Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI

DOSEN PENGAMPU : GIGIH

KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :

1. Dian Nur Khasanah (18021321)


2. Dita Nur Rahmawati (18021322)
3. Dita sulistyowati (18021323)
4. Dwi Nur Indriastuti (18021324)
5. Ega Dwi Angraini (18021325)

STIKES AN-NUR PURWODADI


TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta
taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ANTIEPILEPSI-
ANTIKONVUSI” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu secara langsung maupuntidak
langsung dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapatberguna dalam rangka menambah wawasan serta


pengetahuan mengenai “ANTIEPILEPSI-ANTIKONVUSI”. Kami menyadari bahwa
terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

A. Latar belakang....................................................................................
B. Tujuan................................................................................................
C. Manfaat..............................................................................................
D. Identifikasi Masalah...........................................................................
E. Rumusan Masalah..............................................................................

BAB II TINJAUAN TEORISTIK.................................................................

A. Pengertian Antikonvulsi.....................................................................
B. Penyebab Terjadinya Kejang.............................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antiepilepsi/Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi (epileptic seixure)golongan obat ini lebih tepat dinamakan
antiepilepsi, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsipenyakit lain.
Bromida, obat pertama yang digunakan untuk terapi epilepsi telah ditinggalkan karena
ditemukan berbagai antiepilepsi baru yang lebih efekktif. Fenobarbital diketahui
memiliki efek antikonvulsi spesifik, yang berarti efek antikonvulsinya tidak berkaitan
langsung dengan efek hipotiknya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu arti antikonvulsi
2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya epilepsi
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja antiepilepsi
4. Untuk mengetahui efek samping dan perhatian
5. Untuk mengetahui rute dan dosis pemberian
6. Untuk mengetahui daftar nama obat berbahaya untuk ibu hamil dan menyusui
C. Manfaat
1. Sebagai bahan untnuk memberikan pengetahuan tentang antikonvulsi
2. Sebagai bahan untuk bagaimana kita menyikapi tentang epilepsi
3. Sebagai bahan untuk efek samping, perhatian, rute, dan dosis pemberikan obat
antiepilepsi
D. Identifikasi Masalah
1. Sejauh mana antikonvulsi di pergunakan
2. Sejauh mana syarat-syarat untuk dosis dan rute pemberian obat
3. Sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi obat antikonvulsi
E. Rumusan Masalah
1. Bagaimana epilepsi bisa terjadi
2. Bagamaimana cara menanggulangi epilepsi
3. Bagaimana efek samping dan dosis pemberian obat antikonvulsi
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Antikonvulsi
Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan
epilepsi (Epileptic seizure ). Golongan obat ini lebih tepat dinamakan antiepilepsi,
sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain. Bromida, obat
pertama yang digunakan untuk terapi epilepsi telah di tinggalkan karena ditemukanya
berbagai antiepilepsi baru yang lebih efektif. Fenobarbital diketahui memiliki efek
antikonvulsi spesifik, yang berarti efek antikonvulsinya tidak berkaitan langsung
dengan efek hipnotiknya. Di Indonesia fenobarbital ternyata masih digunakan,
walaupun di luar negeri obat ini mulai banyak di tinggalkan. Fenitoin
(difenilhidantoin), sampai saat ini masih tetap merupakan obat utama antiepilepsi. Di
samping itukarbamazepin yang relatif lebiih baru makin banyak digunakan, krena
