Disusun Oleh
Nama : Sumihar Siahaan
Kelas : XII-A4
Mapel: Fisika
Karya Ilmiah ini saya buat dengan banyak pertimbangan dan pendalaman materi
tentang Medan Magnet hingga terciptanya karya ilmiah ini
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya
ilmiah ini. Oleh karena itu saya meminta maaf dan mohonkan kritik dari Pak YO
sehingga selanjutnya saya dapat menciptakan karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Bab 1 Pendahuluan
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap.
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan
(south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut
akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik
yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Bab 2 Pembahasan
PEMBAHASAN
1. Defenisi Medan Magnet Medan magnet didefenisikan sebagai daerah atau
wilayah yang jika sebuah benda bermuatan listrik berada pada atau bergerak
didaerah itu maka benda tersebut akan mendapatkan gaya magnetic. Adanya
medan magnetic disekitar arus listrik dibuktikan oleh Hans Christian Oersted
melalui percobaan.(GIANCOLLI Jilid 2). Gaya yang diberikan satu magnet
terhadap yang lainnya dapat dideskripsikan sebagai interaksi antara suatu magnet
dan medan magnet dari yang lain. Sama seperti kita menggambarkan garis-garis
medan listrik, kita juga dapat menggambarkan garis-garis medan magnet. Garis-
garis ini dapat digambarkan, seperti garis-garis medan listrik, sedemikian sehingga
2. Arah kuat medan magnet Selama abad kedelapan belas, banyak filsuf ilmu
alam yang mencoba menemukan hubungan antara listrik dan magnet. Muatan
listrik yang stasioner dan magnet tampak tidak saling mempengaruhi. Tetapi ketika
pada tahun 1820, Hans Chritian Oersted adalah bahwa arus listrik menghasilkan
medan magnet. Ia telah menemukan hubungan antara listrik dan magnet.
(GIANCOLLI, Jilid 2) Arah kuat medan magnetic di sekitar arus listrik bergantung
pada arah arus listrik, dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan. penentuan
medan magnetic disekitar arus listrik dengan kaidah tangan kanan Sesuai dengan
aturan tangan kanan, bila ibu jari tangan . menunjukkan arah arus listrik maka arah
jari-jari yang lain (yang digenggamkan) menunjukkan arah garis-garis medan
magnet.
3. Induksi magnetik di sekitar kawat berarus listrik
a. Untuk kawat lurus dan panjang Medan magnet yang disebabkan oleh arus listrik
pada kawat lurus yang panjang adalah sedemikian sehingga garis-garis medan
merupakan lingkaran dengan kawat tersebut sebagai pusatnya .Anda mungkin
mengharapkan bahwa kuat medan pada suatu titik akan lebih besar jika arus yang
mengalir pada kawat lebih besar, dan bahwa medan akan lebih kecil pada titik
yang lebih jauh dari kawat. Hal ini memang benar. Eksperimen yang diteliti
menunjukkan bahwa medan magnet B pada titik didekat kawat lurus yang panjang
berbanding lurus dengan arus I pada kawat dan berbanding terbalik terhadap jarak
r dari kawat, sehingga dirumuskan sebagai : B Hubungan ini
valid selama r, jarak tegak lurus ke kawat, jauh lebih kecil dari jarak ke ujung-
ujung kawat (yaitu, kawat tersebut panjang). Konstanta pembanding dinyatakan
sebagai , dengan demikian
B = Nilai Konstanta µ0, yang disebut permeabilitas ruang hampa, adalah µ0 =
4π x 10-7 T m/A. (GIANCOLLI) Gambar 1.3 : Arus listrik pada kawat lurus
Contoh Soal :
