Anda di halaman 1dari 11

KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU

DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI


Oleh:
Husnul Aghniya
Lembaga Bimbingan Belajar Primagama
(e-mail: husnul.aghniya@gmail.com)

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah lemahnya mutu sekolah dasar negeri Di Kecamatan Singkep. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan (1) kinerja kepala sekolah, (2) kinerja mengajar guru, (3) mutu sekolah dasar di kecamatan
singkep, dan untuk menganalisis pengaruh dari kinerja kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah
dasar negeri di Kecamatan Singkep. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode
deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari 44 sekolah dasar negeri di Kecamatan Singkep. Jumlah sampel 31 sekolah
yang diambil berdasarkan proportionate stratified random sampling dari seluruh sekolah dasar negeri di kecamatan
singkep untuk memperoleh data tentang mutu sekolah. Penjaringan data menggunakan kuesioner. Hasil pengolahan dan
analisis data menunjukan bahwa gambaran umum dari mutu sekolah dasar di Kecamatan Singkep berada pada kategori
tinggi. Sementara kinerja kepala sekolah pada kategori sangat tinggi, dan kinerja mengajar guru pada kategori sangat
tinggi. Secara parsial, keduanya memberi pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah. Begitupun jika dilihat
secara bersama-sama, kinerja kepala sekolah dan kinerja mengajar guru memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
mutu sekolah. Rekomendasi yang disarankan dari penelitian ini yaitu: (1) kepala sekolah dan (2) guru diharapkan
senantiasa memiliki kinerja yang optimal dalam rangka pencapaian mutu sekolah dasar yang lebih baik dari hari ke hari.

Kata Kunci : Mutu Sekolah, Kinerja Kepala Sekolah, Kinerja Guru

ABSTRACT

The background of the research is the quality of state elementary schools at Singkep District haven’t been optimalized.
The purpose of this research is to describe (1) principal performance, (2) teacher teaching performance, (3) the quality
of state elementary schools at Singkep District, and analyze the influence of the principal and teacher’s teaching
performance toward the quality of state elementary schools at Singkep District. The approach used in this research is
quantitative approach with description method. The population is 44 primary schools at KecamatanSingkep.The
sample used is 31 schools that are selected by proportionate stratified random sampling from all primary schools at
Kecamatan Singkep to obtain data about the primary school quality. The data were collected by questionnaire.
Meanwhile, both the performance of the principal and teacher’s teaching performance are at very high category and
have a significant influence to the primary school quality. The recommendation from this research is that: (1) the
principals and (2) teachers are expected to have optimal performance in achieving the better quality of primary school
in the future.

Key Words :School Quality, Principal’s Performance, Teacher Performance

PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan krusial bidang Kecamatan Singkep yang belum optimal.
garapan dalam administrasi pendidikan saat ini Sehingga menyebabkan mutu sekolah yang ada
adalah rendahnya mutu sekolah. Sejalan dengan Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Singkep
hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa mutu tersebut masih rendah. Berdasarkan data yang
sekolah, khususnya seperti yang peneliti amati di diperoleh terkait mutu SDN di Kecamatan
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Singkep Singkep dengan memfokuskan perhatiannya pada
memang masih rendah. Dalam konteks sistem masing-masing dimensi.
mutu sekolah meliputi mutu input, proses, output Pertama, input. Dari dimensi input fakta
dan outcome (Mutohar, 2014, hlm. 135; Sari, yang ditemukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
2013, hlm. 95). 1. Unsur siswa. Tidak seperti calon peserta
Rendahnya mutu Sekolah Dasar Negeri didik di kota yang sebagian besar terlebih
Di kecamatan Singkep diindikasikan oleh fakta dahulu sudah mengenyam pendidikan play
tentang dimensi input, proses, output, dan group, TK, dan bimbingan belajar non formal
outcome dari mutu Sekolah Dasar Negeri lainnya. Calon peserta didik di daerah

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 25


kepulauan memiliki kekhasan tersendiri salah Singkep berdampak pada sarana dan
satunya adalah jumlah TK yang terbatas, informasi yang bisa menunjang kegiatan di
berdasarkan data yang diperoleh peneliti sekolah.
pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah TK 5 Kedua, proses. Dari dimensi proses fakta
unit (Badan Pusat Statistik Kabupaten yang ditemukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
Lingga, 2014, hlm.45). Oleh karena itu, 1. Unsur metode pembelajaran yang diterapkan
hanya sebagian calon peserta didik yang oleh guru belum bervarisi. Minat guru
memiliki basic belajar di bangku terhadap model-model pembelajaran sebagai
persekolahan. Hal tersebut menjadi tantangan varian masih rendah.
tersendiri bagi guru kelas rendah yang harus 2. Unsur pendayagunaan waktu tersedia dapat
berupaya keras memberikan pondasi awal dilihat dengan mencermati lampiran data
bagi siswa. kehadiran guru SDN Kecamatan Singkep
2. Unsur guru diwarnai dengan berbagai macam (UPTD, 2015). Ditemukan, guru dengan
latar belakang pendidikan seperti lulusan : kehadiran sangat rendah, rentang bulan
PGSD, PAI, Darmacarya, Usuludin, Akidah Januari sampai dengan Juni 2014 terdapat 13
Filasafat, SPG, STM, MAN, SMP, MTS, dan kali dengan jumlah izin ketidakhadiran guru
SR. lebih dari 20 hari.
3. Unsur teknologi. Fakta dilapangan Ketiga, output. fakta yang ditemukan dari
menunjukan bahwa pemadaman listrik sering dimensi output meliputi hal-hal sebagai berikut :
terjadi, koneksi internet masih lemah. 1. Hasil pendidikan
Sehingga, pemberdayaan komputer dan unsur Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) 2015
teknologi lainnya belum berfungsi dengan menunjukan bahwa rata-rata Ujian Nasional
baik. siswa SDN Kecamatan Singkep tahun
4. Unsur lingkungan lembaga pendidikan. 2015/2016 sebagai berikut (Grafik 1.1).
Kondisi dan karakter alam di Kecamatan

