Anda di halaman 1dari 18

PENYULUHAN TENTANG 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN


PADA BERBAGAI GEREJA

Conseling about the first 1000 day of life on the knowledge and attitude of
the bridge and groom at various churches

Dyahtrin Adelayde*¹ Tetty Herta Doloksaribu¹


Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI Medan, Jl Simp.Tanjung Garbus Lubuk Pakam 20511

ABSTRAK
Pemerintah mengadakan Gerakan Nasional perbaikan gizi yaitu 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK) melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan, sedangkan intervensi sensitif
melibatkan lintas sektoral, seperti pendidikan, pertanian, industri dan keagamaan.
Intervensi sensitif memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan intervensi
spesifik, yakni sebesar 70%. Gereja sebagai lembaga keagamaan yang memberikan
konseling pranikah kepada para calon pengantin namun belum mengikutsertakan
topik kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
tentang 1000 HPK terhadap pengetahuan dan sikap calon pengantin pada berbagai
gereja di Kecamatan Lubuk Pakam. Penelitian ini merupakan eksperimen semu
dengan disain One Group Pre Post Test. Responden penelitian ini adalah calon
pengantin yang terdaftar resmi untuk menikah pada berbagai gereja di Kecamatan
Lubuk Pakam pada bulan Juni hingga Juli 2017 yaitu sebanyak 31 pasang. Topik
penyuluhan adalah tentang 1000 HPK, gizi ibu hamil, ASI Eksklusif dan MP-ASI.
Setiap calon pengantin diberikan penyuluhan sebanyak 3 kali dengan alat bantu
Booklet.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
pengetahuan dan sikap calon pengantin sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Rata-rata skor pengetahuan responden sebelum intervensi adalah 10,10 ± 3,032,
meningkat sebesar 6, 38 menjadi 16,48 ± 1,948. Rata-rata skor sikap responden juga
meningkat sebesar 7,07 dari skor awal 34,06 ± 3,900 menjadi 41,13 ± 2,564.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan dapat bekerjasama dengan Dinas Kependudukan
agar setiap calon pengantin yang mendaftarkan diri ke catatan sipil mendapatkan
penyuluhan gizi tentang 1000 HPK. Gereja juga sebaiknya dapat memasukkan materi
tentang 1000 HPK di setiap konseling pra nikah.
Kata kunci : 1000HPK, Calon Pengantin, Pengetahuan, Sikap,Penyuluhan

ABSTRACT
The Government held a National Nutrition Improvement Movement of First
1000 Days of Life of Life (1000 HPK) through specific and sensitive nutrition
interventions. Specific interventions are conducted by the health sector, while
sensitive interventions involve cross-sectoral, such as education, agriculture, industry
and religion. Sensitive interventions contribute more than specific interventions,
which is 70%. The purpose of this study was to determine the effect of counseling
about First 1000 Days of Life (1000 HPK) to the knowledge and attitude of the bride
and groom at various churches at Lubuk Pakam Sub district.This research is a quasi
experiment with the design of One Group Pre Post Test. The respondents of this study
were prospective brides who were officially registered to marry at various churches at
Lubuk Pakam sub district from June to July 2017 as many as 31 pairs. The topic of
extension is about 1000 HPK, nutrition of pregnant mother, Exclusive ASI and MP-
ASI. Each bride and groom is given 3 times counseling with Booklet aids.The results
showed that there was a significant difference of knowledge and attitude of the bride
before and after being given counseling. The average score of respondents'
knowledge before the intervention was 10.10 ± 3.032, increasing by 6, 38 to 16.48 ±
1.948. The average score of respondents' attitudes also increased by 7.07 from the
initial score of 34.06 ± 3.900 to 41.13 ± 2.564.It is suggested that the Health Office
can cooperate with the Department of Population so that every bride who enrolls to
the civil registry gets nutrition counseling about First 1000 Days of Life (1000 HPK).
The Church should also be able to include material about First 1000 Days of Life
(1000 HPK) in each pre-marriage counseling.
Keywords: First 1000 Days of Life, Bridal Candidate, Knowledge, Attitude

