Anda di halaman 1dari 19

Aplikasl teknlk yang tepat digunakan

Dua teknik pcngumpulan data yang wring digunakan dalam With]! I kualitatif adalah FGD dan
wawancara mandalam. Penggumzn yang tcpat tcrhadap kcdua teknik pengumpulan data pada
pcncIitian knalitatif dmjikan

fgd Wawancara mendalam

1.Interaksi responden dapat menstimulasi 1.Interaksi kelompok tidak produktif


jawaban yang lebih kaya dan pemikiran baru
2.Pengaruh kelompok akan barmanfaat untuk 2.pengaruh kelompok akan manghambat
memacu pemikiran responden jawaban dan dapat mengaburkan arti dari
hasil wawancara
3.topik diskusi tidak terlalu sensitif 3.subjek diskusi sensitif sehingga responden
tidak mau bicara terbuka dalam kelompok

4.topik yang memungkinkan seluruh responden 4.topik yang memungkinkan jawaban


memberikan tanggapan terhadap apa yang mendalam diharapkan muncul dari setiap
diketahui atau dirasakan individu,dan subjec nya bersifat kompleks
sehingga responden harus banyak
mengetahui subjeknya

5.diperlukan moderator atau fasililator untuk 5.diperlukan sejumlah pewawancara


pelaksanaan

6.materi diskusi tidak luas 6.materi diskusi luas dan banyak

7.area subjek tunggal dan di uji secara 7.area subjek tidak tunggal
mendalam

8.waktu dan biaya lebih hemat 8. waktu dan biaya lebih mahal

dalam Tabel ll ..2 ‘ _ ‘ ,.

Strategi Pengujian Hasit Penelitlan untuk Membuktlknn Validitas

Pcneliti yang mmnahn metode kuamitalif dapat mcringkas data dcngan mengubahnya kc dalam
bcmuk mks dan mcnggunakan tdmik statistik tertmtu. Hal itu menimbulkan mcaman tcrhadap
validitas yang berhubungan dengan kcsalahan dalam pengambilan sampel atau pengumpulan
dam. Kama. pengambilan sampel dalam pcnelitian kualiratifdilakukan seem purposif dun jumlah
sampel sedih‘t, pedu dilakukan beberapa stratcgi untuk mcnjaga validitas data. Uji validitas yang
digunakan dalam penclitian kualitatifdikcnal dengan istilah aiangldasi. Ih‘angulasi mcliputi
tn‘angulasi sumbcr. “MSW”? metodc, dan aiangulasi data.

Trianguiasi sumber Triangulasi sumber informasi dapat dilakukan dengan tiga cam, yaitu cross
check, kontras data, penggunaan infomlan yang bcrbeda scmaksimal mungkin.

Data yang berasal dari sumber informasi perlu di-cross check dengan data atau fakta dari sumber
lain. Sumber itu mungkin berasal dari informan yang babeda, tekmk riset yang babeda untuk
menggali topik yang same atau basil dari mbet lainnya, dan studi yang sama. Data yang
diperoleh hams mempexkuat atau tidal: bummgan 1mm satu data dan data lainnya.

Triangulasi dapatjuga dilakukan dengan membandingkan dan melakukan kontms data. Hal itu
dapal dilakukan pad: meangan penelitian dengan memlkknn kategori infoman yang babeda.
Penting untuk membandingkan dan melakukan kontas data. jika penditi hendak mengidentiftkasi
variabel atau mclakukan kontirmasi hubungan antarvariabel.

Dalam triangulasi dengan menggunakan kelompok informan yang sangat babeda semaksimal
mungkin, penditi hams menyatakan bahwa sangat begun: unmk mencari kategori informan yang
barbeda (ekstrem) dalam variabel mm selama rancangan panelitian dan sampel. Sebagai oontoh,
mgategm-ikan kclompok pcngunjung dan bukan pengunjung suatu mmah skit mei'upakan
langkah tetcepat untuk mengidentifikasi variabel kunci yang memengamhi perilaku kwehatan.

Wangalasi metode Triangulasi metode dapat dilakukan dengan cam menggmakan behelapa .
metode dalam pengumpulan data, seperti dengan menggunakan metode bail: FGD maupun
wawancam mcndalam. Selain kedua metode tersebut. peneliu' dnpat melakukan observasi atau
observasi disertai FGD . .
Triangulasl data

Ada dua cara untuk mclakukan triangulasi data, yaitu analisis data yang dilakukan olch lcbih dari
satu orang dan mcminta umpan balik dari informan, Analisis data dapat dilakukan oleh pcneliti
dan orang Iain yang ahli dalam annlisis data kualitatif sehingga interpretasi yang dilakukan sama
dengan interpretasi orang lain.

