Anda di halaman 1dari 154

STANDAR PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI NERS

DAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN NERS
Daftar Isi

Daftar Isi…………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
BAB II RUANG LINGKUP (PROFILE PENYELENGGARA PENDIDIKAN
NERS INDONESIA)…………………………………………….……………….. 4

1. Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia……………………………. 4


2. Acuan Normatif…………………………………………………………….. 5
3. Istilah dan Definisi…………………………………………………………. 6
4. Konteks Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia …………………. 9
4.1 Memahami Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia Dan 9
Konteksnya…………………………………………………………
4.2 Memahami Kebutuhan & Harapan Pihak Berkepentingan 9
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia………………....
4.3 Menentukan Lingkup Standar Pendidikan Tinggi Program Studi 10
Ners …………………………………………………..………..
4.4 Sistem Manajemen Mutu dan Prosesnya……………………..……. 11
5. Kepemimpinan………………………………………………………………… 12
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen …… ……..…………………..……… 12
5.2 Kebijakan………………………………………………….…………… 13
5.3 Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang Penyelenggara 13
Pendidikan Ners Indonesia …………………………………..……..
6. Perencanaan…………………………………………………………………… 14
6.1 Tindakan Ditujukan Pada Peluang dan Risiko………………...…… 14
6.2 Sasaran Mutu dan Perencanaan Untuk Mencapai Sasaran……… 15
6.3 Perubahan Perencanaan……………….…………….……………….. 15
7. Dukungan……………………………………………………….……………… 16
7.1 Sumber Daya…………….……………………………..……………… 16
7.2 Kompetensi ……………………………………………………………. 19
7.3 Kepedulian…………………………………………………………… 19
7.4 Komunikasi…………………………………………………………… 20
7.5 Informasi Terdokumentasi…………………………………………. 20

i
8. Operasi…………………………………………………………………… 22
8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi………………………… 22
8.2 Persyaratan Pelayanan Pendidikan ……………………………… 22
8.3 Desain Pengembagan Pelayanan pendidikan …………………….. 24
8.4 Pengendalian Proses, Ketua Program Studi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia Yang Disediakan Eksternal………… 26
8.5 Produksi dan Penyedia Jasa………………………………………... 28
8.6 Pelepasan Pelayanan pendidikan………………………..…………… 30
8.7 Pengendalian Ketidaksesuaian Keluaran………………………..…….. 31
9. Evaluasi Kerja……………………………………………………………….…… 32
9.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi……………………… 32
9.2 Audit Internal…………………………………………………………. 34
9.3 Tinjauan Manajemen………………………………………………… 34
10. Peningkatan………………………………………………………………… 35
10.1 Umum…………………………………………………………………. 35
10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif…………………………... 37
10.3 Peningkatan Berkelanjutan…………………………………………. 37
11. Pemenuhan Standar Penjaminan Mutu Nasional……………………… 37
11.1 Standar Kompetensi Lulusan………………………………………. 37
11.2 Standar Isi Pembelajaran …………………………………………….. 40
11.3 Standar Proses Pembelajaran……………………………………… 41
11.4 Standar Penilaian……………………………………………………. 45
11.5 Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan……………………….. 50
11.6 Standar Sarana dan Prasarana……………………………………. 51
11.7 Standar Pengelolaan Pembelajaran………………………………. 54
11.8 Standar Pembiayaan Pembelajaran…………………………. 55
11.9. Standar Penelitian…………………………………………………… 56
11.10. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat……………. 60

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahatas segala upaya yang telah dilaksanakan untuk mengembangkan


referensi dalam meyusun Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia
(SPT – Ners) Indonesia. Keikhlasan dan kebersamaan melalui peer review seluruh
Tim Penyusun SPT - NERS telah berbuah dengan diterbitkannya buku pedoman ini.
Harapannya tentu akan mempermudah bagi Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia , baik di bidang kesehatan maupun bidang lainnya untuk dapat
membangun dan mengembangkan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
Indonesia secara mudah dan cepat. Buku pedoman ini diharapkan dapat
memberikan arahan dan penekanan pada hal-hal yang bersifat harus, seharusnya,
bahkan sebaiknya dibuatkan sebagai komponen Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners Indonesia internal.
Membaca buku pedoman ini, tentunya masih terdapat kekurangan-kekurangan yang
akan diperbaiki pada kesempatan berikutnya, sebagai bagian dari penerapan prinsip
“continual quality improvement”
Terima kasih kepada tim penyusun atas niat dan kerjanya. Semoga Allah swt selalu
membimbing kita menjadi hamba yang bersyukur.

iii
BAB I PENDAHULUAN

Pedoman ini memberikan panduan untuk Penyelenggara Pendidikan Ners


Indonesia untuk menerapkan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
Indonesia yang efektif. Tujuan dari penerapannya yang dipadukandengan Standar
Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
Indonesia ini adalah untuk menjamin keseluruhan keefektifan Standar Pendidikan
Tinggi Program Studi Ners Indonesia dan penghantaran dan peningkatan
berkelanjutan layanan pendidikan kepada peserta didik.
Sistem manajemen mutu mengarahkan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia menuju peningkatan kinerja ini didasarkan pada delapan prinsip
manajemen mutu, yaitu:
1. Pendekatan Proses: Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus
mengadopsi pendekatan proses ketika mengembangkan dan menerapkan
Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners . Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia harus mengidentifikasi tingkatan pada setiap proses
operasional menciptakan nilai peserta didik. Untuk alasan ini harus
mencakup proses yang berkaitan dengan tujuan Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia . Memahami interaksi antar proses adalah penting bagi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk meningkatkan proses
sambil menyeimbangkan sistem pada umumnya.
2. Pemahaman Kompetensi inti (fokus mahasiswa ) mencakup berbagai
pemungkinan untuk memastikan keunggulan kompetitif dari Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia . Pemungkinan ini termasuk teknologi,
keterampilan, keahlian dan budaya Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia . Kekuatan kolektif tertentu pada Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia mendorong pada penciptaan nilai peserta didik. Kompetensi inti
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus mendukung inovasi
dengan beradaptasi terhadap perubahan dalam lingkungan pendidikan
untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
3. Optimasi Total (pendekatan sistem terhadap manajemen) memungkinkan
setiap proses operasional untuk mencapai tujuannya dari sudut pandang
administratif.
4. Kepemimpinan Visioner (kepemimpinan) dalam Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia menetapkan visi, menciptakan kebijakan untuk
mewujudkan visi, dan memimpin Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia dalam merespon segera terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungan pendidikan.
5. Pendekatan Faktual (pendekatan faktual terhadap pengambilan
keputusan) memastikan keputusan administratif berdasarkan fakta yang

1
dipahami dengan jelas dan bukan pada spekulasi kenyamanan. Untuk
tujuan ini, informasi dan kebijaksanaan dikombinasikan dengan analisis,
pemikiran logis, dan pendekatan ilmiah.
6. Kolaborasi Dengan Mitra (hubungan saling menguntungkan dengan
pemasok) adalah penting untuk mendapatkan kebijaksanaan optimal,
keterampilan, dan kreatifitas untuk mencapai nilai peserta didik.
7. Keterlibatan Orang adalah cara yang paling efektif dan efisien untuk
sebuah Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dalam mencapai
tujuannya, untuk memfasilitasi keterlibatan semua orang dalam
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia , dan membuat penggunaan
maksimal kompetensi, kebijaksanaan, keterampilan, dan kreatifitas orang-
orang dalam Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia tersebut.
8. Perbaikan Terus-Menerus proses pembelajaran Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia dan pembelajaran pribadi peserta didik
memungkinkan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk terus
menciptakan nilai. Ini memungkinkan pertumbuhan yang berkelanjutan
dalam lingkungan pendidikan eksternal. Hal ini meningkatkan
pembelajaran, kebijaksanaan pribadi, dan kebijaksanaan Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia dalam cara yang inovatif dan konstruktif.

Empat prinsip tambahan untuk mempertahankan keberhasilan meliputi hal-hal


berikut ini:
1. Menciptakan Nilai peserta didik untuk mendorong peserta didik merasa
puas dengan nilai yang mereka terima. Ukuran kepuasan menentukan
tingkatan nilai-nilai memenuhi kebutuhan dan harapan peserta didik. Hasil
pengukuran membantu Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk
meningkatkan nilai dengan meningkatkan proses mereka untuk
menciptakan nilai peserta didik.
2. Berfokus Pada Nilai Sosial berarti menghadirkan rasa pada peserta didik
dan pihak-pihak lain tentang bagaimana etika, keselamatan, dan
pelestarian lingkungan. Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dapat
memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan hanya ketika masyarakat
luas menghargai nilai tambah yang dihasilkan peserta didik.
3. Ketangkasan/Kecerdikan adalah penting untuk mempertahankan
pertumbuhan berkelanjutan dalam lingkungan pendidikan yang beribah
secara drastis dan merubah lingkungan pendidikan yang selalu berubah
menjadi kesempatan untuk melanjutkan keberhasilan dalam pendidikan.
4. Otonomi (kemandirian) didasarkan pada analisis keadaan dan analisis diri.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus membuat keputusan

2
nilainya sendiri dan mengambil tindakan sendiri, yang lepas dari stereotip
(ke-klise-an).

Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia menyediakan panduan tentang berbagai


topik untuk perbaikan terus-menerus kinerja Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia , efisiensi, dan efektifitasnya. Pedoman ini direkomendasikan sebagai
panduan untuk Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang mengarahkan
keinginan untuk bergerak melampaui persyaratan SNPT, dalam mengejar perbaikan
terus-menerus dan kesuksesan yang berkesinambungan.

3
BAB II RUANG LINGKUP
(PROFILE PENYELENGGARA PENDIDIKAN NERS INDONESIA)

Pedoman ini memberikan panduan untuk penyusunan Standar Pendidikan


Tinggi Program Studi Ners Indonesia pada Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia .
Pedoman penyusunan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
Indonesia di Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ini disusun berbasis pada
Standar Pendidikan Nasional Pendidikan Tinggi Permenristekdikti 44 tahun 2015.
Standar ini menetapkan persyaratan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi
Ners Indonesia bila sebuah Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia :
a) Perlu untuk mendemonstrasikan kemampuannya secara konsisten dalam
menyediakan Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
yang memenuhi persyaratan mahasiswa dan peraturan perundanng-undangan,
dan

b) Bertujuan meningkatkan kepuasan mahasiswa melalui penerapan sistem yang


efektif, termasuk proses untuk peningkatan sistem dan memastikan kesesuaian
terhadap persyaratan mahasiswa dan peraturan perundang-undangan.
Semua persyaratan Standar ini adalah generik dengan tujuan dapat dipakai oleh
semua Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia , apapun tipe atau ukuran atau
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang dihasilkan.

CATATAN 1 Dalam standar ini istilah “produk” atau “jasa” ini hanya dipakai untuk
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang dimaksudkan
untuk, atau diminta oleh mahasiswa .
CATATAN 2 Persyaratan dan peraturan perundang-undangan dapat dimaksudkan
sebagai persyaratan hukum.

1. Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mengembangkan dokumen


tentang:
1.1. Identifikasi Sejarah Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
1.2. Identifikasi Profil Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
1.3. Identifkasi Visi, misi serta komitmen Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia
1.4. Identifikasi deskripsi batasan pernyataan kebijakan dan sistem
mutuPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia

4
1.5. Identifikasi proses bisnis Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
1.6. Identifikasi pemangku kepentinganPenyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia

Lampiran A Kuesioner Penilaian Sendiri (Self-Assessment) Penyelenggara


Pendidikan Ners Indonesia .
Lampiran B Contoh Proses Pendidikan, Mengukur, Mencatat dan Alat-Alat.
Lampiran C Instrumen Penilaian Akreditasi
2. ACUAN NORMATIF
Dokumen-dokumen yang direferensikan berikut adalah dokumen yang sangat
diperlukan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk penerapan dokumen
ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang dikutip yang berlaku.
2.1. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Tinggi
Nasional
2.2. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
2.3. Peraturan Pemerintah RI No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
2.4. Peraturan Pemerintah RI No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi Dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
2.5. Permenristek-Dikti N0.44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
2.6. Permenristekdikti No. 62 Tahun tentang Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners Pendidikan Tinggi

5
3. ISTILAH DAN DEFINISI
3.1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang
meliputi Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional
Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. 

3.2. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. 

3.3. Standar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem
penelitian pada Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang berlaku
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

3.4. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteria
minimal tentang sistem pengabdian kepada masyarakat pada
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang berlaku di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

3.5. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor. 

3.6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. 

3.7. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program
magister, program doktor, program profesi, program spesialis yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. 

3.8. Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia adalah satuan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. 

3.9. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran
yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu
jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan
vokasi.
3.10. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 


6
3.11. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu
cabang pengetahuan dan teknologi. 

3.12. Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

3.13. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat sks adalah takaran
waktu kegiatan belajar yang di bebankan pada mahasiswa per minggu per
semester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran
atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan kurikuler di suatu program studi. 

3.14. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. 

3.15. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara
lain, pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata
teknik informasi. 

3.16. Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia adalah sebuah perguruan
tinggi berupa sekolah pada setiap tingkat akademik, atau pusat pelatihan
menyediakan layanan mandiri atau sebagai bagian dari Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia yang lebih besar.
3.17. Penyedia Pendidikan adalahorang yang memberikan pendidikan kepada
peserta didik, seperti: guru, instruktur, dosen, profesor dan pelatih.
3.18. Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk (hasil) yang menunjukkan
kesesuaiannya dengan permintaan dan persyaratan yang ditetapkan oleh
Costumer (Stakeholder).
3.19. Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia Internal
(Internal Quality Assurance System) adalah seluruh kegiatan terencana dan
sistematisyangsaling berhubungan dan mempengaruhi yang dilaksanakan
untuk memastikan bahwa suatu produk (hasil) memenuhi persyaratan mutu.
3.20. Kebijakan Mutu (quality policy) adalah kumpulan pedoman yang dipakai
sebagai rujukan dalam melaksanakan Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners Indonesia internal.
3.21. Standar Mutu adalah seperangkat tolok ukur unsur masukan, proses,
keluaran dan dampak yang dipakai sebagai pembanding dalam mengukur
dan menetapkan mutu.
7
3.22. Panduan Mutu adalah dokumen yang berisikan kebijkan mutu yang dipakai
sebagai acuan pada pelaksanaan setiap kegiatan guna menghasilkan suatu
produk (hasil) yang memenuhi persyaratan mutu.
3.23. Standar Operating Procedur (SOP) adalah dokumen turunan panduan
mutu yang berisikan tata cara pelaksanaan setiap kegiatan guna
menghasilkan suatu produk (hasil) yang memenuhi persyaratan mutu.
3.24. Instruksi Kerja (IK) adalah turunan dari panduan mutu dan/atau standar
operating prosedur yang berisikan penjelasan tentang pelaksanaan teknis
dari suatu kegiatan guna menghasilkan suatu produk (hasil) yang memenuhi
persyaratan mutu
3.25. Dokumen Rujukan adalah pelbagai peraturan, pedoman dan standar yang
dipakai sebagai acuan dalam melakukan kegiatan operasional.
3.26. Borang adalah alat atau instrumen untuk mengumpulkan informasi tentang
pelaksanaan suatu kegiatan guna menghasilkan suatu produk (hasil) yang
memenuhi persyaratan mutu.
3.27. Rekaman adalah catatan tentang hasil pencapaian dari pelaksanaan suatu
kegiatan yang menghasilkan suatu produk (hasil) untuk memenuhi
persyaratan mutu
3.28. Tim Penjaminan Mutu Internal (TPMI) adalah satuan Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia fungsional yang bertanggungjawab
melaksanakan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia
Internal (SPMI)
3.29. Sasaran Mutu (quality objective) adalah target yang terukur yang dipakai
sebagai indikator tingkat keberhasilan dari pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan untuk satu kurun waktu tertentu.
3.30. Mahasiswa adalah peserta didik/mahasiswa
3.31. Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia adalah
layanan pendidikan.

8
4. Konteks Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
4.1 Memahami Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia Dan Konteksnya
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan masalah internal dan
eksternal yang relevan dengan tujuan dan arahan stratejik yang dapat berpengaruh
pada kemampuan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari Standar Pendidikan
Tinggi Program Studi Ners .
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memantau dan meninjau informasi
tentang isu eksternal dan internal.

CATATAN 1: Isu dapat termasuk faktor positif dan negatif atau kondisi yang
dipertimbangkan.
CATATAN 2: Memahami konteks eksternal dapat difasilitasi dari isu yang timbul
dengan mempertimbangkan hukum, teknologi, persaingan, pasar, budaya,
masyarakat, dan lingkungan ekonomi, baik lokal, regional, nasional maupun
internasional.
CATATAN 3: Memahami konteks internal dapat dapat difasilitasi dengan
mempertimbangkan masalah yang terkait dengan nilai, pengetahuan budaya, dan
kinerja Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .

4.2 Memahami Kebutuhan & Harapan Pihak Berkepentingan Penyelenggara


Pendidikan Ners Indonesia
Karena pengaruh atau pengaruh potensial pada kemampuan Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia untuk secara konsisten menyediakan Ketua Program
Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang memenuhi persyaratan
mahasiswa serta peraturan dan perundang-undangan, Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia menentukan:
a) Pihak berkepentingan yang relevan dengan Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners .
b) Persyaratan dari pihak berkepentingan yang relevan dengan Standar Pendidikan
Tinggi Program Studi Ners .
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memantau dan meninjau informasi
tentang pihak berkepentingan ini dan persyaratan mereka yang relevan.

9
4.3 Menentukan Lingkup Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan batas dan aplikasi Standar
Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia untuk menetapkan lingkupnya.
Ketika menentukan lingkup, Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
mempertimbangkan:
a) Isu internal dan eksternal yang diacu pada 4.1;
b) Persyaratan pihak berkepentingan yang relevan yang diacu pada 4.2;
c) Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menerapkan seluruh persyaratan dari
Standar ini bila dapat diterapkan dalam lingkup yang ditentukan pada Sistem
Manajemen Mutu.
Lingkup Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia tersedia dan
dipelihara sebagai informasi terdokumentasi. Lingkup ini harus menyatakan jenis
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang dicakup, dan
memberikan pembenaran untuk hal apapun jika persyaratan Standar ini tidak dapat
diterapkan pada lingkup dari Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners .
Kesesuaian terhadap Standar ini hanya boleh dikirim jika persyaratan yang
ditentukan tidak dapat diterapkan, tidak berpengaruh pada kemampuan atau
tanggung jawab Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk memastikan
kesesuaian Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dan
untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa .

10
4.4 Sistem Manajemen Mutu dan Prosesnya
4.4.1Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menetapkan, memelihara dan
meningkatkan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia secara
berkelanjutan, termasuk proses dan interaksinya yang diperlukan, sesuai dengan
persyaratan Standar ini.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan proses yang diperlukan bagi
Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia dan penerapannya di
seluruh Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia , dan harus:
a) Menetapkan masukan yang diperlukan dan keluaran yang diharapkan dari
proses;
b) Menetapkan urutan dan interaksi proses;
c) Menetapkan dan menerapkan kriteria, metode (termasuk pengukuran dan
indikator kinerja terkait) yang diperlukan untuk memastikan operasi, dan kendali
proses yang efektif;
d) Menetapkan sumber daya yang diperlukan dan memastikan ketersediaan;
e) Penunjukkan tanggung jawab dan wewenang untuk proses tersebut;
f) Menangani risiko dan peluang sesuai dengan persyaratan dari 6.1,
merencanakan dan menerapkan tindakan yang tepat untuk mengatasinya;
g) Mengevaluasi metode untuk memantau, mengukur, bila sesuai, dan
mengevaluasi proses dan, jika diperlukan, perubahan proses untuk memastikan
hal tersebut mencapai hasil yang dimaksud;
h) Meningkatkan proses dan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners .

4.4.2 Sejauh yang diperlukan, Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia :


a) Memelihara informasi terdokumentasi untuk mendukung operasi dari prosesnya;
b) Menyimpan informasi terdokumentasi untuk mempunyai keyakinan bahwa
proses yang dilakukan sesuai rencana.

11
5. Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen
5.1.1 Umum
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memperlihatkan
kepemimpinan dan komitmen terhadap Standar Pendidikan Tinggi Program Studi
Ners Indonesia dengan:
a) Mengambil tanggung jawab atas keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners ;
b) Memastikan kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk Standar Pendidikan
Tinggi Program Studi Ners Indonesia dan selaras dengan konteks dan arahan
stratejik Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;
c) Memastikan integrasi persyaratan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi
Ners Indonesia dalam proses bisnis Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;
d) Mempromosikan kepedulian pada pendekatan proses dan pemikiran berbasis
risiko;
e) Memastikan sumber daya yang diperlukan untuk Standar Pendidikan Tinggi
Program Studi Ners Indonesia tersedia;
f) Mengomunikasikan pentingnya manajemen mutu yang efektif dan kesesuaian
terhadap persyaratan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners ;
g) Memastikan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia mencapai
hasil yang dimaksud;
h) Melibatkan, mengarahkan dan mendukung orang untuk berkontribusi pada
keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners ;
i) Mempromosikan peningkatan;
j) Mendukung peran manajemen yang relevan lainnya untuk memperlihatkan
kepemimpinannya dalam bidang tanggung jawab mereka.
CATATAN: Rujukan pada “bisnis” dalam Standar ini dapat diartikan secara luas
yang berarti kegiatan utama dengan tujuan keberadaan Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia , baik Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia publik, swasta
untuk laba atau nirlaba.

5.1.2 Fokus Pada Mahasiswa


Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memperagakan
kepemimpinan dan komitmennya untuk fokus pada mahasiswa dengan memastikan
bahwa:
a) Persyaratan mahasiswa dan peraturan serta perundang-undangan ditentukan
dan dipenuhi;
b) Risiko dan peluang yang mempunyai pengaruh terhadap Ketua Program Studi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia serta kemampuan untuk
meningkatkan kepuasan mahasiswa ditentukan dan disampaikan;
12
c) Fokus pada peningkatan kepuasan mahasiswa dipelihara.

5.2 Kebijakan
5.2.1 Penetapan Kebijakan Mutu
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menetapkan,
menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang:
a) Sesuai dengan tujuan dan konteks Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
dan mendukung arah stratejik;
b) Menyediakan kerangka kerja untuk menerapkan sasaran mutu;
c) Termasuk komitmen untuk memenuhi persyaratan yang berlaku;
d) Termasuk komitmen untuk peningkatan berkelanjutan dari Standar Pendidikan
Tinggi Program Studi Ners .

5.2.2 Komunikasi Kebijakan Mutu


Kebijakan mutu :
a) Tersedia dan dipelihara sebagai informasi terdokumentasi;
b) Dikomunikasikan, dimengerti dan diterapkan dalam Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia ;
c) Tersedia untuk pihak berkepentingan yang relevan, jika perlu.

5.3 Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang Penyelenggara Pendidikan Ners


Indonesia
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan bahwa
tanggung jawab dan wewenang untuk peran yang relevan ditentukan,
dikomunikasikan dan dimengerti dalam Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menunjuk tanggung
jawab dan wewenang untuk:
a) Memastikan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia
memenuhi persyaratan Standar ini;
b) Memastikan proses menghasilkan keluaran yang dimaksud;
c) Melaporkan kinerja Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia
dan peluang untuk peningkatan (lihat 10.1), khususnya pada pimpinan puncak;
d) Memastikan promosi untuk fokus pada mahasiswa diseluruh Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia ;
e) Memastikan kebutuhan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
Indonesia dipelihara apabila perubahan padaStandar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners Indonesia direncanakan dan diterapkan.

13
6. Perencanaan
6.1 Tindakan Ditujukan Pada Peluang dan Risiko
6.1.1 Ketika merencanakan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners ,
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia : mempertimbangkan isu yang
dimaksud pada 4.1 dan persyaratan yang dimaksud 4.2 dan menentukan
risiko dan peluang yang perlu ditujukan untuk:
a) Memberikan kepastian bahwa Standar Pendidikan Tinggi Program Studi
Ners Indonesia dapat mencapai hasil yang diinginkan;
b) Meningkatkan pengaruh yang diinginkan;
c) Mencegah, atau mengurangi, pengaruh yang tidak diinginkan;
d) Mencapai peningkatan.

6.1.2Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia merencanakan:


a) Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang;
b) Bagaimana untuk:
1) Mengintegrasikan dan menerapkan tindakan pada proses Standar
Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia (lihat 4.4);
2) Mengevaluasi keefektifan dari tindakan tersebut.

Tindakan yang diambil untuk mengatasi risiko dan peluang proporsional terhadap
pengaruh potensial kesesuaian pelayanan pendidikan .
CATATAN 1: Pilihan untuk mengatasi risiko dapat termasuk menghindari risiko,
mengambil risiko untuk mengejar peluang, menghilangkan sumber risiko, mengubah
kemungkinan atau konsekuensi, atau berbagi risiko, atau mempertahankan risiko
dengan keputusan.
CATATAN 2: Peluang dapat mengaruh pada adopsi praktik baru, peluncuran produk
baru, pembukaan pasar baru, menangani mahasiswa baru, membangun kemitraan,
dengan mengunakan teknologi baru dan keinginan lain serta kelayakan untuk
memenuhi kebutuhan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia atau mahasiswa .

14
6.2 Sasaran Mutu dan Perencanaan Untuk Mencapai Sasaran
6.2.1Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menetapkan sasaran mutu pada
fungsi yang relevan, tingkat dan proses yang dibutuhkan untuk Standar Pendidikan
Tinggi Program Studi Ners .
Sasaran mutu harus:
a) Konsisten dengan kebijakan mutu;
b) Terukur;
c) Memperhitungkan persyaratan yang berlaku;
d) Relevan dengan kesesuaian Ketua Program Studi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa ;
e) Dipantau;

f) Dikomunikasikan;
g) Dimutakhirkan seperlunya.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memelihara informasi terdokumentasi
dari saran mutu.

6.2.2 Ketika merencanakan bagaimana untuk mencapai sasaran mutu,


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menetapkan:
a) Apa yang akan dikerjakan;
b) Sumberdaya apa yang diperlukan;
c) Siapa yang bertanggung jawab;
d) Kapan akan selesai;
e) Bagaimana hasil akan dievaluasi.

6.3 Perubahan Perencanaan


Ketika Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan kebutuhan untuk
merubah Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia perubahan harus
dilakukan secara terencana (lihat 4.4).
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mempertimbangkan:
a) Tujuan dari perubahan dan konsekuensi potensialnya;
b) Kebutuhan dari Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners ;
c) Ketersediaan sumber daya;
d) Alokasi atau realokasi tanggung jawab dan wewenang.

15
7. Dukungan
7.1 Sumber Daya
7.1.1 Umum
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan dan menyediakan
sumber daya yang diperlukan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan
meningkatkan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia
berkelanjutan.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mempertimbangkan:
a) Kemampuan dari, dan kendala pada, sumber daya internal saat ini;
b) Keperluan apa yang akan diperoleh dari penyedia eksternal.

7.1.2 Orang (SDM)


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan dan menyediakan
orang (SDM) yang diperlukan untuk penerapan Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners Indonesia yang efektif dan untuk operasi serta pengendalian prosesnya.

7.1.3 Infrastruktur
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan, menyediakan dan
memelihara infrastruktur untuk operasi dari proses untuk mencapai kesesuaian
pelayanan pendidikan .

CATATAN: Infrastruktur dapat meliputi:


a) Bangunan dan utilitas terkait;
b) Peralatan, termasuk piranti keras dan lunak
c) Transportasi sumber daya;
d) Teknologi informasi dan komunikasi.

7.1.4 Lingkungan Untuk Operasi Proses


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan, menyediakan dan
memelihara lingkungan yang diperlukan untuk operasi proses dan untuk mencapai
kesesuaian terhadap pelayanan pendidikan .

CATATAN: Lingkungan yang sesuai dapat berupa kombinasi dari faktor manusia
dan fisik, seperti:
a) Sosial (misal: tidak diskriminatif, tenang, tidak konfrontatif);
b) Psikologis (misal: mengurangi stress, pencegahan kelelahan, pencegahan
emosi);
16
c) Fisik (misal: temperatur, panas, kelembaban, cahaya, aliran udara,
kebersihan, suara).

Faktor ini dapat berbeda sesuai substansial bergantung pada Ketua Program
Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang disediakan.

7.1.5 Pemantauan dan Pengukuran Sumber Daya


7.1.5.1 Umum
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan dan menyediakan
sumber daya yang diperlukan untuk memastikan keabsahan dan kehandalan hasil
pemantauan dan pengukuran yang digunakan untuk memverifikasi kesesuaian Ketua
Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia terhadap persyaratan.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan sumber daya yang
disediakan:
a) Sesuai dengan kegiatan untuk jenis pemantauan dan pengukuran yang
spesifik yang sedang dilakukan;
b) Dipelihara untuk memastikan kesesuaian terhadap pemenuhan
tujuannya berlanjut.

Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi


terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti kesesuaian dari tujuan pemantauan dan
pengukuran sumber daya.

7.1.5.2 Mampu Telusur Pengukuran


Bila mampu telusur pengukuran merupakan: persyaratan, atau
dipertimbangkan olehPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk menjadi
bagian yang penting dalam memberikan keyakinan pada keabsahan hasil
pengukuran, peralatan pengukuran harus:
a) Dikalibrasi atau diverifikasi, atau keduanya, pada rentang waktu yang
sudah ditentukan, atau sebelum digunakan, terhadap standar
pengukuran yang mampu telusur pada standar pengukuran nasional
maupun internasional; bila tidak ada standar, dasar untuk kalibrasi atau
verifikasi harus disimpan sebagai informasi terdokumentasi;
b) Identifikasi untuk menentukan status kalibrasi;
c) Dijaga dari penyetelan, perusakan atau penurunan mutu yang dapat
membuat status kalibrasi dan sebagian hasil pengukuran menjadi tidak
sah.

17
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan jika validasi hasil
pengukuran sebelumnya terpengaruh ketika peralatan pengukuran ditemukan cacat
saat verifikasi atau kalibrasi yang direncanakan, atau selama penggunaannya, dan
diambil tindakan korektif yang sesuai kebutuhan.

7.1.6 Pengetahuan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan pengetahuan yang
cukup untuk operasi dari proses dan untuk mencapai kesesuaian dari pelayanan
pendidikan .
Pengetahuan harus dipelihara, dan dibuat tersedia sejauh yang diperlukan
ketika menangani perubahankebutuhan dan kecenderungannya, Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia mempertimbangkan pengetahuan saat ini dan
menentukan bagaimana untuk memperoleh atau mengakses pengetahuan tambahan
yang dibutuhkan dan perlu dimutakhirkan
CATATAN 1: Pengetahuan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia adalah
pengetahuan spesifik dari Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang biasanya
diperoleh dari pengalaman, informasi yang digunakan dan dibagi untuk mencapai
sasaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
CATATAN 2: Pengetahuan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia bisa
berdasarkan:
a) Sumber internal (misal kepemilikan intelektual; pengetahuan yang diperoleh
dari pengalaman, proses pembelajaran dari kegagalan dan kesuksesan
proyek, proleh dan berbagi dari pengetahuan dan pengalaman yang tidak
terdokumentasi; hasil peningkatan proses, pelayanan pendidikan );
b) Sumber eksternal (misal standar, akademisi, konferensi, mengumpulkan
pengetahuan dengan mahasiswa atau penyedia eksternal).

18
7.2 Kompetensi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus:
a) Menentukan kompetensi yang cukup bagi orang yang melaksanakan
pekerjaan dalam kondisi terkendali yang dapat berpengaruh pada kinerja
dan keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
b) Memastikan orang (SDM) ini kompeten berdasarkan pendidikan, pelatihan,
atau pengalaman yang sesuai
c) Jika dapat, mengambil tindakan untuk memperoleh kompetensi yang
diperlukan, dan mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang diambil
d) Menyimpan informasi terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti kompeten

CATATAN:Tindakan yang dilakukan dapat termasuk, sebagai contoh, penyediaan


pelatihan, mentoring, atau penugasan kembali orang yang baru dipekerjakan, atau
menyewa atau mengontrak yang yang berkompeten.