Nilai Rata - Rata Ujian Nasional


Jumlah Sekolah

10 0
9,00 - 9,99 0
8,00 - 8,99 1
7,00 - 7,99 4
6,00 - 6,99 27
5,00 - 5,99 9
4,00 - 4,99 2
3,00 - 3,99 1
2,00 - 2,99 0
1,00 - 1,99 0

Grafik. 1. Rata-Rata Ujian Nasional Sekolah Dasar di Kecamatan Singkep

Jika melihat hasil pendidikan dari prestasi Kabupaten; Juara I Olimpiade Matematika
nonacademic dan academic achievement yang Tingkat Kabupaten; Juara II Fashion Show
diraih untuk tahun terakhir diantaranya; Tingkat Kecamatan,
a. SDN 001. Juara I Pesta Siaga Tingkat c. SDN 003. Juara I Paduan Suara Tingkat
Kecamatan; Juara III Pawai Nuansa Hijau Kecamatan; Juara IV Volley O2SN
Tingkat Provinsi; Juara I Olimpiade IPA Kabupaten; Juara III Catur O2SN Kabupaten,
Tingkat Kabupaten, Juara II Bola Kaki O2SN Kabupaten,
b. SDN 002. Juara III Lomba Mendongeng d. SDN 004. Juara III Lomba Paduan Suara
Tingkat Kabupaten; Juara I, IV, dan V Tingkat Kecamatan,
Lomba Membuat Corak Batik Lingga e. SDN 007. Juara II Atletik Putra Tingkat
Tingkat Kabupaten; Juara I Lomba Kabupaten; Juara II Renang Putri Tingkat
Mengarang; Juara I Lomba O2SN

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 26


Kecamatan; Juara Renang Putra Tingkat l. SDN 022. Juara I Silat Tingkat Provinsi;
Kecamatan, Juara V Silat Tingkat Nasional; Juara III
f. SDN 008. Juara III Lomba Bercerita Tingkat Volley Tingkat Provinsi; Juara I,III dan V
Kabupaten; Juara I Putra Lomba Berceloteh Lomba Bercerita Tingkat Kabupaten; Juara I
Tingkat Kecamatan; Juara II Putra Lomba Bercerita Tingkat Provinsi; Juara I dan III
Berceloteh Tingkat Kecamatan, Lomba Cerita Rasul Tingkat Kabupaten;
g. SDN 009. Juara III Olimpiade Matematika Juara I Lomba Fashion Show Tingkat
Tingkat Kabupaten; Juara I Takraw O2SN Kecamatan,
Tingkat Kabupaten; Juara I Putri Berceloteh m. SDN 023. Juara I Pramuka Penggalang
Tingkat Kecamatan; Juara III Atletik Putra Tingkat Kecamatan; Juara III Catur Putra
Tingkat Kabupaten, Tingkat Kecamatan; Juara III Bulutangkis
h. SDN 010. Juara I Renang Putra Tingkat Putri Tingkat Kecamatan; Juara II Lomba
Kecamatan; Juara I Renang Putri Tingkat Bercerita Tingkat Kabupaten.
Kecamatan, Fakta lain yang dijadikan acuan untuk
i. SDN 013. Juara III Silat Tingkat Provinsi, melihat mutu dengan mengamati hasil akreditasi
j. SDN 017. Juara I Pesta Siaga Tingkat sekolah (UPTD, 2015). Dari 44 SDN Kecamatan
Kecamatan; Juara IV Hapalan Surat Pendek Singkep; 2 sekolah yang terakreditasi A, sekolah
Tingkat Kabupaten, yang lain masih didominasi oleh akreditasi B,
k. SDN 021. Juara I Atletik Putra Tingkat serta masih ada sekolah yang “belum” dan “tidak
Provinsi; Juara I Atletik Putri Tingkat terakreditasi” di karenakan beberapa kendala
Provinsi; Juara III Volley Putri Tingkat (Grafik. 1.2).
Kecamatan,

Akreditasi SD
Jumlah Sekolah Dasar

TT (Tidak Terakreditasi) 2

Belum 2

C 15

B 23

A 2

Grafik. 2. Sekolah Dasar di Kecamatan Singkep Berdasarkan Akreditasi

Keempat, outcome. Kesempatan Sehubungan dengan itu, Undang-Undang


melanjutkan sekolah atau daya saing siswa pada Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
jenjang yang lebih tinggi yakni SMP. Daya saing Sistem Pendidikan nasional Bab IV Pasal 5 Ayat
siswa untuk masuk SMPN masih rendah karena 1, bahwa: “Setiap warga negara mempunyai hak
jumlah masyarakat yang tidak terlalu padat yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
membuat lulusan SD tak perlu khawatir untuk bermutu”. Artinya, mutu menjadi hak yang harus
tidak diterima di SMPN Kecamatan Singkep. diberikan oleh sekolah.
Fakta di atas, menunjukkan mutu SDN Selain itu, pendidikan dasar memiliki
Kecamatan Singkep masih rendah, padahal peran sentral dan strategis dalam menunjang
keadaan lingkungan seperti sekarang yang dapat kelangsungan serta keberhasilan pendidikan pada
bertahan hanyalah yang memiliki mutu, sehingga jenjang yang lebih tinggi, serta pendidikan dasar
sekolah yang tidak bermutu akan ditinggalkan dan merupakan program wajib belajar bagi penduduk
tersingkir dengan sendirinya karena tidak bisa Indonesia (Sudadio, 2012, hlm. 342).
survive.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 27