mengalami kekurangan berat


PENDAHULUAN
badan, Oleh karena itu,
Masalah gizi masih
permasalahan ini menjadi salah
merupakan salah satu permasalahan
satu butir penting yang menjadi
yang sangat mengkhawatirkan dan
kesepakatan global dalam
belum dapat diselesaikan pada
Milleneum Development Goals
hampir seluruh negara di dunia.dan
(MGDs). Setiap negara harus
masalah stunting merupakan
mampu mengurangi angka balita
masalah kegagalan tumbuh
yang mempunya gizi kurang dan
kembang anak bukan
gizi buruk sehingga akan
disebabkan terutama oleh faktor
mencapai 15% pada tahun 2015
genetik melainkan karena faktor
(Saputra & Nurizka, 2012).
lingkungan yang dapat
Siklus 270 Hari Pertama
diperbaiki dengan fokus pada
Kehidupan (HPK) merupakan
masa 1000 HPK. Yang mengacu
masa kehamilan (kurang lebih 9
pada pentingnya 1000 HPK bagi
bulan), yang termasuk dalam
seorang wanita memiliki peran
periode 1000 HPK.1 1000 HPK
penting bagi kehamilan, sehingga
merupakan periode penting
peluang wanita biasanya
untuk mendukung pertumbuhan
terdapat diantara 15-49 tahun
dan perkembangan yang cepat.
dan ditahun 2011 diperkirakan
dalam hal ini lah calon pengantin
bahwa 101 juta anak balita
harus paham bahwa resiko jika situasi keamanan pangan dan gizi.
sudah menikah dan mengandung Dalam hal ini diperlukan promosi
anak maka gangguan gizi yang kesehatan,sebab Promosi
banyak terjadi yaitu anemia. kesehatan sangat erat kaitannya
Anemia telah menjadi gangguan dengan media karena media
nutrisi yang paling lazim dapat menyampaikan informasi
terjadi.oleh karena itu sebelum lebih menarik dan mudah
melakukan pernikahan para calon dipahami, hal ini membuat
ayah dan ibu diberi konsulltasi. sasaran mengadopsi informasi
Sementara masalah gizi yang diterima menjadi perilaku
kurang perlahan mengalami yang lebih baik.Jenis media
penurunan, tetapi masalah obesitas promosi kesehatan meliputi media
terus meningkat pada orang dewasa cetak (leaflet , booklet, flip chart,
dan anak-anak. Hal ini disebut dll), media elektronik dan media
dengan masalah gizi ganda (Hill luar ruanganIndonesia termasuk
dan Samman, 2015),oleh karena itu salah satu negara yang mengalami
Persiapan kehamilan yang masalah gizi tersebut. Berdasarkan
rendah mengakibatkan Global Nutrition Report tahun
kehamilan dengan komplikasi, 2014, Indonesia merupakan negara
kehamilan dengan komplikasi dengan urutan ke–17 dari 117
dapat meningkatkan morbiditas negara yang memiliki masalah gizi
dan mortalitas bagi ibu dan janin kompleks stunting, wasting dan
Dalam 6th Report On The overweight (Rosha et al, 2016). Hal
World Nutrition Situation lebih ini dibuktikan dengan data Riset
jelas lagi disebutkan bahwa Kesehatan Dasar 2013 yang
terdapat 6 masalah gizi utama, menunjukkan masih tingginya
yaitu anemia, defisiensi vitamin A, prevalensi gizi kurang sebesar
retradasi pertumbuhan (gizi kurang 19,6%, stunting sebesar 37,2% dan
dan stunting), berat badan lahir masalah kegemukan pada balita
rendah (BBLR), gangguan akibat sebesar 11,8%. Masalah gizi di
kekurangan yodium (GAKY) serta Sumatera Utara juga tergolong
serius dan jika sudah dalam darurat ekonomi (Pelletier et al, 2013). ini
maka dilakukanlah infomed adalah terdiri dari ibu hamil, ibu
contsent, Informed consent ini menyusui, bayi baru lahir dan anak
merupakan kesepakatan/ usia di bawah dua tahun.Bomboa et
persetujuan pasien atas upaya al (2015) menguraikan bahwa
medis yang akan dilakukan oleh peningkatan pengetahuan dan sikap
dokter terhadap dirinya, akan cenderung menimbulkan
setelah pasien mendapatkan kesadaran masyarakat. Sementara
informasi dari dokter mengenai itu, Peraturan Pemerintah Nomor
upaya medis yang dapat 42 Tahun 2013 menguraikan
dilakukan untuk menolong bahwa pelaksanaan Gerakan
dirinya, disertai informasi Nasional Percepatan Perbaikan
mengenai segala resiko yang Gizi dilakukan oleh Pemerintah
mungkin terjad.. sampai ke elemen masyarakat
asalah gizi kurang (BB/U<- terendah, termasuk keluarga
2SD) mencapai 22,39% yang Berdasarkan uraian diatas,
melebihi angka prevalensi tujuan dilakukan penyuluhan
nasional. Keadaan ini juga tentang 1000 Hari Pertama
dipersulit dengan jumlah Kehidupan kepada calon pengantin
prevalensi stunting mencapai yang ada pada berbagai gereja di
42,49% yang sudah sampai pada Kecamatan Lubuk Pakam.
level serius (Kemenkes, 2014). Pengetahuan dan sikap calon
Stunting bukan hanya pengantin mengenai 1000 Hari
merupakan masalah Pertama Kehidupan diharapkan
