3. Jika di dalam tanda tangan ada titik yang tidak seharusnya (bukan pada huruf i dan j,
atau diletakkan di ujung tanda tangan), artinya penulis susah memberikan
kepercayaan pada orang lain. Bisa jadi karena pernah dikhianati.
4. Garis di bawah tanda tangan artinya penulis memiliki leadership yang tinggi, asalkan
garis ini tidak mencoret bagian lain dari tanda tangan tersebut.
5. Tanda tangan yang diletakkan di kanan kertas, artinya penulis memiliki sifat
komunikatif dan berorientasi ke masa depan.
. Tanda tangan yang diletakkan di tengah, artinya penulis suka menjadi pusat
perhatian dan selalu suka mengetahui segala hal.
7. Tanda tangan yang diletakkan di bagian kiri, artinya penulis memiliki ciri yang suka
mengikuti aturan baku, bersifat konvensional dan memiliki kekhawatiran terhadap
masa depan karena pengalaman di masa lalu.

Kaitan Tulisan Tangan dan Proses Hidup

Keren ya dari tulisan tangan ternyata ada banyak hal yang bisa kita gali. Minat bakat juga
bisa dilihat dari tulisan lo. Biasanya dilihat dari bentuk hurufnya, kalau bentuk huruf
cenderung bulat maka minat bakat ke sosialnya besar. Sementara kalau bentuk hurufnya
runcing, cenderung memiliki minat pada science.
Misal ada tulisan tangan yang bentuk huruf d seperti not balok, bisa terlihat jika minat
bakat seninya terpancar. Sedangkan tulisan tangan yang huruf s nya seperti angka 5,
menunjukkan kalau penulis tertarik pada hitungan.

Jika muncul kombinasi bentuk huruf, maka penulis bisa jadi memiliki minat bakat pada
keduanya, baik itu sosial ataupun science.

Di akhir sesi kulwap, mbak Ashriati sempat membagikan tips, untuk multitasking yang
tinggi, kita bisa menggunakan tulisan tangan model cetak. Namun jika ingin memiliki
sistematika berpikir yang tinggi, kita bisa menggunakan huruf tegak bersambung.

Sementara itu Pak Ade Machnun menyampaikan bahwa melatih diri menulis
menggunakan huruf tegak bersambung sangat baik untuk anak-anak. Anak-anak yang
terbiasa menulis dengan metode huruf tegak bersambung akan tumbuh menjadi sosok
yang menghormati proses dan tidak mudah menyerah.

Pantas saja ya ketahanan diri anak-anak zaman old dan anak-anak zaman now jauh
berbeda. Tahu sendiri kan dulu zaman sekolah wajib banget bisa menulis huruf tegak
bersambung, ternyata manfaatnya sekeren ini lo. Langsung kepikiran untuk ngajarin Kak
Ifa nulis tegak bersambung nih.

Gimana sudah ada sedikit bayangan tentang karakter diri sendiri? Lebih banyak ciri yang
menguntungkan atau merugikan nih? Jangan sedih kalau banyak ciri yang merugikan,
hasil GraphoTest-ku pun masih fifty-fifty antara ciri merugikan dan menguntungkannya
kok, pals. Kabar baiknya, kita bisa melatih tulisan tangan kita agar terjadi perubahan ciri.
Lo kalau diubah bukannya nanti terjadi penipuan?

Tentu tidak, karena membentuk ciri baru di sini maksudnya bertujuan untuk memperbaiki
karakter bukan untuk melakukan manipulasi. Tentu saja dalam proses yang disebut
Grafoterapi ini harus didampingi oleh ahlinya. Hal ini agar tidak ada muncul ciri lainnya
yang berdampak dari ketidakterbiasaan kita.

Proses dari grafoterapi ini yaitu dengan menginstall bentuk baru yang digerakkan oleh
tangan untuk memberi pesan ke otak. Tertarik untuk melakukan grafoterapi? Cuzz bisa
join TERAS-nya pak Ade Machnun!

Btw, kalau berhubungan dengan ciri kesehatan tetap tidak bisa dirubah ya, pals. Jika dari
tulisan tangan kita menunjukkan adanya gangguan pada kesehatan fisik, maka ikhtiarnya
tetap harus berobat.

Oh ya, tulisan tangan ini sifatnya kekinian ya, pals. Bisa jadi tulisan tangan kita sebulan
lalu memiliki ciri berbeda dengan tulisan tangan hari ini, perubahan mood bisa tergambar
dari tulisan tangan kita. Misal sebulan lalu kita sedang mengalami gangguan kecemasan,
bisa jadi baseline tulisan kita amburadul. Namun saat ini saat motivasi diri sedang
tumbuh, baseline tulisan kita pun berubah. Meski begitu tetap ada ciri-ciri umum yang tak
berubah.

Seru ya mempelajari seni menganalisa tulisan ini? Aku aja semakin kepo setiap harinya.
Semoga tulisan ini bermanfaat, dan jangan lupa untuk melakukan terapi dari atas kertas
harus didampingi oleh ahli ya! See ya!

Grafologi hanyalah alat. Yang terpenting niatkan keyakinan kita untuk menata diri.
Niatkan karena Allah agar mendapatkan ridho-Nya. (Ashriati Nur Karimah)

Anda mungkin juga menyukai