DISUSUN OLEH :
1. Laila Maghfiroh
2. Lailatul Khasanah
3. Tri Maharani K.D
GURU PEMBIMBING :
M. ABIDIN, S.Ag MA
1. Biografi
Nama lengkap Jamaluddin al-Afghani ialah Muhammad Jamaluddin al-
Afghani al-Husaini. Beliau dilahirkan pada tahun 1838 M / 1254 H, tentang tempat
lahirnya terdapat dua versi, yakni dia dilahirkan di As’adaba, Provinsi Kanar, wilayah
Kabul, Afganistan. Tetapi ada yang juga mengatakan bahwa ia lahir di As’asabad,
dekat Hamadan, Persia.
Jamaluddin al-Afghani, selanjutnya disebut Afghani, dikenal sebagai seorang
pemimpin pembaharuan politik di dunia islam pada abad ke-19. Ia menguasai bahasa-
bahasa Afghan, Arab, Turki, Persia, Perancis, dan Rusia. Ayahnya bernama Shafdar
Al-Husaini, seorang bangsawan terhormat dan mempuyai nasab sampai ke Ali bin
Abi Thalib dari jalur At-Tirmidzi, seorang perawi hadits yang termasyhur sehingga
beliau digelar dengan “sayyid”. Madzhab yang dianut Afgani adalah Hanafi.
Sejak umurnya 12 tahun ia telah hafal al-Qur`an, kemudian saat usianya
menginjak 18 tahun ia sudah mendalami berbagai bidang ilmu keislaman dan ilmu
umum. Al-Afgani juga melakukan perjalanan seperti ke India, Mesir, Turki, Iran, dan
lain-lain.
Di samping mendirikan surat kabar Al-Urwatul Wustsqo, Al-Misr dan At-
Tijarahi, al-Afghani juga membuat menyusun beberapa buku antara lain Tatimuta Al-
Bayan, Ar-raddu ‘Ala ad-Dahriyyin, Hakekat Madhabi Naysarifa bayani hali
naysariyah, Ta’liqot ala shr Al Dawanni lil aqoid al adudiyah, Risalat Al waridat fi
sirr at-tajaliyat, Khatirot Jamaladdin Al-Afghani Al-Husaini.
Al-Afghani wafat di Istambul (Turki) pada tanggal 9 Maret 1897 M, karena
kanker yang berawal dari dagunya. Terdapat kecurigaan bahwa penyakitnya tersebut
berasal dari makanan beracun yang berhasil dimasukkan ke tempat tinggalnya oleh
komplotan seorang pejabat sultan. Pada lewat tahun 1944, jenazah Sayid Jamaluddin
al-Afghani dibawa ke Afghanistan atas permintaan kerajaan Afghanistan. Jenazahnya
dikebumikan di Kabul di dalam Universiti Kabul.
2. Pemikiran Al Afgani:
Bentuk negara dan pemerintahan
Islam menghendaki bahwa bentuk pemerintahan adalah republik Pemunculan ide
Al-Afghani tersebut sebagai reaksi kepada salah satu sebab kemunduran politis
yaitu pemerintah absulot.
Sistem Demokrasi
Dalam pemerintahan yang absulot dan otokratis tidak ada kebebasan berpendapat,
kebebasan hanya ada pada raja/kepala gegara untuk bertindak yan tidak diatur
oleh Undang-undang. Karena itu Al-Afghani menghendaki agar corak
pemerintahan absulot diganti dengan dengan corak pemerintahan demokrasi.
Pan Islamisme / Solidaritas Islam
Terjalinnya kerjasama antara negara-negara Islam dalam masalah keagamaan,
kerjasama antara kepala negara Islam. Kerjasama itu menuntut adanya rasa
tanggungjawab bersama dari tiap negara terhadap umat Islam dimana saja mereka
berada, dan menumbuhkan keinginan hidup bersama dalam suatu komunitas serta
mewujudkan kesejahteraan umat Islam.