pertumbuhan fisik, tetapi juga akan mendorong dan memotivasi
bagaimana seorang anak dapat calon pengantin untuk
bertahan untuk kehidupannya memperhatikan dan menerapkan
mendatang, perkembangan gizi yang baik pada periode 1000
kognitif, produktivitas kerja, Hari Pertama Kehidupan untuk
kondisi kesehatan di masa tua mendapatkan keturunan yang sehat
dan kemampuan finansial/ dan berkualitas sebab Masa ini
berperan besar menentukan kembali pada bulan April 2017
masa depan bangsa, karena untuk mengetahui data calon
remaja perempuan sebagai calon pengantin yang sudah terdaftar
ibu memiliki risiko kehamilan akan menikah di masing-masing
dan persalinan, serta terpapar gereja yang melaksanakan
kepada masalah kesehatan lain konseling pra nikah, sedangkan
yang berdampak pada kesehatan pengumpulan data dilakukan pada
mental, keadaan ekonomi dan bulan Juni hingga Juli 2017.
kesejahteraan sosial jangka Sebelum diberikan Intervensi yang
panjang. paling awal diberikan yaitu : pre
METODE intervensi dan Intervensi.
Desain, Tempat, dan Waktu
Pre intervensi berupa
Desain Penelitian ini adalah
pengembangan modul dan
menggunakan Uji statistik yaitu
pengembangan kuesioner.
SPSS yang digunakan adalah uji T-
Intervensi yang dilakukan berupa
dependent karena setelah diuji data
penyuluhan dengan memberi
yang diperoleh berdistribusi
modul terlebih dahulu agar
normal, dengan kesimpulan jika
responden sudah untuk
nilai p < 0,05 maka Ho ditolak,
mempermudah responden
artinya ada perbedaan rata-rata skor
memahami materi yang
pengetahuan dan sikap sebelum
disampaikan. Materi disampaikan
dengan sesudah penyuluhan
secara berurutan, mulai dari materi
tentang 1000 Hari Pertama
1 sampai materi 4. Materi
Kehidupan. Penelitian ini
penyuluhan yang akan diberikan
dilakukan di 9 gereja yang ada di
adalah terdiri dari :
Kecamatan Lubuk Pakam
1. 1000 Hari Pertama Kehidupan
(lampiran 1). Waktu penjajakan
2. Gizi seimbang ibu hamil (270
awal dilakukan bulan November hari dalam kandungan)
2016. Penjajakan awal bertujuan 3. Gizi seimbang untuk bayi usia 0
untuk mendata gereja-gereja yang – 6 bulan (ASI Eksklusif) dan
ibu menyusui
dapat dijadikan sebagai lokasi
4. Gizi seimbang bayi usia 6 – 24
penelitian. Penjajakan dilakukan bulan dan MP-ASI
pengumpulan data, jumlah calon
Populasi dan Sampel Penelitian pengantin yang terdaftar untuk
Penelitian ini dilakukan di 9 menikah pada berbagai gereja di
gereja yang ada di Kecamatan Kecamatan Lubuk Pakam adalah
Lubuk Pakam (lampiran 1). Waktu sebanyak 56 pasang, namun hanya
penjajakan awal dilakukan bulan 31 pasang yang dijadikan sebagai
November 2016. Penjajakan awal sampel sesuai dengan perhitungan
bertujuan untuk mendata gereja- berdasarkan rumus yang digunakan
gereja yang dapat dijadikan sebagai Jenis dan Cara Pengumpulan Data
lokasi penelitian. Penjajakan 1. Jenis Data
dilakukan kembali pada bulan Jenis data yang dikumpulkan
April 2017 untuk mengetahui data dalam penelitian ini meliputi data
calon pengantin yang sudah primer dan data sekunder.
terdaftar akan menikah di masing- a. Data primer merupakan data
masing gereja yang melaksanakan yang dikumpulkan secara
konseling pra nikah, sedangkan langsung oleh peneliti yang
pengumpulan data dilakukan pada terdiri dari :
bulan Juni hingga Juli 2017. 1) Data identitas sampel
Teknik pengambilan sampel 2) Data pengetahuan dan sikap
sebelum dan setelah
dilakukan dengan menetapkan penyuluhan
setiap pasangan calon pengantin b. Data sekunder, yaitu data
yang sudah mendaftar ke masing- yang diperoleh berdasarkan
masing gereja sebagai sampel informasi yang telah
penelitian hingga diperoleh dikumpulkan dari pihak
sebanyak jumlah sampel yang pengurus gereja atau pendeta,
dibutuhkan. Data pasangan calon yakni meliputi gambaran
pengantin diperoleh melalui umum lokasi penelitian dan
contact person yang dalam hal ini data calon pengantin.
adalah pihak pengurus gereja
2. Cara Pengumpulan Data
ataupun pendeta yang memberikan
a. Data identitas sampel,
konseling pra nikah. Selama
dikumpulkan dengan
mengisi formulir data komputer dengan tahapan
identitas pada lembar sebagai berikut :
kuesioner yang telah 1) Memeriksa kelengkapan
data
disediakan untuk
2) Memberikan kode sesuai
mendapatkan karakteristik
dengan karakteristik data
sampel data identitas
b. Data pengetahuan dan sikap 3) Mengentri data ke dalam
program SPSS
dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner 4) Mentabulasi data sesuai