Pendidikan dasar adalah masa-masa yang Nasional Pendidikan (BSNP) disebutkan bahwa
paling kritis sebagai dasar untuk melanjutkan ke pendidikan di Indonesia menggunakan delapan
pendidikan yang lebih tinggi, apabila para siswa standar yang menjadi acuan dalam membangun
mendapatkan pendidikan yang salah, maka dan meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut
sikapnya terhadap belajar akan negatif dan akan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
terus terbawa sampai usia dewasa, sehingga sulit 13 Tahun 2015 Pasal 1, tentang Standar Nasional
untuk menjadi seorang pecinta belajar. Pendidikan bahwa : “Standar Nasional
Khusus mengenai sekolah dasar, hal ini Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
mengingat peran pendidikan dasar sebagai bentuk sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Hal
program sembilan tahun dan pada tahap inilah tersebut diatur oleh Badan Standar Nasional
keberhasilan murid ditentukan, anak memperoleh Pendidikan (BSNP) tentang 8 standar yang harus
dasar-dasar pendidikan yang penting untuk dimiliki dan dipenuhi oleh sekolah.
pendidikan selanjutnya, dan diharapkan tahap ini Dalam konteks sistem, ada empat konsep
akan membantu mengarahkan pendidikan lebih dasar dalam memahami mutu sekolah. Mutu
lanjut termasuk keberhasilan pendidikan di tingkat sekolah meliputi mutu input, proses, output dan
pendidikan berikutnya.(Hamzah, 2013, hlm.158). outcome (Mutohar, 2014, hlm. 135; Sari, 2013,
Oleh sebab itu, kedepan untuk hlm. 95; Rohiat, 2012, hlm. 52). Input sekolah
meningkatkan mutu Sekolah Dasar Negeri Di dinyatakan bermutu apabila siap berproses yang
Kecamatan Singkep dapat dilakukan dengan sesuai dengan standar minimal nasional dalam
meneliti lebih dalam masing-masing dimensi agar bidang pendidikan, tinggi rendahnya mutu input
mampu melihat indikator mana yang perlu dapat diukur pula dari tingkat kesiapan input.
dioptimalkan atau diperbaiki, dengan harapan Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi
apabila masing-masing dimensi telah optimal pula mutu input tersebut. Proses dikatakan
maka mutu sekolah yang dicita-citakan akan bermutu apabila pengordinasian dan penyerasian
tercapai. serta pemanduan input sekolah (guru, kurikulum,
Konsep mutu mengalami evolusi atau uang, peralatan, dsb). Dilakukan secara harmonis
perubahan terus menerus dalam kurun waktu dan terpadu sehingga mampu menciptakan situasi
yang cukup lama seiring dengan fakta-fakta yang pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable
ditemukan.Menurut Juran (Yamit & zulian, 2005, learning), mendorong motivasi dan minat belajar,
hlm. 8), kualitas atau mutu adalah “kecocokan dan benar-benar mampu memberdayakan peserta
dengan selera (fitness for use)” . Selain itu pakar didik. Output dinyatakan bermutu apabila hasil
lainnya Sallis (2011, hlm. 52-56) mengemukakan belajar yang dicapai oleh peserta didik baik dalam
bahwa konsep mutu dapat dimaknai secara bidang akademik dan non-akademik tinggi.
absolut, relative. Dalam definisi yang absolut, Sedangkan, Outcome dinyatakan bermutu apabila
sesuatu yang bermutu merupakan bagian standar lulusan cepat terserap dalam dunia kerja maupun
yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli lembaga-lembaga yang membutuhkan lulusan
(high quality, top quality, elit). Dalam konsep tersebut dan stakeholders merasa puas terhadap
yang relatif mutu dikatakan ada apabila sebuah lulusan dari sekolah tersebut.
pelayanan memenuhi spesifikasi yang ada. August W. Smith (Ahmadi, 2010, hlm.28)
Dalam penelitian ini mutu sekolah menyatakan bahwa kinerja adalah “output derive
diartikan sebagai tingkat keberhasilan sekolah from processes, human or other wise”.
yang memenuhi SNP bahkan melebihi atau Maksudnya adalah kinerja merupakan hasil atau
melampaui standar yang ditetapkan dalam output dari suatu proses. Jika mencermati teori
penyelenggaraan sekolah, usaha tersebut kinerja berikutnya menurut Bernardin dan
bertujuan untuk pencapaian tujuan pendidikan. Russel, mengartikan kinerja sebagai “… the
Selain mencapai tujuan pendidikan, mutu sekolah record of outcomes produced on a specified job
juga memiliki manfaat yang lain, seperti; 1) function or activity during a specified time
meningkatkan pertanggungjawaban period…” dalam definisi ini bagian yang digaris
(akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan bawahi adalah tentang outcome yang dihasilkan
atau pemerintah yang telah memberikan semua dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan
biaya kepada sekolah, 2) menjamin mutu selama periode tertentu. Dengan demikian,
lulusannya, 3) bekerja lebih professional, dan 4) kinerja hanya mengacu pada serangkaian hasil
meningkatkan persaingan yang sehat (Usman, kerja yang diperoleh seseorang selama periode
2013, hlm.572). tertentu. Senada dengan teori di atas, Rivai &
Di dalam Standar Nasional Pendidikan Sagala (2011, hlm. 309) menyatakan bahwa
(SNP) yang telah ditetapkan Badan Standar