7.3 Kepedulian
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan orang (SDM) yang
melakukan pekerjaan dibawah kendali Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
peduli terhadap:
a) Kebijakan mutu
b) Sasaran mutu yang relevan
c) Kontribusi terhadap keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
, termasuk manfaat dari peningatan kinerja
d) Pengaruh bila tidak mentaati persyaratan Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners

19
7.4 Komunikasi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan komunikasi internal dan
eksternal yang relavan dengan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners ,
termasuk:
a) Pada apa yang dikomunikasikan
b) Kapan berkomunikasi
c) Dengan siapa berkomunikasi
d) Bagaimana berkomunikasi
e) Siapa yang berkomunikasi

7.5 Informasi Terdokumentasi


7.5.1 Umum
Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia mencakup:
a) Informasi terdokumentasi yang diperlukan oleh standar ini:
b) Informasi terdokumentasi yang ditentukan oleh Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia yang perlu untuk keefektifan Standar Pendidikan Tinggi
Program Studi Ners

CATATAN:Jangkauan informasi terdokumentasi untuk Standar Pendidikan Tinggi


Program Studi Ners Indonesia dapat berbeda dari satu Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia dengan yang lainnya karena:
- Ukuran dan jenis kegiatan, proses, Ketua Program Studi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia dari Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
- Kerumitan proses dan interaksinya
- Kompetensi orang (SDM)

7.5.2 Membuat dan Memutakhirkan


Ketika membuat dan memutakhirkan informasi terdokumentasi, Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia memastikan kesesuaian
a) Identifikasi dan deskripsi (misal judul, tanggal, penulis, atau nomor referensi);
b) Format(misal bahasa, edisi piranti lunak, grafik) dan media (misal kertas,
elektronik);
c) Tinjauan dan persetujuan untuk kecukupan dan kesesuaian.

20
7.5.3 Pengendalian Informasi Terdokumentasi
7.5.3.1 Informasi terdokumentasi yang diperlukan oleh Standar Pendidikan Tinggi
Program Studi Ners Indonesia dan oleh standar ini harus dikendalikan untuk
memastikan:
a) Ketersediaan dan kesesuaian untuk digunakan kapan dan dimana jika diperlukan;
b) Dilindungi secara cukup (misal kehilangan kerahasiaanya, penggunaan yang tidak
sesuai, atau kehilangan integritas).

7.5.3.2 Untuk mengendalikan informasi terdokumentasi, Penyelenggara Pendidikan


Ners Indonesia menangani kegiatan berikut ini, jika berlaku:
a) Distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan;
b) Penyimpanan dan penjagaan termasuk penjagaan terhadap kenmudahan
untuk membaca;
c) Pengendalian perubahan (misal pengendalian versi);
d) Masa simpan dan pembuangan
Informasi terdokumentasi yang berasal dari eksternal ditentukan oleh Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia untuk keperluan perencanaan dan operasi Standar
Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia harus diidentifikasi sesuai, dan
dikendalikan.
Informasi terdokumentasi dipelihara sebagai bukti kesesuaian dan harus dilindungi
dari perubahan yang tidak disengaja
CATATAN:Akses dapat berarti keputusan tentang izin hanya melihat informasi
terdokumentasi, atau izin dan wewenang untuk melihat dan merubah informasi
terdokumentasi

21
8. Operasi
8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia merencanakan, menerapkan dan
mengendalikan proses (lihat 4.4) yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan bagi
penyediaan Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia serta
untuk menerapkan tindakan yang ditentukan dalam klausul 6.1 dengan:
a) Menentukan persyaratan bagi pelayanan pendidikan
b) Menetapkan kriteria untuk:
1) Proses
2) Keberterimaan pelayanan pendidikan
c) Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian
terhadap persyaratan Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia
d) Menerapkan kendali proses sesuai dengan kriteria
e) Menentukan, memelihara, dan menyimpan informasi terdokumentasi sejauh
yang diperlukan
1) Agar ada keyakinan terhadap proses yang telah dilaksanakan seperti
yang diencanakan
2) Untuk memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
pendidikan
Keluaran dari perencanaan harus sesuai dengan operasi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mengendalikan perubahan yang
direncanakan dan meninjau konsekuensi dari perubahan yang tidak dimaksudkan,
mengambil tindakan untuk mengurangi efek samping, seperlunya
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan bahwa proses yang
dialih daya dikendalikan (lihat 8.4)

8.2 Persyaratan Pelayanan Pendidikan


8.2.1 Komunikas Mahasiswa
Komunikasi dengan mahasiswa harus mencaup
a) Penyedian informasi yang berkaitan dengan pelayanan pendidikan
b) Penanganan pertanyaan, kontrak atau permintaan, termasuk perubahan
c) Memperoleh umpan balik mahasiswa terkait pelayanan pendidikan ,
termasuk keluhan mahasiswa
d) Penanganan atau pengendalian kepemilikan mahasiswa
22
e) Penetapan persyaratan spesifik untuk tindakan daarurat, bila relevan

8.2.2 Penentuan Persyaratan Pelayanan pendidikan


Ketika menentukan persyaratan Ketua Program Studi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia yang ditawarkan pada mahasiswa ,Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia memastikan bahwa:
a) Persyaratan Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
ditetapkan termasuk:
1) Persyaratan peraturan serta perundang-undangan apapun
2) Termasuk yang dianggap perlu oleh Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia
b) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dapat memenuhi klaim Ketua
Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang ditawarkan

8.2.3 Tinjauan Persyaratan Pelayanan pendidikan


8.2.3.1 Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan kemampuannya
untuk dapat memenuhi persyaratan Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia yang ditawarkan pada mahasiswa . Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia melakukan tinjauan sebelum menyatakan akan memasok Ketua Program
Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia pada mahasiswa , termasuk:
a) Persyaratan yang ditentukan oleh mahasiswa , termasuk persyaratan
kegiatan pengiriman dan pasca penyerahan
b) Persyaratan yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa , tetapi perlu untuk
penggunaan yang dimaksudkan, jika diketahui
c) Persyaratan yang ditentukan oleh Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia
d) Persyaratan peraturan dan perundang-undangan pelayanan pendidikan
e) Persyaratan kontrak atau permintaan berbeda dengan yang telah
dinyatakan sebelumnya

Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan perbedaan antara


kontrak atau persyaratanpesanan yang telah ditentukan sebelumnya diselesaikan
Persyaratan mahasiswa harus dikonfirmasikan oleh Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia sebelum menerimanya, bilamana mahasiswa tidak
memberikan pernyataan tentang persyaratan secara terdokumentasi

23
CATATAN: Dalam beberapa situasi, seperti penjualan melalui internet, tinjauan
resmi tidak praktis untuk setiap pesanan. Sebaliknya, tinjauan dapat mencakup
informasi produk yang relevan, seperti katalog.

8.2.3.2 Perubahan Persyaratan Pada Pelayanan Pendidikan


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan bahwa informasi
terdokumentasi yang relevan diubah dan personil yang terkait diberitahu akan
perubahan persyaratan tersebut, bilamana persyaratan Ketua Program Studi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia telah diubah.

8.3 Desain Pengembagan Pelayanan Pendidikan


8.3.1 Umum
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menetapkan, menerapkan, dan
memelihara proses desain dan pengembagna yang sesuai untuk memastikan
penyediaan Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
berikutnya
8.3.2 Perencanaan Desain dan Pengembangan
Dalam menentukan tahap dan kendali untuk desain dan pengembangan,
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mempertimbangkan:
a) Sifat, lamanya dan kerumitan kegiatan dari desain dan pengembangan;
b) Tahapan proses yang diperlukan, termasuk kegiatan dari desaindan
pengembangan;
c) Keperluan kegiatan verifikasi dan validasi desain dan pengembangan;
d) Tanggungjawab dan wewenang yang terlibat dalam proses desain dan
pengembangan;
e) Sumber daya internal dan eksternal yang diperlukan untuk desain dan
pengembangan pelayanan pendidikan ;
f) Keperluan untuk mengendalikan bidangtemu antara orang yang dalam
proses desain dan pengembangan;
g) Keperluan untuk melibatkan mahasiswa dan grup pengguna dalam proses
desain dan pengembangan;
h) Persyaratan untuk menyediakan Ketua Program Studi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia berikutnya;
i) Tingkat pengendalian yang diharapkan dari proses desain dan
pengembangan oleh mahasiswa dan pihak terkait lainnya yang relevan;
j) Informasi terdokumentasi yang diperlukan untuk memperagakan
persyaratan desain dan pengembangan telah dipenuhi.

24
8.3.3 Masukan Desain dan Pengembangan
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan persyaratan penting
untuk jenis Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang
spesifik untuk didesain dan dikembangkan. Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia menentukan:
a) Persyaratan fungsional dan kinerja;
b) Informasi yang diperoleh dari kegiatan desain dan pengembangan yang
sama sebelumnya;
c) Persyaratan peraturan dan perundang-undangan;
d) Standar atau kode praktik bahwa Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia mempunyai komitmen untuk menerapkan;
e) Konsekuensi kegagalan potensial akibat sifat dari pelayanan pendidikan .

Masukan harus cukup untuk tujuan desain dan pengembangan lengkap dan
tidak bermakna ganda.
Perselisihan yang ada pada masukan harus diselesaikan.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi
terdokumentasi dari masukan desain dan pengembangan.

8.3.4 Pengendalian Desain dan Pengembangan


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menerapkan pengendalian proses
desain dan pengembangan untuk memastikan bahwa:
a) Hasil yang dicapai ditentukan;
b) Tinjauan dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan dari hasil desain dan
pengembangan telah memenuhi persyaratan;
c) Kegiatan verifikasi dilakukan untuk memastikan keluaran desain dan
pengembangan telah memenuhi persyaratan;
d) Kegiatan validasi dilakukan untuk memastikan Ketua Program Studi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang dihasilkan memenuhi
persyaratan dari pemakaian tertentu atau penggunaan yang dimaksudkan;
e) Diambil tindakan lain yang diperlukan pada masalah yang ditemukan
selama kegiatan tinjauan atau verifikasi dan validasi;
f) Informasi terdokumentasi dari kegiatan ini disimpan.

CATATAN: Tinjauan desain dan pengembangan, verifikasi dan validasi mempunyai


tujuan yang berbeda. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara terpisah atau
dikombinasikan, sebagaimana diperlukan untuk Ketua Program Studi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia dari Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .

25
8.3.5 Keluaran Desain dan Pengembangan
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan bahwa keluaran desain
dan pengembangan:
a) Memenuhi persyaratan masukan;
b) Cukup untuk proses selanjutnya bagi penyediaan pelayanan pendidikan ;
c) Menyertakan atau mengacu pada persyaratan pemantauan dan
pengukuran, jika sesuai, dan kriteria keberterimaan;
d) Menentukan karakterisktik Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia yang penting untuk tujuan yang dimaksud dan penyediaan
yang aman dan tepat.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi
terdokumentasi dari keluaran desain dan pengembangan.

8.3.6 Perubahan Desain dan Pengembangan


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mengidentifikasi, meninjau dan
mengendalikan perubahan yang dibuat, atau selanjutnya pada, desain dan
pengembangan pelayanan pendidikan , sejauh mana diperlukan untuk memastikan
tidak berdampak negatif pada persyaratan kesesuaian.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi
terdokumentasi:
a) Perubahan desain dan pengembangan;
b) Hasil tinjauan;
c) Otorisasi perubahan;
d) Tindakan yang diambil untuk mencegah dampak negatif.

8.4 Pengendalian Proses, Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan


Ners Indonesia Yang Disediakan Eksternal
8.4.1 Umum
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan bahwa proses,
pelayanan pendidikan yang disediakan secara eksternal sesuai dengan persyaratan.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan pengendalian yang
dapat diterapkan pada proses, Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia yang disediakan secara eksternal bila:
a) pelayanan pendidikan dari penyedia eksternal yang dimaksudkan untuk
dimasukkan pada Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;
b) pelayanan pendidikan yang disediakan langsung pada mahasiswa oleh
penyedia eksternal atas nama Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;

26
c) Proses atau bagian proses yang disediakan oleh penyedia eksternal
sebagai hasil keputusan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .

Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menetapkan dan menerapkan


kriteria untuk mengevaluasi, memilih, memantau kinerja dan mengevaluasi ulang
penyedia eksternal berdasarkan kemampuannya menyediakan proses atau
pelayanan pendidikansesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi terdokumentasi kegiatan ini dan
tindakan apapun yang diperlukan yang timbul dari evaluasi.

8.4.2 Jenis dan Jangkauan Pengendalian


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan proses, pelayanan
pendidikanyang disediakan oleh penyedia eksternal tidak mempengaruhi
kemampuan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk secara konsisten
menyerahkan pelayanan pendidikan yang sesuai pada mahasiswa .
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus:
a) Memastikan proses yang disediakan oleh penyedia eksternal tetap dalam
pengendalian Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners ;
b) Menentukan kendali yang ditujukan untuk diterapkan pada penyedia
eksternal dan juga untuk diterapkan pada keluaran yang dihasilkan;
c) Mempertimbangkan:
1) Dampak potensial dari proses, pelayanan pendidikan yang disediakan
oleh penyedia eksternal terhadap kemampuan Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia untuk secara konsisten memenuhi
persyaratan mahasiswa serta peraturan perundang-undangan;
2) Keefektifan dari pengendalian yang diterapkan oleh penyedia eksternal;
d) Verifikasi atau kegiatan lain yang diperlukan untuk memastikan proses,
pelayanan pendidikan yang disediakan oleh penyedia eksternal memenuhi

8.4.3 Informasi Untuk Penyedia Eksternal


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan kecukupan
persyaratan berkomunikasi dengan penyedia eksternal.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia berkomunikasi dengan penyedia
eksternal terhadap persyaratan untuk:
a) Proses, pelayanan pendidikanyang disediakan
b) Persetujuan dari:
1)Pelayanan pendidikan
2)Metode, proses dan peralatan
27
3)Pelepasan pelayanan pendidikan
c) Kompetensi, termasuk kualifikasi personil yang diperlukan;
d) Interaksi penyedia eksternal dengan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia ;
e) Pengendalian dan pemantauan kinerja penyedia eksternal untuk diterapkan
oleh Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;
f) Kegiatan verivikasi atau validasi oleh Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia , atau mahasiswanya, dimaksudkan untuk dilakukan ditempat
penyedia eksternal.

8.5 Produksi dan Penyedia Jasa


8.5.1 Pengendalian Penyediaan Pelayanan pendidikan
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menerapkan penyediaan
pelayanan pendidikan dalam kondisi terkendali.
Kondisi terkendali harus mencaup, jika sesuai:
a) Ketersediaan informasi terdokumentasi yang menentukan:
1)Karakteristik dari produk yang akan dihasilkan, jasa yang akan disediakan,
atau kegiatan yang akan dilaksanakan;
2)Hasil yang akan dicapai
b) Ketersediaan dan penggunaan sumber daya pemantauan dan pengukuran;
c) Penerapan kegiatan pemantauan dan pengukuran pada tahapan yang sesuai
untuk memverifikasi kriteria pengendalian proses dan keluaran proses, dan
kriteria keberterimaan untuk pelayanan pendidikantelah terpenuhi;
d) Penggunaan infrastruktur dan lingkungan untuk operasi proses yang sesuai;
e) Menunjuk orang (SDM) yang kompeten, termasuk kualifikasi yang
diperlukan;
f) Validasi, validasi ulang secara periodik, kemampuan untuk mencapai hasil
yang direncanakan setiap proses untuk penyediaan pelayanan pendidikan
yang menghasilkan keluaran yang tidak dapat diverifikasi dengan
pemantauan atau pengukuran berikutnya;
g) Penerapan kegiatan untuk mencegah kesalahan manusia;
h) Penerapan kegiatan pelepasan, penyerahan dan pasca penyerahan.

28
8.5.2 Identifikasi Dan Mampu Telusur
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menggunakan cara yang sesuai
untuk mengidentifikasi keluaran proses, bila diperlukan untuk memastikan
kesesuaian pelayanan pendidikan ,
Organiasasi harus mengidetifikasi status keluaran proses sehubungan dengan
persyaratan pemantauan dan pengukuran sepanjang penyediaan pelayanan
pendidikan .
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mengendalikan identifikasi unik
dari keluaran proses ketika mampu telusur dipersyaratkan dan menyimpan informasi
terdokumenkasi yang diperlukan untuk memelihara ketelusuran.

8.5.3 Properti Milik Mahasiswa atau Penyedia Eksternal


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memelihara dengan baikproperti
milik mahasiswa atau penyedia eksternal selama dalam pengendalian
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia atau digunakan oleh Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia .
Organiasasi harus mengidetifikasi, memverifikasi, melindungi, dan menjaga
properti milik mahasiswa atau penyedia eksternal untuk digunakan atau disatukan
dengan pelayanan pendidikan .
Bila properti milik mahasiswa atau penyedia eksternal hilang, rusak, atau
ditemukan tidak sesuai untuk digunakan, Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
melaporkannya pada mahasiswa atau penyedia eksternal dan menyimpan informasi
terdokumentasisaat terjadi.

CATATAN: Properti milik mahasiswa atau penyedia eksternal dapat


meliputimaterial, komponen, perkakas dan peralatan, bangunan, kekayaan
intelektual dan data pribadi

8.5.4 Preservasi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menjaga keluaran selama
penyediaanpelayanan pendidikan , sejauh yang diperlukan untuk memastikan
kesesuaian terhadap persyaratan

CATATAN: Preservasi dapat termasuk identifikasi, penanganan, pengendalian


kontaminasi,pengemasan, penyimpanan, transmisi atau transportasi dan proteksi.

29
8.5.5 Kegiatan Pasca Penyerahan
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memenuhi persyaratan kegiatan
pasca penyerahan yang terkait dengan pelayanan pendidikan .
Dalam menentukan jangkauan dari kegiatan pasca penyerahan yang
diperlukan, Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mempertimbangkan:
a) Persyaratan peraturan perundang undangan;
b) Konsekuensi potensial yang tidak diinginkan terkait dengan pelayanan
pendidikan
c) Sifat, pengunaan dan masa pakai yang dimaksudkan dari pelayanan
pendidikan
d) Persyaratan mahasiswa ;
e) Umpan balik mahasiswa .

CATATAN: Kegiatan pasca penyerahan dapat termasuk tindakan dari ketentuan


garansi, kewajiban kontrak seperti jasa pemeliharaan, jasa tambahan seperti daur
ulang atau pembuangan akhir

8.5.6 Pengendalian Perubahan


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ini harus meninjau dan
mengendalikan perubahan untuk penyediaan pelayanan pendidikan sejauh yang
diperlukan untuk memastikan kesesuaian berlanjut dengan persyaratan.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi
terdokumentasi yang menjelaskan hasil tinjauan perubahan, otoritas orang yang
mengubah dan tindakan lain yang diperlukan, yang timbul dari tinjauan.

8.6 Pelepasan Pelayanan pendidikan


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menerapkan pengaturan terencana pada
tahapan yang sesuai untuk memverifikasi bahwa persyaratan pelayanan pendidikan
telah dipenuhi
Pelepasan jasa dan produk pada mahasiswa harus tidak dapat diteruskan sampai
pengaturan terencana telah lengkap dengan memuaskan, kecuali disetujui oleh
otoritas yang relavan, dan jika berlaku, oleh mahasiswa .
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi terdokumentasi
atas pelepasan pelayanan pendidikan . Informasi terdokumentasi harus mencaup:
a) Bukti kesesuaian dengan kriteria keberterimaan;
b) Keterlusuran pada otoritas orang yang melepas
30
8.7 Pengendalian Ketidaksesuaian Keluaran
8.7.1 Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memastikan keluaran yang tidak
sesuai dengan persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah dari
penggunaan dan penyerahan yang tidak dimaksudkan.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mengambil tindakan yang sesuai
berdasarkan sifat ketidaksesuaian dan pengaruh terhadap kesesuaian pelayanan
pendidikan . Harus berlaku juga untuk ketidaksesuaian pelayanan pendidikan yang
terdeteksi setelah penyerahan produk, selama atau sesudah penyediaan jasa.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia sepakat terhadap ketidaksesuaian
keluaran dangan satu atau lebih cara berikut:
a) Koreksi
b) Pemisahan, penahanan, pengembalian atau pengunggahan penyediaan
pelayanan pendidikan ;
c) Memberi tahu mahasiswa ;
d) Memperoleh otorisasi untuk diterima karena konsesi
Kesesuain terhadap persyaratan harus diverifikasi ketika ketidaksesuaian
keluaran dikoreksi.

8.7.2 Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi


terdokumentasi yang:
a) Menjelaskan ketidaksesuaian;
b) menjelaskan tindakan yang diambil;
c) Menjelaskan konsesi yang didapat
d) Mengidentifikasi otoritasmemutuskan tindakan terhadap ketidaksesuaian.

31
9. Evaluasi Kinerja
9.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi
9.1.1 Umum
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan:
a) Apa yang diperlukan untuk dipantau dan diukur
b) Metode pengukuran, pemantauan, analisis dan evaluasi, yang diperlukan
untuk memastikan keabsahan hasil
c) Kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan
d) Kapan hasil pemantauan dan pengukuran harus dianalisi dan dievaluasi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mengevaluasi kinerja dan
keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi
terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti hasil tersebut.

9.1.2 Kepuasan Mahasiswa


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia memantau persepsi mahasiswa
pada tingkat dimana kebutuhan dan harapan telah dipenuhi. Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia menentukan metode untuk memperoleh, memantau dan
meninjau informasi.
CATATAN: Contoh pemantauan terhadap persepsimahasiswa dapat meliputisurvei
mahasiswa , umpan balik mahasiswa pada penyerahan pelayanan pendidikan ,
bertemu dengan mahasiswa , analisis pangsa pasar, pujian, klaim garansi dan
laporan agen.

9.1.3 Evaluasi dan Analisis


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mengevaluasi dan menganalisis
data dan informasi yang sesuai yang timbul dari pemantauan dan pengukuran. Hasil
analisis harus digunakan untuk evaluasi:
a) Kesesuaian terhadap persyaratan
b) Tingkat kepuasan mahasiswa
c) Kinerja dan keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners
d) Jika perencanaan telah diterapkan dengan efektif
e) Keefektifan tindakan yang diambil ditijukan pada resiko dan peluang
f) Kinerja penyedia eksternal

32
g) Keperluan untuk peningkatan pada Standar Pendidikan Tinggi Program Studi
Ners
CATATAN: Metode untuk menganalisa data dapat menggunakan teknik statistik

33
9.2 Audit Internal
9.2.1Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia melaksanakan audit internal pada
waktu terencana untuk menyediakan informasi apakah Standar Pendidikan Tinggi
Program Studi Ners :
a) Merencanakan, menetapkan, menerapkan, dan memelihara program audit
termasuk, frekuensi, metoda, tanggung jawab, persyaratan perencanaan
dan pelaporan, harus dipertimbangkan pentingnya proses tersebut,
perubahan yang berpengaruh pada Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia , dan hasil audit terdahulu.
b) Menentukan lingkup dan kriteria audit untuk setiap audit
c) Memilih auditor dan melaksanakan audit untuk memastikan objektivitas dan
ketidakberpihakan dari proses audit
d) Memastikan hasil audit dilaporkan pada manajemen yang relavan
e) Melakukan koreksi dan tindakan korektif yang sesuai tanpa ditunda
f) Menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti penerapan program dan
hasil audit

9.3 Tinjauan Manajemen


9.3.1 Umum
Ketua Program Studi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia meninjau
Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia , pada waktu terencana,
untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, keefektifannya, dan diselaraskan dengan
arah strategi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .

9.3.2 Masukan Tinjauan Manajemen


Tinjauan manajemen harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a) Status tindakan dari tinjauan manajemen terdahulu;
b) Perubahan isu internal dan eksternal yang relavevan pada Standar
Pendidikan Tinggi Program Studi Ners ;
c) Informasi kinerja dan keefektifan dari Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners , termasuk kecenderungan dalam:
1) Kepuasan mahasiswa dan umpan balik dari pihak terkait relevan;
2) Sejauh mana sasaran mutu telah dipenuhi;
3) Kinerja proses dan kesesuaian pelayanan pendidikan ;

34
4) Ketidaksesuaian dan tindakan korektif;
5) Pemantauan dan pengukuran hasil;
6) Hasil audit;
7) Kinerja penyedia eksternal
d) Kecukupan sumber daya
e) Keefektifan tindakan yang diambil ditujukan pada resiko dan peluang (lihat
6.1)
f) Peluang peningkatan

9.3.3 Keluaran Tinjauan Manajemen


Keluaran tinjauan manajemen meliputi keputusan dan tindakan terkait
dengan:
a) Peluang peningkatan
b) Keperluan perubahan apapun terhadap Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners
c) Kebutuhan sumber daya
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi
terdokumentasi sebagai bukti hasil tinjauan manajemen

10. Peningkatan
10.1 Umum
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menentukan dan memilih peluang
ntuk tindakan peningkatan dan penerpan seperlunya untuk memenuhi persyaratan
mahasiswa dan meningkatkan kepuasan mahasiswa .

Hal ini mencakup:


a) Meningkatkan pelayanan pendidikanuntuk memenuhi persyaratan seperti
juga untuk kebutuhan dan harapan masa depan
b) Memperbaiki mencegah atau mengurangi pengaruh yang tidak diinginkan
c) Meningkatkan kinerja dan keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program
Studi Ners

35
CATATAN: Contoh peningkatan dapat mencakup koreksi, tindakan korektif,
peningkatan berkelanjutan, perubahan terobosan, inovasi dan re-Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia

36
10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif
10.2.1 Bila ketidaksesuaian terjadi, termasuk yang timbul dari keluhan,
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia :
a) Bereaksi terhadap ketidaksesuaian, dan jika berlaku:
1) Mengambil tindakan untuk mengendalikan dan memperbaiki;
2) Sepakat dengan konsekuensi.
b)Mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian, agar tidak terulang atau terjadi ditempat lain dengan:
1) Meninjau dan menganalisa ketidaksesuaian;
2) Menentukan penyebab ketidaksesuaian;
3) Menentukan kesamaan ketidaksesuaian yang sudah ada, atau potensi
terjadi.

10.2.2 Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyimpan informasi


terdokumentasi sebagai bukti dari:
a) Sifat ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil berikutnya;
b) Hasil dari setiap tindakan korektif

10.3 Peningkatan Berkelanjutan


Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia meningkatkan kesesuaian,
kecukupan dan keefektifan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia
secara berkelanjutan.
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mempertimbangkan hasil analisis
dan evaluasi, serta keluaran tinjauan manajemen, untuk menentukan jika ada
keperluan atau peluang yang harus ditangani sebagai bagian dari peningkatan
berkelanjutan

11. Pemenuhan Standar Penjaminan Mutu Nasional


11.1 Standar Kompetensi Lulusan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
1) Standar kompetensi lulusanPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
merupakan kriteria 
minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian
pembelajaran lulusanPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia . 

2) Standar kompetensi lulusan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan

37
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses
pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar
pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. 

3) Rumusan capaian pembelajaran lulusan wajib: 

▪ Mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI;
▪ Memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.
4) Sikap merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari
internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam
kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman
kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat
yang terkait pembelajaran.
5) Pengetahuan merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau
falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui
penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa,
penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait
pembelajaran. 

6) Keterampilan merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan
menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang
diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian
dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran,
mencakup:
▪ Keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib
dimiliki oleh setiap lulusan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan
lulusan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia sesuai tingkat
program dan jenis pendidikan tinggi; dan 

▪ Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang
wajib dimiliki oleh setiap lulusan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia sesuai dengan bidang keilmuan program studi. 

7) Pengalaman kerja mahasiswa berupa pengalaman dalam kegiatan di
bidang tertentu pada jangka waktu tertentu, berbentuk pelatihan kerja,
kerja praktik, praktik kerja lapangan atau bentuk kegiatan lain yang
sejenis. 

8) Rumusan sikap dan keterampilan umum sebagai bagian dari capaian
pembelajaran lulusan untuk setiap tingkat program dan jenis pendidikan
tinggi.
9) Rumusan sikap dan keterampilan umum dapat ditambah oleh
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia . 

10) Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai bagian dari
capaian pembelajaran lulusan wajib disusun oleh: 

▪ Forum program studi sejenis atau nama lain yang setara;
▪ Pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program
studi sejenis. 

11) Rumusan merupakan satu kesatuan rumusan capaian pembelajaran
lulusan diusulkan kepada Direktur Jenderal Pembelajaran dan
38
Kemahasiswaan untuk ditetapkan menjadi capaian pembelajaran lulusan.

12) Rumusan capaian pembelajaran lulusan dikaji dan ditetapkan oleh Menteri
sebagai rujukan program studi sejenis. 


39
11.2 Standar Isi Pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
Standar isi pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
merupakan kriteria minimal 
tingkat kedalaman dan keluasan materi
pembelajaran.

Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran mengacu pada



capaian pembelajaran lulusan. 


Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program profesi


Ners wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada
masyarakat.

Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk setiap


program pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian
pembelajaran lulusan dari KKNI. 


Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagai berikut: 



▪ Lulusan program diploma satu paling sedikit menguasai konsep
umum, pengetahuan, dan keterampilan operasional lengkap;
▪ Lulusan program diploma dua paling menguasai prinsip dasar
pengetahuan keterampilan pada bidang keahlian tertentu; 

▪ Lulusan program diploma tiga paling menguasai konsep teoritis
bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum; 

▪ Lulusan program diploma empat dan sarjana paling sedikit
menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan
tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam
bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam;

▪ Lulusan program profesi paling sedikit menguasai teori aplikasi
bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu; 

.

Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran Penyelenggara


Pendidikan Ners Indonesia bersifat kumulatif dan/atau integratif. Tingkat
kedalaman dan keluasan materi pembelajaran Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam
bentuk mata kuliah. 


40
11.3 Standar Proses Pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
Standar proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia merupakan kriteria 
minimal tentang pelaksanaan pembelajaran
pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran
lulusanPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .

Standar proses Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia mencakup:


A Karakteristik Proses PembelajaranPenyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia ;

B Perencanaan Proses PembelajaranPenyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia ;

C Pelaksanaan Proses PembelajaranPenyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia ;
D Beban Belajar MahasiswaPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .

11.3.1. Karakteristik Proses PembelajaranPenyelenggara Pendidikan


Ners Indonesia
Karakteristik proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik,
kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada
mahasiswa.
▪ Interaktif,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih dengan
mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan
dosen.
▪ Holistik,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyatakan
bahwa proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir
yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi
keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.
▪ Integratif,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian
pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan
program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.
▪ Saintifik,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga
tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai,
norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan kebangsaan.
▪ Kontekstual,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui

41
proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan
kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.
▪ Tematik,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan
program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui
pendekatan transdisiplin.
▪ Efektif,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna
dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar
dalam kurun waktu yang optimum.
▪ Kolaboratif,Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui
proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar
individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
▪ Berpusat pada mahasiswa,Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan
diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan
pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari
dan menemukan pengetahuan.

11.3.2. Perencanaan Proses PembelajaranPenyelenggara Pendidikan Ners


Indonesia
1) Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah
dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau
istilah lain.
2) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain ditetapkan
dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam
kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi dalam program studi.
3) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain paling sedikit
memuat:

▪ Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, 
semester, sks,
nama dosen pengampu;

▪ Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada 
mata
kuliah.
▪ Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
▪ Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
▪ Metode pembelajaran;

42
▪ Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan 
pada tiap
tahap pembelajaran;
▪ Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan 
dalam
deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh 
mahasiswa selama
satu semester;
▪ Kriteria, indikator, dan bobot penilaian;
▪ Daftar referensi yang digunakan.
4) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain wajib ditinjau
dan disesuaikan secara berkala dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

11.3.3. Pelaksanaan Proses PembelajaranPenyelenggara Pendidikan Ners


Indonesia
1) Pelaksanaan proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen,
mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu.
2) Proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia di
setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) atau istilah lain.
3) Proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu pada
Standar Nasional Penelitian.
4) Proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat oleh
mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Pengabdian
kepada Masyarakat.
5) Proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
melalui kegiatan kurikuler wajib 
dilakukan secara sistematis dan
terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar
yang terukur.
6) Proses pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran
yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai
kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam
rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
7) Metode pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
yang dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah
meliputi: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran
kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek,
8) Setiap mata kuliah Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dapat
menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode
pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan diwadahi
dalam suatu bentuk pembelajaran.
43
9) Bentuk pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:
▪ Kuliah; 

▪ Responsi dan tutorial; 

▪ Seminar; dan

▪ Praktikum, praktik studio, praktik praktik lapangan. Bengkel, atau
10) Bentuk pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
bagi program pendidikan diploma empat, program sarjana, program
profesi, wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa penelitian,
perancangan, atau pengembangan. 