yang diisi sendiri oleh dengan kategori data

responden (misalnya, umur,


pekerjaan, pendidikan
c. Data antropometri, meliputi
terakhir)
berat badan, tinggi badan,
5) Menguji kenormalan data
dan lingkar lengan
6) Menganalisis data
dikumpulkan melalui
menggunakan program
pengukuran antropometri SPSS
dan mencatat hasil b. Data pengetahuan
pengukuran pada lembar dikumpulkan dengan
kuesioner yang telah menggunakan 25
disediakan pertanyaan, namun hanya
d. Data sekunder, yakni data 20 pertanyaan yang masuk
calon pengantin dalam penilaian karena 5
dikumpulkan berdasarkan pertanyaan pertama hanya
informasi yang diperoleh digunakan untuk melihat
dari pihak pengurus gereja apakah sebelumnya calon
Pengolahan dan Analisis Data pengantin sudah pernah
1. Pengolahan Data mendapatkan informasi
a. Data identitas sampel yang tentang 1000 HPK. Setiap
sudah dikumpulkan diolah pertanyaan diberikan skor 1
secara manual untuk jawaban benar dan
menggunakan program skor 0 untuk jawaban yang
salah. Nilai pengetahuan
kemudian diklasifikasikan skor 1 untuk jawaban
menjadi nilai pengetahuan setuju. Dan untuk jawaban
kategorikal dimana menurut ragu-ragu diberikan skor 2
Arikunto (2006) pada setiap jenis
pengetahuan seseorang pertanyaan. Nilai sikap
dapat diketahui dan kemudian diklasifikasikan
diinterpretasi dengan skala menjadi nilai sikap
yang bersifat kualitatif, kategorikal dimana menurut
yaitu : Arikunto (2006) sikap
 Baik : hasil seseorang dapat diketahui
persentase 76 – 100%
dan diinterpretasi dengan
 Cukup : hasil
persentase 56 – 75% skala yang bersifat

 Kurang : hasil kualitatif, yaitu :


persentase < 56%  Baik : hasil
c. Data sikap dikumpulkan persentase 76 – 100%
 Cukup : hasil
dengan menggunakan 15 persentase 56 – 75%
pertanyaan, yang terbagi  Kurang : hasil
persentase < 56%
menjadi 7 pertanyaan
d. Data sekunder yang sudah
positif (favorable), yaitu
dikumpulkan diolah secara
pertanyaan nomor 1, 2, 6, 8,
manual menggunakan
11, 14, 15 dan 8 pertanyaan
program komputer untuk
negatif (unfavorable), yakni
memperoleh data sesuai
pada nomor 3, 4, 5, 7, 9, 12,
dengan kategori data.
13. Pada pertanyaan positif,
2. Analisis Data
diberikan skor 3 untuk
a. Analisa Univariat untuk
jawaban setuju dan skor 1
melihat gambaran dan
untuk setiap jawaban tidak
karakteristik setiap variabel
setuju. Sedangkan pada
independen (bebas) serta
pertanyaan negatif, variabel dependen (terikat).
diberikan skor 3 untuk b. Analisis Bivariat dilakukan
jawaban tidak setuju dan untuk melihat :
1) Adanya pengaruh HASIL DAN PEMBAHASAN
penyuluhan tentang 1000 1. Karakteristik Responden

Hari Pertama Kehidupan Responden penelitian ini


terhadap pengetahuan merupakan calon pengantin yang
calon pengantin pada berasal dari 9 gereja yang ada di
berbagai gereja di kecamatan Lubuk Pakam.
Kecamatan Lubuk Karakteristik responden yang
Pakam. meliputi usia, tingkat pendidikan,
2) Adanya pengaruh pekerjaan dan status gizi adalah
penyuluhan tentang 1000 sebagai berikut :
Hari Pertama Kehidupan a. Usia Responden
terhadap sikap calon Usia responden yang paling
pengantin pada berbagai muda adalah 22 tahun dan yang
gereja di Kecamatan paling tua adalah 44 tahun. Usia
Lubuk Pakam. responden dikategorikan dengan
ambang batas (cut of point) usia
Uji statistik yang digunakan
ideal untuk menikah yang
adalah uji T-dependent karena
dianjurkan oleh Badan
setelah diuji data yang diperoleh
Kependudukan dan Keluarga
berdistribusi normal, dengan
Berencana Nasional atau BKKBN
kesimpulan jika nilai p < 0,05 maka
(2013) adalah 25 – 30 tahun bagi
Ho ditolak, artinya ada perbedaan
laki-laki dan 21 – 25 tahun untuk
rata-rata skor pengetahuan dan
perempuan. Adapun kategori usia
sikap sebelum dengan sesudah
responden disajikan sebagai
penyuluhan tentang 1000 Hari
berikut:
Pertama Kehidupan. Dengan kata
Tabel 4. Kategori Usia Responden Perempuan
lain, ada pengaruh penyuluhan Kategori Usia n %
tentang 1000 Hari Pertama 21 – 25 tahun 17 54.8
26 – 30 tahun 12 38.7
Kehidupan terhadap pengetahuan >30 tahun 2 6.5
dan sikap calon pengantin pada Total 31 100