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 28


kinerja adalah hasil kerja konkret yang dapat 4 tahun yang akan dijadikan dasar bagi promosi
diukur. atau demosi yang bersangkutan.
Kinerja bersifat relative, bisa tinggi Keberadaan guru amatlah penting.
ataupun sebaliknya. Hal itu di sebabkan oleh Sebagaimana ungkapan Arab, yang pernah
berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. disampaikan A. Malik Fadjar , al Thariqah
Menurut Amstrong & Baron (Sedarmayanti, Ahammu min al – maddah walakinna al –
2013, hlm. 220) faktor-faktor yang muddaris ahammu min al-Thariqah yang artinya
mempengaruhi kinerja seperti: (1) Personal metode lebih penting dari pada materi, namun
factors; ditunjukan tingkat keterampilan, guru lebih penting daripada metode. Hal yang
kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan sama juga dikemukakan oleh Suhardan (2010,
komitmen individu. (2) Leadership factor; hlm. 69) guru merupakan komponen terpenting
ditentukan kualitas dorongan bimbingan, dan dalam peristiwa pembelajaran di abad modern
dukungan yang dilakukan manajer dan team sekarang ini sekalipun sudah serba canggih,
leader. (3) Team factors; ditunjukan kualitas fungsi dan peran guru sukar diganti oleh teknologi
dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja. (4) modern.Di masa seperti sekarang sekolah
System factors : ditunjukan adanya sistem kerja memerlukan guru yang berkinerja tinggi. Karena
dan fasilitas yang diberikan organisasi. (5) semua siswa diharapkan dapat mempunyai
Contextual / situasional factors; ditunjukan pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih
tingginya tingkat tekanan lingkungan internal baik, dan menunjukkan pemahaman yang
dan external. mendalam tentang materi ajar serta mampu
Kepala sekolah adalah orang yang berada memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan
di garis terdepan sekolah. Oleh karena itu, sejauh mampu melakukannya.
mana keberhasilan suatu sekolah sampai pada Menurut Suhayati (2013, hlm. 89) kinerja
tujuan tergantung pada kinerja kepala mengajar guru adalah prestasi yang dicapai oleh
sekolahnya. Bila kepala sekolah melakukan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
pekerjaan mereka dengan kinerja yang baik, selama periode tertentu. Tugas yang dimaksud
sekolah memiliki kemungkinan besar untuk pada kalimat di atas, lebih rinci dijelaskan dalam
mencapai sasarannya. Permendiknas No. 41/2007 tentang Standar
Dalam penelitian ini kinerja kepala Proses Pendidikan, yaitu standar nasional
sekolah adalah hasil kerja kepala sekolah atas pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan pembelajaran pada satuan pendidikan. Standar
kompetensinya. Dimensi untuk mengukur kinerja proses meliputi tugas-tugas pokok yang harus
kepala sekolah diantaranya terbagi atas lima dilaksanakan oleh guru seperti : (1) Perencanaan
dimensi menurut T.R Mitchell (dalam proses belajar, (2) Pelaksanaan proses
Sedarmayanti, 2003, hlm. 51), meliputi: (1) pembelajaran, (3) Penilaian hasil pembelajaran,
Quality of work (kualitas hasil kerja), (2) dan (4) Pengawasan proses pembelajaran. Jadi,
Promptness (ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas pokok yang harus dilaksanakan guru
pekerjaan), (3) Intiative (prakarsa dalam meliputi perencanaan, proses, dan penilaian hasil
menyelesaikan pekerjaan), (4) Capability pembelajaran. Karena pengawasan proses
(kemampuan menyelesaikan pekerjaan), (5) pembelajaran tidak dilakukan guru, tetapi oleh
Communication (kemampuan membina kepala sekolah atau pengawas untuk
kerjasama dengan pihak lain). terlaksananya proses pembelajaran yang efektif
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan efisien. Dengan demikian kinerja mengajar
Nomor 28 Tahun 2010 Pasal 12 tentang guru adalah hasil kerja yang ditunjukan oleh guru
Penugasan Guru sebagai Kepala atas pekerjaan mengajar yang telah dilaksanakan
Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa guru yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
diberi tugas tambahan sebagai kepala Seperti, membuat perencanaan pembelajaran,
sekolah/madrasah dinilai kinerjanya secara melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
berkala setiap tahun dan secara kumulatif selama pembelajaran sebagai tugas dan tanggung jawab
yang terwujud dalam hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini membahas tentang pengaruh kinerja kepala sekolah, kinerja mengajar guru
kinerja kepala sekolah dan kinerja mengajar guru SDN Di Kecamatan Singkep yang mana hasilnya
terhadap mutu sekolah. Penelitian ini diarahkan diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan
untuk mengetahui gambaran empirik tentang mutu sekolah berikutnya.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 29


Oleh karena itu, untuk kepentingan di atas random sampling yang digunakan adalah dengan
maka peneliti menggunakan pendekatan mengutip pendapat Sugiyono (Akdon, 2008,
kuantitatif dan metode deskriptif. Sugiono (2013, hlm.109) pertama menggunakan rumus Taro
hlm. 14) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif Yamane, sebagai berikut:
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel 𝑁
𝑛=
tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis. 𝑁. 𝑑 2 + 1
Berdasarkan pernyataan di atas maka pemilihan Keterangan :
pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini n = jumlah sampel
didasarkan karena penekanan dalam penelitian ini d2 = tingkat presisi atau tingkat kepercayaan
pada fenomena-fenomena obyektif yang bertujuan tingkat presisi yang ditetapkan (10% atau 0,1)
untuk menguji hipotesis yang dikaji secara 𝑁 = jumlah populasi seluruhnya
kuantitatif. Sementara metode deskriptif (Sa’ud, Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah
2007, hlm.77) yaitu suatu metode penelitian yang dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
ditujukan untuk menggambarkan fenomena- 𝑁 44 44
𝑛= 2 = 2 =
fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat 𝑁. 𝑑 + 1 44. 0,1 + 1 44.0,01 + 1
ini atau saat yang lampau. = 30,5 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 31
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga Kemudian untuk dicari pengambilan berstrata
Provinsi Kepulauan Riau. Populasi dalam dengan rumus stratified random sampling
penelitian ini adalah SDN Kecamatan Singkep 𝑁𝑖
yang berjumlah 44 Sekolah Dasar. Sampel yang 𝑛𝑖 = 𝑥𝑛
𝑁
digunakan dalam penelitian ini adalah Keterangan :
proportional stratified random sampling. Teknik 𝑛𝑖 = jumlah sampel menurut stratum
ini digunakan bila populasi mempunyai anggota 𝑁𝑖 = jumlah populasi menurut stratum
atau unsur yang tidak homogen dan berstrata 𝑁 = jumlah populasi seluruhnya
secara proporsional. Sekolah di SDN Kecamatan 𝑛 = jumlah sampel seluruhnya
singkep tidak homogen dan berstrata
(Terakreditasi A, B, C, belum, dan tidak
terakreditasi). maka rumus proportional stratified

Tabel. 1. Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian


Status Banyak
Jumlah Sampel
Akreditasi Sampel
A 2 2 : 44 x 31 1
B 23 23: 44 x 31 17
C 15 15: 44 x 31 11
Belum 2 2: 44 x 31 1
TT 2 2: 44 x 31 1
Total 31