a. Dititik P · Untuk sebuah lilitan : B = · Untuk N buah lilitan
B = b. Dititik sebuah O, berarti a = r · Untuk sebuah lilitan: B = · Until
N buah lilitan : B = 2. Besarnya medan magnet yang terdapat di pusat
kawat melingkar penuh (perhatikan gambar berikut). Gambar 1.5 : Medan magnet
dipusat kawat melingkar penuh a. dititik P · Untuk sebuah lilitan B =
Sin2 · Untuk N buah lilitan : B = Sin2 b. di titik O, berarti a = r dan sin = sin
90 = 1. · Untuk sebuah lilitan : B = · Untuk N buah lilitan: B =
c. Untuk Kumparan (Solenoida) Perhatikan gambar berikut. Besarnya medan
magnet yang terjadi didalam kumparan sebesar :B = 2π k. n .I (cos - cos 2)
£ = panjang kumparan
N = Jumlah lilitan
1. Arah dan Besar Gaya Magnetik Suatu penghantar arus listrik yang berada
dalam medan magnetic akan mengalami gaya yang disebut gaya magnetic atau
gaya Lorentz. Arah gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah (I) dan arah
induksi magnetic (B). Besar gaya Lorentz dinyatakan oleh : F = I 𝓵 B
a. Gaya Lorentz pada kawat berarus listrik Apabila kawat penghantar
sepanjang L yang dialiri arus listrik I ditempatkan pada daerah medan magnet B,
maka kawat tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang besarnya dapat
ditentukan oleh rumus : FL = B I 𝓵 sin α Dengan :
c. Gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
Apabilamuatan listrik q bergerak dengan kecepatan v didalam medan magnet B,
maka muatan listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang besarnya
ditentukan dengan rumus : FL = q v B sin α Dengan :
Α = Sudut yang dibentuk oleh v dan B Arah gaya Lorentz yang dialami sebuah
partikel bermuatan q yang bergerak dalam sebuah medan magnet adalah tegak
lurus dengan arah kuat medan magnet dan arah dari kecepatan partikel bermuatan
tersebut. Catatan : · Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan arah I
· Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan dengan I Apabila besarnya
sudut antara v dan B adalah 90o (v ┴ B), maka lintasan partikel bermuatan listrik
akan berupa lingkaran, sehingga partikel akan mengalami gaya sentripetal yang
besarnya sama dengan gaya Lorentz: FL = FS q v B sin 90o = m
R = Dengan :
R = jari – jari lintasan partikel (m)
2. Definisi satuan kuat arus listrik (Ampere) Berdasarkan gaya antara dua
kawat sejajar yang dialiri arus listrik, kita bisa mendefinisikan besar arus satu
ampere. Misalkan dua kawat sejajar tersebut dialiri arus yang tepat sama,
I1 = I2 = I. Maka gaya per satuan panjang yang bekerja pada kawat 2 adalah:
F = Jika I = 1A dan a = 1m, maka : F = = = 2 x 10-7 N/m Dengan
demikian kita dapat mendefinisikan arus yang mengalir pada kawat sejajar
besarnya satu amper jika gaya per satuan panjang yang bekerja pada kawat adalah
2 x 10-7 N/m .
Sifat kemagnetan suatu bahan dialam ini dapat di golongklan menjadi tiga, yaitu :
Sifat ferromagnetik bahan pada umumnya dimiliki oleh bahan itu jika berada
dalam fase padat. Untuk fase cair, bahan-bahan seperti besi dan tembaga tidak
menunjukkan sifat ferromagnetik. Bahkan dalam bentuk padat pun sifat
ferromagnetik bahan bisa hilang jika suhunya dinaikkan melebihi suhu cair. Diatas
suhu cair, bahan ferromagnetik berubah sifatnya menjadi bahan paramagnetik.
Suhu cair untuk setiap bahan berbeda-beda, misalnya suhu cair besi 770.C dan
suhu cair nikel 368.C.