berbagai gereja di Kecamatan Tabel 4 menunjukkan bahwa


Lubuk Pakam. sebanyak 54,8% responden
perempuan menikah pada usia ideal pernikahan yang dilakukan oleh
dan 45,2% sisanya menikah lebih seorang laki-laki dengan usia
tua dari kategori usia ideal, bahkan minimal 25 tahun dan usia minimal
masih ada 6,5% responden perempuan 21 tahun karena secara
perempuan yang menikah pada usia biologis alat-alat reproduksi masih
>30 tahun. dalam proses menuju kematangan
Tabel 5. Kategori Usia Responden Laki-laki sehingga belum siap untuk hamil
Kategori dan melahirkan. Usia merupakan
Usia n % salah satu faktor risiko kehamilan
<25 tahun 5 16.1
25 – 30 yang sering disebut dengan istilah
tahun 17 54.8 4-T, yaitu terlalu muda, terlalu tua,
>30 tahun 9 29
Total 31 100 terlalu banyak dan terlalu sering.
Usia reproduksi yang sehat dan
Masih banyak responden laki-laki tidak berisiko bagi seorang
yang menikah bukan pada usia perempuan untuk hamil dan
ideal, yaitu sebanyak 16,1% melahirkan adalah 20 – 35 tahun
responden laki-laki menikah lebih (Wijayanti et al, 2011).
muda dari kategori usia ideal (<25 b. Tingkat Pendidikan
tahun) dan 29% lebih tua dari Responden
kategori usia ideal (>30 tahun). Tingkat pendidikan responden yang
Jumlah responden laki-laki yang paling rendah adalah SD dan yang
menikah pada usia ideal adalah paling tinggi adalah S2. Distribusi
sebesar 54,8%. responden berdasarkan tingkat
Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa pendidikan disajikan pada Tabel
responden yang menikah pada usia Berikut:
ideal adalah sebanyak 54,8% dari
jumlah seluruh responden yang ada Tingkat pendidikan n %
pada penelitian ini, sedangkan SD 1 1.6
45,2% sisanya menikah bukan pada SMP 1 1.6
usia ideal. SMA 25 40.3
BKKBN (2013) menyebutkan D-III 6 9.7
bahwa pernikahan ideal adalah S1 28 45.2
S2 1 1.6
n %
Total 62 100 Tenaga Kesehatan 8 12.9
Karyawan Swasta 21 33.9
Pegawai Honorer 1 1.6
Pendeta 1 1.6
Penelitian Trimanto (2008)
PNS/TNI/POLRI 4 6.4
dalam In’am (2016) membuktikan Wiraswasta 22 35.5
bahwa semakin tinggi pendidikan Tidak Bekerja 5 8.1
Total 62 100
orangtua maka semakin tinggi Secara umum responden
kepedulian terhadap kesehatan memiliki pekerjaan tetap, namun
terutama informasi tentang masih ada 8,1% responden yang
menjaga status gizi anak. Hasil tidak bekerja. Penelitian Devi
penelitian Rozali (2016) juga (2010) menunjukkan bahwa ada
menunjukkan adanya hubungan hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan, khususnya ibu pekerjaan orangtua terhadap status
terhadap pengetahuan, sikap dan gizi balita. Hal ini disebabkan
pola pikir dalam mencari dan karena rendahnya pendapatan
memperoleh berbagai informasi orangtua maka akan mengurangi
mengenai pengetahuan tentang gizi daya beli terhadap makanan yang
balita, yakni dengan hasil yang berkualitas untuk pemenuhan gizi
signifikan p=0,001 balita dan gizi keluarga.
c. Pekerjaan Responden Sebagian besar responden
Sebagian besar responden penelitian ini memiliki pekerjaan
memiliki pekerjaan tetap. tetap, namun beberapa responden
Pekerjaan responden dengan perempuan tidak bekerja. Hal ini
persentase terbanyak adalah tentunya akan membawa dampak
sebagai wiraswasta, yakni negatif dan positif bagi keluarga.
sebanyak 35,5% dan selanjutnya Dari sisi positif, semakin banyak
karyawan swasta sebesar 33,9%. perempuan yang bekerja sebagai
Distribusi responden berdasarkan ibu rumah tangga maka akan
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel semakin banyak waktu untuk
7. merawat keluarga dan mengasuh
Pekerjaan Jumlah anak sehingga pemenuhan gizi
keluarga terpantau dan terpenuhi Total 31 100
Tabel 9 menunjukkan
(In’am, 2016). Sementara dari sisi
bahwa masih ada calon ibu yang
negatif keuangan keluarga hanya
mengalami KEK, yaitu
mengandalkan pendapatan
sebanyak 3,2% dan 96,9%
suami/bapak.
sisanya termasuk dalam kategori