HASIL PENELITIAN

Hasil analisis, deskriptif menunjukkan quality of work and capability kedua, promptness
bahwa variabel mutu sekolah memperoleh skor ditingkatan ketiga, dan communication peringkat
3,70 yang berada pada kategori tinggi. Artinya, terakhir. Kemudian, hasil pengolahan data pada
mutu sekolah dasar negeri di kecamatan Singkep variabel kinerja mengajar guru memperoleh skor
sudah baik. Adapun dimensi yang memperoleh 4,59 dan berada pada kategori sangattinggi.
skor tertinggi adalah outcome pada tingkatan Artinya, kinerja mengajar guru di kecamatan
pertama, kemudian input kedua, process Singkep sudah sangat baik. Adapun dimensi yang
ditingkatan ketiga, dan output peringkat terakhir. memperoleh skor tertinggi adalah
Sedangkan variabel kinerja kepala sekolah perencanaanpada tingkatan pertama, kemudian
memperoleh skor 4,32 dan berada pada kategori pelaksanaan kedua, penilaian ditingkatan terakhir.
sangat tinggi. Artinya, kinerja kepala sekolah di Berdasarkan uraian hasil perhitungan
kecamatan Singkep sudah sangat baik. Adapun korelasi, uji signifikansi, determinasi dan regersi
dimensi yang memperoleh skor tertinggi adalah baik secara sederhana maupun ganda dari ketiga
intitiative pada tingkatan pertama, kemudian variabel, dapat dilihat seperti di bawah ini:

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 30


Tabel. 2. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis
Pengaruh antar Koefesien Koefesien
Interpretasi Regresi
variabel korelasi determinasi
0,549 3, 538 > 2,045 Positif ̂ = 22,552 + 0,549 X1
X1 terhadap Y 0,302 = 30,2% 𝒀
Sedang signifikan
0,465 2,831 > 2,045 Positif ̂ = 26,732 + 0,465 X2
X2 terhadap Y 0,465 = 46,5% 𝒀
Sedang signifikan
X1 dan X2 0,573 6,845 > 3,34 0,328 = ̂ = 18,529 + 0,423 X1 + 0,207
𝒀
terhadap Y Sedang Positif signifikan 32,8% X2

Hasil tersebut dapat disimpulkan dengan


struktur pengaruh antar variabel seperti
digambarkan pada gambar berikut:
KD = 30,2%
rX1Y = 0,549 e 67,2 %
Kinerja Kepala Sekolah
rX1X2 = 0,573
(X1) KD = 32,8%
Mutu Sekolah
Dasar (Y)
Kinerja Mengajar Guru
(X2) rX2Y = 0,465
KD = 46,5%

Gambar. 1. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian ini meliputi memperlakukan keluhan sebagai umpan balik
gambaran mutu SDN, kinerja kepala sekolah, dan untuk mencapai kualitas dan memposisikan
kinerja mengajar guru di kecamatan Singkep. kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar
Gambaran Mutu SDN di Kecamatan Singkep pada masa berikutnya. 6) Sekolah memiliki
Berdasarkan hasil pengolahan data yang kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai
merujuk pada metode WMS (Weighted Means kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka
Scored) (Riduwan, 2012, hlm. 15), secara menengah maupun jangka panjang. 7) Sekolah
keseluruhan hasil pengolahan data pada variabel mengupayakan proses perbaikan dengan
mutu sekolah dasar negeri di Kecamatan Singkep melibatkan semua orang sesuai dengan tugas
berada pada kategori tinggi. Artinya, mutu SDN pokok, fungsi dan tanggung jawabnya. 8) Sekolah
di Kecamatan Singkep secara instrumen sudah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas,
tergolong baik. Adapun dalam kaitannya dengan mampu menciptakan kualitas dan merangsang
mutu sekolah yang baik secara teori ada beberapa yang lainnya agar dapat bekerja secara
hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: berkualitas. 9) Sekolah memperjelas peran dan
Pertama, mutu pendidikan adalah baik, tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan
jika pendidikan tersebut dapat menyajikan jasa arah kerja secara vertikal dan horizontal. 10)
yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggannya Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi
(Engkoswara & Komariah, 2010, hlm.305). yang jelas. 11) Sekolah memandang atau
Kedua, Sallis (2011) menyebutkan Ada menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai
13 ciri-ciri sekolah bermutu, yaitu: 1) Sekolah jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan
berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal lebih lanjut. 12) Sekolah memandang kualitas
maupun eksternal. 2) Sekolah berfokus pada sebagai bagian integral dari budaya kerja. 13)
upaya untuk mencegah masalah yang muncul, Sekolah menempatkan peningkatan kualitas
dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari secara terus menerus sebagai suatu keharusan.
awal. 3) Sekolah memiliki investasi pada sumber Ketiga, disisi lain menurut Peraturan
daya manusianya, sehingga terhindar dari Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit 2015 Pasal 1, tentang Standar Nasional
memperbaikinya. 4) Sekolah memiliki strategi Pendidikan bahwa sekolah dikatakan bermutu
untuk mencapai kualitas, baik di tingkat apabila memenuhi kedelapan standar berikut : (1)
pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga standar kompetensi lulusan adalah kriteria
administratif. 5) Sekolah mengelola atau mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 31


mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Scored) (Riduwan, 2012, hlm. 15), secara
(2) standar isi adalah kriteria mengenai ruang keseluruhan hasil pengolahan data pada variabel
lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk kinerja kepala sekolah berada pada kategori
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan sangattinggi. Artinya, kinerja kepala SDN di
jenis pendidikan tertentu (kurikulum);(3)standar Kecamatan Singkep sudah tergolong sangat baik
proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan menurut instrumen.
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk Adapun dalam kaitannya dengan kinerja
mencapai standar kompetensi lulusan kepala sekolah yang baik secara teori menurut
(perencanaan, pelaksanaan, penilaian, & Fajarwati (2013, hlm. 7) kepala sekolah yang
pengawasan); (4) standar pendidikan dan tenaga berkinerja baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
kependidikan adalah kriteria mengenai (1) memiliki kapasitas intelektual, diperlukan
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik dalam mencermati, memahami, dan menganalisis
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan; setiap informasi yang diperoleh; (2) memiliki
(5) standar sarana dan prasarana adalah kriteria kapasitas emosional, diperlukan dalam
mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, menghadapi berbagai tekanan dan dalam
tempat beribadah, perpustakaan laboratorium, membangun hubungan; (3) memiliki kapasitas
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi spiritual yang baik, diperlukan pada saat
dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang melakukan pengambilan keputusan agar
diperlukan untuk menunjang proses keputusan yang diambil merupakan keputusan
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi yang berpihak pada kebenaran serta; (4)
informasi dan komunikasi;(6)standar pengelolaan berwawasan luas dan futuristic , modal dasar
adalah kriteria mengenai perencanaan, dalam membaca tanda-tanda perubahan
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan lingkungan sekolah sehingga dapat membawa
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, sekolah yang dipimpinnya tetap eksis dalam
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar kondisi perubahan yang terus terjadi.
tercapai efesiensi dan efektivitas Gambaran Kinerja Mengajar Guru SDN Di
penyelenggaraan pendidikan; (7)standar Kecamatan Singkep
pembiayaan pendidikan adalah kriteria mengenai Berdasarkan hasil pengolahan data yang
komponen dan besarnya biaya operasi satuan merujuk pada metode WMS (Weighted Means
pendidikan yang berlaku selama satu tahun; (8) Scored) (Riduwan, 2012, hlm. 15), secara
standar penilaian pendidikan adalah kriteria keseluruhan hasil pengolahan data pada variabel
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrument kinerja mengajar guru berada pada kategori
penilaian hasil belajar peserta didik. sangattinggi. Artinya menurut intrumen, kinerja
Bertolak dari kondisi di atas, walaupun mengajar guru sudah tergolong sangat baik.
mutu SDN di Kecamatan Singkep sudah Kategori tersebut merupakan hasil dari rata-rata
tergolong tinggi secara instrumen dilihat dari total dimensi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
total keseluruhan. Akan tetapi jika melihat lebih (3) penilaian. Skor rata-rata dimensi perencanaan
dalam hingga ke dimensi dan indikatornya masih lebih tinggi sedikit dari dimensi pelaksanaan.
ditemukan adanya beberapa kelemahan dan jika Sedangkan dimensi penilaian berada di posisi
mutu sekolah secara instrumen total keseluruhan terakhir.
di bandingkan dengan mutu sekolah yang baik Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah terhadap
secara teori peneliti melihat mutu SDN di Mutu SDN Di Kecamatan Singkep
Kecamatan Singkep perlu dievaluasi dan Hasil pengolahan data pada variabel
dikembangkan, agar pencapaian mutu SDN di kinerja kepala sekolah, diketahui bahwa koefesien
kecamatan Singkep benar-benar dapat terwujud. korelasi antara variabel kinerja kepala sekolah
Kondisi seperti ini harus dipikirkan bersama, (X1) terhadap mutu sekolah (Y) sebesar 0,549,
karena SDN di kecamatan Singkep benar-benar dan berada dalam kategori sedang. Sementara
dikatakan bermutu bukan sekedar dilihat dari nilai R square dari kinerja kepala sekolah
tingkat keberhasilan sekolah yang mencapai terhadap mutu sekolah adalah sebesar 0,302.
standar tapi jauh dari pada itu SDN di kecamatan Artinya bahwa ada pengaruh dari variabel kinerja
Singkep memiliki kemampuan untuk melebihi kepala sekolah terhadap mutu sekolah sebesar
atau melampaui standar yang ditetapkan dalam 30,2 %, sedangkan sisanya sebesar 69,8%
penyelenggaraan sekolah. berasal dari pengaruh variabel lain seperti strategi,
Gambaran Kinerja Kepala Sekolah SDN Di sistem, alat-alat mutu, evaluasi, dan motivasi staf
Kecamatan Singkep (Sallis, 2011, hlm.192). Kemudian jika dihitung
Berdasarkan hasil pengolahan data yang berdasarkan uji korelasi dan uji regeresi pada
merujuk pada metode WMS (Weighted Means variabel kinerja kepala sekolah (X1) terhadap