dibandingkan denganf enobarbital pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku
maupun kemampuan kognitif lebih kecil.
Epilepsi (dari bahasa Yunani Kuno ἐπιληψία Epilepsia'''') adalah gangguan
neurologis umum kronis yang ditandai dengan kejang berulang tanpa alasan. Ini
adalah tanda-tanda kejangsementara dan / atau gejala dari aktivitas neuronal yang
abnormal, berlebihan atau sinkron diotak. Sekitar 50 juta orang di seluruh dunia
memiliki epilepsi, dengan hampir 90% dari orang-orang yang di negara-negara
berkembang.Epilepsi lebih mungkin terjadi pada anak-anak muda, atau orang di atas
usia 65 tahun,namun dapat terjadi setiap saat. Epilepsi biasanya dikontrol, tapi tidak
sembuh, denganpengobatan, meskipun operasi dapat dipertimbangkan pada kasus
yang sulit. Namun, lebih dari30% orang dengan epilepsi tidak memiliki kontrol
kejang bahkan dengan obat terbaik yang tersedia. Tidak semua sindrom epilepsi
seumur hidup - beberapa bentuk terbatas pada stadium tertentu dari masa kanak-
kanak. Epilepsi tidak harus dipahami sebagai gangguan tunggal, tetapilebih sebagai
sindrom dengan gejala jauh berbeda tetapi semua yang melibatkan aktivitas listrik
episodik abnormal di otak.Epilepsi adalah sebuah kondisi otak yang dicirikan dengan
kerentanan untuk kejang berulang(peristiwa serangan berat, dihubungkan dengan
ketidaknormalan pengeluaran elektrik dari neuron pada otak). Kejang merupakan
manifestasi abnormalitas kelistrikan pada otak yang menyebabkan perubahan
sensorik, motorik, tingkah laku.
B. Penyebab Terjadinya Kejang
Antara lain trauma terutama pada kepala, encephalitis (radang otak), obat,birth
trauma(bayi lahir dengan cara vacuum - kena kulit kepala - trauma), penghentian obat
depresan secara tiba-tiba, tumor,demam tinggi, hipoglikemia, asidosis, alkalosis,
hipokalsemia, idiopatik. Sebagian kecil disebabkan oleh penyakit menurun. Kejang
yang disebabkan oleh meningitis disembuhkan dengan obat anti epilepsi, walaupun
mereka tidak dianggap epilepsi. Menurut International League Against Epilepsy
(ILAE), kejang dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok utama yaitu kejang parsial
( Partial seizures) dan kejang keseluruhan (Generalized seizures). Kejang sebagian
dibagi lagi menjadi kejang parsial sederhana dan kejang parsial kompleks. Sedangkan
kejang keseluruhan dikelompokkan menjadi petit mal seizures (Absenceseizures);
atypical absences; myoclonic seizures; tonic clonic (grand mal) seizures; tonic,
clonic,atonic seizures.Pilihan Bangkitan Epilepsi Pemilihan obat untuk terapi masing-
masing bentuk epilepsi tergantung dari bentuk bangkitn epilepsy secara klinis dan
kelainan EEG nya. Tidak ada satupun pilahan epilepsi yang dapat memuaskan dan
diterima oleh semua ahli penyakit saraf. Pilahan epilepsy secara internasioal tidak
banyak membantu sebagai pedoman untuk pembahasan obat anti epilepsi.Untuk
maksud ini digunakan pilahan yang lazim dipakai di klinik dan berkaitan erat dengan
efektivitas obat antiepilepsi.
Pada dasarnya, epilepsi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Bangkitan Umum ( Epilepsi Umum) yang terdiri dari
a. Bangkitan Tonik-klonik (Epilepsi Grand mal)
b. Bangkitan Lena (Epilepsi Petit mal atau absences)
c. Bangkitan Lena tidak khas (Atypical absence)
d. Bangkitan mioklonik (Epilepsi Mioklonik)
e. Bangkitan klonik
f. Bangkitan tonik
g. Bangkitan atonik
h. Bangkitan infantil (Spasme infantil)
2. Bangkitan parsial atau focal atau local (Epilepsi parsial atau fokal)
a. Bangkitan parsial sederhana
b. Bangkitan parsial kompleks
c. Bangkitan parsial yang berkembang mejadi bangkitan umum misalnya bangkitan
tonik-klonik,bangkitan tonik atau bangkitan klonik saja. Epilepsi Psikomotor atau
epilepsi lobus temporalis merupakan bangkitan parsial kompleks atau bangkitan
parsial yang berkembang menjadi epilepsi umum bilafokusnya terletak di lobus
temporalis anterior.