d. Status Gizi Responden non KEK dimana LILA >23,5
Distribusi status gizi responden cm.
berdasarkan IMT dan hasil Gizi pra nikah merupakan
pengukuran LILA disajikan pada suatu cara untuk memperhatikan
Tabel 8 dan Tabel 9. status gizi calon pengantin demi
Tabel 8. Status Gizi Responden Berdasarkan tercapainya keluarga yang sehat
IMT
dan keturunan yang berkualitas.
Ju
ml Oleh karena itu, baik calon
ah pengantin pria maupun calon
Status
pengantian wanita perlu
Gizi n %
Kurus 2 3.2 memperhatikan status gizinya
Normal 41 66.1
sebelum memasuki jenjang
Gemuk 13 21
Obesitas 6 9.7 pernikahan.
Berat badan lebih atau
Total 62 100
sebanya bahkan obesitas dapat
Tabel 8 menunjukkan k status gizi
mengakibatkan terjadinya
bahwa 66,1% responden
penurunan kesuburan, baik pada
termasuk kategori normal, namun
pria maupun pada wanita.
terdapat 21% responden dengan
Sedangkan berat badan kurang
status gizi gemuk, 9,7% dengan
dapat menyebabkan bayi yang
status gizi obesitas dan 3,2%
dilahirkan mengalami BBLR yang
dengan status gizi kurus.
dapat berakibat pada status gizi
Tabel 9. Status Gizi Berdasarkan LILA
Statu bayi tersebut selanjutnya.
s Gizi n % Pengukuran LILA (Lingkar
KEK 1 3.2
Non Lengan Atas) merupakan salah satu
KEK 30 96.8 metode penentuan status gizi yang
dapat dilakukan dengan mudah
25%
karena tidak memerlukan alat-alat Petugas Kesehatan Internet
yang sulit diperoleh , praktis dan Televisi/Radio
harga yang relatif murah. Calon Dari 12 orang responden
pengantin perempuan merupakan yang sudah pernah mendengar
calon ibu yang nantinya akan tentang 1000 HPK, 66,7%
mengalami kehamilan sehingga diantaranya mendapat informasi
perlu dilakukan deteksi dini dengan dari petugas kesehatan, 25% dari
tindakan pencegahan dan internet dan 8,3% melalui
penanggulangan terhadap KEK televisi/radio.
melalui pemantauan kesehatan dan Penelusuran selanjutnya
status gizinya. tentang periode 1000 HPK
Riskesdas (2013) mencatat diperoleh bahwa dari 12 orang
prevalensi risiko KEK wanita responden 75% mengetahui tentang
hamil umur 15 – 49 tahun, secara periode 1000 HPK. Sementara itu,
nasional sebanyak 24,2%. KEK jumlah responden yang memahami
berkaitan dengan asupan makanan pentingnya 1000 HPK sebesar
terutama energi dan protein, serta 83,3% dan 58,3% yang mengetahui
kekurangan zat gizi mikro dan zat dampak kekurangan gizi pada 1000
gizi makro (Putri dan Sri, 2013). HPK.
Dari seluruh responden, Tabel 10. Rata-rata Skor Pengetahuan
Responden Menurut Keterpaparan
hanya 19,4% yang sudah pernah 1000 HPK
mendengar informasi tentang 1000 Skor
Pengetahu
HPK sebelum diberikan
an
penyuluhan. Distribusi responden Waktu
Pengu Sudah Belum
yang pernah mendengar tentang kuran Terpapar Terpapar
1000 HPK berdasarkan sumber Rata- Rata
rata ± -rata ±
informasinya disajikan sebagai Sebelum
berikut : Penyuluhan 11,33 3,257 9,80 2,921
Sesudah
Penyuluhan 16,83 1,801 16,40 1,990
Peningkata 5,50 6,60
n
Pengetahua sebuah informai akan
n
mempengaruhi tingkat dan
perubahan pengetahuan seseorang.
Pada responden yang sudah
Secara keseluruhan, rata-rata skor
pernah mendengar tentang 1000
responden berdasarkan jawaban
HPK diperoleh hasil bahwa rata-
untuk pertanyaan pengetahuan
rata skor pengetahuan adalah 11,33
adalah sebagai berikut :
± 3,257 dan meningkat sebesar
Tabel 11. Rata-rata Skor
5,50 setelah diberikan penyuluhan.
Pengetahuan Sebelum dan
Hal ini berarti bahwa responden Sesudah Penyuluhan
yang sudah pernah mendengar
Waktu
tentang 1000 HPK menguasai Rata-
Pengukura
56,7% pertanyaan yang diberikan. n rata ±
Sebelum 10,
Sementara pada responden yang Penyuluhan 10 3,023
belum pernah mendengar tentang Sesudah 16,
Penyuluhan 48 1,948
1000 HPK diperoleh hasil rata-rata
Peningkatan 6,3
skor pengetahuan hanya 9,80 ± Pengetahuan 8*)
*)
Nilai p =
2,921 yang berarti bahwa
0,000
responden hanya menguasai 49%
pertanyaan yang diberikan. Rata- Tabel 11 menunjukkan rata-