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 32


mutu sekolah (Y) dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja
hipotesis pertama yang berbunyi terdapat Mengajar Guru Terhadap Mutu SDN Di
pengaruh antara kinerja kepala sekolah Kecamatan Singkep
terhadap mutu sekolah dapat diterima Berdasarkan hasil perhitungan dalam
(terbukti). Dengan demikian terdapat pengaruh analisis data, diketahui bahwa koefesien korelasi
yang positif dan signifikan antara kinerja kepala antara variabel kinerja kepala sekolah (X1) dan
sekolah (X1)terhadap mutu sekolah (Y). Pengaruh kinerja mengajar guru (X2) terhadap mutu sekolah
ini mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja (Y) sebesar 0,573, dan berada dalam kategori
kepala sekolah, maka semakin baik pula mutu sedang. Sementara nilai R square dari kinerja
sekolahnya kepala sekolah dan kinerja mengajar guru
Pengaruh Kinerja Mengajar Guru Terhadap terhadap mutu sekolah adalah sebesar 0,328.
Mutu SDN Di Kecamatan Singkep Artinya, ada pengaruh dari variabel kinerja
Berdasarkan hasil perhitungan dalam kepala sekolah dan kinerja mengajar guru
analisis data, diketahui bahwa koefesien korelasi terhadap mutu sekolah sebesar 32,8 %,
antara variabel kinerja mengajar guru (X 2) sedangkan sisanya sebesar 67,2% berasal dari
terhadap mutu sekolah (Y) sebesar 0,465, dan pengaruh variabel lain atau disebut juga epsilon.
berada dalam kategori sedang. Sementara nilai R Pengaruh ini mengindikasikan bahwa semakin
square dari kinerja mengajar guru terhadap mutu baik kinerja kepala sekolah dan kinerja mengajar
sekolah adalah sebesar 0,465. Artinya bahwa ada guru, maka semakin baik pula mutu sekolahnya.
pengaruh dari variabel kinerja mengajar guru Demikian pula sebaliknya.
terhadap mutu sekolah sebesar 46,5 %, Selanjutnya, berdasarkan uji korelasi dan
sedangkan sisanya sebesar 53,5% berasal dari uji regeresi pada variabel kinerja kepala sekolah
pengaruh variabel lain seperti strategi, sistem, (X1) dan kinerja mengajar guru (X2) terhadap
alat-alat mutu, evaluasi, dan motivasi staf (Sallis, mutu sekolah (Y) dapat disimpulkan bahwa
2011, hlm.192). Kemudian berdasarkan uji hipotesis ketiga yang berbunyi terdapat
korelasi dan uji regeresi pada variabel kinerja pengaruh antara kinerja kepala sekolah dan
mengajar guru (X2) terhadap mutu sekolah (Y) kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah
dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang dapat diterima (terbukti). Dengan demikian
berbunyi terdapat pengaruh antara kinerja terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
mengajar guru terhadap mutu sekolah dapat antara kinerja kepala sekolah (X1) dan kinerja
diterima (terbukti). Dengan demikian terdapat mengajar guru (X2) terhadap mutu sekolah (Y).
pengaruh yang positif dan signifikan antara Penelitian ini menegaskan bahwa kinerja kepala
kinerja mengajar guru (X2)terhadap mutu sekolah sekolah dan kinerja mengajar guru dapat
(Y). Pengaruh ini mengindikasikan bahwa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
semakin baik kinerja mengajar guru, maka mutu sekolah. Dengan kata lain, bahwa
semakin baik pula mutu sekolahnya. Demikian mengoptimalkan kinerja kepala sekolah dan
pula sebaliknya. kinerja mengajar guru berarti melaksanakan
sebagaian dari upaya peningkatan mutu sekolah.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dimensi yang tertinggi nilai rata-ratanya adalah
peneliti paparkan pada bab sebelumnya, maka dimensi kualitas hasil kerja dan kemampuan
dapat disimpulkan bahwa: mutu sekolah dasar menyelesaikan pekerjaan sedangkan dimensi yang
negeri di kecamatan Singkep berada pada kategori terendah adalah kemampuan membina kerjasama
tinggi, hal ini diperoleh melalui pengukuran: dengan pihak lain.Gambaran kinerja mengajar
dimensi input, proses, output dan outcome. Dari guru di kecamatan Singkep yang diukur berada
keempat dimensi yang tertinggi nilai rata-ratanya pada kategori sangat tinggi, diperoleh melalui
adalah dimensi outcome sedangkan dimensi yang pengukuran dimensi perencanaan, pelaksanaan
terendah adalah output.Kinerja kepala sekolah di dan dimensi penilaian. dari ketiga dimensi yang
kecamatan Singkep yang diukur berada pada tertinggi nilai rata-ratanya adalah dimensi
kategori sangat tinggi, hal ini diperoleh melalui perencanaan sedangkan dimensi yang terendah
pengukuran dimensi kualitas hasil kerja, ketepatan adalah penilaian.
waktu menyelesaikan pekerjaan, prakarsa dalam Kinerja kepala sekolah berpengaruh
menyelesaikan pekerjaan, kemampuan secara positif dan signifikan terhadap mutu
menyelesaikan pekerjaan dan kemampuan sekolah. Hal tersebut ditunjukan dengan rata-rata
membina kerjasama dengan pihak lain. Dari lima angka pada instrumen kinerja kepala sekolah

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 33


berpengaruh sedang pada mutu sekolah. Kinerja guru pada tahap penilaian hendaknya selalu
mengajar guru juga berpengaruh secara positif memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
dan signifikan terhadap mutu sekolah. Hal (1) Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada
tersebut ditunjukan dengan rata-rata angka pada data yang mencerminkan kemampuan yang
instrumen kinerja mengajar guru berpengaruh diukur; (2) Objektif, yakni penilaian didasarkan
sedang pada mutu sekolah. Kinerja kepala sekolah pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama dipengaruhi subjektivitas penilai; (3) Adil, yakni
berpengaruh secara positif dan signifikan dengan penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
kriteria sedang terhadap mutu sekolah. peserta didik, dan tidak membedakan latar
Adapun yang menjadi rekomendasi untuk belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa,
penelitian ini adalah rendahnya dimensi suku bangsa, dan jender; (4) Terpadu, yakni
kemampuan membina kerjasama dengan pihak penilaian merupakan komponen yang tidak
lain pada variabel kinerja kepala sekolah dapat terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; (5)
mengakibatkan banyak hal seperti yang Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria
tergambarkan pada bagian implikasi. Oleh karena penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
itu, penulis merekomendasikan kepada kepala diketahui oleh pihak yang berkepentingan; (6)
sekolah kedepan untuk meningkatkan hubungan Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni
kerjasama dengan pihak luar, karena mutu sekolah penilaian mencakup semua aspek kompetensi
merupakan tanggung jawab bersama, maka kepala dengan menggunakan berbagai teknik yang
sekolah hendaknya selalu mengadakan kerjasama sesuai, untuk memantau perkembangan
dengan orang tua, masyarakat, dan dunia usaha kemampuan peserta didik; (7) Sistematis, yakni
sebagai teman penanggung jawab mutu sekolah penilaian dilakukan secara berencana dan
untuk bersama-sama mengatasi problem-problem bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang
yang muncul dan bekerjasama dalam rangka baku; (8) Menggunakan acuan kriteria, yakni
pengembangan lembaga sekolah. Lebih rinci, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
jenis masyarakat yang bisa di ajak bekerjasama kompetensi yang ditetapkan; (9) Akuntabel, yakni
adalah kelompok orang tua, kelompok asosiasi, penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
kelompok praktisi, kelompok akademisi, segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Selain itu
kelompok pengusaha, tokoh masyarakat dan guru-guru SDN di Kecamatan Singkep diharapkan
sebagainya. Keberadaan mereka sangat diperlukan memiliki kinerja yang semakin baik dari hari
agar berkontribusi terhadap peningkatan mutu kehari dalam rangka pencapapaian mutu sekolah
pendidikan melalui peningkatan partisispasi. dasar.
Peningkatan partisipasi masyarakat dipilah dalam Terakhirpada variabel mutu sekolah,
dua kategori, yaitu kategori partisipasi dalam peneliti merekomendasikan agar SDN di
bentuk kontribusi pembiayaan, dan kategori Kecamatan Singkep diharapkan lebih peka dan
partisipasi dalam bentuk pemikiran dan kreatif untuk menyikapi keadaan, sehingga
tenaga/pemikiran. Sementara partisipasi kesalahan atau kelemahan saat ini menjadi
masyarakat dalam bentuk tenaga dapat pembelajaran yang membuat mutu SDN di
dilaksanakan dalam pembangunan gedung Kecamatan Singkep menjadi jauh lebih baik
sekolah. Partisipasi masyarakat dalam pemikiran kedepan dan semakin baik sehingga memenuhi
(stakeholders pendidikan) ikut berperan aktif bahkan melampaui standar yang telah ditetapkan
dalam perencanaan, pengawasan, dan penyelenggara sekolah. Lebih rinci untuk
pengendalian program sekolah, penyusunan mencapai bahkan melampaui SNP yang ada,
RAPBS sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan sekolah diharapkan dapat lebih berfokus pada
masyarakat itu sendiri melalui organisasi kepuasan pelanggan internal dan eksternal,
dewan/komite sekolah. Selain itu kepala sekolah sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah
SDN di Kecamatan Singkep senantiasa masalah yang muncul, sekolah memiliki strategi
diharapkan memiliki kinerja yang optimal dalam untuk mencapai mutu, sekolah memperlakukan
rangka pencapaian mutu sekolah dasar yang lebih keluhan pelanggan dan hasil penelitian serta
baik dari hari ke hari. berbagai masukan lainnya sebagai umpan balik
Rekomendasi berikutnyapada variabel untuk mencapai mutu sekolah, dan sekolah
kinerja mengajar guru sesungguhnya sudah sangat menempatkan peningkatan kualitas secara terus
tinggi. Akan tetapi jika melihat data hasil menerus sebagai suatu keharusan. Terakhir
penelitian, dimensi terendah ada pada penilaian. sekolah dan semua pihak yang menginginkan
Hal ini berkaitan dengan dasar pengambilan mutu sekolah menjadi lebih baik seperti
keputusan atas hasil belajar peserta didik. Oleh pemerintah setempat sebagai pemegang
karena itu, penulis merekomendasikan kepada kekuasaan yang melaksanakan kebijakan