Umpan balik dari informan berguna, bukan saja terkait dcngan etik atau pcrbaikan sehingga
hasilnya dapat dilaksanakan, tetapi untuk memperbaiki kualitas proposal, data, dan kesimpulan
yang ditarik dari data tcrsebuL Saran dan informasi tambahan yang dikumpulkan dari basil
umpan balik informan akan meningkatkan kualitas laporan.

Pemilihan Sampel

Walaupun sampel atau infonnan tidak ditentukan secara random (probability sampling)
sebagaimana dalam penelitian kuantitatif, tetapi sampel penelitian kualitatif hendaknya dipilih
scsuai dcngan prinsip yang berlaku. Pemilihan sampcl dalam penclitian kualitatif berprinsip pada
kcsesuaiau (appropriateness) dan kecukupan (adequacy). Infonnan yang dipilih didasarkan pada
pengetahuan yang dimiliki tcrkait dengan topik penelitian. Apabila pcneliti bclum mcmiliki
gambaran tcntang siapa yang hams dipilih sebagai informan, ia sebaiknya mcncari informan
kunci. Melalui infoman kunci, dapat ditanyakan siapa informan selanjutnya, dan setcrusnya
sehingga akan semakin banyak informasi yang dipcrolch dari 3am informan, dan disesuaikan
dengan kcbutuhan informasi yang diinginkan. Cara pcnentuan informan yang dcmikian itu
disebut snowball sampling.
Data yang dipcrolch dari informan scharusnya dupat mcnggambarknn scluruh fenomena yang
berkaitan dengan topik pcnelitian. Olch karcna itu, karakteristik informan hams memcrhatikan
umur, pendidikan, pcndapalan, agama, suku bangsa, dan lain-lain. Dengan variasi katcgori
terscbut, diharapkan informasi yang dikumpulkan bewariasi sehingga dipcroleh gambaran dan
fenomena yang ada. Jadi, jumlah sampel dalam pcnelitian kualitatif tidak menjadi faktor penentu
mama dalnm penelitian, tctapi kelcngkapan data lcbih diutamakan. .

Fokus Grup Diskusi (FGD)

Fetus grup diskusi merupakan salah aatu tcknik dalam mengumpulkan data

halitatif mclalui diskusi sckclompok orang dengan pengarahan dari seorang ' moderator atau
fasilitator mengenai suatu topilc Bcberapa hal terkait dengm FUD meliputi karaktcristik,
pcrsiapan, pclaksanaan. pcnyusunan cataum, d3“ \ anm 3cm kcrugian FGD

Karakterlstik FGD Karakteristik FGD meliputi: 1. Pescrta tcrdiri atas 6-12 orang

Kelompok FGD tidak bolch terlalu bcsar sehingga mcmungkinkan sctiap individu dalam
kclompok mcndapat kesempatan untuk mcngeluarkan pendapatnya, dan kcragaman anggota
dalam mcmpcrolch pandangan yang bervariasi hams diperhatikan. Apabila kclompok tcrlalu
besar, pcserta FGD cenderung mengeluarkan pendapatnya, tctapi tidak memiliki kesempatan.
Dalam kelompok yang sedikit jumlah pescrtanya (4-6 orang), kesempatan yang dibcrikan kepada
peserta untuk berdiskusi tentu lebih banyak, namun ide atau pandangan yang diperolch mcnjadi
terbatas.
2. Peserta tidak :aling mengcnal Peserta FGD sebaiknya tidak saling mengenal dan memiliki ciri-
ciri yang sama berdasarkan tujuan pcnelitian. Ciri yang sama tersebut dapat digunakan sebagai
dasar dalam penentuan pescrta FGD. Sebagai contoh, petugas puskesmas ingin mengetahui,
“Mengapa ibu-ibu balita tidak mau menggunakan posyandu?” Dengan tujuan penelitian tersebut,
ciri yang sama dan dipilih sebagai peserta FGD adalah ibu-ibu balita yang tidak pemah
mengunjungi posyandu. Apabila hal yang lebih khusus diinginkan karena penyuluhan yang
berbeda menurut pekerjaan ibu, ciri yang sama lainnya yang dican' adalah jenis pekerjaan.
Dengan demikian, peserta dapat dikelompokkan menjadi ibu balita, tidak mcnggunakan
posyandu, bekerja sebagai petani, dan lain-lain. Fokus grup diskusi atau FGD diikuti oleh peserta
yang tidak saling mengcnal, tctapi jika pesertanya adalah beberapa kelompok masyarakat, seperti
masyarakat pedesaan, hal itu sulit terwujud karena mcreka pada umumnya mereka saling
mengenal. Walaupun demikian, individu yang selalu melakukan interaksi sehari-hari sccara
teratur dalam kelompok yang sama sebaiknya tidak diikutsertakan. Moderator dan peserta FGD
juga tidak saling mengenal. Hal itu terkait . dengan ahalisis data basil FGD. Individu yang
bertugas untuk menganalisis basil FGD tidak dapat mcngisolasi faktor yang memengaruhi
peserta FGD dalam mengemukakan pendapat. Ada tidaknya kaitan basil smdi dengan mated
yang didiskusikan atau pendapat pescrta telah dipengaruhi oleh ‘ ' interaksi antarindividu yang
ada sebelumnya. '