rata skor ini meningkat sebesar rata skor pengetahuan responden

6,60 setelah dilakukan penyuluhan sebelum diberikan penyuluhan

kepada responden. adalah 10,10 ± 3,023. Hal ini

Setelah dilakukan intervensi berarti persentase pertanyaan

berupa penyuluhan, diperoleh hasil pengetahuan yang dapat dijawab

bahwa skor rata-rata pengetahuan benar oleh responden adalah

responden yang sudah pernah sebesar 50,5%. Rata-rata skor

mendengar tentang 1000 HPK tetap pengetahuan ini meningkat sesudah

lebih tinggi dibandingkan penyuluhan sebesar sebesar 6,38

responden yang belum pernah (p<0,05). Ada perbedaan rata-rata

mendengar. Hal ini menunjukkan skor pengetahuan

bahwa keterpaparan terhadap


sebelum dan sesudah diberikan belum pernah mendengar adalah
intervensi berupa penyuluhan sebagai berikut :
kepada responden. Sedangkan Tabel 13. Rata-rata Skor Sikap Responden
Menurut Keterpaparan 1000 HPK
kategori pengetahuan responden
berdasarkan jawaban yang Skor
diberikan adalah sebagai berikut : Pengetahuan
Tabel 12. Kategori
Suda
Pengetahuan Sebelum dan
Waktu h
Sesudah Penyuluhan
Penguku Terp Belum
Sebelum Sesudah ran apar Terpapar
Kategori Penyuluhan Penyuluhan Rata- Rata-
Pengetahua rata ± rata ±
n Sebelum 4,29
n % n % Penyuluhan 35,42 5 33,74 3,773
Sesudah 2,83
Baik 1 1.6 45 72.6 Penyuluhan 41,75 2 40,98 2,503
Cukup 23 37.1 16 25.8 Peningkatan
Kurang 38 61.3 1 1.6 Pengetahuan 6,33 7,24
Total 62 100 62 100
Rata-rata skor sikap pada
Kategori pengetahuan responden yang sudah pernah
responden sebelum diberikan mendengar tentang 1000 HPK
penyuluhan yang paling banyak lebih tinggi dibandingkan
adalah kategori kurang sebesar responden yang belum pernah
61,3% sementara kategori baik mendengar sebelum dan sesudah
hanya sebesar 1,6%. Sedangkan diberikan penyuluhan. Rata-rata
setelah diberikan penyuluhan, skor sikap responden yang sudah
72,6% responden memiliki pernah mendengar adalah 35,42 ±
pengetahuan dengan kategori baik 4,295 dan meningkat sebesar 6,33
dan hanya tersisa 1,6% responden setelah penyuluhan. Sementara
lagi yang memiliki pengetahuan rata-rata skor sikap reponden yang
dengan kategori kurang. belum pernah mendengar sebesar
b. Sikap 33,74 ± 3,773 dengan peningkatan
Rata-rata skor sikap sebesar 7,24 setelah penyuluhan.
responden yang sudah pernah Pada akhir intervensi juga terlihat
mendengar 1000 HPK dengan yang
bahwa skor rata-rata responden kepada responden. Kategori sikap
yang sudah pernah mendengar responden berdasarkan jawaban
tentang 1000 HPK tetap lebih yang diberikan disajikan pada tabel
tinggi 15.
dibandingkan responden yang Tabel 15. Kategori Sikap Sebelum dan
belum pernah mendengar. Rata-rata Sesudah Penyuluhan
Sebelu
skor sikap seluruh responden m
adalah sebagai berikut : Kateg Penyul
ori uhan Sesudah Penyuluhan
Tabel 14. Rata-rata Skor
Sikap Sebelum dan Sesudah Sikap n% n %
Penyuluhan Baik 27 43.5 61 98.4
Cuku
Rata-rata ± p 34 54.8 1 1.6
Sebelum Kura
Penyuluhan 34,06 3,900 ng 1 1.6 - -
Sesudah Total 62 100 62 100
Penyuluhan 41,13 2,564 Sebanyak 54,8% responden
memiliki sikap yang cukup positif
Selisih 7,07*)
*)
Nilai p = sebelum diberikan penyuluhan.
0,000 Sesudah penyuluhan, sebanyak
98,4% responden sudah memiliki
Rata-rata skor sikap sebelum
sikap yang baik tentang 1000 HPK
intevensi adalah 34,06 ± 3,900. Hal
dan tidak ditemukan lagi responden
ini berarti persentase pertanyaan
dengan kategori sikap yang kurang.
yang disikapi secara positif oleh
responden adalah sebesar 75,6%. KESIMPULAN DAN SARAN
Rata-rata skor sikap ini meningkat
A. Kesimpulan
sesudah penyuluhan sebesar 7,07
1. Rata-rata skor pengetahuan
(p<0,05) dimana persentase
responden meningkat sebesar
pertanyaan sikap yang disikapi
6,38 sehingga rata-rata skor
secara positif oleh responden