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 34


pendidikan hendaknya benar-benar mendampingi memiliki keterbatasan baik dalam aspek teoritis
sekolah memberikan perhatian lebih seksama maupun dalam aspek metodologis. Oleh karena
terhadap mutu sekolah dan dimensi-dimensi yang itu, bagi peneliti lain yang akan mengadakan
mempengaruhinya. penelitian dengan topik yang sama, perlu
Penelitian ini menunjukan adanya dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dukungan terhadap beberapa teori yang ada. mengenai mutu sekolah dan faktor-faktor yang
Namun penulis menyadari bahwa penelitian ini mempengaruhinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (2010). Pengembangan Kinerja Kepala Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta:


Sekolah (Studi Tentang Pengaruh Diklat Ircisod.
Dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap
Sari, Puspita Dewi. (2013) Kontribusi Gaya
Kinerja Kepala Sekolah Dasar) Di
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan
Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan
Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Mutu
Riau. (Tesis)Sekolah Pascasarjana,
Pendidikan Di Gugus Rama 2 Upt
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Disdikpora Kecamatan Kembang
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lingga. (2014). Kabupaten Jepara: 2(1).
Kecamatan Singkep Dalam Angka 2014.
Sedarmayanti. (2013). Membangun Dan
Pemerintah Kabupaten Lingga.
Mengembangkan Kepemimpinan Serta
Engkoswara, & Aan Komariah. (2010). Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih
Administrasi Pendidikan. Bandung: Keberhasilan. Rafika Aditama
Alfabeta.
Sudadio. (2012) Peningkatan Mutu Pendidikan
Hamzah. (2013). Manajemen Peningkatan Mutu Dasar Dan Menengah Di Provinsi Banten
Pendidikan Berbasis Sekolah: Jurnal Melalui Manajemen Berbasis Sekolah:
Studia Islamika, 10(1). Jurnal Penelitian Dan Evaluasi
Pendidikan, 16(2).
Mutohar, Prim Masrokan. (2014). Manajemen
Mutu Sekolah : Peningkatan Mutu Dan Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Jogjakarta: Ar Ruzz Media. R&D. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Suhardan, Dadang. (2010). Supervisi Profesional
Tahun 2010 Pasal 12 (Layanan Dalam Meningkatkan Mutu
Pengajaran Di Era Otonomi Daerah).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Bandung: Alfabeta.
13 Tahun 2015 Pasal 1, tentang Standar
Nasional Pendidikan Suhayati, Yeti Iis. (2013). Supervisi Akademik
Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan
Permendiknas No. 41/2007 tentang Standar
Kinerja Mengajar Guru: Jurnal
Proses Pendidikan
Administrasi Pendidikan XVII (1)
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun
Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang
Tesis. Bandung: Alfabeta.
Guru dan Dosen
Riduwan. (2012). Metode & Teknik Menyusun
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Proposal Penelitian. Bandung: Afabeta.
Nomor 20 Tahun 2003.
Rohiat, (2012). Manajemen Sekolah Teori Dasar
UPTD. (2015). Lampiran Data. Singkep: UPTD
Dan Praktik. Bandung: Refika Aditama.
Usman, Husaini. (2013). Manajemen, Teori,
Sa’ud, Udin S. (2004). Manajemen Mutu Terpadu
Praktik, Dan Riset Pendidikan Edisi 4.
Dalam Rangka Sukses UAN Di Madrasah.
Jakarta Timur: Pt Bumi Aksara.
(Modul)Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung. Yamit, Zulian. (2005). Manajemen Kualitas
Produk Dan Jasa. Jogjakarta: Ekonisia.
Sallis, Edward. (2011). Total Quality
Management In Educatioan Manajemen

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 35

Anda mungkin juga menyukai