11) Bentuk pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan merupakan
kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka
pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, pengalaman
otentik, serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya
saing bangsa. 

12) Bentuk pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
bagi program pendidikan diploma empat, program sarjana, program
profesi, dan program spesialis wajib ditambah bentuk pembelajaran
berupa pengabdian kepada masyarakat. 

13) Bentuk pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
berupa pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan
mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka memanfaatkan
ilmu pengetahuan 
dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan
masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

11.3.4. Beban Belajar MahasiswaPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


1) Beban belajar mahasiswa Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
dinyatakan dalam besaran
SKS.
2) Semester merupakan satuan waktu proses
pembelajaran efektif
selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian
tengah semester dan ujian akhir semester.
3) Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dapat menyelenggarakan
semester antara. 

4) Semester antara diselenggarakan:
▪ Selama paling sedikit 8 (delapan) minggu; 

▪ Beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) 
SKS; 

▪ Sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi 
capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan.

44
5) Apabila semester antara diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan,
tatap muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah
semester antara dan ujian akhir semester antara.
6) Masa dan beban belajar penyelenggaraan program
pendidikanPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia :
▪ Paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk program 
sarjana,
program diploma empat/sarjana terapan, dengan beban belajar
mahasiswa paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) SKS; 

▪ Paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk program profesi setelah
menyelesaikan program sarjana, atau program diploma
empat/sarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa paling
sedikit 24 (dua puluh empat) SKS;

7) Program profesi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


diselenggarakan sebagai program lanjutan yang terpisah atau tidak
terpisah dari program sarjana, atau program diploma empat/sarjana
terapan.
8) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dapat menetapkan masa
penyelenggaraan program pendidikan kurang dari batas maksimum
1 (satu) SKS pada proses pembelajaran berupa kuliah, 
responsi,
atau tutorial, terdiri atas:

▪ Kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per 
minggu per
semester;
▪ Kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) 
menit per
minggu per semester; dan 

▪ Kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu 
per
semester. 

9) Satu SKS pada proses pembelajaran berupa seminar 
atau bentuk
lain yang sejenis, terdiri atas:

▪ Kegiatan tatap muka 100 (seratus) menit per minggu 
per
semester;
▪ Kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu 
per
semester. 

10) Perhitungan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau bentuk
lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dalam memenuhi capaian
pembelajaran. 

11) Satu SKS pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik
studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian
kepada masyarakat, dan/atau proses pembelajaran lain yang
sejenis, 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.

45
Beban belajar mahasiswa program program sarjana yang berprestasi
akademik tinggi, setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik
yang pertama dapat mengambil maksimum 24 (dua puluh empat)
SKS per semester pada semester berikut. 


12) Mahasiswa berprestasi akademik tinggi merupakan mahasiswa yang


mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih besar dari 3,00 (tiga
koma nol nol) dan memenuhi etika akademik. 

13) Mahasiswa berprestasi akademik tinggi merupakan mahasiswa yang
mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih besar dari 3,50 (tiga
koma lima nol) dan memenuhi etika akademik.

46
11.4 Standar Penilaian Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
Standar penilaian pembelajaran Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil
belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa Penyelenggara Pendidikan


Ners Indonesia mencakup:
1. Prinsip Penilaian;
2. Teknik Dan Instrumen Penilaian;
3. Mekanisme Dan Prosedur Penilaian;
4. Pelaksanaan Penilaian;
5. Pelaporan Penilaian;
6. Kelulusan Mahasiswa.

11.4.1. Prinsip PenilaianPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


1) Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif,
akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
2) Prinsip edukatif merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa
agar mampu:
a. Memperbaiki perencanaan dan cara belajar;
b. Meraih capaian pembelajaran lulusan.
3) Prinsip otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada proses
belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang
mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
4) Prinsip objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada standar
yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari
pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.
5) Prinsip akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai
dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah,
dan dipahami oleh mahasiswa.
6) Prinsip transparan merupakan penilaian yang prosedur dan hasil
penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

11.4.2. Teknik dan Instrumen PenilaianPenyelenggara Pendidikan Ners


Indonesia ;
1) Teknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes
tertulis, tes lisan, dan angket.
2) Instrumen penilaian terdiri atas penilaian proses dalam bentuk rubrik
dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.
3) Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi.
4) Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan
keterampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi
dari berbagi teknik dan instrumen penilaian.
5) Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan
instrumen penilaian yang digunakan.

47
11.4.3. Mekanisme Dan Prosedur PenilaianPenyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia ;
1) Mekanisme penilaian terdiri atas:
a. Menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen,
kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang
dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran;
b. Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik,
instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat
prinsip penilaian;
c. Memberikan umpan balik dan kesempatan untuk
mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa;
d. Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar
mahasiswa secara akuntabel dan transparan.
2) Prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan
pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil
observasi, dan pemberian nilai akhir.
3) Prosedur penilaian pada tahap perencanaan dapat dilakukan melalui
penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.

11.4.4. Pelaksanaan PenilaianPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;


1) Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan rencana
pembelajaran.
2) Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan oleh:
3) Dosen pengampu atau tim dosen pengampu;
4) Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan
mengikutsertakan mahasiswa;
5) Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan
mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan.
6) Pelaksanaan penilaian untuk program subspesialis, program doktor,
dan program doktor terapan wajib menyertakan tim penilai eksternal
dari Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang berbeda.

11.4.5. Pelaporan PenilaianPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;


1) Pelaporan penilaian berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa
dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran:
2) Huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;
3) Huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik;
4) Huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;
5) Huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau
6) Huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.
7) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dapat menggunakan huruf
antara dan angka antara untuk nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4
(empat).
8) Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
48
9) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester
dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS).
10) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program
studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK).
11) Indeks prestasi semester (IPS) dinyatakan dalam besaran yang
dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf
setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan
dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil dalam satu
semester.
12) Indeks prestasi kumulatif (IPK) dinyatakan dalam besaran yang
dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf
setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan
dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil yang telah
ditempuh.

11.4.6. Kelulusan MahasiswaPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .


1) Mahasiswa program sarjana dinyatakanlulus apabila telah menempuh
seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian
pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan
indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00
(dua koma nol nol).
2) Kelulusan mahasiswa dari program program sarjana dapat diberikan
predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan
kriteria:
a. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh
enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol nol);
b. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan
apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma
nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau
c. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga
koma nol).
3) Mahasiswa program profesi dinyatakan lulus apabila telah menempuh
seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian
pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan
indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00
(tiga koma nol nol).
4) Kelulusan mahasiswa dari program profesidapat diberikan predikat
memuaskan, sangat memuaskan, dan pujian dengan kriteria:
a. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,00 (tiga koma nol nol)
sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol);
b. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan
apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,51(tiga koma
lima satu) sampai dengan 3,75 (tiga koma tujuh lima); atau
c. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,75 (tiga
koma tujuh lima).
49
5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:
a. Ijazah, bagi lulusan program sarjana
b. Sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi;
c. Sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai
dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi
di luar program studinya;
d. Gelar; dan
e. Surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan.
f. Sertifikat profesi diterbitkan oleh Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia bersama dengan Kementerian, Kementerian lain,
Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan/atau Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia profesi.
g. Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia bekerja sama dengan Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga
sertifikasi yang terakreditasi.

11.5 Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Penyelenggara Pendidikan


Ners Indonesia
Standar dosen dan tenaga kependidikan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi dan kompetensi
dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam
rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

11.5.1. Standar DosenPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


1) Dosen Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
2) Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan paling rendah
yang harus dipenuhi oleh seorang dosen dan dibuktikan dengan
ijazah.
3) Kompetensi pendidik dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau
sertifikat profesi.
4) Dosen program diploma tiga dan program diploma empat harus
berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister
terapan yang relevan dengan program studi.
5) Dosen program diploma tiga dan program diploma empat dapat
menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan
program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang
8 (delapan) KKNI.
6) Dosen program sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah
lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program
studi.

50
7) Dosen program sarjana dapat menggunakan dosen bersertifikat yang
relevan dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara
dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.
8) Dosen program profesi dapat menggunakan dosen bersertifikat
profesi syang relevan dengan program studi dan memiliki
pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun serta berkualifikasi
paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.
9) Penyetaraan atas jenjang 6 (enam) KKNI, jenjang 8 (delapan) KKNI,
dan jenjang 9 (sembilan) KKNI dilakukan oleh Direktur Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan melalui mekanisme rekognisi
pembelajaran lampau.

11.5.2. Beban Kerja DosenPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


1) Penghitungan beban kerja dosen Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia didasarkan antara lain pada:
a. Kegiatan pokok dosen mencakup:
▪ Perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses
pembelajaran;
▪ Pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran;
▪ Pembimbingan dan pelatihan;
▪ Penelitian; dan
▪ Pengabdian kepada masyarakat;
b. Kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas tambahan;
c. Kegiatan penunjang.
2) Beban kerja pada kegiatan pokok dosen disesuaikan dengan
besarnya beban tugas tambahan, bagi dosen yang mendapatkan
tugas tambahan.
3) Beban kerja dosen sebagai pembimbing utama dalam penelitian
terstuktur dalam rangka penyusunan skripsi/tugas akhiratau karya
desain/seni/ bentuk lain yang setara paling banyak 10 (sepuluh)
mahasiswa.
4) Beban kerja dosen mengacu pada nisbah dosen dan mahasiswa.

11.5.3. Jenis DosenPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


1) Dosen Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia terdiri atas dosen
tetap dan dosen tidak tetap.
2) Dosen tetap merupakan dosen berstatus sebagai pendidik tetap pada
1 (satu) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dan tidak menjadi
pegawai tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan lain.
3) Jumlah dosen tetap pada Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
paling sedikit 60% (enam puluh persen) dari jumlah seluruh dosen.
4) Jumlah dosen tetap yang ditugaskan secara penuh waktu untuk
menjalankan proses pembelajaran pada setiap program studi paling
sedikit 6 (enam) orang.

51
5) Dosen tetap wajib memiliki keahlian di bidang ilmu yang sesuai
dengan disiplin ilmu pada program studi.

11.5.4. Tenaga KependidikanPenyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


1) Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah
lulusan program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah
sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya.
2) Tenaga kependidikan dikecualikan bagi tenaga administrasi.
3) Tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik paling rendah SMA
atau sederajat.
4) Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan
keahliannya.

52
11.6 Standar Sarana dan Prasarana

Standar sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kriteria minimal


tentang sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses
pembelajaran dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

11.6.1. Standar Sarana


1) Standar sarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas:
a. Perabot;
b. Peralatan pendidikan;
c. Media pendidikan;
d. Buku, buku elektronik, dan repositori;
e. Sarana teknologi informasi dan komunikasi;
f. Instrumentasi eksperimen;
g. Sarana olahraga;
h. Sarana berkesenian;
i. Sarana fasilitas umum;
j. Bahan habis pakai; dan
k. Sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
2) Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana ditetapkan berdasarkan rasio
penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik metode dan bentuk
pembelajaran, serta harus menjamin terselenggaranya proses
pembelajaran dan pelayanan administrasi akademik.

11.6.2. Standar Prasarana


1) Standar prasarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas:
a. Lahan;
b. Ruang kelas;
c. Perpustakaan;
d. Laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
e. Tempat berolahraga;
f. Ruang untuk berkesenian;
g. Ruang unit kegiatan mahasiswa;
h. Ruang pimpinan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;
i. Ruang dosen;
j. Ruang tata usaha; dan k. fasilitas umum.
2) Fasilitas umum meliputi:
a. Jalan;
b. Air;
c. Listrik;
d. Jaringan komunikasi suara; dan
e. Data.
3) Lahan harus berada dalam lingkungan yang secara ekologis nyaman
dan sehat untuk menunjang proses pembelajaran.
4) Lahan pada saat Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia didirikan
wajib dimiliki oleh penyelenggara Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia .

53
5) Bangunan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus memiliki
standar kualitas minimal kelas A atau setara.
6) Bangunan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yangberdaya
memadai dan instalasi, baik limbah domestik maupun limbah khusus,
apabila diperlukan.
7) Standar kualitas bangunan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia didasarkan pada peraturan menteri yang menangani
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
8) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia harus menyediakan
sarana dan prasarana yang dapat diakses oleh mahasiswa yang
berkebutuhan khusus terdiri atas:
a. Pelabelan dengan tulisan braille dan informasi dalam bentuk
suara;
b. Lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda;
c. Jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan
kampus;
d. Peta/denah kampus atau gedung dalam bentuk peta/denah timbul;
dan
e. Toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda.

11.7 Standar Pengelolaan Pembelajaran


1) Standar pengelolaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi,
serta pelaporan kegiatan pembelajaran pada tingkat program studi.
2) Standar pengelolaan harus mengacu pada standar kompetensi lulusan,
standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen
dan tenaga kependidikan, serta standar sarana dan prasarana
pembelajaran.
3) Pelaksana standar pengelolaan dilakukan oleh Unit Pengelola program
studi dan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
4) Unit Pengelola program studi wajib:
a. Melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran
dalam setiap mata kuliah;
b. Menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi,
standar proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam
rangka mencapai capaian pembelajaran lulusan;
c. Melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana
akademik dan budaya mutu yang baik;
d. Melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik
dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses
pembelajaran; dan
e. Melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai
sumber data dan informasi dalam pengambilan keputusan
perbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran.

54
5) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dalam melaksanakan standar
pengelolaan wajib:
a. Menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional terkait
dengan pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas akademika
dan pemangku kepentingan, serta dapat dijadikan pedoman bagi
program studi dalam melaksanakan program pembelajaran;
b. Menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan jenis dan
program pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran
lulusan;
c. Menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan program studi
dalam melaksanakan program pembelajaran secara berkelanjutan
dengan sasaran yang sesuai dengan visi dan misi Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia ;
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program
studi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
e. Memiliki panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pengawasan, penjaminan mutu, dan pengembangan kegiatan
pembelajaran dan dosen;
f. Menyampaikan laporan kinerja program studi dalam
menyelenggarakan program pembelajaran paling sedikit melalui
pangkalan data pendidikan tinggi.

11.8 Standar Pembiayaan Pembelajaran


11.8.1. Pembiayaan Pembelajaran
1) Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal
tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional
yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran
lulusan
2) Biaya investasi pendidikan tinggi merupakan bagian dari biaya
pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan
tinggi.
3) Biaya operasional pendidikan tinggi merupakan bagian dari biaya
pendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga kependidikan,
biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak
langsung.
4) Biaya operasional pendidikan tinggi ditetapkan per mahasiswa per
tahun yang disebut dengan standar satuan biaya operasional
pendidikan tinggi.
5) Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi bagi
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia negeri ditetapkan secara
periodik oleh Menteri dengan mempertimbangkan:
a. Jenis program studi;
b. Tingkat akreditasi Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dan
program studi; dan
c. Indeks kemahalan wilayah;

55
6) Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi menjadi dasar
bagi setiap Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk
menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB)
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia tahunan dan menetapkan
biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.
7) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib:
a. Mempunyai sistem pencatatan biaya dan melaksanakan
pencatatan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan sampai pada satuan program studi;
b. Melakukan analisis biaya operasional pendidikan tinggi sebagai
bagian dari penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang bersangkutan;
dan
c. Melakukan evaluasi tingkat ketercapaian standar satuan biaya
pendidikan tinggi pada setiap akhir tahun anggaran.

11.8.2. Badan Penyelenggara Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia


Swasta
1) Badan penyelenggara Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
swasta atau Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib
mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dari berbagai sumber
diluar biaya pendidikan yang diperoleh dari mahasiswa.
2) Komponen pembiayaan lain di luar biaya pendidikan, antara lain:
a. Hibah;
b. Jasa layanan profesi dan/atau keahlian;
c. Dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau
d. Kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta.
3) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib menyusun
kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam menggalang sumber
dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan.

11.9. Standar Penelitian


Standar Nasional Penelitian terdiri atas:
1. Standar Hasil Penelitian;
2. Standar Isi Penelitian;
3. Standar Proses Penelitian;
4. Standar Penilaian Penelitian;
5. Standar Peneliti;
6. Standar Sarana Dan Prasarana Penelitian;
7. Standar Pengelolaan Penelitian; Dan
8. Standar Pendanaan Dan Pembiayaan Penelitian.

11.9.1. Standar Hasil Penelitian


1) Standar hasil penelitian merupakan kriteria minimal tentang mutu
hasil penelitian.

56
2) Hasil penelitian di Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
diarahkan dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya
saing bangsa.
3) Hasil penelitian merupakan semua luaran yang dihasilkan melalui
kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis
sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik.
4) Hasil penelitian mahasiswa harus memenuhi ketentuan capaian
pembelajaran lulusan, dan ketentuan peraturan di Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia .
5) Hasil penelitian yang tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu
dan/atau tidak membahayakan kepentingan umum atau nasional
wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan,
dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat digunakan untuk
menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat.

11.9.2. Standar Isi Penelitian


1) Standar isi penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman
dan keluasan materi penelitian.
2) Kedalaman dan keluasan materi penelitian meliputi materi pada
penelitian dasar dan penelitian terapan.
3) Materi pada penelitian dasar harus berorientasi pada luaran penelitian
yang berupa penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu
gejala, fenomena, kaidah, model, atau postulat baru.
4) Materi pada penelitian terapan harus berorientasi pada luaran
penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat dunia
usaha, dan/atau industri.
5) Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan mencakup materi
kajian khusus untuk kepentingan nasional.
6) Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan harus memuat
prinsip-prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi
kebutuhan masa mendatang.

11.9.3. Standar Proses Penelitian


1) Standar proses penelitian merupakan kriteria minimal tentang
kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan.
2) Kegiatan penelitian merupakan kegiatan yang memenuhi kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan
dan budaya akademik.
3) Kegiatan penelitian harus mempertimbangkan standar mutu,
keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti,
masyarakat, dan lingkungan.
4) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka
melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi harus
57
memenuhi ketentuan capaian pembelajaran lulusan, dan ketentuan
peraturan di Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
5) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam
besaran SKS.

11.9.4. Standar Penilaian Penelitian


1) Standar penilaian penelitian merupakan kriteria minimal penilaian
terhadap proses dan hasil penelitian.
2) Penilaian proses dan hasil penelitian dilakukan secara terintegrasi
paling sedikit memenuhi unsur:
a. Edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti
agar terus meningkatkan mutu penelitiannya;
b. Objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria yang
bebas dari pengaruh subjektivitas;
c. Akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang
dilaksanakan dengan kriteria dan prosedur yang jelas dan
dipahami oleh peneliti; dan
d. Transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil
penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
3) Penilaian proses dan hasil penelitian harus memenuhi prinsip
penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil,
standar isi, dan standar proses penelitian.
4) Penilaian penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan metode
dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran
ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil penelitian.
5) Penilaian penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka
penyusunan laporan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi diatur
berdasarkan ketentuan peraturan di Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia .

11.9.5. Standar Peneliti


1) Standar peneliti merupakan kriteria minimal kemampuan peneliti
untuk melaksanakan penelitian.
2) Peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi
penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian,
serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian.
3) Kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan:
a. Kualifikasi akademik; dan
b. Hasil penelitian.
4) Kemampuan peneliti menentukan kewenangan melaksanakan
penelitian

11.9.6. Standar Sarana dan Prasarana Penelitian


1) Standar sarana dan prasarana penelitian merupakan kriteria minimal
sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan
isi dan proses penelitian dalam rangka memenuhi hasil penelitian.

58
2) Sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia yang digunakan untuk:
a. Memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait dengan bidang ilmu
program studi;
b. Proses pembelajaran; dan
c. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3) Sarana dan prasarana penelitian harus memenuhi standar mutu,
keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan peneliti,
masyarakat, dan lingkungan.

11.9.7. Standar Pengelolaan Penelitian


1) Standar pengelolaan penelitian merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi,
serta pelaporan kegiatan penelitian.
2) Pengelolaan penelitian dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk
kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian.
3) Kelembagaan adalah lembaga penelitian, lembaga penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lain yang sejenis sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia .
4) Kelembagaan wajib:
a. Menyusun dan mengembangkan rencana program penelitian
sesuai dengan rencana strategis penelitian Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia ;
b. Menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan
Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia internal
penelitian;
c. Memfasilitasi pelaksanaan penelitian;
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian;
e. Melakukan diseminasi hasil penelitian;
f. Memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk
melaksanakan penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan
kekayaan intelektual (KI);
g. Memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi; dan
h. Melaporkan kegiatan penelitian yang dikelolanya.
5) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib:
a. Memiliki rencana strategis penelitian yang merupakan bagian dari
rencana strategis Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;
b. Menyusun kriteria dan prosedur penilaian penelitian paling sedikit
menyangkut aspek peningkatan jumlah publikasi ilmiah,
penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
jumlah dan mutu bahan ajar;
c. Menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau
fungsi penelitian dalam menjalankan program penelitian secara
berkelanjutan;
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau
fungsi penelitian dalam melaksanakan program penelitian;
e. Memiliki panduan tentang kriteria peneliti dengan mengacu pada
standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian;

59
f. Mendayagunakan sarana dan prasarana penelitian pada lembaga
lain melalui program kerja sama penelitian;
g. Melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis,
dan spesifikasi sarana dan prasarana penelitian; dan
h. Menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian
dalam menyelenggarakan program penelitian paling sedikit
melalui pangkalan data pendidikan tinggi.

11.9.8. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian


1) Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian merupakan kriteria
minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan
penelitian.
2) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib menyediakan dana
penelitian internal.
3) Selain dari anggaran penelitian internal Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia , pendanaan penelitian dapat bersumber dari
pemerintah, kerjasama dengan lembaga lain di dalam maupun di luar
negeri, atau dana dari masyarakat.
4) Pendanaan penelitian digunakan untuk membiayai:
a. Perencanaan penelitian;
b. Pelaksanaan penelitian;
c. Pengendalian penelitian;
d. Pemantauan dan evaluasi penelitian;
e. Pelaporan hasil penelitian; dan
f. Diseminasi hasil penelitian.
5) Mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian diatur oleh
pemimpin Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
6) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib menyediakan dana
pengelolaan penelitian.
7) Dana pengelolaan penelitian digunakan untuk membiayai:
a. Manajemen penelitian yang terdiri atas seleksi proposal,
pemantauan dan evaluasi, pelaporan penelitian, dan diseminasi
hasil penelitian;
b. Peningkatan kapasitas peneliti; dan
c. Insentif publikasi ilmiah atau insentif kekayaan intelektual (KI)

11.10. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat


Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas:
1. Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat;
2. Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat;
3. Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat;
4. Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat;
5. Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat;
6. Standar SaranaDan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat;
7. Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat; dan
8. Standar Pendanaan Dan Pembiayaan Pengabdian Kepada
Masyarakat.
60
11.10.1. Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
1) Standar hasil pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan,
mengamalkan, dan membudayakan ilmupengetahuan
danteknologiguna memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
2) Hasilpengabdiankepadamasyarakatadalah:
a. Penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan
memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang relevan;
b. Pemanfaatan teknologi tepat guna;
c. Bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau
d. Bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

11.10.2. Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat


1) Standar isi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada
masyarakat.
2) Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat
mengacu pada standar hasil pengabdian kepada masyarakat.
3) Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat
bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
4) Hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
meliputi:
a. Hasil penelitian yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan
oleh masyarakat pengguna;
b. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
memberdayakan masyarakat;
c. Teknologitepatgunayangdapatdimanfaatkandalam rangka
meningkatkan taraf hidup dankesejahteraan masyarakat;
d. Model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau
rekomedasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh
masyarakat,dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah; atau
e. Kekayaan intelektual (KI) yang dapat diterapkan langsung oleh
masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri.

11.10.3. Standar Proses Pengabdian kepada Masyarakat


1) Standar proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan.
2) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa:
a. Pelayanan kepada masyarakat;
61
b. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang
keahliannya;
c. Peningkatan kapasitas masyarakat; atau
d. Pemberdayaan masyarakat.
3) Kegiatanpengabdiankepadamasyarakatwajib mempertimbangkan
standarmutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta
keamanan pelaksana, masyarakat, dan lingkungan.
4) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh
mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus
diarahkan untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan dan
ketentuan peraturan di Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
5) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh
mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS.
6) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus diselenggarakan
secara terarah, terukur, dan terprogram.

11.10.4. Standar Penilaian Pengabdian kepada Masyarakat


1) Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat merupakan
kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil
pengabdian kepada masyarakat.
2) Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat
dilakukan secara terintegrasi paling sedikit memenuhi unsur:
a. Edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi pelaksana
agar terus meningkatkan mutu pengabdian kepada masyarakat;
b. Objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria penilaian
dan bebas dari pengaruh subjektivitas;
c. Akuntabel, yang merupakan penilaian yang dilaksanakan dengan
kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh pelaksana
pengabdian kepada masyarakat; dan
d. Transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil
penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
3) Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat
harusmemenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan kesesuaian
dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian
kepada masyarakat.
4) Kriteriaminimalpenilaianhasilpengabdiankepada masyarakat meliputi:

62
a. Tingkat kepuasan masyarakat;
b. Terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada
masyarakat sesuai dengan sasaran program;
c. Dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di
masyarakat secara berkelanjutan;
d. Terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran
serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau
e. Teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang
dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
5) Penilaian pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan
menggunakan metodedan instrumen yang relevan, akuntabel, dan
dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja prosessertapencapaian
kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat.

11.10.5. Standar Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat


1) Standarpelaksanapengabdiankepadamasyarakat merupakan kriteria
minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat.
2) Pelaksana pengabdian kepada masyarakat wajib memiliki
penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan
bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan
kedalaman sasaran kegiatan.
3) Kemampuanpelaksanapengabdiankepadamasyarakat ditentukan
berdasarkan:
a. Kualifikasi akademik; dan
b. Hasil pengabdian kepada masyarakat.
4) Kemampuanpelaksanapengabdiankepadamasyarakat menentukan
kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

11.10.6. Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian kepada Masyarakat


1) Standarsaranadanprasaranapengabdiankepada masyarakat
merupakan kriteria minimaltentang sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk menunjang proses pengabdiankepada
masyarakatdalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada
masyarakat.
2) Saranadanprasaranapengabdiankepadamasyarakat merupakan
fasilitas Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang digunakan
untuk:
a. Memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat paling sedikit yang
terkait dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang
dikelola Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia dan area
sasaran kegiatan;

63
b. Proses pembelajaran; dan
c. Kegiatan penelitian.
3) Sarana dan prasarana harus memenuhi standar mutu, keselamatan
kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.

11.10.7. Standar Pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat


1) Standarpengelolaanpengabdiankepadamasyarakat merupakan
kriteria minimal tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
2) Pengelolaan pengabdian kepada masyarkat dilaksanakan oleh unit
kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola
pengabdian kepada masyarakat.
3) Kelembagaanpengelolapengabdiankepadamasyarakat
adalahlembaga pengabdian kepada masyarakat, lembaga penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lain yang sejenis
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan
4) Kelembagaanwajib:
a. Menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian
kepada masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian
kepada masyarakat Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ;
b. Menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan
Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia internal
kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
c. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat;
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat;
e. Melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat;
f. Memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana
pengabdian kepada masyarakat;
g. Memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada
masyarakat yang berprestasi;
h. Mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat pada lembaga lain melalui kerja sama;
i. Melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis,
dan spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat; dan
j. Menyusun laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang
dikelolanya.

5) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib:

64
a. Memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat yang
merupakan bagian dari rencana strategis Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia ;
b. Menyusun kriteria dan prosedur penilaian pengabdian kepada
masyarakat paling sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian
kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan
membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan
kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa;
c. Menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau
fungsi pengabdian kepada masyarakat dalam menjalankan
program pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan;
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau
fungsi pengabdian kepada masyarakat dalam melaksanakan
program pengabdian kepada masyarakat;
e. Memiliki panduan tentang kriteria pelaksana pengabdian kepada
masyarakat dengan mengacu pada standar hasil, standar isi, dan
standar proses pengabdian kepada masyarakat;
f. Mendayagunakan sarana dan prasarana pada lembaga lain
melalui kerja sama pengabdian kepada masyarakat;
g. Melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis,
dan spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat; dan
h. Menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi pengabdian
kepada masyarakat dalam menyelenggarakan program
pengabdian kepada masyarakat paling sedikit melalui pangkalan
data pendidikan tinggi.

11.10.8. Standar Pendanaan & Pembiayaan Pengabdian kepada Masyarakat


1) Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat
merupakan kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan
pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.
2) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia wajib menyediakan dana
internal untuk pengabdian kepada masyarakat.
3) Selain dari dana internal Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia ,
pendanaan pengabdian kepadamasyarakat dapatbersumber dari
pemerintah, kerja sama dengan lembaga laindi dalam maupun di luar
negeri, atau dana dari masyarakat.
4) Pendanaanpengabdiankepadamasyarakatbagidosen atau instruktur
digunakan untuk membiayai:
65
a. Perencanaan pengabdian kepada masyarakat;
b. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
c. Pengendalian pengabdian kepada masyarakat;
d. Pemantauan & evaluasi pengabdian kepada masyarakat;
e. Pelaporan pengabdian kepada masyarakat; dan
f. Diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat.
5) Mekanismependanaandanpembiayaanpengabdian kepada
masyarakat diaturoleh pemimpinPenyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia .
6) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
wajibmenyediakandanapengelolaan pengabdian kepada masyarakat.
7) Dana pengelolaan pengabdian kepada masyarakat digunakan untuk
membiayai:
a. Manajemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas
seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan
diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; dan
b. Peningkatan kapasitas pelaksana.