3' F0103 grup diskusi mdalah ajang proses pengumpulan data . .

' K .' _ .Fokus grup diskusi berbeda dengan diskusi kelompok lainnya, sepem

' . De 1PM Fromm brainstorming, dan nominal groups. Fokus gmp WWI”? mengumpuman data
mengenai perscpsi pesem terhadap mamawm: ,.
I polayzumn am at mumh unklt. udnk menoad komcnmn. dun mink mongambnl k¢pumsau
mongolml timlnknn yang hams dilakukan.

4‘ Fukus amp diskusi mougumpulknn dnla kunlllntif Melalui FUD. data yang mcndnlnm
mengcnal pcncpsi don pnndungnn pesena telhadap hul tcrtcmu (input dapcmlch. Olch karena “u.
["00 mcnggunukan portanyunn yang bemifnt terbuka. memungkmkan peaem untuk mcmboriknn
jawnhnn yang disertnl dcngnn pcm‘clmn. Moderator FGD hanya borlhngsi acbngni pcngnmh.
pendcnnnr, pennamnl, dun pcnganalisis data dcngnn mcnggunnknn prom lndulmf.

3. Fokus grup diskusi mcrupnkam diskusi lcrfokul Topik diskusi tcrlcbih duhulu telnh dilentukun
dun dintur seem berurulnn scsuai dcngur mmusun mnsuluh pcnclilinn. Pertanyaan ham dmlur
schingga dnpm dimcngcrti olch scluruh pcscrta FOD.

Proscs FGD lazimnya berlangsung tiduk terlalu lama mu tidal: lerlulu ccpat, yaitu 60-90 mcnit.
Prose: FUD yang panama umumnya lcbm lama, jika dibandingkan dengan POD berikutnya,
karma informant yang dibcnlmn selama prose: ini masih barn. Jumlah kelompok POD yang
dilaksanakun dalam suatu penelitian bergantung pads kcbutuhan projck, number dam, dan

apakah maaih ada informasi baru yang hams diperolch. Tempat pelaksanaan FGD sebaiknya
dilakukan di lomi yang nan!

achingga pcserta dapat mengeluarkan pendapatnya tanpa rm takut mu balm mangemukakan


pendapat. Sebagai comoh, puslmmas tidak dam dignmkan
ubagai tempat FGD mcngcnai pcndapau masymkst termdap layman ymg diberikan puskesmas
wmebut.

Perslapan FGD

i 52d“. pelaksanaan POD, pmiapan pcrlu dilakukan dcngan cm wbmi

'm

f Mempmiapkan undangan

., Dalam upaya mcmperolch data mu infonmi yang baik, puma FGD

2; ,wbaiknya homogen tetkait Jenn kclamin, tingkat pendidikm, Wm. ‘

den Madam. Panda saat mangundang pmrta FGD, ads bebmpa laugh}:

' . yang perlu dipcrhatikan di antmnya: ‘ _. .tktaskan kmda won pom FUD manna WY“

' Wadakanpmelimdanmjmpmum ,. ‘ » "


5 kaWFGDMMsMMMWWWW '~ Mm ma sum 3m. “bum indivm yang mdah mmym } ' mama”
untuk Wm calm 9mm hm Manama,

‘L' .. ‘ , \ n )r1‘ o 7 . "‘ \ .. , . . . F

0 "Ni mini IIIIIIIIIIII WIIMII. tcmPM. dIIII peikirmm lIImanya proscs FGD.

d Apnhila I‘IIIIIII pcserin IIICIIynmktm tidIIk bcrscdia, bcrikan pcngcnian bnhwu puttisipusi
pcscrm I(ID sungut dipcrlukan Ictapi jika tctap mcnnluk lidak pmlu dipuksu dam SIIIIIpIIikIIn
tcrimn kasih.

c ApIIlIilII iIIIinidu mun dIIIIIIIg. bcri (IIIIII kcmbali tcntang hari, jam, tcmpm. IIIIII
pcntiugnyn pIIIIisipIIsi dIIlIIm FGD.

2. Mempcrsiaipkzmfusilitnlor PersiIIpIm familitntur F(iD iIImIs Incmcrhatikan dun hal, yaitu


petunjuk diskusi dim pcrzmun fusilimior. FonIm gmp diskusi akzIn bCIjalan dcngan bmk. jika
fnsilimior IIIcIIgguIIIIkIIn pctunjuk diskusi sehingga diskusi icbih tcrfokus. Pcmnjuk diskIIsi
dIIpIIt bcmpa dut‘tar pcrIanyaan terbuka yang relcva dcngnn mnsalah yang dipclnjari. F
asilimtor hams juga memahami beml pemnaunya dIIlIIm pmscs FGD schingga FGD btealan
dengan baik.

Adupun pcmnim i‘IIsiliIIItor ndIIlIIh sebagai berikut.

a. MenjclIIskIuI (Opik diskusi.


b. Fasilitmor IidIIk hams IIhli dalum bidnng yang didiskusikan, tctapi hal panting yang pcrlu
diperhatikan adalah bahwa ia memahami topik diskusi schingga dapat mcnguasai pcrtnnyaannya.
Sclain itu, fasilitator hams mampu melakukan pendckatan kepada pesena FGD sehingga ia
IemIotivasi umuk mcngeiuarkan pendapatnya. Fasilitator yang hmnoris biasanya lebih berhasil
karena peserta tidak merasa malu atau takut dalam mcngemukakan pendapat.

c4 Mengamhkan kelompok, bukan diamhkan.

d. Benugas mengajukan pertanyaan dan hams netml terhadap jawaban pcscna. Tidak ada
jawnban benar atau salah dalam FGD. Tidak diperbolehkan memberi persetujuan atau penolakan
terhadap jawaban peserta karena hal Iersebut dapat memengamhi peserta lain.

e. Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi pesena.

f. Mendorong semua peserta untuk berpartisipasi dan jangan biarkan sejumlah pescrta monopoli
diskusi.

g. Mcnciptakan hubungan baik dengan peserta sehingga dapat mCIngnli jawaban dan komemar
yang lebih dalam.

h. Fleksibei dan terbuka terhadap saran, perubahan, dan lain-lain.


i. Mengamati komunikasi nonverbal (gemkan tangan, perubahan mimik wajah) antarpeserta dan
tanggap terhadap hal tersebut.

j.l1ati-hati dengan nada sum dalam mengajukan penanyaan, jangan seperti “halcim terhadap
Ierdakwa”. k Bemikap sabat dan hams mrkesan beI'sthabaI dengan 9'33““!

W 4.-44 4 .4. 4-.-.-

x.

3 Mempcrsiapkan pencatat

Dalam pelaksanaan FGD, pencatat bertindak sebagai pcngamat selama FGD berlangsung dan
bcrtugas mencatat hasil diskusi. Hal yang pcrlu dicatat adalah meliputi;

a. Tanggal pertemuan F GD waktu mulai dan waktu F GD selcsai.

b. Nama kelompok masyarakat yang berdiskusi dan catat secara singkat mengenai masyarak'at
tersebut serta informasi lainnya yang dapat memengaruhi aktivitas pesexta, seperti jarak dari
desa ke kota.
c. Tempat pertemuan FGD, catatan ringkas tentang tempat pertemuan, dan pengaruh tempat
tersebut terhadap peserta, seperti ‘apakah’ tempat tersebut cukup luas, menyenangkan peserta,
dan lain-lain.

d. Jumlah peserta dan beberapa uraiannya, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, dan lain-lain.

e. Deskripsi umum tentang dinamika kelompok, seperti tingkat partisipasi peserta, ada tidaknya
peserta yang dominan, peserta yang merasa bosan, pesena yang selalu diam, dan lain-lain.

f. Pencatat harus menuliskan kata-kata yang diucapkan dalam bahasa lokal oleh peserta,

g. Pencatat mengingatkan fasilitator jika ada pertanyaan yang terlupakan atau juga mengusulkan
pertanyaan barn,

h. Penéatat dapat meminta peserta untuk mengulangi komentar ketika fasilitator tidak mendengar
komentar pesertqtersebut karena ia sedang mendengarkan komentar peserta lain.

i. Catatan hasil FGD hams ditulis secara lengkap.

Pelaksanaan FGD

Tahapan pelaksanaan FGD meliputi persiapan, pembukaan, pengelolaan, teknik probing, dan
penutupan. Fasilitator dan pencatat hams tiba di lokasi . FGD lebih awal dari peserta, dan ada
baiknya melakukan pencairan dengan . peserta yang sudah datang dengan bercakap-cakap secara
informal. Gunakém kesempatan itu untuk mengenal nama peserta dan yang menjadi
perhatiannya. ‘ Dalam persiapan FGD, fasilitator harus membentuk formasi tempat dud ‘ ‘ .
Yang memungkinkan para peserta terdorong untuk man bicara. Pcselta dudnk ‘ ' sebaiknya
berada dalam satu lingkaran bersama-sama dengan fasilitamt, dim « ‘ pencatat duduk di luar
lingkaran. Fasilitator hams dapat mengupayakan tid adanya interupsi dari luar ketika FGD sudah
berlangsung, ‘Semua PG ' sebaiknya dipersiapkan sebelum FGD dimulai seperti kaset, .baterai
anuk diskusi. ' ' ' '

Pada wnktu mcmbukn POD. fasilitator pcrlu mcmcrhatiknn haLhal scbagai bet ikut.

l. Jelnsknn tujuun F0 D serm pcrkcnnlkan nama fusiIitator scrta pcncatat dan pcrnnmmyu
musing-nmsing.

2. Minta sctinp pcscnn mcmperkcnnlkun diri dun dcngan ccpat mcngingat mama pcscrta serta
mcnggunaknnnya untuk mcnyapa mercka pada saat FGD berlangsung

3. Jelaskan bnhwa FGD tiduk bcrtujuan mcmbcri ceramah, tetapi untuk mengumpulkun data
bcmpa pcndnpat pcscrta. Tckankan bahwa fasilitator ingin belajar dari peserta.

4. Tekankan bahwa pendapat sctiap pcscna sangat pcnting sehingga diharapkan scmua pcserta
mcmbcrikan pcndapatnya.

5. Jelaskan bahwa pcscrta dipcrkcnankan untuk sccara bcrgantian mcnjawab pada saat fnsilitntor
mengajukan pcrtanyaan, tidak rcbutan.
6. Mulai pcrtemuan dcngan mcngajukan pcrtanyaan yang bcrsifat umum yang tidak tcrikat
dengan topik diskusi.

Bebcrapa tcknik dapat digunakan sclama pclaksanaan FGD, seperti klarikaasi, rcorientasi,
penggunaan gambar, dan probing. Teknik klarifikasi digunakan dengan cara mengulangi kembali
jawaban pesena dalam bentuk pertanyaan untuk meminta penjelasan lebih lanjut scpcrti,
“Apakah Saudara dapat menjelaskan lebih lanjut tentang hal tcrsebut?”

Teknik reorientasi digunakan untuk lebih menghidupkan jalannya diskusi.

Fasilitator dapat menggunakan jawaban peserta untuk ditanyakan kepada peserta lainnya.

Sebagai contoh, “lbu Sri, ibu mengatakan telah memberi MPASI ketika anak ibu berumur enam
bulan, bagaimana dengan ibu Dewi? (yang selalu diam), pada umur ~ berapa anak ibu beri
makanan selain ASI?” Untuk memperjelas tentang topik yang tengah dibahas, fasilitator dapat .
menggunakan gambar atau foto, seperti memperlihatkan gambar atau foto ‘ anal: yang kurang
gizi sambil menanyakan, “Bagaimana keadaan anak' ' ' _ temebut?” “Apa yang hams ibu
lakukan?” Pesena FGD sering kali membcri . jawaban yang tidal: tengkap. Untuk mengatasi ha!
tersebut. teknik probing _ dapat digunakan. ' mbing adalah ketcrampilan menstimuiasi
percakapan untuk mendorong pesem FGD meujawah seem lengkap Caranya adalah dengam
mengajukan

‘t

mean “siapa, spa. dx‘ mama bilamamz, mengapa. den bagaimana”.


I Bum?“ “3km pmbi'ng mg mg digunakan meliputi edm pram /

‘ (mengulangi jawaban responden), requested probe (mengulangi bagian dari

' pertanyaan), silent probe (mcnunggu scbcntar untuk mcmpcrolch pcnjclasan), encouragement
probe (mendorong orang untuk melanjutkan pcmbicaraan

. dengan senyum atau anggukan kepala), dun repeat probe (mengulangi pertanyaan). Teknik
repeat probing digunakan kctika tcrjadi kebingungan

pada responden. Probing berakhir setelah jawaban lengkap diperolch dari responden atau peserta
FGD sehingga dapat dicatat apa yang tcrpikir olch responden, arti, dan kedalamannya.

Fokus grup diskusi sebaiknya tidak diikuti oleh individu atau tokoh yang berpengaruh terhadap
topik atau masalah yang sedang didiskusikan. Sebagai contoh, jika FGD membahas tentang
pelayanan puskesmas, kehadiran dokter puskesmas, bidan, dan petugas lainnya harus
dihindarkan sehingga peserta dapat mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Akan tetapi, jika
hal itu sulit dihindari, fasilitator dapat meminta tokoh atau individu tersebut untuk diam dan
hanya mendengarkan diskusi, serta mercka dapat menyampaikan pendapat atau ide ke fasilitator
setelah F GD selesai.

Apabila ada peserta FGD yang sangat dominan, fasilitator harus lebih banyak memerhatikan
peserta lain sehingga mereka lebih berpartisipasi.
~ Untuk menghindari peserta yang dominan, perhatian fasilitator terhadap individu yan g
dominan tersebut dikurangi sehingga tidak mendorongnya untuk berbicara. Apabila cara tersebut
belum juga berhasil, fasilitator bersikap ' santun dalam menyampaikan pendapat sehingga peserta
lain berkesempatan

untuk mengemukakan pendapatnya.

Selain peserta yang dominan, ada pula peserta yang justru pendiam. Peserta tersebut dapat
berpartisipasi, jika fasilitator memberi perhatian lebih kepadanya dengan selalu menyebut nama
serta mengajukan pertanyaan I

' kepadanya. Pada akhir F GD, fasilitator menyimpulkan pertemuan FGD

dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut.

. .11; )Jelaskan bahwa pertemuan sudah selesai, lalu tanyakan kepada masing»

( masing pesena apakah masih ada yang ingin menyampaikan komentar

atau pendapatnya Pendapat yang sesuai dengan topik dapat digali lebih mendalam lagi.

2~ Berikan ucapan terima kasih kepada para peserta atas partisipasinya dan . '
' nyatakan bahwa komentar atau pendapat mereka sangat berguna untuk .' penyusunan program
penanggmangan masalah yang dibahas, ‘ ‘

Sada}! FGD selesai, fasllitator dan pencatat herdiskusi untuk melengkapi ., g I: 113551 diskusxi
l _'

kW‘ J&xum >&?Aizi‘lak 4L4: ’ ‘

Penyusunan catatan FGD

Dalam FGD, data yang dikumpulkan adalah scmua basil diskusi dan pcngamatan yang dicatat
olch pcncatat. Pcranan pcncatat tidak kalah pcnting dari fasililator, walaupun pcncatat bckcrja di
bclakang layar. Pcncatat FGD hams bckcrja pcnuh konsentrasi, sckaligus mcnjadi pcngamat
yang jcli. Pencatat hams menggambarkan situasi, pcrangai, dan ekspresi para peserta sccara tepat
dan benar. lstilah lokal tcrkait dcngan topik diskusi harus dicatat. Dalam pcncatatan, para pcncliti
atau moderator scring kali menggunakan alat bantu tape recorder, sctclah terlebih dahulu
meminta izin kepada para pesena. Akan tetapi, penggunaan tape recorder dapat juga
mengganggu suasana atau ekspresi pcserta yang tidak tertangkap dcngan baik. Walaupun
demikian, pcncatatan dan tape recorder dapat membantu.