pengetahuan responden sebelum
berubah menjadi 91,4%. Ada
dan sesudah diberikan
perbedaan rata-rata skor sikap
penyuluhan naik dari 10,10 ±
sebelum dan sesudah diberikan
3,023 menjadi 16,48 ± 1,948.
intevensi berupa penyuluhan
2. Rata-rata skor sikap responden 1000 HPK di setiap konseling
mengalami peningkatan sebesar pra nikah.
7,07 sehingga rata-rata skor 3. Modul dapat digunakan sebagai
sikap responden sebelum dan media informasi tentang 1000
sesudah diberikan penyuluhan HPK dalam setiap pembekalan
naik dari 34,06 ± 3,900 menjadi atau konseling bagi calon
41,13 ± 2,564. pengantin.
3. Penyuluhan yang dilakukan 4. Dapat dilakukan penelitian
memberikan pengaruh yang lanjutan untuk melihat hasil dari
signifikan terhadap peningkatan penyuluhan yang sudah
pengetahuan dan sikap pasangan diberikan terhadap penerapan
calon pengantin tentang 1000 1000 HPK oleh responden
HPK di kecamatan Lubuk sehingga diperoleh keturunan
Pakam. yang sehat dan berkualitas.
B. Saran
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Disarankan kepada Dinas Terima kasih kepada tim yang sudah
Kesehatan dapat bekerjasama bekerja sama dan terima kasih kepada
dengan Dinas Kependudukan institusi Poltekkes Kemenkes Medan RI
agar setiap calon pengantin yang Medan yang telah mendukung penelitian
mendaftarkan diri ke catatan ini.
sipil untuk menikah
mendapatkan penyuluhan gizi
DAFTAR PUSTAKA
tentang 1000 HPK dengan
penekanan pada topik tentang
1. In’am, Miftahul. 2016.
frekuensi makan bayi dan upaya
Hubungan Tingkat Pengetahuan
penanggulangan bila ASI belum Orang Tua Dengan Status Gizi
Anak Di Bawah 5 Tahun Di
keluar hari ke-1 samapai hari Posyandu Wilayah Kerja
ke-2 setelah bayi lahir. Puskesmas Nusukan Surakarta.
Surakarta: Universitas
2. Sebaiknya gereja dapat Muhammadiyah.
memasukkan materi tentang
2. KELENGKAPAN INFORMED
CONSENT TINDAKAN
BEDAH MENUNJANG
AKREDITASI JCI STANDAR STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN DAN
HPK 6 PASIEN ORTHOPEDI SIKAP IBU HAMIL TENTANG GIZI
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DI
PUSKESMAS SOKARAJA KABUPATEN
3. https://doi.org/10.22435/mgmi.v BANYUMAS
10i1.589; Copyright © 2018
MGMPENELITIAN ANEMIA 9. Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober
PADA SIKLUS 270 HARI 2019
PERTAMA KEHIDUPAN DAN PENGARUH PROMOSI KESEHATAN
USIA IBU DENGAN BERAT TERHADAP PENGETAHUAN IBU
BAYI LAHIR RENDAH HAMIL TENTANG 1000 HPK DI
KELURAHAN MOLAS KECAMATAN
BUNAKEN KOTA MANADO
4. Gillespie, Stuart, Pumlma 10. JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 4,
Menon and Andrew L. Kennedy. Oktober 2017 : 211-216 PENGARUH
2015. Scaling Up Impact on BUKU SAKU KESEHATAN REPRODUKSI
Nutrition : What Will It Take ?. DAN SEKSUAL BAGI CATIN TERHADAP
An International Review PENGETAHUAN CATIN TENTANG
Journal, 1 REPRODUKSI DAN SEKSUAL DI KANTOR
URUSAN AGAMA (KUA) TANJUNG
– 4. Available at:
KARANG PUSAT TAHUN 2017
advances.nutrition.org

5. In’am, Miftahul. 2016.


Hubungan Tingkat Pengetahuan
Orang Tua Dengan Status Gizi
Anak Di Bawah 5 Tahun Di
Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Nusukan Surakarta.
Surakarta: Universitas
Muhammadiyah.

6. ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-


5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK 147 Pengaruh
Penyuluhan 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) pada Pasangan Usia
Subur di Perkotaan dan Perdesaan

7. Vol 3, No 4, Oktober 2017 : 211-216


PENGARUH BUKU SAKU KESEHATAN
REPRODUKSI DAN SEKSUAL BAGI
CATIN TERHADAP PENGETAHUAN
CATIN TENTANG REPRODUKSI DAN
SEKSUAL DI KANTOR URUSAN AGAMA
(KUA) TANJUNG KARANG PUSAT
TAHUN 2017

8. Jurnal Kebidanan 08 (02) 127-224


Jurnal Kebidanan http :
/www.journal.stikeseub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai