Anda di halaman 1dari 3

Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Menurut Judiani sebagaimana dikutip oleh Zubaedi (dalam Fadlillah dan Lilif,2013:29),
menyebutkan beberapa prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter,
diantanranya :

a. Berkelanjutan, yaitu proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang


tiada henti, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan
pendidikan bahkan sampai terjun kemasyarakat.
b. Melalui semua mata pelajaran, yaitu pengembangan diri dan budaya sekolah serta
muatan lokal.
c. Nilai-nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan dan dilaksanakan, hal ini dapat
dilakukukan melalui pengembangan kemampuan, baik ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan aktif dan menyenangkan, yaitu
guru harus merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif
merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi
dari sumber, mengelola informasi yang sudah dimiliki, menumbuhkan nilai-nilai
budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi
di kelas, sekolah, dan tugastugas di luar sekolah

Implementasi dan Strategi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui beberapa strategi dan


pendekatan yang meliputi (Fitri,2012:35). a. Pengintegrasian nilai dan etika pada setiap mata
pelajaran. b. Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh semua warga sekolah (kepala
sekolah, guru, dan orang tua). c. Pembiasan dan latihan, dengan komitmen dan dukungan
berbagai pihak, institusi sekolah dapat mengimplementasikan kegiatan-kegiatan positif
seperti salam, senyum, dan sapa setiap hari saat anak dating dan pulang sekolah. d.
Pemberian contoh/teladan. e. Penciptaan suasana berkarakter disekolah. f. Pembudayaan
adalah tujuan institusional suatu lembaga yang ingin mengimplementasikan pendidikan
karakter disekolah.

Strategi pembelajaran pendidikan karakter dapat dilihat dalam empat bentuk integrasi
(Fitri,2012:47) yaitu: a. Integrasi ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, pendidikan
kewarganegaraan, matematika, IPS dan IPA. b. Integrasi melalui pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik adalah pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar dan indikator dari beberapa mata
pelajaran untuk dikemas dalam satu kesatuan.

Bentuk riil dari Penguatan Pendidikan Karakter

Dikutip dari https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=733

Kegiatan Intrakurikuler: contoh penerapan dalam intrakurikuler, misalnya, dalam


proses pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013, telah dilengkapi dengan rambu-rambu
dimana guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran,
namun memasukan unsur budi pekerti/karakter didalamnya. Sebagai contoh, seorang guru
kimia, ketika mengajar tentang chlorine, tidak hanya menyampaikan tentang telaah unsur
kimia chlorine, namun harus mampu memberikan informasi tentang apa manfaat, dampak,
dan bagaimana menggunakan chlorine dengan bijak atau ramah lingkungan.

Kegiatan Kokurikuler: contoh penerapan pada bidang kokurikuler, misalnya, siswa


melakukan kegiatan studi lapangan di kawasan pertanian, untuk mengetahui cara bertani yang
baik. Siswa dapat menghayati, bagaimana kerja keras petani dalam menghasilkan padi/beras
untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan siswa peduli terhadap kerja
keras, menghargai sesama, dan juga dapat mensyukuri berkah dari Yang Maha Kuasa. Hal ini
juga akan membentuk karakter siswa.

Kegiatan Ekstrakurikuler. contoh penumbuhan karakter melalui kegiatan


ekstrakurikuler, misalnya di bidang olahraga, seni budaya lokal, dan keterampilan lainnya
menumbuhkan karakter kreativitas, kemandirian bagi siswa. Kegiatan ini dilakukan sesuai
minat dan bakat siswa dan dilakukan di bawah bimbingan guru, pelatih, serta melibatkan
orang tua dan masyarakat: Pramuka, PMR, Paskibraka, Kesenian, Bahasa, KIR, Keagamaan,
Jurnalistik, Olahraga, dsb

Kegiatan Nonkurikuler: seperti kerja bakti, melakukan ibadah bersama misalnya


sholat berjemaah, bersalaman dengan guru atau orang yang lebih tua yang ditemui baik di
sekolah atau di lingkungan rumah, juga merupakan pembiasaan-pembiasaan baik yang
dilakukan untuk menumbuhkan budi pekerti atau karakter yang baik bagi siswa kita.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan misalnya juga adalah: upacara Bendera (Senin), Apel,
dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama dilanjutkan
dengan membaca Kitab Suci dan/atau buku-buku non-pelajaran tentang PBP 15 menit
sebelum memulai pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa tersebut tentu harus disesuaikan dengan
kreativitas sekolah dan budaya lokal setempat. Peningkatan kualitas guru, tersedianya
fasilitas sarana dan prasarana, penguatan kurikulum 2013, serta mekanisme pelibatan publik
juga masih harus terus dilakukan dan dikaji lebih dalam. Dengan demikian, ikhtiar
Kemendikbud dan seluruh elemen dalam ekosistem pendidikan dapat berjalan dengan baik
dan optimal.

Anda mungkin juga menyukai