C. Pemberian Obat
Pemberian obat perlu dilakukan dengan hati-hati, dari bagaimana
menyesuaikan dosis obat yang dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
bertahap hingga serangan epilepsi dapat dikendalikan atau hingga muncul gejala
efeksamping yang nyata. Frekuensi pemberian obat ditentukan oleh waktu paruh
plasma dan sebaiknya dipertahankan serendah mungkin untuk mendapatkan
kepatuhan minum obat yang lebih baik

D. Jenis-Jenis Obat Antiepilepsi


1. Diazepam
Diazepam adalah obat golongan Benzodiazepine yang biasanya menghasilkan
efek sedasi (obat penenang). Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati
berbagai kondisi termasuk kecemasan, sindrom akibat berhenti dari kecanduan
alkohol, sindrom sakau akibat kecanduan benzoidazepine, kejang otot, kesulitan
tidur, dan sindrom kaki gelisah, namun juga bisa digunakan untuk menyebabkan
kehilangan ingatan selama prosedur medis tertentu.
a. Golongan : Obat resep
b. Kemasan : Tablet, sirop, suntikan, supositoria rektal (lewat dubur)
c. Kandungan : Benzoidiazepane
d. Dosis dan Cara Penggunaan :
 Dewasa :
- untuk gangguan kecemasan (2-10 mg, 3-4 x/hari)
- untuk gejala penarikan alkohol (sekitar 10 mg, 3-4 x/hari)
- untuk kejang otot atau myasthenia gravis (± 2-10 mg, 3-4 x/hari)
- untuk kejang (±2-10 mg, 2-4 x/hari)
 Orang yang lebih tua atau dengan penyakit kronis ± 2-2,5 mg, 1 atau 2
x/hari)
 Anak-anak untuk kejang :
- Usia 2-5 tahun dosis yang dianjurkan adalah 0,5 mg/kg BB
- Usia 6-11 tahun dosis yang dianjurkan adalah 0,3 mg/kg BB
- Usia lebih dari 12 tahun dosis yang dianjurkan adalah 0,2 mg/kg BB
dan dapat di ulangi setelah 4 atau 12 jam kemudian
e. Efek Samping :
1) Efek samping yang umum terjadi:
- Mengantuk
- Kebingungan
- Masalah koordinasi atau mengendalikan gerakan
- Gemetar atau tremor
2) Efek samping yang lebih serius tapi lebih jarang terjadi:
- Napas lambat dan dangkal
- Kulit dan bagian putih mata menguning
- Amnesia ringan
- Halusinasi
- Delusi
- Mudah terjatuh
- Perubahan suasana hati yang tidak biasa (terutama pada anak dan
lansia)
3) Efek samping lainnya:
- Ruam kulit
- Mengi
- Sesak dada atau tenggorokan
- Kesulitan bernapas dan berbicara
- Pembengkakan pada mulut, bibit, wajah, lidah, tenggorokan yang
menandakan reaksi alergi serius.
f. Interaksi Obat :
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, termasuk :
- Anestesi, antidepresan, antipsikotik, obat antivirus, antihipertensi,
antihistamine dan narkotika analgesik yang dapat meningkatkan efek
depresan pada sistem saraf pusat
- Isoniazid, erythromycin, cimetidine dan omeprazole yang dapat
menurunkan pengeluaran obat diazepam dari dalam tubuh
- Dapat menekan pengeluaran obat digoxin dari dalam tubuh
- Obat disulfiram dapat meningkatkan kadar obat dalam darah
- Obat levodopa dapat meningkatkan risiko perburukan penyakit parkinson
- Mengurangi efektifitas terapi dari obat teofilin
g. Kontra Indikasi :
 Anda tidak boleh menggunakan Diazepam jika Anda memiliki kondisi
yang disebut myasthenia gravis. Yaitu penyakit saraf yang menyebabkan
kelumpuhan secara bertahap
 Anda tidak boleh mengonsumsi Diazepam jika Anda menderita glaukoma
sudut sempit akut. Katakan kepada dokter Anda tentang gejala mata
lainnya
 Anda mungkin tidak boleh mengkonsumsi Diazepam jika Anda memiliki
penyakit paru-paru yang parah, penyakit hati, atau apnea tidur
 Kondisi lain yang perlu diketahui dokter Anda adalah masalah jantung,
kejang, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, dan depresi
 Jika Anda berusia 65 tahun atau lebih, bicarakan dengan dokter Anda
tentang obat lain yang dapat berfungsi sebagai pengganti Diazepam
 Diazepam tidak aman digunakan jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Mengkonsumsi Diazepam selama kehamilan dapat menyebabkan cacat
lahir dan gejala penarikan pada bayi baru lahir. Karena Diazepam masuk
ke ASI, Anda tidak boleh menyusui saat mengkonsumsi Diazepam
 Anak-anak yang lebih muda dari 6 bulan tidak boleh mengonsumsi
Diazepam
h. Cara Penyimpanan
Berikut adalah petunjuk penyimpanan Diazepam yang harus diperhatikan:
- Simpan obat Diazepam pada suhu di bawah 25°C.
- Simpan obat Diazepam di tempat kering dan tidak lembap, jangan simpan
di kamar mandi.
- Hindari obat Diazepam dari cahaya atau sinar matahari langsung.
- Hindari obat Diazepam dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
- Jika obat sudah memasuki masa expired, jangan buang obat sembarangan,
diskusikan dengan apoteker tentang petunjuk pembuangan obat ini.
2. Fenitoin

Anda mungkin juga menyukai