TINJAUAN TEORITIS
1. Anatomi
d) Sel Pankreatik
Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans menyebabkan
pengaturan secara langsung sekresi hormon dari jenis hormon yang lain. Terdapat
hubungan umpan balik negatif langsung antara konsentrasi gula darah dan kecepatan
sekresi sel alfa, tetapi hubungan tersebut berlawanan arah dengan efek gula darah pada
sel beta. Kadar gula darah akan dipertahankan pada nilai normal oleh peran antagonis
hormon insulin dan glukagon, akan tetapi hormon somatostatin menghambat sekresi
keduanya (Dolensek, Rupnik & Stozer, 2015).
i. Insulin
Insulin (bahasa latin insula, “pulau”, karena diproduksi di pulau-pulau
Langerhans di pankreas) adalah sebuah hormon yang terdiri dari 2 rantai polipeptida yang
mengatur metabolisme karbohidrat (glukosa glikogen). Dua rantai dihubungkan oleh
ikatan disulfida pada posisi 7 dan 20 di rantai A dan posisi 7 dan 19 di rantai B (Guyton
& Hall, 2012).
3) DM Tipe Lain
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
DM.
Faktor genetic
Faktor imunologi
1. DM tipe 1
a) Hiperglikemia berpuasa
e) Kesemutan
2. DM tipe 2
1. DM tipe 1
Konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut
muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di ekskresikan
ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari
kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
2. DM tipe 2
DM tipe 2 paling sering terjadi pada penderita diabetes yan berusia lebih
dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoelransi glukosa yang berlangsung lambat
(selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan
tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat
ringan dan dapat mencakup kelalahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada
kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur (jika akdar glukosa
sangat tinggi).
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe diabetes mellitus digolongkan akut
dan kronik :
1. Komplikasi akut
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah
yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salahs atu
bentuk dari kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus spoor
dan koma yang tidak diketahui sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu
hipoglikemik dan merupakan alasan untuk pemberian glukosa. Koma
hipoglikemik biasanya disebabkan oleh overdosis insulin. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh karena terlambat makan atau olahraga berlebih. Diagnose dibuat
dari tanda klinis dengan gejala hipoglikemikterjadi bila akdar gula darah dibawah
50 mg% atau 40 mg% pada pemeriksaan darah jari.
4. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan:
Penatalaksanaan DM meliputi:
1. Medis
Insulin
Terapi kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.
2. Keperawatan
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), tujuan utama terapi pada diabetes
mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah, sedangkan
tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi. Ada
beberapa komponen dalam penatalaksan diabetes mellitus:
Pemantauan kadar gula darah secara mandiri diharapkan dapat mengatur terapi
secara optimal.
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan
kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.
Pendidikan kesehatan
Tujuan edukasi ini adalah supaya pasien dapat mempelajari keterampilan dalam
melakukan penatalaksanaa diabetes secara mandiri dan mampu menhindari komplikasi.
Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
penyembuhan luka. Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam
proses penyembuhan. Perlu monitor Hb diatas 12 gram/dl dan pertahankan albumin
diatas 3.5 gram/dl. Diet pada penderita DM dengan selulitis atau gangrene dieprlukan
protein yang tinggi yaitu dengan komposisi protein 20%, lemak 20%, dan karbohidrat
60%.
Hiperbarik oksigen (HBO) adalah suatu cara terapi dimana penderita harus berada
dalam suatu ruangan bertekanan, dan bernafas dengan oksigen 100 % pada suasana
tekanan ruangan yang lebih besar dari 1 ATA (Atmosfer absolute) (Lakesla, 2009).
Kondisi lingkungan dalam HBO bertekanan udara yang lebih besar dibandingkan dengan
tekanan di dalam jaringan tubuh (1 ATA). Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang pada
waktu menyelam atau di dalam ruang udara yang bertekanan tinggi (RUBT) yang
dirancang baik untuk kasus penyelaman maupun pengobatan penyakit klinis. Individu
yang mendapat terapi HBO adalah suatu keadaan individu yang berada di dalam ruangan
bertekanan tinggi (> 1 ATA) dan bernafas dengan oksigen 100%. Tekanan atmosfer pada
permukaan air laut adalah sebesar 1 atm .
Dasar dari terapi hiperbarik sedikit banyak mengandung prinsip fisika. Teori
Toricelli yang mendasari terapi digunakan untuk menentukan tekanan udara 1 atm adalah
760 mmHg. Dalam tekanan udara tersebut komposisi unsur-unsur udara yang terkandung
di dalamnya mengandung Nitrogen (N2) 79 % dan Oksigen (O2) 21%. Dalam pernafasan
kita pun demikian. Pada terapi hiperbarik oksigen ruangan yang disediakan mengandung
Oksigen (O2) 100% .
Sedangkan prinsip yang dianut secara fisiologis adalah bahwa tidak adanya O2
pada tingkat seluler akan menyebabkan gangguan kehidupan pada semua organisme.
Oksigen yang berada di sekeliling tubuh manusia masuk ke dalam tubuh melalui cara
pertukaran gas. Fase-fase respirasi dari pertukaran gas terdiri dari fase ventilasi,
transportasi, utilisasi dan diffusi. Dengan kondisi tekanan oksigen yang tinggi,
diharapkan matriks seluler yang menopang kehidupan suatu organisme mendapatkan
kondisi yang optimal. Efek fisiologis dapat dijelaskan melalui mekanisme oksigen yang
terlarut plasma. Pengangkutan oksigen ke jaringan meningkat seiring dengan peningkatan
oksigen terlarut dalam plasma.
Oksigen dalam darah diangkut dalam bentuk larut dalam cairan plasma dan
bentuk ikatan dengan hemoglobin. Bagian terbesar berada dalam bentuk ikatan dengana
hemoglobin dan hanya sebagian kecil dijumpai dalam bentuk larut. Dalam HBO oksigen
bentuk larut menjadi amat penting, hal ini disebabkan sifat dari oksigen bentuk larut lebih
mudah dikonsumsi oleh jaringan lewat difusi langsung dari pada oksigen yang terikat
oksigen lewat sistem hemoglobin .