66
Lampiran A

ASESMEN MANDIRI UNTUK PENYELENGGARA PENDIDIKAN NERS


INDONESIA
Nama Penilai : ………………………………………………………

Tanggal : ………………………………………………………

Nama Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia : ………………………………………………………

PETUNJUK:

1. Biasanya waktu yang dibutuhkan kurang dari satu jam untuk menyelesaikan penilaian diri Anda.
2. Silahkan gunakan "skala tingkat" berikut untuk menunjukkan dasar untuk menjawab pertanyaan
pada topik bernomor.
3. Silahkan catat tingkat yang Anda gunakan dalam lembar kosong berikut untuk masing-masing
pernyataan.
4. Tingkat Anda ditetapkan untuk setiap pernyataan adalah untuk tujuan tunggal perencanaan. Hal
ini dapat membantu Anda membentuk fondasi untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk
menetapkan prioritas dan mengukur perkembangan kemajuan. Hal ini juga akan berguna untuk
membantu Anda mengidentifikasi aplikasi yang sesuai untuk Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia Anda.
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
• Tidak ada • Pendekatan • Pendekatan • Pendekatan • Perbaikan
pendekatan Reaktif Stabil Sistematis substansial terus-
formal • Panduan: • Panduan: Data • Panduan: Proses menerus
• Pedoman: Tidak pendekatan dan detail, data sistemik yang • Panduan: Secara
ada pendekatan berbasis masalah lokal tepat waktu selaras dengan kuat sistem
sistemik jelas • Penyelenggara yang digunakan hasil yang baik manajemen
• Terdapat hasil Pendidikan Ners untuk memandu dan tren terintegrasi
buruk atau hasil Indonesia kesesuaian peningkatan dengan
yang tak terduga. merespon dengan berkelanjutan perbaikan
Data yang keluhan atau persyaratan • Data digunakan dilembagakan
tersedia, tetapi mandat yang • Terdapat metode secara efektif dan • Peserta didik
tidak digunakan diperlukan yang ditetapkan kinerja peserta mahir sesuai
untuk perbaikan • Data ditinjau atau pendekatan didik terus dengan kriteria
kinerja sesuai keperluan • Ada ditingkatkan Penyelenggara
• Keterbatasan kekhawatiran • Standar negara Pendidikan Ners
tambahan data untuk perbaikan secara konsisten Indonesia
Penyelenggara terpenuhi
Pendidikan Ners
Indonesia pada
hasil yang
tersedia
No KLAUSA PENILAIAN LEVEL NILAI

4. SISTEM MANAJEMEN MUTU 1 2 3 4 5


4.1 Proses yang digunakan untuk menentukan, mengulas, dan
meningkatkan kemampuan pelajar
4.2 Kegiatan yang memungkinkan setiap pelajar untuk mencapai
kinerja yang mahir
4.3 Penilaian untuk memverifikasi pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan masing-masing pelajar
4.4 Penyelarasan standar, kurikulum, pengajaran, pengujian, dan
perbaikan
4.5 Ukuran-ukuran motivasi setiap peserta didik untuk memenuhi
persyaratan yang diminta
4.6 Dukungan pembelajaran yang terbukti efektif untuk setiap pelajar

4.7 Pemantauan sistematis dari semua proses yang terkait dengan


kemampuan masing-masing pembelajar
4.8 Efektivitas fasilitas kelas dan sumber daya
4.9 Validasi kurikulum untuk memenuhi kedua hal baik karir dan
persyaratan pendidikan

5. KEBIJAKAN MUTU DALAM PENYELENGGARA PENDIDIKAN NERS


1 2 3 4 5
INDONESIA
5.1 Pemilihan dan penggunaan informasi untuk mendukung sistem
manajemen
5.2 Data tepat waktu yang efektif dalam meningkatkan proses belajar
dan mengajar
5.3 Kriteria dan metode-metode untuk membandingkan data untuk
meningkatkan proses
5.4 Menganalisis data dari luar Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia Anda
5.5 Integrasi informasi dari seluruh bagian Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia Anda
5.6 Menerjemahkan temuan ulasan Anda ke dalam efektivitas sistem
mutu
5.7 Catatan perubahan yang efektif dibuat untuk sistem kualitas Anda
5.8 Bukti atas perubahan sistem yang telah membaik hasilnya

6. MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIKAN 1 2 3 4 5


6.1 Administrasi efektif dari proses pembelajaran peserta didik
6.2 Persyaratan desain kurikulum kritis untuk setiap pelajar
6.3 Dukungan layanan untuk memungkinkan peserta didik dapat
memenuhi persyaratan yang diminta
6.4 Proses yang dipantau setiap hari
6.5 Proses Menilai dan menerapkan perubahan
6.6 Proses yang meningkatkan kemampuan peserta didik
6.7 Mengurangi pemborosan aktivitas

7. REALISASI LAYANAN PENDIDIKAN 1 2 3 4 5


7.1 Bukti substansial dan perbaikan kinerja berkesinambungan
7.2 Proyek yang sukses untuk meningkatkan yang sudah ada atau
proses baru
7.3 Langkah kecil perbaikan yang telah dilakukan dalam proses yang
ada
7.4 Perbaikan terobosan efektif yang telah dibuat dalam sistem anda
7.5 Perbaikan proses berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran
7.6 Kurikulum yang selaras dengan perbaikan pembelajaran
7.7 Sumber daya dan perencanaan yang selaras dengan peningkatan
peserta didik
7.8 Target kinerja yang terukur untuk proses pembelajaran
7.9 Penugasan kerja karyawan yang mendukung manajemen mutu
systems
7.10 Kredensial (kerahasiaan) terverifikasi atas keterampilan dan kinerja
yang diperlukan untuk karyawan
7.11 Proses kerja karyawan terkait dengan capaian prestasi peserta didik
7.12 Pemahaman karyawan terverifikasi untuk tanggung jawab yang
ditugaskan
7.13 Pemahaman orangtua terverifikasi untuk harapan pendidikan anak
mereka
7.14 Kepemimpinan yang sejalan dengan prioritas sistem dengan
persyaratan masing-masing peserta didik
7.15 Tujuan yang telah ditetapkan untuk peluang di masa depan untuk
mempertahankan lingkungan belajar
7.16 Penugasan tanggung jawab pengambilan keputusan dan
akuntabilitas
7.17 Orang terdekat dengan masalah yang menjadi pusat dalam
pemecahan masalah
7.18 Rekaman hasil kinerja pendokumentasian efektivitas
kepemimpinan
7.19 Kemampuan kepemimpinan yang maju di antara penyedia
pembelajaran Anda

8. PENGUKURAN, ANALISIS, DAN PERBAIKAN 1 2 3 4 5


8.1 Mengukur persepsi komunitas atas kepuasan Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia
8.2 Peningkatan kepuasan komunitas/ masyarakat dengan efektivitas
pendidikan
8.3 Proses tindak lanjut untuk memberikan informasi kepada anggota
masyarakat
8.4 Tanggapan tindakan korektif yang efektif terhadap keluhan
masyarakat
8.5 Perencanaan tindakan berdasarkan kebutuhan masyarakat
8.6 Hubungan yang efektif dengan Penyelenggara Pendidikan Ners
Indonesia
8.7 Transisi peserta didik yang efektif ke kelas selanjutnya
8.8 Tanggapan terverifikasi atas kebutuhan masyarakat
8.9 Tujuan sistem yang terkait dengan kebutuhan prioritas komunitas
Anda

9. Standar Penelitian 1 2 3 4 5
9.1 Standar Hasil Penelitian
9.2 Standar Isi Penelitian
9.3 Standar Proses Penelitian
9.4 Standar Penilaian Penelitian
9.5 Standar Peneliti
9.6 Standar Sarana Dan Prasarana Penelitian
9.7 Standar Pengelolaan Penelitian
9.8 Standar Pendanaan Dan Pembiayaan Penelitian

10. Standar Pengabdian Kepada Masyarakat 1 2 3 4 5


10.1 Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat;
10.2 Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat
10.3 Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat
10.4 Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat
10.5 Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat
10.6 Standar Sarana Dan Prasarana Pengabdian Kepada
Masyarakat
10.7 Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat
10.8 Standar Pendanaan Dan Pembiayaan Pengabdian
Kepada Masyarakat
Lampiran B

CONTOH PROSES PENDIDIKAN, PENGUKURAN, PENCATATAN,


PEREKAMAN, DAN PERALATAN

B.1 PROSES
1) Mengakreditasi dan mensertifikasi program
2) Memperoleh bahan dan sumber daya lainnya
3) Penyelenggaraan pelayanan
4) Mengakui pelamar
5) Mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan diluar kampus dan instruksi
secara online
6) Pengalokasian ruang untuk kelas, laboratorium, bengkel, perpustakaan, dan ruang sejenis
lainnya
7) Pengalokasian beban mengajar
8) Menilai kinerja
9) Mengkomunikasikan praktik-praktik terbaik
10) Mengkomunikasikan rencana Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia ke
seluruh Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
11) Mengubah informasi menjadi pengetahuan
12) Tindakan korektif dan pencegahan
13) Memutuskan pengukuran apa yang akan menjadi nilai untuk dipantau
14) Metode pengajaran
15) Merancang dan mengembangkan hasil validasi kurikulum atau silabus
16) Merancang dan mengembangkan kurikulum
17) Mengembangkan katalog kursus
18) Mengembangkan materi kursus
19) Mengembangkan, meninjau dan memperbarui rencana studi dan kurikulum
20) Memastikan ketersediaan sumber daya manusia dan material yang diperlukan untuk mencapai
tujuan
21) Memastikan bahwa persyaratan iso 9001 diketahui, diimplementasikan, dan dipelihara
22) Membangun masukan informasi untuk mendeteksi kebutuhan sumber daya
23) Menetapkan kebijakan mutu yang memungkinkan semua anggota Penyelenggara Pendidikan
Ners Indonesia untuk mengetahui visi dan misi
24) Membangun metode untuk memverifikasi kinerja akademik
25) Menetapkan sasaran mutu untuk mewujudkan tujuan dan niat, yang dinyatakan dalam
kebijakan mutu, dalam tindakan operasi
26) Mengevaluasi kurikulum saat ini
27) Mempekerjakan staf administrasi dan staf pengajar
28) Mengidentifikasi tindakan pencegahan
29) Mengidentifikasi target populasi pelajar
30) Inventarisasi jadwal pemeliharaan infrastruktur
31) Inventarisasi peralatan laboratorium
32) Manajemen proses pembelajaran
33) Pemeliharaan fasilitas
34) Tinjauan manajemen
35) Tinjauan manajemen terhadap Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia
36) Proses pemasaran dan perekrutan
37) Mengukur kinerja Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk memantau pemenuhan
kebijakan dan sasaran yang ditetapkan
38) Moda penyampaian
39) Pemantauan dan pengukuran proses-proses pendidikan
40) Pengoperasian perpustakaan, lokakarya/ workshop, dan laboratorium
41) Pelaksanaan perencanaan sumber daya untuk jangka pendek, menengah dan panjang
42) Menyediakan perpustakaan, perakat audiovisual, komputer, dan layanan lainnya
43) Penyediaan manual praktek untuk laboratorium dan workshop
44) Penyediaan layanan keamanan, keselamatan dan perlindungan sipil
45) Penyediaan layanan dukungan untuk proses pembelajaran di kelas, laboratorium, dan
perpustakaan, antara lain
46) Penyediaan kemampuan mengajar
47) Penerbitan buletin Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia untuk berkomunikasi dengan
peserta didik dan pihak yang berkepentingan
48) Mengamankan akreditasi program, gelar profesional, dan studi pasca-sarjana
49) Memilih dan mendaftarkan peserta didik
50) Menentukan perubahan dalam kegiatan instruksi
51) Menyatakan bagaimana kesenjangan yang harus dipenuhi dalam hal kinerja dan menyatakan
dasar pemikiran
52) Perencanaan strategis mempertimbangkan maksud dan tujuan masa depan Penyelenggara
Pendidikan Ners Indonesia
53) Personil dukungan pelatihan
54) Tutorial dan konsultasi tentang peluang kejuruan
55) Memverifikasi bahwa persyaratan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia telah
dicapai
56) Memverifikasi bahwa sumber daya yang cukup telah disediakan untuk mencapai sasaran mutu
57) Memverifikasi bahwa prosedur untuk pencapaian tujuan pendidikan telah dilaksanakan
sepenuhnya
B.2 UKURAN
1) Tingkat persetujuan
2) Tingkat kesulitan tujuan
3) Tingkat putus sekolah
4) Tingginya tingkat putus sekolah
5) Pendidikan tinggi, lulus atau tarif sertifikasi
6) Tarif kerja dan penempatan pendidikan rendah peserta didik
7) Pengukuran variabel yang terkait dengan peserta didik, pengajar dan staf pendukung
8) Jumlah kesepakatan akademik dan administrasi
9) Jumlah program akademik terakreditasi
10) Jumlah penghargaan internasional yang diberikan kepada tenaga akademik
11) Jumlah penghargaan nasional yang diberikan kepada tenaga akademik
12) Jumlah proyek penelitian yang disponsori oleh sumber eksternal
13) Melakukan observasi dan membuat pengukuran kualitatif dan atau kuantitatif
14) Hasil kinerja dari Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia dan proses pendidikan
15) Media yang bisa dipercaya
16) Frekuensi validasi ulang
17) Survei kepuasan peserta didik dan pihak berkepentingan lainnya yang teridentifikasi
18) Ukuran-ukuran khusus efektivitas instruksi
19) Tingkat keberhasilan untuk tataran peserta didik pascasarjana
20) Tingkat keberhasilan
21) Kemampuan mengajar penyedia pendidikan
22) Staf pengajar dan kinerja peserta didik
23) Kompetensi staf pengajar (penyedia pendidikan)
24) Tren-tren
25) Jumlah tahunan paten dicapai
26) Jumlah tahunan gelar pendidikan tinggi diberikan
27) Jumlah tahunan publikasi penelitian
B.3 REKAMAN
1) Pencapaian tujuan kualitas
2) Kegiatan personil Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia yang mempengaruhi kualitas
3) Administrasi pendaftaran dan penilaian
4) Penilaian diri tahunan
5) Hukum dan peraturan yang berlaku
6) Aplikasi, catatan rekam atau dokumen yang diberikan oleh peserta didik untuk pendaftaran atau
registrasi perpanjangannya
7) Penggunaan audio visual dan media elektronik
8) Sertifikasi, lisensi atau persyaratan kerja
9) Observasi kelas
10) Rencana komunikasi untuk tinjau ulang dan tindak lanjut
11) Keluhan-keluhan
12) Pengendalian perubahan desain dan pengembangan dalam kurikulum, kalender kursus/ mata
kuliah, jadwal dan prasyarat
13) Hak cipta atau izin untuk penggunakan informasi
14) Catatan kursus/ mata kuliah dan lembar-lembar ujian
15) Kode kurikulum, kursus/ mata kuliah, dan unit konten
16) Desain kurikulum
17) Barang-barang dan properti peserta didik
18) Data penelitian dari kapasitas belajar peserta didik
19) Desain laporan
20) Laporan pembangunan
21) Penyimpangan dari program-program pendidikan dan rencana pelatihan untuk personil
Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia
22) Dokumen yang diberikan oleh peserta didik, seperti sertifikat, ijazah dari tingkat sarjana
sebelumnya, personal.
23) Pendidik dan kuesioner pelajaran/ mata kuliah.
24) Persetujuan peralatan dan kualifikasi guru.
25) Bukti penyelesaian (sertifikat, transkrip kredit, diploma).
26) Ujian, tes atau tugas kuliah yang dilakukan oleh peserta didik.
27) Fasilitas untuk kursus/ perkuliahan yang tersedia di tempat pelajar.
28) Dokumen identitas (akte kelahiran, ktp dan yang sejenis lainnya).
29) Informasi yang datang dari tren, indikator pengajaran dan kinerja tenaga administrasi.
30) Masukan dari peserta didik dan pihak berkepentingan lainnya yang teridentifikasi: orang tua,
industri, pemerintah dan masyarakat
31) Instruksi strategi
32) Sertifikasi instruktur atau kualifikasi
33) Kesepakatan kekayaan intelektual, tesis, disertasi, dan materi berhak cipta
34) Catatan rekam pelajaran peserta didik
35) Jadwal kelompok peserta didik
36) Rekaman identifikasi peserta didik
37) Catatan rekam kinerja peserta didik dan ulasan instruksi
38) Peserta didik/ peralatan yang dimiliki peserta didik dan
39) Rencana studi peserta didik
40) Pendaftaran peserta didik.
41) Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia pelajar.
42) Daftar nama instruktur
43) Kehilangan, kerusakan, atau penggunaan tidak sesuai bahan yang disediakan untuk pelajar
44) Pemeriksaan medis, penelitian atau sertifikat dari pelajar
45) Kebijakan publik nasional yang terkait dengan bidang pendidikan
46) Ketidaktercapaian tujuan pendidikan
47) Ketidaksesuaian layanan pendidikan
48) Kebijakan kualitas Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
49) Data keluaran dari ulasan desain, verifikasi, dan validasi.
50) Modifikasi desain layanan pendidikan dan pengembangan.
51) Output dari audit dan tinjauan manajemen.
52) Kinerja pelayanan pendidikan.
53) Prasyarat mata kuliah / pelajaran.
54) Catatan rekam mutu seperti yang dinyatakan dalam Standar Pendidikan Tinggi Program Studi
Ners .
55) Catatan rekam dan dokumen sejarah akademik peserta didik.
56) Catatan rekam kompetensi staf akademik dan administrasi.
57) Peraturan dan kebijakan Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
58) Prasyarat pengetahuan yang relevan atau pengalaman.
59) Kontrak penelitian.
60) Hasil penelitian.
61) Hasil dari efektivitas bahan ajar.
62) Keterampilan dan pengetahuan yang akan diperoleh.
63) Rencana studi dan kurikulum.
64) Kegiatan belajar-mengajar.
65) Buku dan edisi.
66) Silabus mata kuliah/ pelajaran.
67) Jadwal kelompok peserta didik.
68) Kurikulum tingkat kelas berikutnya.
69) Rencana pelatihan untuk personil Penyelenggara Pendidikan Ners Indonesia .
70) Pekerjaan, prototipe yang dikembangkan dan lain-lain
B.4 PERALATAN
1) Sebab dan akibat diagram
2) Grafik kontrol
3) Analisis biaya yang terkait dengan pencapaian sasaran mutu
4) Peserta didik dan survei kepuasan pihak berkepentingan yang teridentifikasi
5) Survei karyawan dan skema saran
6) Modus kegagalan dan analisis efek
7) Secara finansial difokuskan pada metodologi untuk memastikan bahwa pengeluaran dibenarkan
dalam kaitannya dengan manfaat yang dihasilkan
8) Flow chart (diagram alur)
9) Analisis bidang kekuatan
10) Penilaian formal dan informal
11) Histogram
12) Evaluasi dampak
13) Analisis kebutuhan untuk penyediaan pendidikan
14) Grafik pareto
15) Memproses diagram konseptual
16) Grafik kendali statistik
17) Verifikasi dan validasi metode
LAMPIRAN C

INSTRUMEN PENILAIAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI PROFESI NERS

1. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


1.1 Adanya Kebijakan Mutu Dan Standar SOP Dalam Kompetensi Lulusan
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar kompetensi lulusan yang mengandung 7
unsur (1) ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, (2) meliputi ranah afektif, (3)
kognitif, (4) psikomotor, (5) mengacu pada KKNI, (6) telah diterapkan dan (7) dievaluasi
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar kompetensi lulusan yang mengandung 6
dari 7 unsur
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar kompetensi lulusan yang mengandung 5
dari 7 unsur
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar kompetensi lulusan yang mengandung 4
dari 7 unsur
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar kompetensi lulusan yang mengandung 3
dari 7 unsur
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar kompetensi lulusan yang mengandung 2
dari 7 unsur
1 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar kompetensi lulusan yang mengandung 1
dari 7 unsur

1.2 Adanya Standard Oprational Prosedure (SOP) dalam menjalankan semua ‘Standar
Kompetensi Lulusan’
7 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO ) dan sudah dijalankan sudah lebih dari 5 tahun.
6 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah dijalankan selama 3-5 tahun.
5 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah dijalankan selama 1-3 tahun.
4 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal ( misalnya : ISO).
3 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi.
2 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan.
1 Idak ada SOP

a. Pelibatan pemangku kepentingan dalam penyusunan SKL pedagogik

Semua pemangku kepentingan pendidikan terwakili, baik dari unsur internal (ketua
program studi, ahli pendidikan bidang studi, unsur pimpinan fakultas, ahli bidang studi)
7
maupun eksternal (guru senior, dunia usaha, pengawas pendidikan, widyaiswara,
organisasi profesi, guru muda, orang tua), dalam penyusunan SKL pedagogik
Semua pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili,tetapi hanya 6 atau 7
6 unsur eksternal (guru senior, dunia usaha, pengawas pendidikan, widyaiswara, organisasi
profesi, guru muda, orang tua) terwakili dalam penyusunan SKL pedagogik
Semua pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili,tetapi hanya 4 atau 5
5 unsur eksternal (guru senior, dunia usaha, pengawas pendidikan, widyaiswara, organisasi
profesi, guru muda, orang tua) terwakili dalam penyusunan SKL pedagogik
Sebanyak 3 pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili dan 4 atau 5 unsur
4
eksternal terwakili dalam penyusunan SKL pedagogik
Sebanyak 2 pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili dan 2 atau 3 unsur
3
eksternal terwakili dalam penyusunan SKL pedagogik
Sebanyak 2 pemangku kepentingan pendidikan unsure internal terwakili dan hanya 1 unsur
2
eksternal terwakili dalam penyusunan SKL pedagogik
Sebanyak 2 pemangku kepentingan pendidikan unsure internal terwakili tetapi tidak ada
1
unsur eksternal terwakili dalam penyusunan SKL pedagogik

b. Pelibatan pemangku kepentingan dalam penyusunan Standar Kompetensi Lulusan


profesional

Semua pemangku kepentingan pendidikan terwakili, baik dari unsur internal (ketua
program studi, ahli bidang studi, unsur pimpinan fakultas, dan ahli pendidikan bidang
7 studi) maupun eksternal (guru senior, dunia usaha, kepala sekolah, pengawas pendidikan,
widyaiswara, organisasi profesi, guru muda, orang tua), dalam penyusunan SKL
professional
Semua pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili,tetapi hanya 6 atau 7
unsur eksternal (guru senior, dunia usaha, kepala sekolah, pengawas pendidikan,
6
widyaiswara, organisasi profesi, guru muda, orang tua) terwakili dalam penyusunan SKL
professional
Semua pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili,tetapi hanya 4 atau 5
unsur eksternal (guru senior, dunia usaha, kepala sekolah, pengawas pendidikan,
5
widyaiswara, organisasi profesi, guru muda, orang tua) terwakili dalam penyusunan SKL
professional
Sebanyak 3 pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili dan 4 atau 5 unsur
4
eksternal terwakili dalam penyusunan SKL profesional
Sebanyak 2 pemangku kepentingan pendidikan unsur internal terwakili dan 2 atau 3 unsur
3
eksternal terwakili dalam penyusunan SKL profesional
Sebanyak 2 pemangku kepentingan pendidikan unsure internal terwakili dan hanya 1 unsur
2
eksternal terwakili dalam penyusunan SKL profesional
Sebanyak 2 pemangku kepentingan pendidikan unsure internal terwakili tetapi tidak ada
1
unsur eksternal terwakili dalam penyusunan SKL profesional

c. Standar Kompetensi Lulusan Mata Kuliah (SKL MK)

7 100% mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL MK
6 90% - 99% mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL MK
5 80% - 89 % mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL MK
4 70% - 79 % mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL MK
3 60% - 69 % mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL MK
2 50% - 59 % mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL MK
1 < 50% mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL MK

d. Standar Kompetensi Lulusan kelompok mata kuliah

100% kelompok mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki SKL
7
KMK
90% - 99% kelompok mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki
6
SKL KMK
80% - 89 % kelompok mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah
5
memiliki SKL KMK
70% - 79 % kelompok mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah
4
memiliki SKL KMK
60% - 69 % kelompok mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah
3
memiliki SKL KMK
50% - 59 % kelompok mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah
2
memiliki SKL KMK
< 50% kelompok mata kuliah yang ada dalam struktur kurikulum prodi telah memiliki
1
SKL KMK

e. Standar Kompetensi Lulusan Program Studi (SKL PS)

SKL PS ada dan mendukung tercapainya seluruh tujuan, terlaksananya misi, dan
7
terwujudnya visi program studi
6 SKL PS ada dan mendukung tercapainya 90% - 99% tujuan, misi, dan visi program studi
5 SKL PS ada dan mendukung tercapainya 80% - 89% tujuan, misi, dan visi program studi
4 SKL PS ada dan mendukung tercapainya 70% - 79% tujuan, misi, dan visi program studi
3 SKL PS ada dan mendukung tercapainya 60% - 69% tujuan, misi, dan visi program studi
SKL PS ada dan mendukung tercapainya kurang dari 60% tujuan, misi, dan visi program
2
studi
1 SKL PS tidak ada

f. Penyesuaian SKL dengan perkembangan IPTEKS

SKL PS mendukung lulusan untuk memiliki ≥ 80% standar kompetensi guru bidang studi
7
yang relevan
SKL PS mendukung lulusan untuk memiliki 70% - < 80% standar kompetensi guru bidang
6
studi yang relevan
SKL PS mendukung lulusan untuk memiliki 60% - < 70% standar kompetensi guru bidang
5
studi yang relevan
SKL PS mendukung lulusan untuk memiliki 50% - < 60% standar kompetensi guru bidang
4
studi yang relevan
SKL PS mendukung lulusan untuk memiliki 40% - < 50% standar kompetensi guru
3
bidang studi yang relevan
SKL PS mendukung lulusan untuk memiliki 30% - < 40% standar kompetensi guru bidang
2
studi yang relevan
SKL PS mendukung lulusan untuk memiliki < 30% standar kompetensi guru bidang studi
1
yang relevan

g. Program studi memantau kompetensi pedagogik lulusan (tracer study) dalam hal
kemampuan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai
hasil belajar peserta didik serta tindak lanjutnya

7 Memantau kompetensi pedagogik lulusan secara rutin 1 tahun sekali


6 Memantau kompetensi pedagogik lulusan secara rutin 2 tahun sekali
5 Memantau kompetensi pedagogik lulusan secara insidental dalam 2 tahun terakhir
4 Memantau kompetensi pedagogik lulusan secara rutin 3 tahun sekali
3 Memantau kompetensi pedagogik lulusan secara rutin 4 tahun sekali
2 Memantau kompetensi pedagogik lulusan secara insidental dalam 4 tahun terakhir
1 Tidak memantau kompetensi pedagogik lulusan secara rutin

h. Program studi melakukan tindak lanjut hasil pemantauan kompetensi pedagogik


lulusan (tracer study) untuk memperbaiki kemampuan merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar peserta didik serta tindak
Lanjutnya

Program studi melakukan tindak lanjut berupa: (1) perubahan isi kurikulum, (2) revisi
perangkat pembelajaran, (3) peningkatan bobot praktikum, (4) perbaikan proses
7
pembelajaran, (5) penambahan sarana dan prasarana pendidikan, dan (6) peningkatan
mutu pendidik.
6 Program studi melakukan tindak lanjut 5 dari 6 kegiatan tersebut.
5 Program studi melakukan tindak lanjut 4 dari 6 kegiatan tersebut.
4 Program studi melakukan tindak lanjut 3 dari 6 kegiatan tersebut.
3 Program studi melakukan tindak lanjut 2 dari 6 kegiatan tersebut.
2 Program studi melakukan tindak lanjut 1 dari 6 kegiatan tersebut
1 Program studi tidak melakukan tindak lanjut.

i. Program Studi Memantau Kompetensi Profesional Lulusan (Tracer Study) dalam Hal
Kemampuan Penguasaan Materi Pembelajaran secara Luas dan Mendalam serta
Kemampuan Melaksanakan Praktikum di Laboratorium/Bengkel/Studio

7 Memantau kompetensi profesional lulusan secara rutin 1 tahun sekali.


6 Memantau kompetensi profesional lulusan secara rutin 2 tahun sekali.
5 Memantau kompetensi profesional lulusan secara insidental dalam 2 tahun terakhir.
4 Memantau kompetensi profesional lulusan secara rutin 3 tahun sekali.
3 Memantau kompetensi profesional lulusan secara rutin 4 tahun sekali.
2 Memantau kompetensi profesional lulusan secara insidental dalam 4 tahun terakhir.
1 Tidak memantau kompetensi profesional lulusan secara rutin.

j. Program Studi Melakukan Tindak Lanjut Hasil Pemantauan Kompetensi


Profesional Lulusan (Tracer Study) untuk Memperbaiki Kemampuan Kemampuan
Penguasaan Materi Pembelajaran Secara Luas dan Mendalam serta Kemampuan
Melaksanakan Praktikum di Laboratorium/Bengkel/Studio

Program studi melakukan tindak lanjut berupa: (1) perubahan isi kurikulum, (2) revisi
perangkat pembelajaran, (3) peningkatan bobot praktikum, (4) perbaikan proses
7
pembelajaran, (5) penambahan sarana dan prasarana pendidikan, dan (6) peningkatan
mutu pendidik.
6 Program studi melakukan tindak lanjut 5 dari 6 kegiatan tersebut.
5 Program studi melakukan tindak lanjut 4 dari 6 kegiatan tersebut.
4 Program studi melakukan tindak lanjut 3 dari 6 kegiatan tersebut.
3 Program studi melakukan tindak lanjut 2 dari 6 kegiatan tersebut.
2 Program studi melakukan tindak lanjut 1 dari 6 kegiatan tersebut.
1 Program studi tidak melakukan tindak lanjut.
2. STANDAR ISI PEMBELAJARAN
2.1 Adanya Kebijakan Mutu Tentang Standar Isi Pembelajaran
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pembelajaran yang mengandung 7 unsur
(1) ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, (2) meliputi tingkat kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran, (3) bersifat kumulatif dan/atau integratif, (4) sesuai dengan
jenjang, (5) terstruktur dalam bentuk mata kuliah, (6) mengacu pada deskripsi capaian
pembelajaran lulusan dari KKNI dan (7) sudah dilakukan evaluasi standar isi
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pembelajaran yang mengandung 6 dari
7 unsur
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pembelajaran yang mengandung 5 dari
7 unsur
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pembelajaran yang mengandung 4 dari
7 unsur
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pembelajaran yang mengandung 3 dari
7 unsur
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pembelajaran yang mengandung 2 dari
7 unsur
1 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pembelajaran yang mengandung 1 dari
7 unsur

a. Adanya Standard Oprational Prosedure (SOP) dalam menjalankan semua ‘Standar


Isi’
7 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO ) dan sudah dijalankan sudah lebih dari 3 tahun.
6 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah dijalankan selama 2 tahun.
5 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah belum mendapat pengakuan
dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO).
4 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6 bulan
dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi.
3 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 12
bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi.
2 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan.
1 Tidak ada SOP
b. Kejelasan dan kelengkapan dokumen kebijakan tentang penyusunan dan
pengembangankurikulum
7 Terdapat dokumen yang mencakup kebijakan, peraturan, dan pedoman yang memfasilitasi
program studi untuk melakukan perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum
secara berkala kurang atau setiap 4 tahun.
6 Terdapatdokumen yang mencakup kebijakan, peraturan, dan pedoman yang memfasilitasi
program studi untuk melakukan perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum
secara berkala lebih dari 4 tahun.
5 Terdapat dokumen yang mencakup kebijakan, peraturan, tetapi tidak terdapat pedomanyang
memfasilitasi program studi untuk melakukan perencanaan, pengembangan, dan
pemutakhiran kurikulum secara berkala.
4 Terdapat dokumen tentang kebijakan, tetapi tidak terdapat peraturan dan pedomanyang
memfasilitasi program studi untuk melakukan perencanaan, pengembangan, dan
pemutakhiran kurikulum secara berkala.
3 Terdapat kebijakan tertulisyang memfasilitasi program studi untuk melakukan perencanaan,
pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum secara berkala, tetapi belum dituangkan
dalam bentuk dokumen formal, misalnya SK Rektor.
2 Terdapat kebijakan tidak tertulisyang memfasilitasi program studi untuk melakukan
perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum secara berkala.
1 Tidak terdapat kebijakan tertulis maupun tidak tertulis tentang penyusunan dan
pengembangan kurikulum.
2.4 Pelibatan stake-holders (dosen, alumni, mahasiswa, dan pengguna) dalam
penyusunan kurikulum
7 Penyusunan kurikulum dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan ketua program studi
dengan melibatkan6 dari 6 pihak yaitu: (1) dosen, (2) mahasiswa, (3) alumni, (4) asosiasi
profesi,(5) pengguna lulusan,dan(6) penentu kebijakan pendidikan.
6 Penyusunan kurikulum dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan ketua program studi
dengan 5 dari 6 pihak yaitu: (1) dosen, (2) mahasiswa, (3) alumni, (4) asosiasi profesi, (5)
pengguna lulusan, dan (6) penentu kebijakan pendidikan.
5 Penyusunan kurikulum dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan ketua program studi
dengan melibatkan 4 dari 6 pihak yaitu: (1) dosen, (2) mahasiswa, (3) alumni, (4) asosiasi
profesi, (5) pengguna lulusan, dan (6) penentu kebijakan pendidikan.
4 Penyusunan kurikulum dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan ketua program studi
dengan melibatkan 3 dari 6 pihak yaitu: (1) dosen, (2) mahasiswa, (3) alumni, (4) asosiasi
profesi, (5) pengguna lulusan, dan (6) penentu kebijakan pendidikan.
3 Penyusunan kurikulum dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan ketua program studi
dengan melibatkan dosen saja.
2 Penyusunan kurikulum dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan ketua program studi
saja.
1 Penyusunan kurikulum dilakukan oleh ketua program studi saja.
2.5 Kejelasan pedoman serta dokumen implementasi monitoring danevaluasi pengembangan
kurikulum dilakukan secara berkala
7 Terdapat pedoman monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulumyangdiperbaharui
secara berkala, disertai dokumen hasil analisis dan evaluasi pengembangan kurikulum
program studi yang ditindaklanjuti untuk penjaminan mutu secara berkelanjutan.
6 Terdapat pedoman monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum tetapi tidak
diperbaharui secara berkala, disertai dokumen hasil analisis dan evaluasi pengembangan
kurikulum program studi yang ditindaklanjuti untuk penjaminan mutu secara berkelanjutan.
5 Terdapat pedoman monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum tetapi tidak
diperbaharui secara berkala, disertai dokumen hasil analisis dan evaluasi pengembangan
kurikulum program studi yang tidak ditindaklanjuti untuk penjaminan mutu secara
berkelanjutan.
4 Terdapat pedoman monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum tetapi tidak
diperbaharui secara berkala, disertai dokumen hasil monitoringdan evaluasi pengembangan
kurikulum program studi namuntidak lengkap.
3 Terdapat pedoman monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum tetapi tidak
diperbaharui secara berkala dan tidak dianalisis serta tidak ditindaklanjuti.
2 Terdapat pedomanmonitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum yang masih berupa
draf dan belum lengkap.
1 Tidak terdapat pedoman dan dokumen monitoring serta evaluasi pengembangan kurikulum
program studi.

