Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KESIMPULAN SESI TANYA-JAWAB

KELOMPOK 7

“Manusia Dalam Konsepsi Islam”

Pendidikan Agama Islam

23 Februari 2021

Kelompok 7

Kelompok 1

1. Pertanyaan : Salsanabila

Eksistensinya manusia adlh makhluk yg sempurna dgn diberinya akal dan pikiran. Bgaiamana
cara menyeimbangakan antara akal, nafsu/syahwat dengan keimanan. Karena pada dasarnya
nafsu itu akan berpengaruh dgn iman ?

Kesimpulan :

Dalam cara menyeimbangkan antara akal, nafsu/syahwat dengan iman dapat kita lihat
dan memahami ajaran-ajaran agam islam, yang meliputi sebagai berikut :
1) menjalankan puasa
2) perbanyak doa
3) perbanyak istigfar
4) sholat malam
5) menjaga pandangan
6) perbanyak baca Al-Qur’an
7) berkumpul dengan orang sholeh dan sholeha
8) menikah
9) mencintai Allah dan Rasul dengan tulus
10) menghindari pemicu naiknya nafsy syahwat

Dengan kita menjalankan ajaran-ajaran agama islam insya allah kita tehindar dari
nafsu yang buruk dan mengandalkan akal yang sehat. Dan kita memohon kepada Allah
untuk dijauhkan dari oran-orang jahat dan di dekatkan kepada orang-orang yang baik.

2. Pertanyaan : Ayu Tri Wulandari

Bagaimana jika ada seorang muslim, hati dan pikirannya hampir tergoyahkan dan hampir
memiliki pemikiran atheis karena tinggal yang jauh dari permukiman muslim. Apa yang bisa
dilakukan seorang muslim tersebut untuk mencegah pemikiran seperti itu, dan tetap berada di
jalan Allah SWT ?
Kesimpulan :

Eksistensi religious merupakan kesadaran manusia atas hubungannya sebagai makhluk hidup
dengan penciptanya yaitu Allah SWT. Maka cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari
pemikiran-pemikiran yang dapat menggoyahkan iman adalah seperti :
1. Meluruskan niat untuk segala sesuatu hanya karena Allah
2. Memahami makna syahadat agar tetap istiqomah dalam beribadah
3. Memperbaiki dan memperbanyak bacaan Al-qur’an
4. Meningkatkan kualitas ibadah
5. Selalu berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT

3. Pertanyaan : Emalia Syafitri Haz

Pada hakikatnya manusia terdiri dari 2 aspek yaitu ruhiah dan jasmaniah. Apakah benar, setelah
manusia mengalami kematian, ruh manusia dapat kembali kedunia pada masa tertentu, oleh
orang-orang tertentu. Serta dalil yang menguatkan jawaban saudara !

Kesimpulan :

Ruh sebenarnya sudah ada pada zaman Rasulullah dan para sahabat. Allah SWT pun
memerintahkan rasul-nya untuk menjawab. Ruh itu adalah urusan Rabb-ku (AS Al-Israa:85).
Badan saat itu berupa tanah dan air. Mereka lalu ditempatkan Allah menurut kehendaknya, yaitu
di Barzakh yang juga menjadi tempat kembalinya setelah meninggal. Syekh Ibnu Qayyim
menjelaskan, ruh itu berbeda tempatnya di alam Barzakh. Roh yang diambil adalah roh yang
ditahan Allah ketika matinya dan yang ditahan malaikat maut ketika tidurnya. Ia pula roh yang
ditahan para utusan Allah SWT. Kemudian roh tersebut dimasukkan ke dalam kain kafan dari
surga atau dari neraka, kemudian dibawa kelangit. Maka para malaikat mendoakan atau melaknat
roh tersebut, kemudian berhenti di hadapan Rabbnya lalu diputuskan segala perkaranya.
Kemudian roh tersebut dikembalikan ke dunia masuk pada badan dan kafannya. Kemudian ia
ditanyai, diuji, lalu disiksa, atau diberi kenikmatan. Roh inilah yang diletakan dalam tembok
burung hijau, ia makan dan minum dari surga, yang mana selalu ditampakkan kepadanya neraka
setiap pagi dan sore. Akan ditampakkan kepada mereka orang-orang yang beriman , kafir, orang
yang taat, dan yang bermaksiat, yang menyuruh kepada kejelekan, yang suka mencela, ada juga
yang tenang di sisi Rabbnya dan senantiasa berdzikir dan menaati perintah Rabb-Nya. Roh itu
pula yang merasakan azab, kenikmatan, siksaan, kebahagiaan, yang ditahan, yang dibebaskan,
yang merasakan sakit, sedih, khawatir. Dan akan diperlihatkan juga perkara yang dilakukan
selama didunia. Jadi sebenarnya ketika manusia sudah meninggal ruh tersebut tidak akan
kembali kedunia.

 َ‫ ِه ْم بَرْ َز ٌخ اِ ٰلى يَوْ ِم يُ ْب َعثُوْ ن‬Tِ‫لُهَ ۗا َو ِم ْن و ََّر ۤا ِٕٕى‬Tِ‫ت َكاَّل ۗ ِانَّهَا َكلِ َمةٌ هُ َو قَ ۤا ِٕٕى‬ َ ‫لَ َعلِّ ْٓي اَ ْع َم ُل‬
ُ ‫صالِحًا فِ ْي َما ت ََر ْك‬
agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak!
Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mu’minun:100)

Kelompok 5

1. Pertanyaan : Ima Syafitri

Tadi ada disebutkan tentang eksistensi kepada manusia dan religi. Yang ingin saya tanya,
apakah hablum minallah dan hablum minannash sama dengan hal tersebut? bila sama jelaskan.
dan bila beda jelaskan. Serta tolong berikan masing" 1 atau 2 contoh nyatanya.

Kesimpulan :

Eksistensi Manusia dan Eksistensi Religius saling berhubungan dengan Hablumminnallah dan
Hablumminannas.

Eksistensi Manusia merupakan suatu kesadaran manusia apa yang dialami dan apa yang
ada,Yang dilakukan antar sesama manusia. Hablumminannas adalah hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya jadi antara Eksistensi manusia dan Hablumminannas tersebut Saling
berhubungan. Contohnya yaitu : Bersilahturami, membantu tetangga yang kesulitan dll.

Eksistensi Religius merupakan kesadaran manusia tentang keterhubungan sebagai makhluk


dengan khaliknya atau Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran inilah sebagai
sumber adanya agama. Hablumminnallah adalah hubungan manusia dengan Allah jadi antara
Eksistensi Religius dan Hablumminnallah Saling berhubungan. Contohnya : melaksanakan
perintah Allah SWT., meninggalkan Perbuatan keji demi keridhoan Allah swt. Rela dengan
ketentuan dan takdir serta pembagian rezeki dari Allah SWT.

2. Pertanyaan : Khairun Nisa

Tadi ada dijelaskan dalam ekstintensi kultural, manusia haruslah berusaha menguasai dan
menaklukkan alam ini, jadi maksudnya menguasai dan menaklukkannya disini seperti apa?
Contohnya bagaimana?

Kedua, saya pernah ditanya seorang teman, seandainya surga dan neraka itu tidak ada apakah
kamu akan tetap melakukan hal hal baik seperti solat, puasa dsb. Jadi menurut kalian, bagaimana
cara terbaik untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang seperti itu.

Kesimpulannya :
Eksistensi kultural adalah dimana manusia harus berusaha memaksimalkan potensi yang sudah
di beri Allah secara percuma cuma di alam. Tujuannya adalah agar manusia lebih bisa
menghargai ciptaan Allah dan mampu menjadi khalifah atau pemimpin yang amanah di muka
bumi. Menjadi pemimpin yang menguasi alam sesuai ketetapan yang sudah jelas di Al-Qur’an.

ِ ‫َن ا ْل ُم ْن َك ِر َوتُؤْ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ ۗ َولَ ْو آ َمنَ أَ ْه ُل ا ْل ِكتَا‬


‫ب لَ َكانَ َخ ْي ًرا لَ ُه ْم ۚ ِم ْن ُه ُم‬ ِ ‫س تَأْ ُمرُونَ ِبا ْل َم ْع ُر‬
ِ ‫وف َوتَ ْن َه ْونَ ع‬ ِ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َجتْ لِلنَّا‬
َ‫سقُون‬ِ ‫ا ْل ُمؤْ ِمنُونَ َوأَ ْكثَ ُر ُه ُم ا ْلفَا‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imrān/3:110).

Surga dan neraka adalah ketetapan Allah. Allah menyuruh kita beribadah hanya untuk Allah dan
untuk mendatangkan kebaikan kebaikan terhadap hambanya. Perintah Allah kita jalankan semata
mata hanya karna Allah bukan karna surganya.

Kelompok 6 :

Pertanyaan : Hanisah Hasibuan

Apakah akal dan pikiran itu sama? Lalu, jika akal dan pikiran itu berbeda, saat kita melakukan
kebaikan dan kejahatan siapa yg memiliki peran dalam hal ini?

Kesimpulan :
Akal dan pikiran berbeda walaupun kedua nya memiliki tempat dan fungsi yg sama dan
merupakan anugerah yg diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai pembeda dengan
makhluk lainnya.Jadi kalau kita berbuat kejahatan pasti menggunakan Akal terlebih dahulu,lalu
kita pikirkan Apa yang mau kita lakukan.

Anda mungkin juga menyukai