1. Gejala induksi elektromagnetik dalam kumparan Jika sebuah magnet batang
digerakkan mendekati dan menjauhi kumparan berulang-ulang, yang dihubungkan
dengan galvanometer secara seri maka garis-garis gaya magnet yang keluar masuk
kumparan berubah-ubah. Karena adanya perubahan garis-garis gaya magnet pada
kumparan membuat timbulnya arus listrik dalam rangkaian. Adanya arus ini
ditunjukkan oleh gerakan jarum galvanometer (G) yang naik turun. Arus dan gaya
gerak listrik yang timbul disebut arus dan gaya gerak listrik induksi, sedangkan
gejalanya disebut induksi elektromagnetik. Jadi, induksi elektromagnetik akan
timbul kumparan mengalami perubahan garis-garis gaya magnet (fluks magnetic).
2. Terjadinya gaya gerak listrik induksi disekitar penghantar kawat penghantar
ab bergerak kekanan dengan kecepatan v memotong tegak lurus medan magnetic
B. Gerakan kawat ab tersebut akan menggerakkan muatan-muatan listrik positif ke
atas dan muatan-muatan negative kebawah. Akibatnya, di a akan terkumpul
muatan positif dan b akan terkumpul muatan negative. Kejadian ini mirip dengan
kutub positif dan kutub negative baterai. Bila ujung a dan ujung b di
hubungkan dengan rangkaian luar sehingga terbentuk suatu rangkaian luar
sehingga terbentuk suatu rangkaian tertutup maka akan terjadi arus listrik (gerakan
muatan positif) kea rah keluar dari a dan masuk ke b. jadi, penghantar yang
bergerak dalam medan magnetic dapat berfungsi sebagai sumber gaya gerak listrik
( seperti baterai ataupun akumulator).
3. Hukum faraday Hubungan antara induksi magnetik (B), panjang kawat ( ),
dan kecepatan gerak (v), dengan gaya gerak listrik (E), dapat dirumuskan sebagai
berikut : E = l . v . B Sin cos Ket : = sudut antara v dan B = sudut
antara F dan £
2. Fluks Magnetik Fluks magnetic yang melalui suatu bidang dapat didefenisikan
sebagai besarnya induksi magnet (B) dikalikan dengan luas bidang (A) yang tegak
lurus terhadap medan magnet . secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
F = B . A Cos Ket : = wt = sudut antara medan magnetic dengan garis normal
bidang
E. INDUKTANSI
1. GGL induksi akibat laju perubahan arus Perubahan GGL induksi (E)
bergantung pada ceatnya perubahan fluks (Ɵ) yang dapat dirumuskan sebagai
berikut : E = -L dengan L = induktansi diri (Intisari
fisika SMA. :193)
2. Induktansi diri dan satuannya a. Arti induktansi diri induktansi diri (L)
merupakan konstanta kesebandingan antara perubahan fluks magnetic dan
perubahan kuat arus dan dirumuskan sebagai berikut : E
= -N = -L L = N (Intisari fisika SMA. :193)
3. Satuan induktansi diri Satuan induktsi diri adalah henry (H) dan
dirumuskan sebagai berikut : E = -L L = - Induktansi diri suatu penghantar
dikatakan 1 henry (H) bila perubahan kuat arus 1 ampere tiap sekon menghasilkan
GGL induksi diri sebesar 1 volt pada penghantar tersebut. (Intisari fisika SMA. :
193)
1. Generator arus bolak balik (AC) Generator Arus Bolak Balik ( Generator AC ),
yang juga disebut alternator adalah mesin listrik yang berfungsi mengubah imbal
gerak menjadi imbal listrik berdasarkan induksi kemagnitan
A. Genertor arus searah. Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan
imba Faraday : e = - N df/ dt dengan :
5. TRANSFORMATOR
c. Trnasformal ideal Bila daya yang pada trafo (sebagai akibat arus Eddy)
diabaikan (dalam arti trafo dalam kondisi ideal / trafo ideal) maka berikut :
P2 = P1 V2 . I2 = V1 . I1 = (Intisarifisika SMA. :197) d. Efisiensi
daya pada transformator Akibat terjadnya arus eddy pada inti trnsformator maka
sebagian daya listrik akan hilang. Daya yang hilang iniberupapanas. Perbandingan
dayayang dihasilkan pada kumparan sekunder (Pout) dengan daya mula-mula yang
masuk pada kumparan primer (Pin) disebutefisien transformator. Efisiensi
transformator diberi lambing h dan dirumuskan sebagai berikut : Ƞ = x 100% 0 h
1 (Intisarifisika SMA. :197) e. Transmisi Daya Energi yang dibangkitkan oleh
pusat pembangkit listrik prlu di tramisikan kepada konsumen, baik yang dekat
maupun yang jauh letaknya. Untuk pentransmisian yang jaraknya jauh, pada
umumnya digunakan system transmisi daya tegangan tinggi. (Intisarifisika SMA. :
198)
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah
1. Medan magnet adalah daerah atau wilayah yang jika sebuah benda
bermuatan listrik berada atau bergerak di daerah itu maka benda tersebut akan
mendapatkan gaya magnetik.
2. Arah kuat medan magnetik disekitar arus listrik bergantung pada arah arus
listrik dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
3. Persamaan induksi magnetik untuk kawat lurus dan panjang adalah: B =
4. Persamaan induksi magnetik untuk kawat melingkar terbuka · Dititik p
a. Untuk sebuah lilitan : B = b. Untuk N buah lilitan : B =
· Dititik 0, berarti a=r B = a. Untuk sebuah lilitan:
5. Persamaan induksi magnetik umtuk kawat melingkar penuh · dititik P
a. Untuk sebuah lilitan B = Sin2 b. Untuk N
buah lilitan : B = Sin2 · di titik O, berarti a = r dan sin = sin 90 = 1. a.
Untuk sebuah lilitan : B = b. Untuk N buah lilitan : B =
3. Persamaan medan magnet yang terjadi dalam kumparan : B =
2π k. n .I (cos - cos 2) B= I (cos 1 – cos 2)
Besar medan magnet dititik : · P di tengah-tengah sumbu kumparan, berarti 1
= 0 dan 2 = 180 B µ0 . n . I · P di salah satu ujung kumparan,
berarti 1 = 0 dan 2 = 90 : B =
B = µ0 . n . I
5. Arah gaya magnetik dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan 6.
Persamaan muatan listrik yang bergerak dalam penghantar lurus
FL = B I 𝓵 sin α
FL = q v B sin α Tetapi bila tidak ada gaya lain yang memepengaruhi maka
berlaku rumus : FL = FS q v B sin 90o = m R = 8.
Persamaan muatan listrik yang bergerak pada dua kawat sejajar: F1 = F2 = F =
9. Hubungan antara induksi magnetik (B), panjang kawat ( ), dan kecepatan
gerak (v), dengan gaya gerak listrik (E), dapat dirumuskan sebagai berikut : E =
£ . v . B Sin cos 10. Besarnya GGL induksi (E) bergantung pada cepatnya
perubahan fluks magnetic ( ) yang dapat dirumuskan sebagai berikut : ·
Untukl satu lilitan : E = - · Untuk N lilitan
: E = -N 11. Fluks magnetik dapat di rumuskan sebagai berikut :
F = B . A Cos 12. GGL Induksi akibat laju perubahan arus dirumuskan sebagai
berikut: E = -L 13. Arti induktansi diri :
E = -N = -L L = N 14. Persamaan transformator ideal
adalah sebagai berikut : P2 = P1 V2 . I2 = V1 . I1 =
15. Efisiensi daya pada transformator Ƞ = x 100% 0 h 1
DAFTAR PUSTAKA
Giancolli, Dauglas C.2001.Fisika Edisi v jilid II. Jakarta: Erlangga Halliday dan
Resnick dkk.1997. Fisika jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Erlangga
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transformator&oldid=5250454”
http//.www.google.sifat kemagnetan bahan.co.id Zaelani, Ahmad. 2006. Fisika
Until SMA/MA.Bandung: CV.YRAMAWIDYA