2.6 Kandungan substansi pedagogik dalam rumusan visi dan misi

7 Rumusan visi dan misi mengandung substansi pedagogik yang sangat jelas tertulis secara
eksplisit dan rinci.
6 Rumusan visi dan misi mengandung substansi pedagogik yang cukup jelas tertulis secara
eksplisit dan rinci.
5 Rumusan visi dan misi mengandung substansi pedagogik yang cukup jelas dan eksplisit,
tetapi tidak rinci.
4 Rumusan visi dan misi mengandung substansi pedagogik yang cukup jelas tetapi tidak
eksplisit dan tidak rinci.
3 Rumusan visi dan misi mengandung substansi pedagogik yang kurang jelas, tidak eksplisit,
dan tidak rinci.
2 Rumusan visi dan misi mengandung substansi pedagogik yang tidak jelas, tidak eksplisit,
dan tidak rinci.
1 Rumusan visi dan misi tidak mengandung substansi pedagogik.

2.7 Kandungan substansi profesi Bidang Kesehatan dalam rumusan visi dan misi

7 Rumusan visi dan misi mengandung substansi profesiBidang Kesehatan yang sangat jelas
tertulis secara eksplisit dan rinci.
6 Rumusan visi dan misi mengandung substansi profesi Bidang Kesehatan yang cukup jelas
tertulis secara eksplisit dan rinci.
5 Rumusan visi dan misi mengandung substansi profesiBidang Kesehatan yang cukup jelas
dan eksplisit, tetapi tidak rinci.
4 Rumusan visi dan misi mengandung substansi profesiBidang Kesehatan yang cukup jelas
tetapi tidak eksplisit dan tidak rinci.
3 Rumusan visi dan misi mengandung substansi profesiBidang Kesehatan yang kurang jelas,
tidak eksplisit, dan tidak rinci.
2 Rumusan visi dan misi mengandung substansi profesiBidang Kesehatan yang tidak jelas,
tidak eksplisit, dan tidak rinci.
1 Rumusan visi dan misi tidak mengandung substansi profesiBidang Kesehatan

2.8 Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi

7 Terdapat dokumen tentang kesesuaian antara kurikulum, kompetensi, visi, dan misi
program studi yang lengkap serta rencana implementasi kurikulum yang sistematis.
6 Terdapat dokumen tentang kesesuaian antara kurikulum, kompetensi, visi, dan misi
program studiyang lengkap serta rencana implementasi kurikulum namun kurang sistematis.
5 Terdapat dokumen tentang kesesuaian antara kurikulum, kompetensi, visi, dan misi
program studiyang lengkap serta rencana implementasi kurikulum tetapi tidak sistematis.
4 Terdapat dokumen tentang kesesuaian antara kurikulum, kompetensi, visi, dan misi
program studiyang lengkap namun belum ada rencana implementasi kurikulum tersebut.
3 Terdapat dokumen tentang kesesuaian antara kurikulum, kompetensi, visi, dan misiprogram
studi namun tidak lengkap.
2 Tidak terdapat dokumen tertulis yang menyatakan kesesuaian antara kurikulum,
kompetensi, visi, dan misiprogram studi.
1 Tidak terdapat kesesuaian antara kurikulum, kompetensi, visi, dan misi program studi.

2.9 Kesesuaian kurikulum dengan perkembangan IPTEKS Bidang Kesehatandan kebutuhan


masyarakat

7 Terdapat dokumen lengkap yang menunjukkan bahwa kurikulum sesuai dengan


perkembangan IPTEKS bidang kesehatan dan kebutuhan masyarakat serta mekanisme
penyesuaian kurikulum secara berkala.
6 Terdapat dokumen lengkap yang menunjukkan bahwa kurikulum sesuai dengan
perkembangan IPTEKS bidang kesehatan dan kebutuhan masyarakat serta mekanisme
penyesuaian kurikulum tetapi tidak secara berkala.
5 Terdapat dokumen lengkap yang menunjukkan bahwa kurikulum sesuai dengan
perkembangan IPTEKS bidang kesehatan dan kebutuhan masyarakat, namun tidak ada
mekanisme penyesuaian kurikulum.
4 Terdapat dokumen yang menunjukkan bahwa kurikulum sesuai dengan perkembangan
IPTEKS bidang kesehatan dan kebutuhan masyarakat, namun tidak lengkap.
3 Terdapat dokumen yang menunjukkan bahwa kurikulum sesuai dengan perkembangan
IPTEKS bidang kesehatan tetapi kurang lengkap dan belum sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
2 Terdapat dokumen yang menunjukkan bahwa kurikulum tidak sesuai dengan perkembangan
IPTEKS bidang kesehatan dan kebutuhan masyarakat serta tidak lengkap.
1 Tidak terdapat dokumen yang mendasari pengembangan kurikulum.

2.10. Relevansi substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang
kesehatan

7 90%-100% substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang


kesehatan.
6 80%-89% substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang
kesehatan
5 70%-79% substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang
kesehatan.
4 60%-69% substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang
kesehatan
3 50%-59% substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang
kesehatan
2 40%-49% substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang
kesehatan
1 0%-39% substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi profesi bidang kesehatan.

2.11. Relevansi substansi matakuliah yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dengan
standar isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar penilaian

7 90%-100% substansi matakuliah pedagogik sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses,
Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.
6 80%-89% substansi matakuliah pedagogik sesuai Standar Isi, Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.
5 70%-79% substansi matakuliah pedagogik sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan , dan Standar Penilaian.
4 60%-69% substansi matakuliah pedagogik sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.
3 50%-59% substansi matakuliah profesional sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.
2 40%-49% substansi matakuliah profesional sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.
1 0%-39% substansi matakuliah profesional sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.
3. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
3.1 Kejelasan Standar Proses Pembelajaran
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup karakteristik proses pembelajaran,
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, beban belajar
mahasiswa, sudah dilakukan evaluasi standar proses pembelajaran
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup karakteristik proses pembelajaran,
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, beban belajar
mahasiswa, namun belum dilakukan evaluasi standar proses pembelajaran
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup karakteristik proses pembelajaran,
perencanaan proses pembelajaran, tidak mencakup beban belajar mahasiswa,
belumdilakukan evaluasi standar proses pembelajaran
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, tidak mencakup pelaksanaan proses pembelajaran,
tidak mencakup beban belajar mahasiswa, belum dilakukan evaluasi standar proses
pembelajaran
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup karakteristik proses pembelajaran, tidak
mencakup perencanaan proses pembelajaran, tidak mencakup pelaksanaan proses
pembelajaran, tidak mencakup beban belajar mahasiswa, belum dilakukan evaluasi
standar proses pembelajaran
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi tetapi tidak mencakup karakteristik proses
pembelajaran, perencanaan proses pembelajaran, tidak mencakup pelaksanaan proses
pembelajaran, beban belajar mahasiswa, belum dilakukan evaluasi standar proses
pembelajaran
1 Prodi tidak memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pembelajaran

3.2 Kejelasan Karakteristik Proses Pembelajaran


7 Karakteristik proses pembelajaran terdiri atas: sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik,
kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa
6 Memiliki 8 dari 9 karakteristik proses pembelajaran
5 Memiliki 7 dari 9 karakteristik proses pembelajaran
4 Memiliki 6 dari 9 karakteristik proses pembelajaran
3 Memiliki 5 dari 9 karakteristik proses pembelajaran
2 Memiliki 4 dari 9 karakteristik proses pembelajaran
1 Memiliki 3 dari 9 karakteristik proses pembelajaran

3.3 Kejelasan Perencanaan Proses Pembelajaran


7 Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam
rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh
dosen secara mandiri atau tim, RPS ditinjau, dan disesuaikan secara berkala dengan
perkembangan iptek, dengan laporan peninjauan RPS lengkap untuk semua mata kuliah.
6 Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam
rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh
dosen secara mandiri atau tim, RPS ditinjau, dan disesuaikan secara berkala dengan
perkembangan iptek, dengan laporan peninjauan RPS tidak lengkap untuk semua mata
kuliah
5 Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam
rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh
dosen secara mandiri atau tim, RPS ditinjau, dan tidak disesuaikan secara berkala dengan
perkembangan iptek, dengan laporan peninjauan RPS tidak lengkap untuk semua mata
kuliah
4 Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam
rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh
dosen secara mandiri atau tim, RPS tidak ditinjau, dan tidak disesuaikan secara berkala
dengan perkembangan iptek, dengan laporan peninjauan RPS tidak lengkap untuk semua
mata kuliah
3 Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan tidak disajikan
dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau tim, RPS tidak ditinjau, dan tidak
disesuaikan secara berkala dengan perkembangan iptek, dengan laporan peninjauan RPS
tidak lengkap untuk semua mata kuliah
2 Perencanaan proses pembelajaran disusun tidak untuk setiap mata kuliah dan tidak
disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau tim, RPS tidak ditinjau, dan tidak
disesuaikan secara berkala dengan perkembangan iptek, dengan laporan peninjauan RPS
tidak lengkap untuk semua mata kuliah
1 Tidak ditemukan dokumen perencanaan proses pembelajaran

3.4 Kejelasan Pelaksanaan Proses Pembelajaran


7 Pelaksanaan proses pembelajaran sesuai RPS, berlangsung dalam bentuk interaksi antara
dosen dengan mahasiswa, sumber belajar, sistematis,terstruktur, dengan metode
pembelajaran yang efektif
6 Pelaksanaan proses pembelajaran sesuai RPS, mengandung 4 aspek dari 5
5 Pelaksanaan proses pembelajaran sesuai RPS, mengandung 3 aspek dari 5
4 Pelaksanaan proses pembelajaran sesuai RPS, mengandung 2 aspek dari 5
3 Pelaksanaan proses pembelajaran sesuai RPS, mengandung 1 aspek dari 5
2 Pelaksanaan proses pembalajaran tidak sesuai RPS
1 Pelaksanaan proses pembalajaran tidak dilaksanakan dengan baik

3.5 Kejelasan Bentuk Pembelajaran


7 Bentuk pembelajaran berupa kuliah, responsif dan tutorial, seminar, praktikum atau
praktik lapangan, sistematis, terstruktur dimonitoring dan evaluasi secara terus menerus
beserta dokumen lengkap
6 Dilaksanakan 5 dari 6 bentuk pembelajaran dan dimonitoring dan dievaluasi secara terus
menerus
5 Dilaksanakan 4 dari 6 bentuk pembelajaran dan dimonitoring dan dievaluasi secara terus
menerus
4 Dilaksanakan 3 dari 6 bentuk pembelajaran dan dimonitoring dan dievaluasi secara terus
menerus
3 Dilaksanakan 2 dari 6 bentuk pembelajaran dan dimonitoring dan dievaluasi secara terus
menerus
2 Dilaksanakan 1 dari 6 bentuk pembelajaran dan dimonitoring dan dievaluasi secara terus
menerus
1 Dilaksanakan 1 dari 6 bentuk pembelajaran dan tidak dimonitoring dan dievaluasi secara
terus menerus

3.6 Kejelasan Beban Belajar dan Masa Penyelenggaraan Program Pendidikan


7 Proses pembelajaran efektif dinyatakan dalam besaran SKS, terdiri dari 16 minggu
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester
6 Proses pembelajaran efektif dinyatakan dalam besaran SKS, terdiri dari 15 minggu
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester
5 Proses pembelajaran efektif dinyatakan dalam besaran SKS, terdiri dari 14 minggu
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester
4 Proses pembelajaran efektif dinyatakan dalam besaran SKS, terdiri dari 13 minggu
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester
3 Proses pembelajaran efektif dinyatakan dalam besaran SKS, terdiri dari 12 minggu
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester
2 Proses pembelajaran efektif dinyatakan dalam besaran SKS, terdiri dari 11 minggu
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester
1 Belum menjalankan pembelajaran efektif paling sedikit terdiri dari 16 minggu termasuk
ujian tengah semester dan ujian akhir semester
4. STANDAR PENILAIAN
4.1 Adanya Kebijakan Mutu Tentang Standar Penilaian Pembelajaran
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup Prinsip penilaian, teknik penilaian,
mekanisme penilaian, prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, dan pelaporan
penilaian, kelulusan mahasiswa
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 6 aspek dari 7
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 5 aspek dari 7
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 4 aspek dari 7
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 3 aspek dari 7
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 2 aspek dari 7
1 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pembelajaran yang ditetapkan
dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 1 aspek dari 7

4.2 Kejelasan Prinsip Penilaian


7 Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, transparan dan
saling terintegrasi
6 Prinsip penilaian mencakup 5 dari 6 prinsip penilaian
5 Prinsip penilaian mencakup 4 dari 6 prinsip penilaian
4 Prinsip penilaian mencakup 3 dari 6 prinsip penilaian
3 Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, transparan dan
saling terintegrasi
2 Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, transparan dan
saling terintegrasi
1 Tidak memiliki prinsip-prinsip penilaian

4.3. Tahapan penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh Dosen

Penilaian awal, penilaian formatif, tugas tengah semester, ujian tengah semester, tugas
7
akhir semester, dan ujian akhir semester
Penilaian formatif, tugas tengah semester, ujian tengah semester, tugas akhir semester,
6
dan ujian akhir semester
Tugas tengah semester, ujian tengah semester, tugas akhir semester, dan ujian akhir
5
semester
4 Ujian tengah semester, tugas akhir semester, dan ujian akhir semester
3 Ujian tengah semester dan ujian akhir semester
2 Ujian akhir semester
1 Penilaian hanya didasarkan pada tugas akhir saja
4.4. Pedoman penilaian oleh dosen kepada mahasiswa
7 Memiliki pedoman penilaian mencakup teori dan praktek dalam bentuk penilaian (tes dan
non tes), acuan penilaian, kriteria penilaian, pembobotan, rubrik penilaian dan teknik
penskoran
Memiliki pedoman penilaian mencakup teori dan praktek dalam bentuk penilaian, acuan
6
penilaian, kriteria penilaian, pembobotan, rubrik penilaian
Memiliki pedoman penilaian mencakup teori dan praktek dalam bentuk penilaian, acuan
5
penilaian, kriteria penilaian, pembobotan
Memiliki pedoman penilaian mencakup teori dan praktek dalam bentuk penilaian, acuan
4
penilaian dan kriteria penilaian
Memiliki pedoman penilaian mencakup teori dan praktek dalam bentuk penilaian, kriteria
3
penilaian
2 Memiliki pedoman penilaian mencakup kriteria penilaian teori dan praktek
1 Pedoman hanya mencakup penilaian teori

4.5. Perencanaan penilaian

Perencanaan penilaian meliputi analisis materi, kisi-kisi, instrumen penilaian, tehnik


7
penskoran dan format penilaian yang dilengkapi dengan rubrik penilaian
Perencanaan penilaian meliputi analisis materi, kisi-kisi, instrumen penilaian, tehnik
6
penskoran dan format penilaian
Perencanaan penilaian meliputi analisis materi, kisi-kisi, instrumen penilaian, tehnik
5
penskoran
4 Perencanaan penilaian meliputi analisis materi, kisi-kisi, instrumen penilaian
3 Perencanaan penilaian meliputi analisis materi, kisi-kisi
2 Perencanaan penilaian hanya terdiri dari analisis materi
1 Tidak ada perencanaan penilaian

4.6. Penilaian berdasarkan ketuntasan kompetensi

Penilaian Ketercapaian Kompetensi Minimal (KKM) diterapkan pada 91%-100% mata


7
kuliah.
Penilaian Ketercapaian Kompetensi Minimal (KKM) diterapkan pada 81%-90% mata
6
kuliah.
Penilaian Ketercapaian Kompetensi Minimal (KKM) diterapkan pada 71%-80% mata
5
kuliah.
Penilaian Ketercapaian Kompetensi Minimal (KKM) diterapkan pada 61%-70% mata
4
kuliah.
Penilaian Ketercapaian Kompetensi Minimal (KKM) diterapkan pada 51%-60% mata
3
kuliah.
Penilaian Ketercapaian Kompetensi Minimal (KKM) diterapkan pada 41%-50% mata
2
kuliah.
1 Penilaian Ketercapaian Kompetensi Minimal (KKM) diterapkan pada ≤ 40% mata kuliah.

Kesesuaian butir-butir soal dengan luaran pembelajaran yangditetapkan dalam


4.7. pembelajaran dan silabus.

7 Butir-butir soal dikembangkan melalui pengembangan kisi-kisi sesuai dengan luaran


pembelajaran (learning outcome) sesuai dengan silabus dan selalu ditinjau secara
periodik setiap tahun.
6 Butir-butir soal dikembangkan melalui pengembangan kisi-kisi sesuai dengan luaran
pembelajaran sesuai dengan silabus dan selalu ditinjau secara periodik tiap tiga tahun.
5 Butir-butir soal dikembangkan melalui pengembangan kisi-kisi sesuai dengan luaran
pembelajaran sesuai dengan silabus dan selalu ditinjau secara periodik tiap lima tahun.
4 Butir-butir soal dikembangkan melalui pengembangan kisi-kisi sesuai dengan luaran
pembelajaran sesuai dengan silabus dan selalu ditinjau secara periodik tiap sepuluh
tahun.
3 Butir-butir soal dikembangkan melalui pengembangan kisi-kisi sesuai dengan luaran
pembelajaran tetapi belum didasarkan atas isi silabus dan selalu ditinjau secara periodik
tiap tiga tahun.
2 Butir-butir soal dikembangkan melalui pengembangan kisi-kisi belum sesuai dengan
luaran pembelajaran dan selalu ditinjau secara periodik tiap tiga tahun.
1 Butir-butir soal belum dikembangkan melalui pengembangan kisi-kisi dan belum
disesuaikan dengan luaran pembelajaran.

4.8. Pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran pada sebagian besar
matakuliah

7 Hasil penilaian digunakan untuk perbaikan: metode pengajaran, penyempurnaan materi


ajar, pemberian tugas, penyusunan jenis tes baru, penentuan sumber referensi,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
6 Hasil penilaian digunakan untuk 5 dari 6 perbaikan: metode pengajaran, penyempurnaan
materi ajar, pemberian tugas, penyusunan jenis tes baru, penentuan sumber referensi,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
5 Hasil penilaian digunakan untuk 4 dari 6 perbaikan: metode pengajaran, penyempurnaan
materi ajar, pemberian tugas, penyusunan jenis tes baru, penentuan sumber referensi,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
4 Hasil penilaian digunakan untuk 3 dari 6 perbaikan metode pengajaran, penyempurnaan
materi ajar, pemberian tugas, penyusunan jenis tes baru, penentuan sumber referensi,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
3 Hasil penilaian digunakan untuk 2 dari 6 perbaikan metode pengajaran, penyempurnaan
materi ajar, pemberian tugas, penyusunan jenis tes baru, penentuan sumber referensi,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
2 Hasil penilaian digunakan untuk 1 dari 6 perbaikan metode pengajaran, penyempurnaan
materi ajar, pemberian tugas, penyusunan jenis tes baru, penentuan sumber referensi,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
1 Hasil penilaian tidak digunakan untuk perbaikan pembelajaran

4.9. Tingkat kejelasan mekanisme dan pedoman ujian TA (Tugas


Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi).

7 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme dan pedoman ujian TA (Tugas
Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi) yang direview oleh tim secara berkala setiap tiga tahun.
6 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme dan pedoman ujian TA (Tugas
Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi) yang direview oleh tim secara berkala setiap lima tahun.
5 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme dan pedoman ujian TA (Tugas
Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi) yang direview oleh tim secara berkala setiap tujuh tahun.
4 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme dan pedoman ujian TA (Tugas
Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi) yang tidak pernah direview oleh tim.
3 LPTK memiliki pedoman yang tidak jelas tentang mekanisme dan pedoman ujian TA
(Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi) yang tidak pernah direview oleh tim.
2 LPTK memiliki pedoman yang tidak jelas tentang mekanisme dan pedoman ujian TA
(Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi) dan tidak pernah direview oleh tim.
1 LPTK tidak memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme dan pedoman ujian TA
(Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi).
4.10. Ketersediaanpedoman tentang mekanisme perbaikan nilai.

7 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme perbaikan nilai dan review oleh
tim secara berkala setiap empat tahun.
6 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme perbaikan nilai dan review oleh
tim secara berkala setiap delapan tahun.
5 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanismeperbaikan nilai dan review oleh
tim secara berkala setiap dua belas tahun.
4 LPTK memiliki pedoman yang kurang jelas tentang mekanisme perbaikan nilai dan
review oleh tim secara berkala setiap empat tahun.
3 LPTK memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme perbaikan nilai dan review oleh
tim secara berkala setiap delapan tahun.
2 LPTK memiliki pedoman yang tidak jelas tentang mekanisme perbaikan nilai dan review
oleh tim secara berkala setiap empat tahun.
1 LPTK tidak memiliki pedoman yang jelas tentang mekanisme perbaikan nilai.

5.1 Adanya Kebijakan Mutu Dalam Menjalankan Semua Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan
7 Program Studi memiliki kebijakan mutu tentangStandar Dosen dan Tenaga
Kependidikan”, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan,
tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah
mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO ) dan sudah
dijalankan lebih dari 2 tahun.
6 Program Studi memiliki kebijakan mutu tentang Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan,
tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah
mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah
dijalankan selama 1-2 tahun.
5 Program Studi memiliki kebijakan mutu tentang Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan,
tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah
mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah
dijalankan selama kurang dari 0-1 tahun.
4 Program Studi memiliki kebijakan mutu tentang Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan,
tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, namun belum
mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal ( misalnya : ISO).
3 Program Studi memiliki kebijakan mutu tentang Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan,
tiap 12 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi
2 Program Studi memiliki kebijakan mutu tentang Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan
1 Tidak ada kebijakan mutu tentang Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

5.2. Kualifikasi Dosen (Untuk Program Studi Diploma/ S1/ Sarjana)


7 Dosen berkualifikasi minimal S2 atau setara dengan jenjang 8 SKKNI >80%
6 Dosen berkualifikasi minimal S2 atau setara dengan jenjang 8 SKKNI 61% - 80%
5 Dosen berkualifikasi minimal S2 atau setara dengan jenjang 8 SKKNI 51% - 60%
4 Dosen berkualifikasi minimal S2 atau setara dengan jenjang 8 SKKNI 41% - 50%
3 Dosen berkualifikasi minimal S2 atau setara dengan jenjang 8 SKKNI 31% - 40%
2 Dosen berkualifikasi minimal S2 atau setara dengan jenjang 8 SKKNI 21% - 30%
1 Dosen berkualifikasi minimal S2 atau setara dengan jenjang 8 SKKNI <21%

5.2.Kualifikasi Dosen (Untuk Program Studi S2/Magister)


7 Dosen berkualifikasi minimal S3 atau setara dengan jenjang 9 SKKNI>80%
6 Dosen berkualifikasi minimal S3 atau setara dengan jenjang 9 SKKNI61% - 80%
5 Dosen berkualifikasi minimal S3 atau setara dengan jenjang 9 SKKNI51% - 60%
4 Dosen berkualifikasi minimal S3 atau setara dengan jenjang 9 SKKNI41% - 50%
3 Dosen berkualifikasi minimal S3 atau setara dengan jenjang 9 SKKNI31% - 40%
2 Dosen berkualifikasi minimal S3 atau setara dengan jenjang 9 SKKNI21% - 30%
1 Dosen berkualifikasi minimal S3 atau setara dengan jenjang 9 SKKNI<21%

5.3 Beban Kinerja Dosen


7 Beban kerja dosen persemester 11 – 13 sks
6 Beban kerja dosen persemester 10 sks atau 14 sks
5 Beban kerja dosen persemester 9 sks atau 15 sks
4 Beban kerja dosen persemester 8 sks atau 16 sks
3 Beban kerja dosen persemester 7 sks atau 17 – 18 sks
2 Beban kerja dosen persemester 6 sks atau 19 – 20 sks
1 Beban kerja dosen persemester ≤ 5 sks atau ≥ 21 sks
Catatan 5.3
• Penghitungan beban kinerja dosen didasarkan antara lain pada :
a. Kegiatan pokok dosen mencakup: perencanaan, evaluasi dan pengendalian
proses pembelajaran, pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran, pembimbingan
dan pelatihan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
b. Kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas tambahan
c. Kegiatan penunjang

5.4 Rasio Dosen Tetap


7 Program studi memiliki dosen tetap >80%
6 Program studi memiliki dosen tetap 61% - 80%
5 Program studi memiliki dosen tetap 51% - 60%
4 Program studi memiliki dosen tetap 41% - 50%
3 Program studi memiliki dosen tetap 31% - 40%
2 Program studi memiliki dosen tetap 21% - 30%
1 Program studi memiliki dosen tetap <21%
Catatan
• Dosen tetap adalah Dosen berstatus sebagai pendidik tetap pada 1 program studi dan
tidak menjadi pegawai tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan lain

5.5 Jumlah Dosen Dalam Jabatan Fungsional


7 Dosen dengan jabatan guru besar dan lektor kepala>80%
6 Dosen dengan jabatan guru besar dan lektor kepala 61% - 80%
5 Dosen dengan jabatan guru besar dan lektor kepala 51% - 60%
4 Dosen dengan jabatan guru besar dan lektor kepala 41% - 50%
3 Dosen dengan jabatan guru besar dan lektor kepala31% - 40%
2 Dosen dengan jabatan guru besar dan lektor kepala21% - 30%
1 Dosen dengan jabatan guru besar dan lektor kepala<21%

5.6 Jumlah Dosen Yang Memiliki Sertifikasi Pendidik


7 Jumlah dosen yang memiliki sertifikasi pendidik >80%
6 Jumlah dosen yang memiliki sertifikasi pendidik 61% - 80%
5 Jumlah dosen yang memiliki sertifikasi pendidik 51% - 60%
4 Jumlah dosen yang memiliki sertifikasi pendidik 41% - 50%
3 Jumlah dosen yang memiliki sertifikasi pendidik 31% - 40%
2 Jumlah dosen yang memiliki sertifikasi pendidik 21% - 30%
1 Jumlah dosen yang memiliki sertifikasi pendidik <21%

5.7 Jumlah Dosen Yang Memiliki Linieritas


Jumlah dosen yang memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada
7
program studi >80%
Jumlah dosen yang memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada
6
program studi 61% - 80%
Jumlah dosen yang memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada
5
program studi 51% - 60%
Jumlah dosen yang memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada
4
program studi 41% - 50%
Jumlah dosen yang memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada
3
program studi 31% - 40%
Jumlah dosen yang memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada
2
program studi 21% - 30%
Jumlah dosen yang memiliki keahlian dibidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada
1
program studi<21%
5.8 Kesesuaian Dosen Pengampu Mata Kuliah Dengan Bidang Keahlian
Dosen mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya
7
91% - 100%
6 Dosen mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya 81% - 90%
5 Dosen mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya 71% - 80%
Dosen mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya
4
61% - 70%
Dosen mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya
3
51% - 60%
Dosen mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya
2
41% - 50%
1 Dosen mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya <41%

5.9 Keikutsertaan Dosen Dalam Forum Ilmiah Kependidikan


7 Dosen yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya
kependidikan sebanyak >80%
6 Dosenyang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya
kependidikan sebanyak 71% -80%
5 Dosenyang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya
kependidikan sebanyak 61% -70%
4 Dosenyang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya
kependidikan sebanyak 51% - 60%
3 Dosenyang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya
kependidikan sebanyak 31% - 50%
2 Dosenyang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya
kependidikan sebanyak 21% - 30%
1 Dosen terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya
kependidikan sebanyak < 21%

5.10 Rasio Jumlah Tenaga Kependidikan (Tenaga Fungsional Umum, Tenaga Fungsional
Pranata, Tenaga Fungsional Keuangan, Dsb) Dengan Mahasiswa
7 Rasio jumlah tenaga kependidikan dengan mahasiswa 1 : (1-100)
6 Rasio jumlah tenaga kependidikan dengan mahasiswa 1 : (101-150)
5 Rasio jumlah tenaga kependidikan dengan mahasiswa 1 : (151-200)
4 Rasio jumlah tenaga kependidikan dengan mahasiswa 1 : (201-250)
3 Rasio jumlah tenaga kependidikan dengan mahasiswa 1 : (251- 300 )
2 Rasio jumlah tenaga kependidikan dengan mahasiswa 1 : (301-350)
1 Rasio jumlah tenaga kependidikan dengan mahasiswa 1 : >350
5.11 Kualifikasi Tenaga kependidikan (tenaga fungsional umum, tenaga fungsional pranata, tenaga
fungsional keuangan, dsb)

7 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat >80%


6 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 61% - 80%
5 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 51% - 60%
4 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 41% - 50%
3 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 31% - 40%
2 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 21% - 30%
1 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat <21%

5.12 Relevansi Tenaga kependidikan (tenaga fungsional umum, tenaga fungsional pranata, tenaga
fungsional keuangan, dsb)

7 Relevansi bidang tugas tenaga kependidikan dengan latar belakang pendidikan >80%
Relevansi bidang tugas tenaga kependidikan dengan latar belakang pendidikan
6
61% - 80%
Relevansi bidang tugas tenaga kependidikan dengan latar belakang pendidikan
5
51% - 60%
Relevansi bidang tugas tenaga kependidikan dengan latar belakang pendidikan
4
41% - 50%
Relevansi bidang tugas tenaga kependidikan dengan latar belakang pendidikan
3
31% - 40%
Relevansi bidang tugas tenaga kependidikan dengan latar belakang pendidikan
2
21% - 30%
1 Relevansi bidang tugas tenaga kependidikan dengan latar belakang pendidikan <21%

5.13 Kualifikasi Tenaga Kependidikan (Tenaga Fungsional Umum, Tenaga Fungsional Pranata,
Tenaga Fungsional Keuangan, Dsb)
7 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat >80%
6 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 61% - 80%
5 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 51% - 60%
4 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 41% - 50%
3 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 31% - 40%
2 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat 21% - 30%
1 Kualifikasi tenaga kependidikan yang memenuhi syarat <21%
Catatan:
• Kualifikasi Tendik minimal D3, kecuali tenaga administrasi minimal SMA atau
sederajat
• Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya
6. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
6.1. Adanya Kebijakan Mutu Tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
7 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan, telah
dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan tinggi tentang Kebijakan Mutu, tiap
6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO ) dan sudah dijalankan sudah lebih dari 2 tahun.
6 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan, telah
dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan tinggi tentang Kebijakan Mutu, tiap
6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah dijalankan selama 1-2 tahun.
5 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan, telah
dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan tinggi tentang Kebijakan Mutu, tiap
6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) selama 0-1 tahun
4 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan, telah
dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan tinggi tentang Kebijakan Mutu, tiap
6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, belum mendapat pengakuan dari
badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO).
3 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan , telah
dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan tinggi tentang Kebijakan Mutu, tiap
12 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, belum mendapat pengakuan
dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO).
2 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan , telah
dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan tinggi tentang Kebijakan Mutu.
1 Tidak adanya kebijakan mutu tentang Standar Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

6.2. Keberadaan Sarana Sesuai Dengan Kebutuhan Isi Dan Proses Pembelajaran Dalam Rangka
Pemenuhan Capaian Pembelajaran Lulusan
7 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan sarana pembelajaran yang lengkap, meliputi: perabot;
peralatan pendidikan; media pendidikan; buku, buku elektronik, dan repositori; sarana teknologi
informasi dan komunikasi; instrumentasi eksperimen; sarana olahraga; sarana berkesenian; sarana
fasilitas umum; bahan habis pakai; dan sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
6 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 10 dari 11sarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: perabot; peralatan pendidikan; media pendidikan; buku, buku elektronik, dan
repositori; sarana teknologi informasi dan komunikasi; instrumentasi eksperimen; sarana
olahraga; sarana berkesenian; sarana fasilitas umum; bahan habis pakai; dan sarana
pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
5 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 9 dari 11sarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: perabot; peralatan pendidikan; media pendidikan; buku, buku elektronik, dan
repositori; sarana teknologi informasi dan komunikasi; instrumentasi eksperimen; sarana
olahraga; sarana berkesenian; sarana fasilitas umum; bahan habis pakai; dan sarana
pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
4 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 8 dari 11sarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: perabot; peralatan pendidikan; media pendidikan; buku, buku elektronik, dan
repositori; sarana teknologi informasi dan komunikasi; instrumentasi eksperimen; sarana
olahraga; sarana berkesenian; sarana fasilitas umum; bahan habis pakai; dan sarana
pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
3 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 7 dari 11sarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: perabot; peralatan pendidikan; media pendidikan; buku, buku elektronik, dan
repositori; sarana teknologi informasi dan komunikasi; instrumentasi eksperimen; sarana
olahraga; sarana berkesenian; sarana fasilitas umum; bahan habis pakai; dan sarana
pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
2 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 6 dari 11sarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: perabot; peralatan pendidikan; media pendidikan; buku, buku elektronik, dan
repositori; sarana teknologi informasi dan komunikasi; instrumentasi eksperimen; sarana
olahraga; sarana berkesenian; sarana fasilitas umum; bahan habis pakai; dan sarana
pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
1 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan < 6 dari 11sarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: perabot; peralatan pendidikan; media pendidikan; buku, buku elektronik, dan
repositori; sarana teknologi informasi dan komunikasi; instrumentasi eksperimen; sarana
olahraga; sarana berkesenian; sarana fasilitas umum; bahan habis pakai; dan sarana
pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.

6.3. Keberadaan Prasarana Sesuai Dengan Kebutuhan Isi Dan Proses Pembelajaran Dalam Rangka
Pemenuhan Capaian Pembelajaran Lulusan
7 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan prasarana pembelajaran yang lengkap, meliputi:
lahan; ruang kelas; perpustakaan; laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi; tempat
berolahraga; ruang untuk berkesenian; ruang unit kegiatan mahasiswa; ruang pimpinan
perguruan tinggi; ruang dosen; ruang tata usaha; dan fasilitas umum.
6 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 10 dari 11 prasarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: lahan; ruang kelas; perpustakaan; laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
tempat berolahraga; ruang untuk berkesenian; ruang unit kegiatan mahasiswa; ruang pimpinan
perguruan tinggi; ruang dosen; ruang tata usaha; dan fasilitas umum.
5 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 9 dari 11prasarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: lahan; ruang kelas; perpustakaan; laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
tempat berolahraga; ruang untuk berkesenian; ruang unit kegiatan mahasiswa; ruang pimpinan
perguruan tinggi; ruang dosen; ruang tata usaha; dan fasilitas umum.
4 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 8 dari 11 prasarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: lahan; ruang kelas; perpustakaan; laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
tempat berolahraga; ruang untuk berkesenian; ruang unit kegiatan mahasiswa; ruang pimpinan
perguruan tinggi; ruang dosen; ruang tata usaha; dan fasilitas umum.
3 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 7 dari 11 prasarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: lahan; ruang kelas; perpustakaan; laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
tempat berolahraga; ruang untuk berkesenian; ruang unit kegiatan mahasiswa; ruang pimpinan
perguruan tinggi; ruang dosen; ruang tata usaha; dan fasilitas umum.
2 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan 6 dari 11 prasarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: lahan; ruang kelas; perpustakaan; laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
tempat berolahraga; ruang untuk berkesenian; ruang unit kegiatan mahasiswa; ruang pimpinan
perguruan tinggi; ruang dosen; ruang tata usaha; dan fasilitas umum.
1 Perguruan tinggi memiliki dan menyediakan <6 dari 11prasarana pembelajaran yang lengkap,
meliputi: lahan; ruang kelas; perpustakaan; laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
tempat berolahraga; ruang untuk berkesenian; ruang unit kegiatan mahasiswa; ruang pimpinan
perguruan tinggi; ruang dosen; ruang tata usaha; dan fasilitas umum.
6.4. Kecukupan Koleksi Perpustakaan, Aksesibilitas Termasuk Ketersediaan Dan Kemudahan Akses
E-Library Untuk Setiap Bahan Pustaka Yang Meliputi Buku Teks, Jurnal Internasional, Jurnal
Nasional Terakreditasi, Dan Prosiding
7 Tersedia koleksi perpustakaanuntuk setiap bahan pustaka meliputi: a) Buku teks, b) skripsi, tesis,
disertasi,c) prosiding nasional, d) prosiding internationale) jurnal nasional belum terakreditasi, f)
jurnal nasional terakreditasi,dan g) jurnal internasional.
6 Tersedia koleksi perpustakaanmencakup 6 dari 7 opsi di atas
5 Tersedia koleksi perpustakaanmencakup 5 dari 7 opsi di atas
4 Tersedia koleksi perpustakaanmencakup 4 dari 7 opsi di atas
3 Tersedia koleksi perpustakaanmencakup 3 dari 7 opsi di atas
2 Tersedia koleksi perpustakaanmencakup 2 dari 7 opsi di atas
1 Tersedia koleksi perpustakaan dan e-librarymencakup 1 dari 7 opsi di atas

6.5. Kemudahan Akses Perpustakaan Untuk Setiap Bahan Pustaka Yang Meliputi Buku Teks,
Jurnal Internasional, Jurnal Nasional Terakreditasi, Dan Prosiding
7 Kemudahan mengakses bahan putaka secara manual untuk setiap bahan pustaka mencakup: a)
Buku teks dan perlengkapannya, b) Skripsi, tesis, disertrasi,c) Jurnal nasional belum terakreditasi,
d) Prosiding nasional, e) Jurnal Nasional terakreditasi, f) Prosding international, dan g) Jurnal
Internasional.
6 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka secara manual mencakup 6 dari 7 opsi di atas
5 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka secara manual mencakup 5 dari 7 opsi di atas
4 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka secara manual mencakup 4 dari 7 opsi di atas
3 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka secara manual mencakup 3 dari 7 opsi di atas
2 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka secara manual mencakup 2 dari 7 opsi di atas
1 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka secara manual mencakup 1 dari 7 opsi di atas

6.6 Kemudahan Akses Menggunakan E-Library Untuk Setiap Bahan Pustakayang Meliputi Buku
Teks, Jurnal Internasional, Jurnal Nasional Terakreditasi, Dan Prosiding
7 Ada kemudahan mengakses bahan putaka dengan e-library untuk setiap bahan pustaka
mencakup:
a) Buku teks,
b) Skripsi, tesis, disertrasi,
c) Jurnal nasional belum terakreditasi,
d) Prosiding nasional,
e) Jurnal Nasional terakreditasi,
f) Prosding international, dan
g) Jurnal Internasional
6 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka dengan e-library mencakup 6 dari 7 opsi di atas
5 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka dengan e-library mencakup 5 dari 7 opsi di atas
4 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka dengan e-library mencakup 4 dari 7 opsi di atas
3 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka dengan e-library mencakup 3 dari 7 opsi di atas
2 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka dengan e-library mencakup 2 dari 7 opsi di atas
1 Ada kemudahan mengakses bahan pustaka dengan e-library mencakup 1 dari 7 opsi di atas
6.7. Ketersediaan Sistem Informasi Dan Fasilitas Tik Yang Digunakan Prodi Dalam Proses
Pembelajaran Dalam Bentuk Band Width, Hardware, Software, Lan, E-Learning, Dan On-Line
Journal/Library
7 Ketersediaan TIK mencakup: a) band width, b) hardware, c) software, d) LAN, e) e-learning, dan f)
e-library.
6 Ketersediaan TIK mencakup: a) band width, b) hardware, c) software, d) LAN, dan e) e-learning.
5 Ketersediaan TIK mencakup: a) band width, b) hardware, c) software, dan d) LAN.
4 Ketersediaan TIK mencakup: a) band width, b) hardware, dan c) software.
3 Ketersediaan TIK mencakup: a) band width danb) hardware.
2 Ketersediaan TIK mencakup: a) hardware dan b) software.
1 Tidak tersedia fasilitas TIK

6.8 Ketersediaan Kapasitas Internet dengan Rasio Bandwidth der Mahasiswa yang Memadai
7 Kapasitas internet dengan rasio bandwidth> 25 kbps per mahasiswa.
6 Kapasitas internet dengan rasio bandwidth 15 - 25 kbps per mahasiswa
5 Kapasitas internet dengan rasio bandwidth 5 - <15 kbps per mahasiswa
4 Kapasitas internet dengan rasio bandwidth 1 - <5 kbps per mahasiswa
3 Kapasitas internet dengan rasio bandwidth 0,5 - <1 kbps per mahasiswa
2 Kapasitas internet dengan rasio bandwidth<0,5 kbps per mahasiswa
1 Belum ada fasilitas internet

6.9 Aksesibilitas Data dalam Sistem Informasi

7 Data dikelola terintegrasi dengan komputer dan dapat diakses melalui jaringan internet.
6 Data dikelola terintegrasi dengan komputer dan tidak dapat diakses melalui jaringan internet.
5 Data dikelola tidak terintegrasi dengan komputer tetapi dapat diakses melalui jaringan internet
(Wide Area Network, WAN).
4 Data dikelola tidak terintegrasi dengan komputer tetapi dapat diakses melalui jaringan lokal
(Local Area Network, LAN).
3 Data dikelola tidak terintegrasi dengan komputer tetapi tidak dapat diakses melalui jaringan
2 Data dikelola secara manual.
1 Belum ada penanganan data.

6.10. Pemenuhan Persyaratan Bangunan Perguruan Tinggi


7 Bangunan perguruan tinggi memenuhi persyaratan yang meliputi: keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya memadai,
instalasi limbah umum dan instalasi limbah khusus yang memenuhi persyaratan.
6 Bangunan perguruan tinggi memenuhi 6 dari 7 persyaratan yang meliputi: keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya
memadai dan instalasi limbah yang memenuhi persyaratan.
5 Bangunan perguruan tinggi memenuhi 5 dari 7 persyaratan yang meliputi: keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya
memadai dan instalasi limbah yang memenuhi persyaratan.
4 Bangunan perguruan tinggi memenuhi 4 dari 7 persyaratan yang meliputi: keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya
memadai dan instalasi limbah yang memenuhi persyaratan.
3 Bangunan perguruan tinggi memenuhi 3 dari 7 persyaratan yang meliputi: keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya
memadai dan instalasi limbah yang memenuhi persyaratan.
2 Bangunan perguruan tinggi memenuhi 2 dari 7 persyaratan yang meliputi: keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya
memadai dan instalasi limbah yang memenuhi persyaratan.
1 Bangunan perguruan tinggi memenuhi 1 dari 7 persyaratan yang meliputi: keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya
memadai dan instalasi limbah yang memenuhi persyaratan.
7. STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
7.1. ADANYA KEBIJAKAN MUTU TENTANG STANDAR PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN
7 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pengelolaan Pembelajaran pada tingkat program studi
meliputi kriteria perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta
pelaporan kegiatan pembelajaran
6 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pengelolaan Pembelajaran pada tingkat program studi
memenuhi 5 dari 6 kriteria
5 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pengelolaan Pembelajaran pada tingkat program studi
memenuhi 4 dari 6 kriteria
4 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pengelolaan Pembelajaran pada tingkat program studi
memenuhi 3 dari 6 kriteria
3 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pengelolaan Pembelajaran pada tingkat program studi
memenuhi 2 dari 6 kriteria
2 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pengelolaan Pembelajaran pada tingkat program studi
memenuhi 1 dari 6 kriteria
1 Tidak adanya kebijakan mutu tentang Standar Pengelolaan Pembelajaran

7.2. ACUAN STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


7 Adanya Standar pengelolaan pembelajaran yang mengacu pada standar kompetensi lulusan,
standar isi pembelajaran, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen dan
tenaga kependidikan dan standar sarana dan prasarana pembelajaran
6 Adanya Standar yang mengacu pada 5 dari 6 standar pengelolaan pembelajaran
5 Adanya Standar yang mengacu pada 4 dari 6 standar pengelolaan pembelajaran
4 Adanya Standar yang mengacu pada 3 dari 6 standar pengelolaan pembelajaran
3 Adanya Standar yang mengacu pada 2 dari 6 standar pengelolaan pembelajaran
2 Adanya Standar yang mengacu pada 1 dari 6 standar pengelolaan pembelajaran
1 Tidak adanya standar pengelolaan pembelajaran

7.3. PELAKSANAAN STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


7 Adanya kebijakan mutu, rencana strategis, dan operasional yang dapat diakses oleh sivitas
akademica dan pemangku kepentingan dan dapat dijadikan pedoman program studi dalam
melaksanakan program pembelajaran, selaras dengan capaian pembelajaran lulusan, menjaga
dan meningkatkan mutu pengelolaan program studi, ssuai dengan visi dan misi perguruan tinggi,
dilakukan pemantauan dan evaluasi
6 Adanya kebijakan mutu pelaksanaan standar pengelelolaan pembelajaran oleh unit pengelola
program studi dan perguruan tinggi mengacu pada 7 dari 8 standar pengelolaan pembelajaran
5 Adanya kebijakan mutu pelaksanaan standar pengelelolaan pembelajaran oleh unit pengelola
program studi dan perguruan tinggi mengacu pada 6 dari 8 standar pengelolaan pembelajaran
4 Adanya kebijakan mutu pelaksanaan standar pengelelolaan pembelajaran oleh unit pengelola
program studi dan perguruan tinggi mengacu pada 5 dari 8 standar pengelolaan pembelajaran
3 Adanya kebijakan mutu pelaksanaan standar pengelelolaan pembelajaran oleh unit pengelola
program studi dan perguruan tinggi mengacu pada 4 dari 8 standar pengelolaan pembelajaran
2 Adanya kebijakan mutu pelaksanaan standar pengelelolaan pembelajaran oleh unit pengelola
program studi dan perguruan tinggi mengacu pada 3 dari 8 standar pengelolaan pembelajaran
1 Tidak adanya kebijakan mutu pelaksanaan standar pengelelolaan pembelajaran oleh unit
pengelola program studi dan perguruan tinggi

7.3. PANDUAN PELAKSANAAN STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI


7 Adanya panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, penjaminan mutu dan
pengembangan kegiatan pembelajaran serta melaporkan melalui pangkalan data pendidikan
tinggi dalam pelaksanaan standar pengelolaan pembelajaran program studi
6 Adanya 5 dari 6 kriteria panduan dalam pelaksanaan standar pengelolaan pembelajaran program
studi
5 Adanya 4 dari 6 kriteria panduan dalam pelaksanaan standar pengelolaan pembelajaran program
studi
4 Adanya 3 dari 6 kriteria panduan dalam pelaksanaan standar pengelolaan pembelajaran program
studi
3 Adanya 2 dari 6 kriteria panduan dalam pelaksanaan standar pengelolaan pembelajaran program
studi
2 Adanya 1 dari 6 kriteria panduan dalam pelaksanaan standar pengelolaan pembelajaran program
studi
1 Tidak adanya panduan dalam pelaksanaan standar pengelolaan pembelajaran program studi

7.4.Adanya Standard Oprational Prosedure (SOP) dalam menjalankan semua ‘Pengelolaan


Program Studi’
7 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6
bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan
dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO ) dan sudah dijalankan sudah lebih dari 5
tahun.
6 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6
bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan
dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah dijalankan selama 3-5 tahun.
5 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6
bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan
dari badan evaluasi eksternal (misalnya : ISO) dan sudah dijalankan selama 1-3 tahun.
4 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6
bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan
dari badan evaluasi eksternal ( misalnya : ISO).
3 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan, tiap 6
bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal perguruan tinggi.
2 Ada SOP, telah dijalankan dengan Surat Keputusan (SK) pimpinan perguruan.
1 Idak ada SOP
7.5. Karakteristik kepemimpinan program studi yang efektif

7 Kepemimpinan program studi meliputi: a) memotivasi, b) menjalin hubungan kerja sama,


c) menampung aspirasi, d) berprestasi, e) memiliki komitmen yang tinggi, f) mampu
bekerja keras, dan g) dapat menjadi teladan.
6 Kepemimpinan program studi meliputi 6 dari 7.
5 Kepemimpinan program studi meliputi 5 dari 7.
4 Kepemimpinan program studi meliputi 4 dari 7.
3 Kepemimpinan program studi meliputi 3 dari 7.
2 Kepemimpinan program studi meliputi 2 dari 7.
1 Kepemimpinan program studi meliputi 0 – 1 dari 7.

7.6.Kejelasan Sistem Pengelolaan Fungsional dan Operasional Program Studi


7 Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup lima fungsi
pengelolaan (planning, organizing, staffing, leading, dan controlling) yang dilaksanakan
secara efektif, dilengkapi dengan pedoman pengelolaan dan bukti berupa dokumen
pengelolaan.
6 Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup lima fungsi
pengelolaan (planning, organizing, staffing, leading, dan controlling) yang dilaksanakan
secara efektif, dilengkapi dengan pedoman pengelolaan, tetapi tanpa bukti dokumen
pengelolaan.
5 Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup empat dari lima
fungsi pengelolaan (planning, organizing, staffing, leading, dan controlling) yang
dilaksanakan secara efektif, dilengkapi dengan bukti dokumen pengelolaan.
4 Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup empat dari lima
fungsi pengelolaan (planning, organizing, staffing, leading, dan controlling) yang
dilaksanakan secara efektif, tetapi tidak dilengkapi oleh pedoman pengelolaan dan tidak
ada bukti dokumen pengelolaan.
3 Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup tiga dari lima
fungsi pengelolaan (planning, organizing, staffing, leading, dan controlling) yang
dilaksanakan secara efektif, tetapi dilengkapi dengan bukti dokumen pengelolaan.
2 Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup tiga dari lima
fungsi pengelolaan (planning, organizing, staffing, leading, dan controlling) yang
dilaksanakan secara efektif, tetapi tidak dilengkapi dengan pedoman pengelolaan.
1 Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup dua dari lima
fungsi pengelolaan (planning, organizing, staffing, leading, dan controlling) yang
dilaksanakan secara efektif, tetapi tidak dilengkapi dengan pedoman pengelolaan dan
tidak ada bukti dokumen pengelolaan.

7.7.Kejelasan Analisis Jabatan, Deskripsi Tugas, Program Peningkatan Kompetensi Manajerial.


7 Program studi memiliki 5 dari 5 aspek yaitu dokumen:
1) analisis jabatan, 2) uraian tugas, 3) prosedur kerja, 4) program peningkatan kompetensi
manajerial yang sistematis, dan 5) dokumen proses pengelolaan untuk pengelola program
studi yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen operasi
6 Perguruan tinggi memiliki 4 dari 5 aspek yaitu dokumen:
1) analisis jabatan, 2) uraian tugas, 3) prosedur kerja, 4) program peningkatan kompetensi
manajerial yang sistematis, dan 5) dokumen proses pengelolaan untuk pengelola program
studi yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen operasi.
5 Perguruan tinggi memiliki 3 dari 5 aspek yaitu dokumen:
1) analisis jabatan, 2) uraian tugas, 3) prosedur kerja, 4) program peningkatan kompetensi
manajerial yang sistematis, dan 5) dokumen proses pengelolaan untuk pengelola unit
kerja yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen operasi.
4 Perguruan tinggi memiliki 2 dari 5 aspek yaitu dokumen:
1) analisis jabatan, 2) uraian tugas, 3) prosedur kerja, 4) program peningkatan kompetensi
manajerial yang sistematis, dan 5) dokumen proses pengelolaan untuk pengelola unit
kerja yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen operasi.
3 Perguruan tinggi memiliki 1 dari 5 aspek yaitu dokumen:
1) analisis jabatan, 2) uraian tugas, 3) prosedur kerja, 4) program peningkatan kompetensi
manajerial yang sistematis, dan 5) dokumen proses pengelolaan untuk pengelola unit
kerja yang menggambarkan keefektifan dan keefisienan manajemen operasi.
2 Perguruan tinggi memiliki 1 dari 5 aspek yaitu dokumen:
1) analisis jabatan, 2) uraian tugas, 3) prosedur kerja, 4) program peningkatan kompetensi
manajerial yang sistematis, dan 5) dokumen proses pengelolaan namun pelaksanaan
masih belum terlaksana secara efektif dan efisien.
1 Perguruan tinggi tidak memiliki kejelasan analisis jabatan, deskripsi tugas, program
peningkatan kompetensi manajerial yang menjamin terjadinya proses pengelolaan yang
efektif.

7.8. Diseminasi Hasil Kinerja Program Studi Sebagai Akuntabilitas Publik secara Berkala
7 Program studi bertanggung jawab menyebarluaskan hasil kinerjanya secara berkala
kepada semua stakeholders, minimal setiap tahun.
6 Program studi bertanggung jawab menyebarluaskan hasil kinerjanya secara berkala
kepada semua stakeholders, minimal setiap tiga tahun.
5 Program studi bertanggung jawab menyebarluaskan hasil kinerjanya secara berkala
kepada semua stakeholders, minimal setiap lima tahun.
4 Program studi bertanggung jawab menyebarluaskan hasil kinerjanya secara berkala
minimal setiap tahun, tetapi hanya untuk internal stakeholders.
3 Program studi bertanggung jawab menyebarluaskan hasil kinerjanya secara berkala
minimal tiga tahun, tetapi hanya untuk internal stakeholders.
2 Program studi bertanggung jawab menyebarluaskan hasil kinerjanya kepada internal
stakeholders, tetapi tidak dilakukan secara berkala.
1 Program studi tidak menyebarluaskan hasil kinerjanya kepada stakeholders.

7.9. Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Menerapkan Prinsip-Prinsip Ekuitas.


7 Sistem penerimaan mahasiswa baru memberikan kesempatan yang sama pada seluruh
lapisan masyarakat tanpa membedakan atas dasar apapun juga.
6 Sistem penerimaan mahasiswa baru dengan mempertimbangkan 1 dari 5 pertimbangan
(1) gender, (2) asal mahasiswa, (3) kemampuan finansial orang tua mahasiswa , (4)
etnis serta (5) kepercayaan mahasiswa.
5 Sistem penerimaan mahasiswa baru dengan mempertimbangkan 2 dari 5 pertimbangan
(1) gender, (2) asal mahasiswa, (3) kemampuan finansial orang tua mahasiswa , (4)
etnis serta (5) kepercayaan mahasiswa.
4 Sistem penerimaan mahasiswa baru dengan mempertimbangkan 3 dari 5 pertimbangan
(1) gender, (2) asal mahasiswa, (3) kemampuan finansial orang tua mahasiswa , (4)
etnis serta (5) kepercayaan mahasiswa.
3 Sistem penerimaan mahasiswa baru dengan mempertimbangkan 4 dari 5 pertimbangan
(1) gender, (2) asal mahasiswa, (3) kemampuan finansial orang tua mahasiswa , (4)
etnik serta (5) kepercayaan mahasiswa.
2 Sistem penerimaan mahasiswa baru dengan mempertimbangkan 5 dari 5 pertimbangan
(1) gender, (2) asal mahasiswa, (3) kemampuan finansial orang tua mahasiswa , (4)
etnik serta (5) kepercayaan mahasiswa.
1 Sistem penerimaan mahasiswa baru secara tertutup atau kalangan tertentu.

7.10. Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru yang Menerapkan Prinsip Pemerataan Wilayah Asal
Mahasiswa.
7 Sistem penerimaan mahasiswa baru memberikan kesempatan yang sama pada seluruh
lapisan masyarakat dari mana pun asalnya.
6 Sistem penerimaan mahasiswa baru memberikan kesempatan yang sama pada seluruh
lapisan masyarakat dari manapun asalnya dengan kuota tertentu bagi mahasiswa asing.
5 Sistem penerimaan mahasiswa baru memberikan kesempatan yang sama pada seluruh
lapisan masyarakat dari manapun asalnya dengan kuota tertentu bagi mahasiswa asing
dari ASEAN serta LUAR ASEAN.
4 Sistem Penerimaan mahasiswa baru memberikan kesempatan yang sama pada seluruh
lapisan masyarakat dalam wilayah NKRI.
3 Sistem penerimaan mahasiswa baru mengutamakan calon dari pulau tempat perguruan
tinggi berada.
2 Sistem penerimaan mahasiswa baru mengutamakan calon dari provinsi tempat perguruan
tinggi berada.
1 Sistem penerimaan mahasiswa baru mengutamakan calon dari daerah, tempat perguruan
tinggi berada.

7.11. Kelengkapan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru yang Memberikan Peluang dan
Menerima Mahasiswa yang Memiliki Potensi Akademik namun Kurang Mampu secara
Ekonomi dan/atau Berkebutuhan Khusus
Lebih dari 20% mahasiswa yangmemiliki potensi akademik namun kurang mampu
7 secara ekonomi dan/atau berkebutuhan khusus dan lulus seleksi dapat mengikuti program
tanpa membayar finansial dan semua mendapat beasiswa.
Semua mahasiswa yang memiliki potensi akademik namun kurang mampu secara
6 ekonomi dan/atau berkebutuhan khusus dan lulus seleksi dapat mengikuti program
dengan pengaturan finansial yang sudah diatur sistem subsidi dan beasiswa.
Semua mahasiswa yang memiliki potensi akademik namun kurang mampu secara
5 ekonomi dan/atau berkebutuhan khusus dan lulus seleksi dapat mengikuti program
dengan pertimbangan finansial yang diatur sistem subsidi dan pinjaman.
Semua mahasiswa yang memiliki potensi akademik namun kurang mampu secara
4 ekonomi dan/atau berkebutuhan khusus dan lulus seleksi dapat mengikuti program
dengan pertimbangan finansial karena sudah diatur sistem subsidi.
Semua mahasiswa yang memiliki potensi akademik namun kurang mampu secara
3 ekonomi dan/atau berkebutuhan khusus dan lulus seleksi dapat mengikuti program
dengan pertimbangan finansial yang memungkinkan dibayar jangka panjang.
Semua mahasiswa yang memiliki potensi akademik namun kurang mampu secara
2 ekonomi dan/atau berkebutuhan khusus dan lulus seleksi dapat mengikuti program
dengan pertimbangan finansial yang memungkinkan dibayar jangka pendek.
1 Hanya mahasiswa baru dengan kemampuan finansial tertentu dapat diterima.

7.12. Rasio Jumlah Mahasiswa yang Diterima di Program Studi Ttrhadap Jumlah Mahasiswa
yang Ikut Seleksi
7 Kurang 10 % pendaftar diterima sebagai mahasiswa baru.
6 10-20 % pendaftar diterima sebagai mahasiswa baru.
5 20-<40% pendaftar diterima sebagai mahasiswa baru.
4 40-<60 % pendaftar diterima sebagai mahasiswa baru.
3 60-<80% pendaftar diterima sebagai mahasiswa baru.
2 80-<100 % pendaftar diterima sebagai mahasiswa baru.
1 100 pendaftar diterima sebagai mahasiswa baru.

7.13. Jumlah Mahasiswa Baru yang Mendaftar di Program Studi pada Tahun Terakhir
7 >1000 mahasiswa yang mendaftar di program studi pada tahun terakhir
6 750 – 999 mahasiswa yang mendaftar di program studi pada tahun terakhir
5 500 – 749 mahasiswa yang mendaftar di program studi pada tahun terakhir
4 250 – 499 mahasiswa yang mendaftar di program studi pada tahun terakhir
3 150 – 249 mahasiswa yang mendaftar di program studi pada tahun terakhir
2 50 – 149 mahasiswa yang mendaftar di program studi pada tahun terakhir
1 <50 mahasiswa yang mendaftar di program studi pada tahun terakhir

7.14. Rasio Jumlah Mahasiswa yang Mendaftar Ulang terhadap Jumlah Mahasiswa yang Lulus
Seleksi.
7 Rasio jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah mahasiswa yang lulus
seleksi >95%.
6 Rasio jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah mahasiswa yang lulus
seleksi 80-95%.
5 Rasio jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah mahasiswa yang lulus
seleksi 70-<80%.
4 Rasio jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah mahasiswa yang lulus
seleksi 60-<70%.
3 Rasio jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah mahasiswa yang lulus
seleksi 50-<60%.
2 Rasio jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah mahasiswa yang lulus
seleksi 40-<50%.
1 Rasio jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah mahasiswa yang lulus
seleksi <40%.

7.15. Ketersediaan Layanan kepada Mahasiswa dalam aspekAkademis, Non-Akademis


(Keluarga), Minat dan Bakat,Pembinaan Soft Skills,Pemberian Beasiswa, Keorganisasian,
dan Kesehatan
7 Ketersediaan layanan kepada mahasiswa dalam aspek a) Akademis, b) Non-akademis
(keluarga), c) minat dan bakat, d) pembinaan soft skills,e) pemberian beasiswa, f)
keorganisasian, dan g) kesehatan.
6 Ketersediaan layanan kepada mahasiswa 6 dari 7 aspek
5 Ketersediaan layanan kepada mahasiswa 5 dari 7 aspek
4 Ketersediaan layanan kepada mahasiswa 4 dari 7aspek
3 Ketersediaan layanan kepada mahasiswa 3 dari 7 aspek
2 Ketersediaan layanan kepada mahasiswa 2 dari 7 aspek
1 Ketersediaan layanan kepada mahasiswa 1 dari 7 aspek

7.16. Kepuasan Layanan kepada Mahasiswa dalam Aspek Akademis, Non-Akademis


(Keluarga), Minat dan Bakat,Pembinaan Soft Skills,Pemberian Beasiswa, Keorganisasian,
dan Kesehatan
7 Tidak ada keluhan/komplain mahasiswa tentang pelayanan dalam aspek a) akademis, b)
non-akademis (keluarga), c) minat dan bakat, d) pembinaan soft skills,e)
pemberianbeasiswa, f) keorganisasian, dan g) kesehatan.
6 Tidak ada keluhan/komplain mahasiswa tentang pelayanan 6 dari 7 aspek di atas
5 Tidak ada keluhan/komplain mahasiswa tentang pelayanan 5 dari 7 aspek di atas
4 Tidak ada keluhan/komplain mahasiswa tentang pelayanan 4 dari 7 aspek di atas
3 Tidak ada keluhan/komplain mahasiswa tentang pelayanan 3 dari 7 aspek di atas
2 Tidak ada keluhan/komplain mahasiswa tentang pelayanan 2 dari 7 aspek di atas
1 Tidak ada keluhan/komplain mahasiswa tentang pelayanan 1 dari 7 aspek di atas

7.17. Keberadaan Standar Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Indonesia Internal yang
Mengukur Kinerja Program Studi
7 Program studi memiliki kriteria dan instrumen penilaian untuk mengukur kinerja setiap
dosen, dan hasil pengukurannya dilaporkan ke fakultas serta didiseminasikan kepada
semua dosen untuk ditindaklanjuti.
6 Program studi memiliki kriteria dan instrumen penilaian untuk mengukur kinerja tiap
dosen, dan hasilnya didiseminasikan kepada semua dosen, ditindaklanjuti tetapi tidak
dilaporkan ke fakultas.
5 Program studi memiliki kriteria dan instrumen penilaian untuk mengukur kinerja tiap
dosen, dan hasilnya didiseminasikan tetapi tidak dilaporkan dan tidak ditindaklanjuti.
4 Program studi memiliki kriteria dan instrumen penilaian untuk mengukur kinerja tiap
dosen tetapi hasilnya didiseminasikan kesebagian dosen tidak dilaporkan dan tidak
ditindaklanjuti.
3 Program studi memiliki kriteria dan instrumen penilaian, untuk mengukur kinerja
sebagian (sample) dosen, hasilnya didiseminasikan ke dosen sample tidak dilaporkan dan
tidak ditindaklanjuti.
2 Program studi memiliki kriteria kinerja setiap unit kerja tetapi tidak memiliki instrumen
penilaian untuk mengukur kinerja dosennya.
1 Program studi tidak memiliki kriteria dan instrumen penilaian untuk mengukur kinerja
dosennya.