Walaupun pcneliti mcnganggap setiap kelompok diskusi bersifat homogen, pencatat harus tetap
memperlakukan para peserta diskusi sebagai individu responden. Olch karcna itu, pcncatat harus
juga mencatat identitas para peserta FGD, seperti nama, umur, jenis kelamin, peketjaan, suku
bangsa, dan alamat setiap peserta. Fasilitator atau moderator akan menanyakan identitas peserta
ketika diskusi dimulai. Untuk memudahkan pencatatan, gambarkan peta duduk masing-masing
peserta, lalu beri nomor. Dengan demikian, pencatat tidak lagi menuliskan nama peserta setiap
hendak melakukan pencatatan tentang hal yang diungkapkan peserta, cukup menuliskan nomor
saja. Karakteristik peserta perlu dicantumkan kembali selama pencatatan basil diskusi yang
berupa transkrip.

Langkah pertama yang dilakukan peneliti setelah usai FGD adalah menyusun kembali catatan
menjadi transkrip yang dapat dibantu dengan mendengarkan basil rekaman menggunakan tape
recorder, terutama p'ada bagian-bagian yang terlewatkan. T ape recorder dapat pula membantu
untuk memberi gambaran suasana diskusi, seperti gclak tawa, hening, dan nada tinggi suara
peserta. Catatan tersebut kemudian disusun sesuai urutan pedoman FGD.

Penyusunan data (indexing)

Penyusunan data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner bukan mempakan hal yang
menyulitkan peneliti. Bahkan jika dirancang secara baik. data itu sudah tersusun dengan
scndirinya. Akan tetapi, tidak begitu dcngan data yang terkumpul melalui teknik kualitatif,
seperti F GD, karena data yang begitu betagam dan banyak Laporan F GD yang berlangsung
selama l hingga

2 jam dapat menghasilkan 6O hingga 100 halaman, bclum lagi karcna data begitu tersebar
sehingga peneliti harus mencari-cari dahulu data tertcntu atau harus mengingat kembali letak
data yang dicari terscbut.

Untuk menanggulangi hal tcrscbut, data pcrlu disusun sccara sistematis. Salah satu cara untuk
menyusun data adalah dengan menggunakan kanu. Di sebelah kiri, dibuat satu kolom untuk
menulis identitas (ID) peserta scpcrti nama, status perkawinan, umur, dan jenis kelamin, tanggal
dan tempat pelaksanaan FGD. Kolom kedua dapat digunakan untuk menuliskan topik, hubungan
satu tcpik dengan topik lainnya ataupun satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu
topik. Sebagai contoh, topik tentang “Memasyarakatkan Pemantauan pertumbuhan melalui
Posyandu”, penyusunan indeks dapat dengan subjudul seperti:
l. Pemuka masyarakat-konsep (lokal) sehat 2. Kehadiran posyandu-puskesmas 3. Penimbangan-
kader, dan lain-lain.

Cara tersebut menunjukkan bahwa dalam kartu atau lembaran itu berisi pemyataan/informasi
yang mengacu pada subjudul tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam contoh indexing.
Penyusunan index sebaiknya tidak ditetapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian
karena teknik kualitatif seperti FGD bersifat sangat dinamis. Setelah melakukan 6-8 kali FGD,
topik atau komponen yang telah dirancang sebelumnya temyata tidak memberikan hubungan
yang berarti, sebaliknya hubungan baru muncul di luar yang direncanakan sebelumnya. Selain
itu, setelah selesai FGD, pemikiran tentang sistem indeks yang tepat digunakan untuk menyusun
data secara sistematis juga berkembang.

Apabila data telah tersusun dalam indeks, peneliti kualitatif dapat segera menulis ragangan
laporan. Peneliti juga mendapatkan ide dari bahan yang telah tersusun secara sistematis dalam
waktu yang relatif cepat. Sebagai contoh, hubungan penimbangan dengan kader yang akan
ditulis dapat dicari dari semua kartu atau lembaran indeks, yang pada kolom keduanya textulis
“Penimbangan dan kader”. Bahkan, kctika membaca catatan yang terdapat dalam indeks, hal-hal
serupa pada catatan indeks yang lain biasanya teringat lKernbali, dan peneliti dapat
menyatukannya menjadi satu kelompok. Dengan

ggunakan sistcm itu, peneliti dapat dcngan mudah melihat pola dan prom

berlangsung (lihat contoh indexing dari suatu penelitian kualitatif pads l 3).

Anda mungkin juga menyukai