7.18. Keberadaan Dan Efektivitas Penjaminan Mutu Program Studi


7 PS memilikia) struktur organisasi, b) ruang khusus, c) sumberdaya manusia yang
memadai, d) memiliki dokumen penetapan standar, e) pemenuhan standar, f) pengukuran
standar, dan g) peningkatan standar
6 PS memiliki6 dari 7 dari aspek penjaminan mutu program studi di atas
5 PS memiliki5 dari 7 dari aspek penjaminan mutu program studi di atas
4 PS memiliki4 dari 7 dari aspek penjaminan mutu program studi di atas
3 PS memiliki3 dari 7 dari aspek penjaminan mutu program studi di atas
2 PS memiliki2 dari 7 dari aspek penjaminan mutu program studi di atas
1 PS memiliki0-1 dari 7 dari aspek penjaminan mutu program studi di atas

7.19. Efektivitas penjaminan mutu program studi


7 Efektivitas penjaminan mutu ditunjukkan dalam dokumen pelaksanaan dalam aspek
sebagai berikut a) perencanaan, b) pengorganisasian, c) pelaksanaan, d) monitoring, e)
evaluasi, f) pendanaan, dan g) pelaporan
6 Ada 6 dari 7 dokumen pelaksanaan program studi di atas
5 Ada 5 dari 7 dokumen pelaksanaan program studi di atas
4 Ada 4 dari 7 dokumen pelaksanaan program studi di atas
3 Ada 3 dari 7 dokumen pelaksanaan program studi di atas
2 Ada 2 dari 7 dokumen pelaksanaan program studi di atas
1 Ada 0-1 dari 7 dokumen pelaksanaan program studi di atas

8. STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN


8.1. STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN
7 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pembiayaan pembelajaran, telah dijalankan dengan Surat
Keputusan pimpinan perguruan tinggi, tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal
perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal dan sudah dijalankan
sudah lebih dari 2 tahun.
6 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pembiayaan pembelajaran, telah dijalankan dengan Surat
Keputusan pimpinan perguruan tinggi, tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal
perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal dan sudah dijalankan
selama 1-2 tahun.
5 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pembiayaan pembelajaran, telah dijalankan dengan Surat
Keputusan pimpinan perguruan tinggi, tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal
perguruan tinggi, telah mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal selama 0-1 tahun
4 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pembiayaan pembelajaran, telah dijalankan dengan Surat
Keputusan pimpinan perguruan tinggi, tiap 6 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal
perguruan tinggi, belum mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal
3 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pembiayaan pembelajaran, telah dijalankan dengan Surat
Keputusan pimpinan perguruan tinggi, tiap 12 bulan dievaluasi oleh penjamin mutu internal
perguruan tinggi, belum mendapat pengakuan dari badan evaluasi eksternal
2 Adanya kebijakan mutu tentang Standar Pembiayaan pembelajaran, telah dijalankan dengan Surat
Keputusan pimpinan perguruan tinggi.
1 Tidak adanya kebijakan mutu tentang Standar Pembiayaan pembelajaran

8.2. BIAYA INVESTASI PENDIDIKAN


7 Adanya biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan dosen, dan
tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi,biaya operasional pembelajaran, dan biaya operasional
tidak langsung dengan sistem pencatatan biaya biaya investasi pendidikan tinggi dan analisis biaya
operasional serta evaluasi setiap ahkir tahun ditetapkan secara periodik oleh pimpinan perguruan
tinggi
6 Adanya biaya pendidikan tinggi dengan sistem pencatatan biaya biaya investasi pendidikan tinggi
dan analisis biaya operasional serta evaluasi setiap ahkir tahun ditetapkan secara periodik oleh
pimpinan perguruan tinggi tetapi tidak menggambarkan secara lengkap pengadaan sarana
prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi,biaya
operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung dengan
5 Adanya biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan dosen, dan
tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi,biaya operasional pembelajaran, dan biaya
operasional tidak langsung dengan sistem pencatatan biaya biaya investasi pendidikan tinggi,
adanya analisis biaya operasional ditetapkan secara periodik oleh pimpinan perguruan tinggi,
tidak dilakukan evaluasi setiap ahkir tahun
4 Adanya biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan dosen, dan
tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi,biaya operasional pembelajaran, dan biaya
operasional tidak langsung dengan sistem pencatatan biaya biaya investasi pendidikan tinggi dan
serta evaluasi setiap ahkir tahun ditetapkan secara periodik oleh pimpinan perguruan tinggi, tidak
dilakuan analisis biaya operasional
3 adanya biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan dosen, dan
tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi,biaya operasional pembelajaran, dan biaya
operasional tidak langsung dengan tidak adanya sistem pencatatan biaya biaya investasi
pendidikan tinggi, adanya analisis biaya operasional serta evaluasi setiap ahkir tahun ditetapkan
secara periodik oleh pimpinan perguruan tinggi
2 Adanya biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan dosen, dan
tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi,biaya operasional pembelajaran, dan biaya
operasional tidak langsung dengan sistem pencatatan biaya biaya investasi pendidikan tinggi dan
serta evaluasi setiap ahkir tahun ditetapkan secara periodik oleh pimpinan perguruan tinggi, tidak
dilakuan analisis biaya operasional
1 Adanya biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan dosen, dan
tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi,biaya operasional pembelajaran, dan biaya
operasional tidak langsung, sistem pencatatan biaya biaya investasi pendidikan tinggi dan analisis
biaya operasional serta evaluasi setiap ahkir tahun tidak ditetapkan secara periodik oleh
pimpinan perguruan tinggi
8.3. KOMPONEN PEMBIAYAAN LAIN DI LUAR BIAYA PENDIDIKAN
7 Adanya kebijakan mekanisme, prosedur dan perolehan dalam menggalang sumber
pendanaan pendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar biaya pendidikan yang diperoleh dari
mahasiswa meliputi hibah, jasa layanan profesi dan atau keahlian, dana lestari alumni dan atau
filantropis dan atau kerjasama kelembagaan pemerintah dan swasta
6 Adanya kebijakan mekanisme, prosedur dan perolehan dalam menggalang sumber
pendanaan pendidikan tinggi dari 4 sumber pendanaan di luar biaya pendidikan
5 Adanya kebijakan mekanisme, prosedur dan perolehan dalam menggalang sumber
pendanaan pendidikan tinggi dari 3 sumber pendanaan di luar biaya pendidikan
4 Adanya kebijakan mekanisme, prosedur dan perolehan dalam menggalang sumber
pendanaan pendidikan tinggi dari 2sumber pendanaan di luar biaya pendidikan
3 Adanya kebijakan mekanisme, prosedur dan perolehan dalam menggalang sumber
pendanaan pendidikan tinggi dari sumber di luar biaya pendidikan yang diperoleh dari 1 sumber
pendanaan
2 Adanya kebijakan mekanisme, prosedur dalam menggalang sumber pendanaan pendidikan
tinggi dari sumber di luar biaya pendidikan tampa perolehan pendanaan
1 Tidak adanya kebijakan mekanisme dan prosedur dalam menggalang sumber pendanaan
pendidikan tinggi

8.4. Perolehan Dana Penelitian per dosen tetap per tahun dalam tiga tahun terakhir

7 Rata-rata dana penelitian > Rp 5 juta per dosen tetap per tahun
6 Rata-rata dana penelitian >Rp 4 juta - Rp 5 juta per dosen tetap per tahun
5 Rata-rata dana penelitian > Rp 3 juta - Rp 4 juta per dosen tetap per tahun.
4 Rata-rata dana penelitian >Rp 2 juta - Rp 3 juta per dosen tetap per tahun
3 Rata-rata dana penelitian >Rp 1 juta - Rp 2 juta per dosen tetap per tahun.
2 Rata-rata dana penelitian kurang dari Rp 1 juta per dosen tetap per tahun.
1 Tidakmemperoleh dana penelitian

8.5.Perolehan Dana Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat per dosen tetap per tahun dalam
tiga tahun terakhir
7 Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat >Rp 2.5 juta per dosen tetap per tahun
Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat > Rp 2 juta - Rp 2.5 juta per dosen tetap
6 per tahun
Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat > Rp 1.5 juta - Rp 2 juta per dosen tetap
5 per tahun.
Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat > Rp 1 juta - Rp 1.5 juta per dosen tetap
4 per tahun
Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat > Rp 0.5 juta - Rp 1 juta per dosen tetap
3 per tahun.
2 Rata-rata dana pelayanan/ pengabdian masyarakat < Rp 0.5 juta per dosen tetap per tahun.
1 Tidak ada dana untuk pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat

8.6. Mekanisme penetapan biaya pendidikan mahasiswa.

Ada pedoman mekanisme yang jelas dalam penetapan biaya pendidikan mahasiswa yang
7
melibatkan semua unsur pimpinan, dosen, dan pemangku kepentingan lainnya
Ada pedoman mekanisme yang jelas dalam penetapan biaya pendidikan mahasiswa yang
6
melibatkan semua unsur pimpinan dan dosen
Ada pedoman mekanisme yang jelas dalam penetapan biaya pendidikan mahasiswa yang
5
melibatkan semua unsur pimpinan.
Ada pedoman mekanisme yang jelas dalam penetapan biaya pendidikan mahasiswa tetapi
4
tidak melibatkan semua unsur pimpinan.
Ada pedoman mekanisme yang tidak jelas dalam penetapan biaya pendidikan mahasiswa
3
walaupun sudah melibatkan unsur pimpinan.
Ada pedoman mekanisme yang tidak jelas dalam penetapan biaya pendidikan mahasiswa
2
dan tidak melibatkan unsur mana pun.
1 Tidak ada pedoman.

8.7. Kejelasan kebijakan dan mekanisme pembiayaan mahasiswa.

Ada pedoman mekanisme dan kejelasan kebijakan pembiayaan mahasiswa, ada


7 mekanisme rapat yang transparan, melibatkan semua unsur pimpinan, dosen, dan
pemangku kepentingan lainnya
Ada pedoman mekanisme yang lengkap dan kejelasan kebijakan pembiayaan mahasiswa,
6
ada mekanisme rapat yang transparan, melibatkan semua unsur pimpinan dan dosen
Ada pedoman mekanisme yang lengkap dan kejelasan kebijakan pembiayaan mahasiswa,
5
ada mekanisme rapat yang transparan, melibatkan semua unsur pimpinan
Ada pedoman mekanisme yang lengkap dan kejelasan kebijakan mengenai pembiayaan
4 mahasiswa, ada mekanisme rapat yang transparan tetapi tidak melibatkan semua unsur
pimpinan.
Ada pedoman mekanisme dan kebijakan mengenai pembiayaan mahasiswa, namun tidak
3
lengkap walaupun sudah melibatkan unsur pimpinan.
Ada pedoman mekanisme dan kejelasan kebijakan mengenai pembiayaan mahasiswa
2
tetapi tidak jelas.
1 Tidak ada kebijakan dan mekanisme pembiayaan mahasiswa.

Kejelasan pedoman pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan peraturan yang


8.8.
berlaku.

Tersedia pedoman pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai peraturan yang disusun


7 dengan melibatkan unsur pimpinanUniversitas/Sekolah Tinggi/ Fakultas/ Prodi, dosen,
dan pemangku kepentingan lainnya
Tersedia pedoman pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai peraturan yang berlaku,
6 yang penyusunannya melibatkan unsur pimpinan Universitas/Sekolah Tinggi/ Fakultas/
Prodi dan dosen tanpa melibatkan pemangku kepentingan
Tersedia pedoman pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai peraturan yang berlaku,
5 yang penyusunannya dengan melibatkan semua unsur pimpinan Universitas/Sekolah
Tinggi/ Fakultas/ Prodi
Tersedia pedoman pertanggungjawaban penggunaan dana yang penyusunannya
4
melibatkan hanya sebagian unsur pimpinan Universitas/Sekolah Tinggi/ Fakultas saja.
3 Tersedia pedoman pertanggungjawaban penggunaan dana yang penyusunannya hanya
melibatkan unsur pimpinan
Tersedia pedoman pertanggungjawaban penggunaan dana tetapi masih dalam bentuk
2
draft.
Tidak Tersediapedoman.
1

8.9. Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
pembiayaan pendidikan
Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
7
pembiayaan pendidikan <50%.
Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
6
pembiayaan pendidikan 50%-60%.
5 Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
pembiayaan pendidikan 61%-70%.
Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
4
pembiayaan pendidikan 71%-80%.
Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
3
pembiayaan pendidikan 81%-90%.
Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
2
pembiayaan pendidikan 91%-99%.
Persentase dana LPTK yang berasal dari mahasiswa untuk mendukung keseluruhan
1
pembiayaan pendidikan 100%.

8.10. Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada


masyarakat.

Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada


7 masyarakat sebesar 75%-90% dari total anggaran dana dengan pertanggung jawaban
keuangan yang transparan dan akuntabel.
Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada
6 masyarakat sebesar 67,5%-< 75% dari total anggaran dana dengan pertanggung jawaban
keuangan yang transparan dan akuntabel.
Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada
5 masyarakat sebesar 50%-< 67,5% dari total anggaran dana dengan pertanggung jawaban
keuangan yang transparan dan akuntabel.
Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada
4 masyarakat sebesar 35%-< 50% dari total anggaran dana dengan pertanggung jawaban
keuangan yang transparan dan akuntabel.
Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada
3 masyarakat sebesar 22,5%-< 35% dari total anggaran dana dengan pertanggung jawaban
keuangan yang transparan dan akuntabel.
Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada
2 masyarakat sebesar 10% -< 22,5% dari total anggaran dana dengan pertanggung jawaban
keuangan yang transparan dan akuntabel.
Persentase penggunaan dana operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada
1 masyarakat sebesar < 10% dari total anggaran dana dengan pertanggung jawaban
keuangan yang transparan dan akuntabel.

8.11.Kejelasan sistem monitoring dan evaluasi pendanaan internal.


Ada 1) standar prosedur operasional sistem monitoring pendanaan internal, 2) standar
7 prosedur operasional evaluasi pendanaan internal, 3) bukti pelaksanaan monitoring, dan
4) bukti pelaksanaan evaluasi keuangan internal yang lengkap.
Ada (1) standar prosedur operasional sistemmonitoring pendanaan internal, (2) standar
6
prosedur operasional evaluasi pendanaan internal, dan (3) bukti pelaksanaan monitoring.
Ada (1) standar prosedur operasional sistem monitoring pendanaan internal, dan (2)
5 standar prosedur operasional evaluasi pendanaan internal dengan (3) bukti pelaksanaan
tidak lengkap.
Ada (1) standar prosedur operasional sistem monitoring pendanaan internal dengan (2)
4
bukti pelaksanaan yang baik tetapi tanpa ada evaluasi pendanaan internal.
Ada (1) standar prosedur operasional evaluasi pendanaan internal dengan (2) bukti
3
pelaksanaan yang baik tetapi tanpa ada monitoring pendanaan internal.
Ada standar prosedur operasional sistem monitoring pendanaan internal, atau ada standar
2
prosedur operasional evaluasi pendanaan internal tetapi bukti pelaksanaan tidak lengkap.
1 Tidak ada sistem monitoring dan evaluasi pendanaan internal.

8.12. Laporan keuangan yang transparan dan dapat diakses oleh semua pemangku
kepentingan.

Ada laporan keuangan yang transparan, ada audit internal, ada audit eksternal (akuntan
7
publik) dan dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan
Ada laporan keuangan yang transparan, ada audit internal, dan ada evaluasi audit
6 eksternal (akuntan publik) tetapi hanya dapat diakses oleh sebagaian pemangku
kepentingan
5 Ada laporan keuangan yang transparan tetapi hanya dilakukan audit internal.
4 Ada laporan keuangan yang transparan tanpa audit internal dan eksternal.
3 Hanya ada evaluasi audit internal.
2 Laporan keuangan tidak transparan.
1 Tidak ada laporan keuangan.
9. STANDAR HASIL PENELITIAN
9.1. ADANYA KEBIJAKAN MUTU DALAM HASIL PENELITIAN
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil penelitian; (1) diarahkan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
daya saing bangsa, (2) melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik, (3) memenuhi ketentuan capaian
pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (4) Tidak bersifat rahasia. Tidak
menggangu dan atau membahayakan kepentingan umum atau nasional, disebarkan luaskan
dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan dan atau cara lain yang dapat digunakan
untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil penelitian; (1) diarahkan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
daya saing bangsa, (2) melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik, (3) memenuhi ketentuan capaian
pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (4) Tidak bersifat rahasia. Tidak
menggangu dan atau membahayakan kepentingan umum atau nasional, disebarkan luaskan
dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, tetapi belum dipatenkan dan atau cara lain yang dapat
digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil penelitian; (1) diarahkan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
daya saing bangsa, (2) melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik, (3) memenuhi ketentuan capaian
pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (4) Tidak bersifat rahasia. Tidak
menggangu dan atau membahayakan kepentingan umum atau nasional, belum disebarkan
luaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, tetapi belum dipatenkan dan atau cara lain
yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil penelitian; (1) diarahkan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
daya saing bangsa, (2) melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik, (3) belum memenuhi ketentuan
capaian pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (4) Tidak bersifat rahasia. Tidak
menggangu dan atau membahayakan kepentingan umum atau nasional, belum disebarkan
luaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, tetapi belum dipatenkan dan atau cara lain
yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil penelitian; (1) diarahkan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
daya saing bangsa, (2) melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik, (3) belum memenuhi ketentuan
capaian pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (4) Tidak bersifat rahasia. Tidak
menggangu dan atau membahayakan kepentingan umum atau nasional, belum disebarkan
luaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, tetapi belum dipatenkan dan atau cara lain
yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil penelitian; (1) diarahkan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
daya saing bangsa, (2) melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis sesuai belum menggambarkan otonomi keilmuan dan budaya akademik, (3) belum
memenuhi ketentuan capaian pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (4) Tidak
bersifat rahasia. Tidak menggangu dan atau membahayakan kepentingan umum atau nasional,
belum disebarkan luaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, tetapi belum dipatenkan
dan atau cara lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada
masyarakat
1 Prodi tidak memiliki kebijakan mutu

9.2. ADANYA KEBIJAKAN MUTU DALAM ISI PENELITIAN


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi penelitian; (1) kedalaman dan keluasan materi
penelitian meliputi materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan, (2) diarahkan dalam
kedalaman dan keluasan penelitian, (3) materi pada penelitian dasar harus berorientasi pada
luaran penelitian berupa penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala,
fenomena, kaidah, model atau postulat baru, (4) materi pada penelitian terapan harus
berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembanbangan imu
pengetahuan dan tehnologi yang bermanfaatbagi masyarakat dunia usaha, dan atau industry. (5)
mencakup kajian khusus untuk kepentingan nasional, (6) memuat prinsip prinsip kemanfaatan,
kemutahiran dan mengantisipasi kebutuhan masa mendatang
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi penelitian; memenuhi 5 aspek dari 6 aspek
standar penilaian penelitian
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi penelitian; memenuhi 4 aspek dari 6 aspek
standar penilaian penelitian
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi penelitian; memenuhi 3 aspek dari 6 aspek
standar penilaian penelitian
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi penelitian; memenuhi 2 aspek dari 6 aspek
standar penilaian penelitian
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi penelitian; memenuhi 1 aspek dari 6 aspek
standar penilaian penelitian
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 4 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 3 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 2 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 1 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, belum menggambarkan
keseluruhan aspek standar penilaian penelitian
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian standar penilaian
penelitian

9.3. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PROSES PENELITIAN


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses penelitian; (1) kegiatan penelitian terdiri
atas perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan, (2) kegiatan penelitian memenuhi kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik (3)
kegiatan penelitian mempertimbangan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan
serta kemananan peneliti, masyarakat dan lingkungan, (4) kegiatan penelitian yang dilakukan
mahasiswa daam rangka melaksanakan tugas ahkir, skripsi, tesis atau disertasi harus memenuhi
ketentuan capaian pembelajaran lulusan, dan ketentuan peraturan di perguruan tinggi, (5)
kegiatan penelitian dinyatakan dalam besaran SKS
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses penelitian, memenuhi 4 aspek dari 5 aspek
standar penilaian penelitian
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses penelitian, memenuhi 3 aspek dari 5 aspek
standar penilaian penelitian
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses penelitian, memenuhi 2 aspek dari 5 aspek
standar penilaian penelitian
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses penelitian, memenuhi 1 aspek dari 5 aspek
standar penilaian penelitian
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses penelitian, belum menggambarkan aspek
standar penilaian penelitian
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar proses penelitian

9.4. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PENILAIAN PENELITIAN


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian; (1) kriteria minimal terhadap
proses dan hasil penelitian, (2) penilaian proses dan hasil penelitian dilakukan secara terintegrasi
paling sedikit memenuhi unsur; edukatif, objektif, akuntabel, transparan, (3) memenuhi prinsip
penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses
penelitian, (4) dilakukan dengan menggunakan metode dan instrument yang relevan, akuntabel
dan dapat mewakili ukuran ketercapaiankinerja proses serta pencapaian kinerja hasil penelitian,
(5) penilaian penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka penyusunan laporan
tugas ahkir, skripsi, tesis, atau disertasi diatur berdasarkan ketentuan peraturan di perguruan
tinggi
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 4 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 3 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 2 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, memenuhi 1 aspek dari 5
aspek standar penilaian penelitian
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian, belum menggambarkan
keseluruhan aspek standar penilaian penelitian
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian penelitian standar penilaian
penelitian

9.5. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PENELITI


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar peneliti; (1) kriteria minimal kemampuan peneliti,
(2) peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai
dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman
penelitian, (3) kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik dan hasil
penelitian, (4) kemampuan peneliti menentukan kewenangan melaksanakan penelitian
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar peneliti; (1) kriteria minimal kemampuan peneliti,
(2) peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai
dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman
penelitian, (3) kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik dan hasil
penelitian, (4) peneliti belum menggambarkan kewenangan melaksanakan penelitian
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar peneliti; (1) kriteria minimal kemampuan peneliti,
(2) peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai
dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman
penelitian, (3) peneliti belum menggambarkan kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan
kualifikasi akademik dan hasil penelitian, (4) kemampuan peneliti menentukan kewenangan
melaksanakan penelitian
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar peneliti; (1) kriteria minimal kemampuan peneliti,
(2) peneliti belum menggambarkan memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi
penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan
tingkat kedalaman penelitian, (3) kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan kualifikasi
akademik dan hasil penelitian, (4) kemampuan peneliti menentukan kewenangan melaksanakan
penelitian
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar peneliti; (1) belum menggambarkan kriteria
minimal kemampuan peneliti, (2) peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan
metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat
kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian, (3) kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan
kualifikasi akademik dan hasil penelitian, (4) kemampuan peneliti menentukan kewenangan
melaksanakan penelitian
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar peneliti; (1) belum menggambarkan kriteria
minimal kemampuan peneliti, (2) peneliti belum memiliki kewajiban memiliki kemampuan tingkat
penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta
tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian, (3) belum menggambarkan kemampuan
peneliti ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik dan hasil penelitian, (4) belum
menggambarkan kemampuan peneliti menentukan kewenangan melaksanakan penelitian
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar peneliti

9.6. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana penelitian; (1) kriteria
minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian
dalam rangka memenuhi hasil penelitian, (2) sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas
perguruan tinggi yang digunakan untuk; memfasilitasi penelitian paling sedikit dengan bidang
ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan pengabdian masyarakat, (3) sarana dan
prasarana penelitian harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan
dan keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana penelitian; (1) kriteria
minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian
dalam rangka memenuhi hasil penelitian, (2) sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas
perguruan tinggi yang digunakan untuk; memfasilitasi penelitian paling sedikit dengan bidang
ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan pengabdian masyarakat, (3) sarana dan
prasarana penelitian belum memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan
dan keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana penelitian; (1) kriteria
minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian
dalam rangka memenuhi hasil penelitian, (2) sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas
perguruan tinggi yang digunakan untuk; belum memfasilitasi penelitian paling sedikit dengan
bidang ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan pengabdian masyarakat, (3) sarana
dan prasarana penelitian harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan dan keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana penelitian; (1) belum
mengambarkan kriteria minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi
dan proses penelitian dalam rangka memenuhi hasil penelitian, (2) sarana dan prasarana
penelitian merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk; memfasilitasi penelitian
paling sedikit dengan bidang ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan pengabdian
masyarakat, (3) sarana dan prasarana penelitian harus memenuhi standar mutu, keselamatan
kerja, kesehatan, kenyamanan dan keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana penelitian; (1) kriteria
minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian
dalam rangka memenuhi hasil penelitian, (2) belum menggabarkan sarana dan prasarana
penelitian merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk; memfasilitasi penelitian
paling sedikit dengan bidang ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan pengabdian
masyarakat, (3) belum menggambarkan sarana dan prasarana penelitian harus memenuhi
standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan keamanan peneliti, masyarakat
dan lingkungan
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana penelitian; (1) belum
menggambarkan kriteria minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan
isi dan proses penelitian dalam rangka memenuhi hasil penelitian, (2)belum menggambarkan
sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk;
memfasilitasi penelitian paling sedikit dengan bidang ilmu program studi, proses pembelajaran,
kegiatan pengabdian masyarakat, (3) belum mengambarkan sarana dan prasarana penelitian
harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan keamanan
peneliti, masyarakat dan lingkungan
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana penelitian

9.7 ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan penelitian (1) kriteria minimal
tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan
kegiatan penelitian (2) dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas
untuk mengelola penelitian (3) kelembagaan adalah lebaga penelitian, lembaga penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan perguruan tinggi
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan penelitian (1) kriteria minimal
tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan
kegiatan penelitian (2) dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas
untuk mengelola penelitian (3) kelembagaan adalah lebaga penelitian, lembaga penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis belum menunjukan sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan penelitian (1) kriteria minimal
tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan
kegiatan penelitian (2) belum dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang
bertugas untuk mengelola penelitian (3) kelembagaan adalah lebaga penelitian, lembaga
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis menunjukan sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan penelitian (1) belum
menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan
dan evaluasi serta pelaporan kegiatan penelitian (2) dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk
kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian (3) kelembagaan adalah lebaga
penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis
menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
3 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan penelitian (1)
menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan
dan evaluasi serta pelaporan kegiatan penelitian (2) dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk
kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian (3) kelembagaan adalah lebaga
penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis
menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
2 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan penelitian (1)
menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan
dan evaluasi serta pelaporan kegiatan penelitian (2) belum dilaksanakan oleh unit kerja dalam
bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian (3) kelembagaan adalah lebaga
penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis
menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan penelitian (1) belum
menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan
dan evaluasi serta pelaporan kegiatan penelitian (2) belum dilaksanakan oleh unit kerja dalam
bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian (3) belum terdapat kelembagaan
adalah lembaga penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk
lain yang sejenis menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi

9.8. ADANYA KEBIJAKAN MUTU KELEMBAGAAN


7 Kelembagaan wajib ; (1) menyusun dan mengembangkan rencana program penelitian sesuai
dengan rencana strategis penelitian perguruan tinggi, (2) menyusun dan mengembangkan
peraturan, panduan dan system penjaminan mutu internal penelitian, (3) memfasilitasi
penelitian, (4) melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian, (5) melakukan
desiminasi penelitian, (6) memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan
penelitian, penulisan artikel ilmiah dan perolehan kekayaan intelektual (7) memeberikan
penghargaan kepada peneliti yang berprestasi, (8) melaporkan kegiatan penelitian yang
dikelolannya
6 Kelembagaan penelitian memiliki 7 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap pengelolaan penelitian
5 Kelembagaan penelitian memiliki 6 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap pengelolaan penelitian
4 Kelembagaan penelitian memiliki 5 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap pengelolaan penelitian
3 Kelembagaan penelitian memiliki 4 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap pengelolaan penelitian
2 Kelembagaan penelitian memiliki 3 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap pengelolaan penelitian
1 Kelembagaan penelitian memiliki 2 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap pengelolaan penelitian

9.9. KEWAJIBAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP PENGELOLAAN PENELITIAN


7 Perguruan tinggi wajib; (1) memiliki rencana strategis penelitian yang merupakan bagian dari
rencana strategis perguruan tinggi (2) menyusun kriteria dan prosedur penilaian penelitian paling
sedikit menyangkut aspek peningkatan jumlah publikasi ilmiah, penemuan baru di bidang ilmu
pengetahuan dan tehnologi, dan jumlah mutu bahan ajar, (3) menjaga dan meningkatkan mutu
pengelolaan lembaga atau fungsi penelitian dalam menjalankan program penelitian yang
berkelanjutan,(4) melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi penelitian
dalam melaksanakan program penelitian, (5) memiliki panduan tentang kriteria peneliti dalam
mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian, (6) mendayagunakan
sarana dan prasarana penelitian pada lembaga lain melalui program kerjasama penelitian, (7)
melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan
prasarana penelitian, (8) menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian dalam
menyelenggarakan program penelitian paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan tinggi
6 Perguruan tinggi memiliki 7 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
penelitian
5 Perguruan tinggi memiliki 6 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
penelitian
4 Perguruan tinggi memiliki 5 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
penelitian
3 Perguruan tinggi memiliki 4 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
penelitian
2 Perguruan tinggi memiliki 3 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
penelitian
1 Perguruan tinggi memiliki 2 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
penelitian

9.10. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan penelitian; (1)
kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian, (2) perguruan
tinggi wajib menyediakan dana penelitian internal, (3) pendanaan penelitian dapat bersumber
dari pemerintah, kerjasama dengan lembaga lain di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari
masyarakat, (4) pendanaan penelitian digunakan untuk membeiayai perencanaan penelitian,
pelaksanaan penelitian, pengendalian penelitian, pemantauan dan evaluasi penelitian, pelaporan
hasil penelitian dan diseminasi hasil penelitian, (5) mekanisme pendanaan dan pembiayaan
penelitian diatur oleh pemimpin perguruan tinggi, (6) perguruan tinggi wajib menyediakan dana
pengelolaan penelitian, (7) dana pengelolaan penelitian digunakan untuk membiayai managemen
penelitian yang terdiri dari seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan penelitian, dan
diseminasi hasil penelitian, peningkatan kapasitas peneliti dan insentif publikasi ilmiah atau
insentif kekayaan intelektual
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan penelitian yang
ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 6 aspek dari 7
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan penelitian yang
ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 5 aspek dari 7
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan penelitian yang
ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 4 aspek dari 7
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan penelitian yang
ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 3 aspek dari 7
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan penelitian yang
ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 2 aspek dari 7
1 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan penelitian yang
ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 1 aspek dari 7

9.11. Jumlah penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan PS, yang dilakukan oleh dosen
tetap yang bidang keahliannya sama dengan PS per tahun, selama 3 tahun

Penilaian dilakukan dengan penghitungan berikut:


4×na + 2×nb + nc
NK = Nilai kasar =
f
Keterangan:
na = Jumlah penelitian dengan sumber dana luar negeri yang sesuai bidang ilmu
nb = Jumlah penelitian dengan sumber dana dalam negeri yang sesuai bidang ilmu
nc = Jumlah penelitian dengan sumber dana dari PT/sendiri yang sesuai bidang ilmu
f = Jumlah dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan Prodi

7 NK ≥ 4 (NK lebih atau sama dengan 4)


6 3  NK < 4
5 2  NK < 3
4 1.5 NK < 2
3 1 NK < 1.5
0 < NK < 1
2
1 NK = 0

9.12. Keterlibatan mahasiswa yang melakukan tugas akhir dalam penelitian dosen (PD)

7 PD > 30% (PD lebih dari 30%)


25% < PD ≤ 30%
6
(PD lebih dari 25%, tetapi kurang atau sama dengan 30%)
15% < PD ≤ 25%
5
(PD lebih dari 15%, tetapi kurang atau sama dengan 25%)
10% < PD ≤ 15%
4
(PD lebih dari 10%, tetapi kurang atau sama dengan 15%)
5% < PD ≤ 10%
3
(PD lebih dari 5%, tetapi kurang atau sama dengan 10%)
PD ≤ 5%
2
(PD kurang atau sama dengan 5%)
1 PD = 0% (PD sama dengan nol persen)

9.13.Proporsi dana penelitian yang dialokasikan olehprogram studi dari anggaran prodi
Dalamsatu tahun terakhir

7 Proporsi dana penelitian >10%


6 Proporsi dana penelitian >8%-10%
5 Proporsi dana penelitian >6%-8%
4 Proporsi dana penelitian >4%-6%
3 Proporsi dana penelitian >2%-4%
2 Proporsi dana penelitian <2%
1 Proporsi dana penelitian Tidak ada

9.14.Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang sesuai dengan bidang
keahliannya per tahun, selama 3 tahun

Penilaian dilakukan dengan penghitungan berikut:


4×na + 2×nb + nc
NK = Nilai kasar =
f
Keterangan:
na = Jumlah artikel ilmiah tingkat internasional yang sesuai bidang ilmu
nb = Jumlah artikel tingkat nasional atau buku yang sesuai bidang ilmu
nc = Jumlah karya ilmiah (artikel dalam jurnal yang belum terakreditasi Dikti, jurnal ilmiah
populer, koran, diktat) yang sesuai bidang ilmu
f = Jumlah dosen tetap yang sesuai dengan bidang keahliannya

7 NK ≥ 7,5
6 6  NK < 7,5
5 4,5 NK <6
4 3 NK <4,5
3 1,5 NK <3
2 0< NK <1,5
1 NK = 0

9.15.Mahasiswa terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, workshop, lokakarya,
dan sebagainya

Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi,


7 >80%
workshop, lokakarya, dan sebagainya sebanyak
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi,
6 61%-80%
workshop, lokakarya, dan sebagainya sebanyak
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi,
5 41%-60%
workshop, lokakarya, dan sebagainya sebanyak
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi,
4 21%-40%
workshop, lokakarya, dan sebagainya sebanyak
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi,
3 11%-20%
workshop, lokakarya, dan sebagainya sebanyak
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi,
2 5%-10%
workshop, lokakarya, dan sebagainya sebanyak
1 Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, <5%
workshop, lokakarya, dan sebagainya sebanyak

9.16.Intensitas pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap mahasiswa

Ada 6 kegiatan program PTK: (1) matakuliah khusus PTK; (2) matakuliah penelitian
7 yang mencakup PTK, (3) pelatihan, (4) pembekalan, (5) pendampingan praktek
lapangan dan (6) pembahasan/workshop/seminar untuk refleksi dan evaluasi
6 Ada 5 dari 6 bentuk program PTK
5 Ada 4 dari 6 bentuk program PTK
4 Ada 3 dari 6 bentuk program PTK
3 Ada 2 dari 6 bentuk program PTK
2 Ada 1 dari 6 bentuk program PTK
1 Tidak ada program PTK

9.17.Jumlah pertemuan ilmiah untuk mendesiminasikan hasil penelitian yang diselenggarakan


oleh program studi per tahun

7 Jumlah pertemuan ilmiah internasional yang diselenggarakan lebih dari 1 kali


6 Jumlah pertemuan ilmiah internasional yang diselenggarakan sebanyak 1 kali
5 Jumlah pertemuan ilmiah nasional lebih dari 1 kali
4 Jumlah pertemuan ilmiah nasional sebanyak 1 kali
3 Jumlah pertemuan ilmiah lokal lebih dari 1 kali
2 Jumlah pertemuan ilmiahlokal 1 kali
1 Belum ada pertemuan ilmiah

9.18.Hasil penelitian dosen yang memperoleh Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam tiga
tahun terakhir

7 Lebih dari dua karya yang memperoleh HaKI


6 Dua karya yang sudah memperoleh HaKI
5 Satu karya yang sudah memperoleh HaKI
4 Ada karya yang sedang menunggu proses dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun
3 Ada karya yang sudah diusulkan dalam kurun waktu kurang 1 tahun
2 Sudah ada karya yang disiapkan untuk diusulkan
1 Tidak ada

10. STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


10.1 ADANYA KEBIJAKAN MUTU DALAM HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan dan
membudyakan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) hasil pengabdian kepada masyarakat adalah penyelesaian
masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademi yang relevan,
tehnologi tepat guna, bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, bahan ajar atau
modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan dan
membudyakan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) hasil pengabdian kepada masyarakat adalah penyelesaian
masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademi yang relevan,
tehnologi tepat guna,belum menggembangkan bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi, bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan dan
membudyakan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) hasil pengabdian kepada masyarakat adalah penyelesaian
masalah yang dihadapi masyarakat dengan belum menggambarkan memanfaatkan keahlian
sivitas akademi yang relevan, tehnologi tepat guna,belum menggembangkan bahan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, bahan ajar atau modul pelatihan untuk
pengayaan sumber belajar
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan dan
membudyakan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) hasil pengabdian kepada masyarakat adalah penyelesaian
masalah yang dihadapi masyarakat dengan belum menggambarkan memanfaatkan keahlian
sivitas akademi yang relevan, tehnologi tepat guna,belum menggembangkan bahan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, bahan ajar atau modul pelatihan untuk
pengayaan sumber belajar
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam belum menggambarkan penerapkan,
pengamalkan dan membudayakan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) hasil pengabdian kepada
masyarakat adalah penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan belum
menggambarkan memanfaatkan keahlian sivitas akademi yang relevan, tehnologi tepat
guna,belum menggembangkan bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, bahan
ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar
2 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar hasil pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan dan
membudyakan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) hasil pengabdian kepada masyarakat adalah penyelesaian
masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademi yang relevan,
tehnologi tepat guna, bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, bahan ajar atau
modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar
1 Prodi tidak memiliki kebijakan mutu

10.2. ADANYA KEBIJAKAN MUTU DALAM ISI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat, (2) kedalaman
dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian
kepada masyarakat, (3) kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat
bersumber dari hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (4) hasil pengabdian kepada masyarakat
atau pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi meliputi; hasil pengabdian kepada
masyarakat yang dapat direapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat, pengembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka memberdayakan masyarakat, tehnologi tepat
guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat (5) model pemecahan masalah, rekayasa social, dan atau rekomendasi kebijakan
yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industry dan atau pemerintah (6)
kekayaan intelektual yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan atau
industri
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat, (2) kedalaman
dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian
kepada masyarakat, (3) kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat
bersumber dari hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (4) hasil pengabdian kepada masyarakat
atau pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi meliputi; hasil pengabdian kepada
masyarakat yang dapat direapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat, pengembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka memberdayakan masyarakat, tehnologi tepat
guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat (5) model pemecahan masalah, rekayasa social, dan atau rekomendasi kebijakan
yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industry dan atau pemerintah (6)
belum terdapat kekayaan intelektual yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia
usaha, dan atau industri
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat, (2) kedalaman
dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian
kepada masyarakat, (3) kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat
bersumber dari hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (4) hasil pengabdian kepada masyarakat
atau pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi meliputi; hasil pengabdian kepada
masyarakat yang dapat direapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat, pengembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka memberdayakan masyarakat, tehnologi tepat
guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat (5) belum mengambarkan model pemecahan masalah, rekayasa social, dan atau
rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industry
dan atau pemerintah (6) belum terdapat kekayaan intelektual yang dapat diterapkan langsung
oleh masyarakat, dunia usaha, dan atau industri
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat, (2) kedalaman
dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian
kepada masyarakat, (3) kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat
bersumber dari hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (4) belum mengambarkan hasil pengabdian
kepada masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi meliputi; hasil
pengabdian kepada masyarakat yang dapat direapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat,
pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka memberdayakan masyarakat,
tehnologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat (5) belum mengambarkan model pemecahan masalah, rekayasa social,
dan atau rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha,
industry dan atau pemerintah (6) belum terdapat kekayaan intelektual yang dapat diterapkan
langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan atau industri
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat, (2) kedalaman
dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian
kepada masyarakat, (3) belum mengabarkan kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada
masyarakat bersumber dari hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (4) belum
mengambarkan hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi meliputi; hasil pengabdian kepada masyarakat yang dapat direapkan langsung dan
dibutuhkan oleh masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka
memberdayakan masyarakat, tehnologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat (5) belum mengambarkan model
pemecahan masalah, rekayasa social, dan atau rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan
langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industry dan atau pemerintah (6) belum terdapat
kekayaan intelektual yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan atau
industri
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pengabdian kepada masyarakat; (1) kriteria
minimal tentang kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat, (2) kedalaman
dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian
kepada masyarakat, (3) belum mengabarkan kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada
masyarakat bersumber dari hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (4) belum
mengambarkan hasil pengabdian kepada masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi meliputi; hasil pengabdian kepada masyarakat yang dapat direapkan langsung dan
dibutuhkan oleh masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka
memberdayakan masyarakat, tehnologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat (5) belum mengambarkan model
pemecahan masalah, rekayasa social, dan atau rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan
langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industry dan atau pemerintah (6) belum terdapat
kekayaan intelektual yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan atau
industri
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar isi pengabdian kepada masyarakat

10.3. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan, (2) kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa;
pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi sesuai dengan bidang
keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat atau, pemberdayaan masyarakat, (3) wajib
memepertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan serta keamanan
pelaksana, masyarakat dan lingkungan, (4) kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan
mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran diarahkan untuk memenuhi capaian
pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (5) kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS, (6) kegiatan pengabdian
kepada masyarakat diselenggarakan secara terarah, terukur dan terprogram
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan, (2) kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa;
pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi sesuai dengan bidang
keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat atau, pemberdayaan masyarakat, (3) wajib
memepertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan serta keamanan
pelaksana, masyarakat dan lingkungan, (4) kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan
mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran diarahkan untuk memenuhi capaian
pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (5) kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS, (6) kegiatan pengabdian
kepada masyarakat diselenggarakan belum secara terarah, terukur dan terprogram
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan, (2) kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa;
pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi sesuai dengan bidang
keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat atau, pemberdayaan masyarakat, (3) wajib
memepertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan serta keamanan
pelaksana, masyarakat dan lingkungan, (4) kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan
mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran belum diarahkan untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (5) kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS, (6) kegiatan pengabdian
kepada masyarakat diselenggarakan belum secara terarah, terukur dan terprogram
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan, (2) kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa;
pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi sesuai dengan bidang
keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat atau, pemberdayaan masyarakat, (3) wajib
memepertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan serta keamanan
pelaksana, masyarakat dan lingkungan, (4) kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan
mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran belum diarahkan untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (5) kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS, (6) kegiatan pengabdian
kepada masyarakat diselenggarakan belum secara terarah, terukur dan terprogram
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan, (2) kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa;
pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi sesuai dengan bidang
keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat atau, pemberdayaan masyarakat, (3) belum
mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan serta keamanan
pelaksana, masyarakat dan lingkungan, (4) kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan
mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran belum diarahkan untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (5) kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS, (6) kegiatan pengabdian
kepada masyarakat diselenggarakan belum secara terarah, terukur dan terprogram
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, belum menggambarkan
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan, (2) kegiatan pengabdian masyarakat dapat
berupa; pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi sesuai
dengan bidang keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat atau, pemberdayaan masyarakat,
(3) belum mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan serta
keamanan pelaksana, masyarakat dan lingkungan, (4) kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilakukan mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran belum diarahkan untuk
memenuhi capaian pembelajaran lulusan dan peraturan di perguruan tinggi, (5) kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS, (6)
kegiatan pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan belum secara terarah, terukur dan
terprogram
1 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar proses pengabdian kepada masyarakat

10.4. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pengabdian kepada masyarakat (1)
kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat (2)
dilakukan secara terintegrasi dengan memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel, transparan
(3) memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi
dan standar proses pengabdian masyarakat, (4) kriteria minimal penilaian hasil pengabdian
kepada masyarakat meliputi; tingkat kepuasan, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan dan
ketrampilan pada masyarakat sesuai dengan ssaran program, dapat dimanfaatkannya ilmu
pengetahuan dan tehnologi di masyarakat secara berkelanjutan, terciptanya pengayaan sumber
belajar dan atau pembelajaran serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi, teratasinya masalah social dan rekomendasi kebijakan yang
dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan, (5) mengunakan metode dan isntrumen yang
relevan, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil
pengabdian kepada masyarakat
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pengabdian kepada masyarakat (1)
kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat (2)
dilakukan secara terintegrasi dengan memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel, transparan
(3) memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi
dan standar proses pengabdian masyarakat, (4) kriteria minimal penilaian hasil pengabdian
kepada masyarakat meliputi; tingkat kepuasan, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan dan
ketrampilan pada masyarakat sesuai dengan ssaran program, dapat dimanfaatkannya ilmu
pengetahuan dan tehnologi di masyarakat secara berkelanjutan, terciptanya pengayaan sumber
belajar dan atau pembelajaran serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi, teratasinya masalah social dan rekomendasi kebijakan yang
dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan, (5) belum mengunakan metode dan intrumen
yang relevan, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja
hasil pengabdian kepada masyarakat
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pengabdian kepada masyarakat (1)
kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat (2)
dilakukan secara terintegrasi dengan memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel, transparan
(3) memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi
dan standar proses pengabdian masyarakat, (4) belum menggambarkan kriteria minimal penilaian
hasil pengabdian kepada masyarakat meliputi; tingkat kepuasan, terjadinya perubahan sikap,
pengetahuan dan ketrampilan pada masyarakat sesuai dengan ssaran program, dapat
dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan tehnologi di masyarakat secara berkelanjutan,
terciptanya pengayaan sumber belajar dan atau pembelajaran serta pematangan sivitas
akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, teratasinya masalah
social dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan, (5)
belum mengunakan metode dan intrumen yang relevan, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian
kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pengabdian kepada masyarakat (1)
kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat (2)
dilakukan secara terintegrasi dengan memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel, transparan
(3) belum memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil,
standar isi dan standar proses pengabdian masyarakat, (4) belum menggambarkan kriteria
minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat meliputi; tingkat kepuasan, terjadinya
perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan pada masyarakat sesuai dengan ssaran program,
dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan tehnologi di masyarakat secara berkelanjutan,
terciptanya pengayaan sumber belajar dan atau pembelajaran serta pematangan sivitas
akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, teratasinya masalah
social dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan, (5)
belum mengunakan metode dan intrumen yang relevan, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian
kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pengabdian kepada masyarakat (1)
kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat (2)
belum dilakukan secara terintegrasi dengan memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel,
transparan (3) belum memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan
standar hasil, standar isi dan standar proses pengabdian masyarakat, (4) belum menggambarkan
kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat meliputi; tingkat kepuasan,
terjadinya perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan pada masyarakat sesuai dengan
ssaran program, dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan tehnologi di masyarakat secara
berkelanjutan, terciptanya pengayaan sumber belajar dan atau pembelajaran serta pematangan
sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, teratasinya
masalah social dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku
kepentingan, (5) belum mengunakan metode dan intrumen yang relevan, dan dapat mewakili
ukuran ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pengabdian kepada masyarakat (1)
belum menggambarkan kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian
kepada masyarakat (2) belum dilakukan secara terintegrasi dengan memenuhi unsur edukatif,
objektif, akuntabel, transparan (3) belum memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan
kesesuaian dengan standar hasil, standar isi dan standar proses pengabdian masyarakat, (4)
belum menggambarkan kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat meliputi;
tingkat kepuasan, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan pada masyarakat
sesuai dengan ssaran program, dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan tehnologi di
masyarakat secara berkelanjutan, terciptanya pengayaan sumber belajar dan atau pembelajaran
serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi, teratasinya masalah social dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh
pemangku kepentingan, (5) belum mengunakan metode dan intrumen yang relevan, dan dapat
mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada
masyarakat
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar penilaian pengabdian kepada masyarakat

10.5. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PELAKSANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (2)
pelaksana pengabdian masyarakat wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan
yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan serta tingkat kerumitan dan kedalaman
sasaran kegiatan (3) kemampuan pelaksana pengabdian masyarakat ditentukan berdasarkan;
kualifkasi akademik, hasil pengabdian kepada masyarakat (4) kemamapuan pelaksana pengabdian
kepada masyarakat menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (2)
pelaksana pengabdian masyarakat wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan
yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan serta tingkat kerumitan dan kedalaman
sasaran kegiatan (3) kemampuan pelaksana pengabdian masyarakat ditentukan berdasarkan;
kualifkasi akademik, hasil pengabdian kepada masyarakat (4) belum menggambarkan
kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat menentukan kewenangan melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (2)
pelaksana pengabdian masyarakat wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan
yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan serta tingkat kerumitan dan kedalaman
sasaran kegiatan (3) belum menggambarkan kemampuan pelaksana pengabdian masyarakat
ditentukan berdasarkan; kualifkasi akademik, hasil pengabdian kepada masyarakat (4) belum
menggambarkan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat menentukan
kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (2)
belum menggambarkan pelaksana pengabdian masyarakat wajib memiliki penguasaan
metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan serta tingkat
kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan (3) belum menggambarkan kemampuan pelaksana
pengabdian masyarakat ditentukan berdasarkan; kualifkasi akademik, hasil pengabdian kepada
masyarakat (4) belum menggambarkan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat
menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat; (1)
belum mengambarkan kriteria minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat (2) belum menggambarkan pelaksana pengabdian masyarakat wajib memiliki
penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan
serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan (3) belum menggambarkan kemampuan
pelaksana pengabdian masyarakat ditentukan berdasarkan; kualifkasi akademik, hasil pengabdian
kepada masyarakat (4) belum menggambarkan kemampuan pelaksana pengabdian kepada
masyarakat menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
2 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
(1) menggambarkan kriteria minimal kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat (2) pelaksana pengabdian masyarakat wajib memiliki penguasaan metodologi
penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan serta tingkat kerumitan
dan kedalaman sasaran kegiatan, (3) kemampuan pelaksana pengabdian masyarakat ditentukan
berdasarkan; kualifkasi akademik, hasil pengabdian kepada masyarakat (4) belum
menggambarkan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat menentukan
kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat

10.6. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat ; (1)kriteria minimal tentang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang
proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada
masyarakat (2) fasilitas akademik yang digunakan memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat
paling sedikit yang terkait dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola
perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan, proses pembelajaran, dan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat (3) memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan
mutu keamanan
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat ; (1) kriteria minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan
isi dan proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada
masyarakat , (2) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitas
perguruan tinggi yang digunakan untuk; memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat paling
sedikit dengan bidang ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan pengabdian
masyarakat, (3) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat belum memenuhi standar
mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan keamanan pengabdian kepada
masyarakat, masyarakat dan lingkungan
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat ; (1) kriteria minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan
isi dan proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada
masyarakat , (2) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitas
perguruan tinggi yang digunakan untuk; belum memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat
paling sedikit dengan bidang ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan pengabdian
masyarakat, (3) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi standar
mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan keamanan peneliti, masyarakat dan
lingkungan
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat ; (1) belum mengambarkan kriteria minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk
menunjang kebutuhan isi dan proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi
hasil pengabdian kepada masyarakat , (2) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat
merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk; memfasilitasi pengabdian kepada
masyarakat paling sedikit dengan bidang ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan
pengabdian masyarakat, (3) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat harus
memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan keamanan peneliti,
masyarakat dan lingkungan
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat ; (1) kriteria minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang kebutuhan
isi dan proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada
masyarakat , (2) belum menggabarkan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat
merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk; memfasilitasi pengabdian kepada
masyarakat paling sedikit dengan bidang ilmu program studi, proses pembelajaran, kegiatan
pengabdian masyarakat, (3) belum menggambarkan sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan
keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat ; (1) belum menggambarkan kriteria minimal sarana dan prasarana diperlukan untuk
menunjang kebutuhan isi dan proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi
hasil pengabdian kepada masyarakat , (2)belum menggambarkan sarana dan prasarana
pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk;
memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat paling sedikit dengan bidang ilmu program studi,
proses pembelajaran, kegiatan pengabdian masyarakat, (3) belum mengambarkan sarana dan
prasarana pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja,
kesehatan, kenyamanan dan keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat

10.7. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; (1)
kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi
serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (2) dilaksanakan oleh unit kerja dalam
bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat (3)
kelembagaan adalah lembaga pengabdian kepada masyarakat, lembaga pengabdian kepada
masyarakat dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat (1)
kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi
serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (2) dilaksanakan oleh unit kerja dalam
bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat (3)
kelembagaan adalah lebaga pengabdian kepada masyarakat , lembaga pengabdian kepada
masyarakat dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis belum
menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat (1)
kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi
serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (2) belum dilaksanakan oleh unit kerja
dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat (3)
kelembagaan adalah lebaga pengabdian kepada masyarakat , lembaga pengabdian kepada
masyarakat dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis menunjukan
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat (1)
belum menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan, pengendalian,
pemantauan dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (2)
dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola
pengabdian kepada masyarakat (3) kelembagaan adalah lebaga pengabdian kepada masyarakat,
lembaga pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain
yang sejenis menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
3 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan pengabdian kepada
masyarakat (1) menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat (2) dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk
mengelola pengabdian kepada masyarakat (3) kelembagaan adalah lebaga pengabdian kepada
masyarakat , lembaga pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada masyarakat atau
bentuk lain yang sejenis menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi
2 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan pengabdian kepada
masyarakat (1) menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat (2) belum dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas
untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat (3) kelembagaan adalah lebaga pengabdian
kepada masyarakat , lembaga pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada
masyarakat atau bentuk lain yang sejenis menunjukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
perguruan tinggi
1 Prodi belum memiliki kebijakan mutu tentang standar pengelolaan pengabdian kepada
masyarakat (1) belum menggambarkan kriteria minimal tentang perencanaan, pelkasanaan,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat (2) belum dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas
untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat (3) belum terdapat kelembagaan adalah
lembaga pengabdian kepada masyarakat , lembaga pengabdian kepada masyarakat dan
pengabdian kepada masyarakat atau bentuk lain yang sejenis menunjukan sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi

10.8. ADANYA KEBIJAKAN MUTU KELEMBAGAAN


7 Kelembagaan wajib ; (1) menyusun dan mengembangkan rencana pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi, (2)
menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan dan system penjaminan mutu internal
pengabdian kepada masyarakat, (3) memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat, (4)
melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat,
(5) melakukan desiminasi program pengabdian kepada masyarakat, (6) memfasilitasi peningkatan
kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (7) memeberikan
penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang berprestasi, (8)
mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat pada lembaga lain
melalui kerjasama (9) melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis dan
spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat (10) melaporkan kegiatan
program pengabdian kepada masyarakat yang dikelolannya
6 Kelembagaan pengabdian kepada masyarakat memiliki 7 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
5 Kelembagaan pengabdian kepada masyarakat memiliki 6 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
4 Kelembagaan pengabdian kepada masyarakat memiliki 5 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
3 Kelembagaan pengabdian kepada masyarakat memiliki 4 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
2 Kelembagaan pengabdian kepada masyarakat memiliki 3 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
1 Kelembagaan pengabdian kepada masyarakat memiliki 2 aspek dari 8 aspek kewajiban terhadap
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat

10.9. ASPEK KEWAJIBAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
7 Perguruan tinggi wajib; (1) memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat yang
merupakan bagian dari rencana strategis perguruan tinggi (2) menyusun kriteria dan prosedur
penilaian pengabdian kepada masyarakat paling sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian
kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan
dan tehnologi guna memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehdupan bangsa, (3)
menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi pengabdian kepada
masyarakat dalam menjalankan program pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan,(4)
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi pengabdian kepada
masyarakat dalam melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat, (5) memiliki panduan
tentang kriteria pelaksana kepada masyarakat dalam mengacu pada standar hasil, standar isi, dan
standar proses pengabdian kepada masyarakat, (6) mendayagunakan sarana dan prasarana
pengabdian kepada masyarakat pada lembaga lain melalui program kerjasama pengabdian
kepada masyarakat , (7) melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan
spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat, (8) menyampaikan laporan
kinerja lembaga atau fungsi pengabdian kepada masyarakat dalam menyelenggarakan program
pengabdian kepada masyarakat paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan tinggi
6 Perguruan tinggi memiliki 7 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat
5 Perguruan tinggi memiliki 6 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat
4 Perguruan tinggi memiliki 5 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat
3 Perguruan tinggi memiliki 4 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat
2 Perguruan tinggi memiliki 3 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat
1 Perguruan tinggi memiliki 2 aspek dari 8 aspek kewajiban perguruan tinggi terhadap pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat

10.10. ADANYA KEBIJAKAN MUTU STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
7 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat; (1) kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian
kepada masyarakat , (2) perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengabdian kepada
masyarakat internal, (3) pendanaan pengabdian kepada masyarakat dapat bersumber dari
pemerintah, kerjasama dengan lembaga lain di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari
masyarakat, (4) pendanaan pengabdian kepada masyarakat digunakan untuk membiayai
perencanaan pengabdian kepada masyarakat, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat,
pengendalian pengabdian kepada masyarakat, pemantauan dan evaluasi pengabdian kepada
masyarakat, pelaporan hasil pengabdian kepada masyarakat dan diseminasi hasil pengabdian
kepada masyarakat, (5) mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat
diatur oleh pemimpin perguruan tinggi, (6) perguruan tinggi wajib menyediakan dana
pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, (7) dana pengelolaan pengabdian kepada
masyarakat digunakan untuk membiayai managemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri
dari seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan pengabdian kepada masyarakat, dan
diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kapasitas pelaksana
6 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat yang ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 6 aspek dari 7
5 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat yang ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 5 aspek dari 7
4 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat yang ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 4 aspek dari 7
3 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat yang ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 3 aspek dari 7
2 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat yang ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 2 aspek dari 7
1 Prodi memiliki kebijakan mutu tentang standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat yang ditetapkan dalam SK pimpinan perguruan tinggi, mencakup 1 aspek dari 7

10.11. Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen
tetap yang sesuai dengan bidang keahliannya selama tiga tahun terakhir.

Penilaian dilakukan dengan penghitungan berikut:


4×na + 2×nb + nc
NK = Nilai kasar =
f

Keterangan:
na = Jumlah kegiatan PkM dengan sumber dana luar negeri yang sesuai bidang keahlian
nb = Jumlah kegiatan PkM dengan sumber dana luar PT tapi dalam negeri yang sesuai bidang
keahlian
nc = Jumlah kegiatan PkM dengan sumber dana dari PT/sendiri yang sesuai bidang keahlian
f = Jumlah dosen tetap sesuai dengan bidang keahliannya
7 NK ≥ 7
6 5  NK < 7
5 3  NK < 5
4 2 NK < 3
3 1 NK < 2
2 0 < NK < 1
1 NK = 0
10.12.Jumlah kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang dilakukan
oleh PS selama tiga tahun dengan instansi terkait dari luar negeri a) instansi terkait
dalam negeri, b) PS lain di dalam PT sendiri, dan c) secara tematis.

Penilaian dilakukan dengan penghitungan berikut:

4×na + 2×nb + nc
NK = Nilai kasar =
f
Keterangan:
na = Jumlahkerjasama dalam kegiatan PkM dengan instansi luar negeri
nb = Jumlah kerjasama dalam kegiatan PkM dengan instansi dalam negeri yang terkait
nc = Jumlah kerjasama kegiatan PkM dengan PS lain di dalam PT sendiri secara tematis
f = Jumlah dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS
7 NK ≥ 7
6 5  NK < 7
5 3  NK < 5
4 2 NK < 3
3 1 NK < 2
2 0 < NK < 1
1 NK = 0

10.13.Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian


dalam bidang pendidikan dalam tiga tahun terakhir

Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang


7 >50%
berbasis pada hasil penelitian pendidikan sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
6 41%-50%
berbasis pada hasil penelitian pendidikan sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
5 31%-40%
berbasis pada hasil penelitian pendidikan sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakatyang
4 21%-30%
berbasis pada hasil penelitian pendidikan sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakatyang
3 11%-20%
berbasis pada hasil penelitian pendidikan sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakatyang
2 6%-10%
berbasis pada hasil penelitian pendidikan sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
1 <6%
berbasis pada hasil penelitian pendidikan sebanyak

10.14.Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil


penelitiandalam bidang ilmu untuk pendalaman materi ajar dalam 3 tahun terakhir

Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat


7 berbasis hasil penelitian dalam bidang ilmu untuk pendalaman >50%
materi ajarsebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
6 41%-50%
masyarakatberbasis hasil penelitian dalam bidang ilmu untuk
pendalaman materi ajar sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
5 berbasis hasil penelitian dalam bidang ilmu untuk pendalaman 31%-40%
materi ajar sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
4 masyarakatberbasis hasil penelitian dalam bidang ilmu untuk 21%-30%
pendalaman materi ajar sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
3 masyarakatberbasis hasil penelitian dalam bidang ilmu untuk 11%-20%
pendalaman materi ajar sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakatberbasis hasil penelitian dalam bidang ilmu untuk
2 6%-10%
pendalaman materi ajar sebanyak

Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada


masyarakatberbasis hasil penelitian dalam bidang ilmu untuk
1 <6%
pendalaman materi ajar sebanyak

10.15.Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk


pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai dengan bidang studi dalam
tiga tahun terakhir.

Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam


7 bentuk pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai >50%
dengan bidang studi dalam tiga tahun terakhir sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam
6 bentuk pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai 41%-50%
dengan bidang studi dalam tiga tahun terakhir sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk
5 pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai dengan 31%-40%
bidang studi dalam tiga tahun terakhir sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk
4 pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai dengan 21%-30%
bidang studi dalam tiga tahun terakhir sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk
3 pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai dengan 11%-20%
bidang studi dalam tiga tahun terakhir sebanyak
Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk
pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai dengan
2 6%-10%
bidang studi dalam tiga tahun terakhir sebanyak

Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk


pendampingan kesulitan mengajar atau lesson study sesuai dengan
1 < 6%
bidang studi dalam tiga tahun terakhir sebanyak

10.16.Proporsi dana PkM yang dialokasikan olehprogram studi dari anggaran prodi dalam satu
tahun terakhir

7 Proporsi dana PkM >10%


6 Proporsi dana PkM 8%-10%
5 Proporsi dana PkM 6%-8%
4 Proporsi dana PkM 4%-6%
3 Proporsi dana PkM 2%-4%
2 Proporsi dana PkM <2%
1 Proporsi dana PkM Tidak ada

10.17.Hasil pengabdian kepada masyarakat yang ditindak-lanjuti dalam bentuk: a) artikel yang
dipublikasikan, b) prototype dan teknologi tepat guna yang dipakai di masyarakat, dan c)
model dan media pembelajaran yang dipakai di satuan pendidikan

Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sama dengan
PS per tahun, selama 3 tahun

Penilaian dilakukan dengan penghitungan berikut:


𝑎+𝑏+𝑐
NK = Nilai kasar = d

Keterangan:
a= Jumlah artikel yang dipublikasikan sesuai bidang ilmu
b= Jumlah prototype dan teknologi tepat guna yang sesuai bidang ilmu
c= Jumlah model dan media pembelajaran yang sesuai bidang ilmu

d = Jumlah dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS


7 NK ≥ 3,5
6 3  NK < 3,5
5 2,5 NK <3
4 2 NK <2,5
3 1,5 NK <2
2 0< NK <1,5
1 NK = 0
LAMPIRAN 1
PEMBIAYAAN, PRASARANA, SARANA, DAN SISTEM INFORMASI

1. Tuliskan realisasi perolehan dan alokasi dana (termasuk hibah) dalam juta rupiah termasuk
gaji, selama tiga tahun terakhir, pada tabel berikut:

Jumlah Dana (Juta Rupiah)


Sumber Dana Jenis Dana
TS-2 TS-1 TS

(1) (2) (3) (4) (5)

PT sendiri

Yayasan

Diknas
Sumber lain

Total

2. Penggunaan dana:

Persentase Dana
No. Jenis Penggunaan
TS-2 TS-1 TS

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pendidikan

2 Penelitian

3 Pengabdian kepada
Masyarakat

4 Investasi prasarana

5 Investasi sarana

6 Investasi SDM

Lain-lain

3. Tuliskan data ruang kerja dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dengan
mengikuti format tabel berikut:

Jumlah Luas
Ruang Kerja Dosen Jumlah Ruang
(m2)

(1) (2) (3)

Satu ruang untuk lebih dari 4 dosen (a)

Satu ruang untuk 3 - 4 dosen (b)

Satu ruang untuk 2 dosen (c)

Satu ruang untuk 1 dosen (bukan (d)


pejabat struktural)

TOTAL (t)

4. Tuliskan data prasarana(kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang


perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen) yang dipergunakan PS dalam
proses belajar mengajar dengan mengikuti format tabel berikut:

Kepemilikan Kondisi
Total
Jumlah
No. Jenis Prasarana Luas Utilisasi (Jam/minggu)
Unit Tidak
(m2) SD SW Terawat
Terawat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan:

SD = Milik PT/fakultas/jurusan sendiri; SW = Sewa/Kontrak/Kerjasama

5. Tuliskan data prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama,
ruang himpunan mahasiswa, poliklinik) dengan mengikuti format tabel berikut:
Kepemilikan Kondisi
Total
Jenis Prasarana Jumlah
No. Luas Unit Pengelola
Penunjang Unit Tidak
(m2) SD SW Terawat
Terawat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan:

SD = Milik PT/fakultas/jurusan sendiri; SW = Sewa/Kontrak/Kerjasama.

6. Pustaka (buku teks, karya ilmiah, dan jurnal; termasuk juga dalam bentuk CD-ROM dan media
lainnya)
Tuliskan rekapitulasi jumlah ketersediaan pustaka yang relevan dengan bidang PS dengan
mengikuti format tabel 1 berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi jumlah ketersediaan pustaka yang relevan dengan bidang PS

Jenis Pustaka Jumlah Judul Jumlah Copy

(1) (2) (3)

Buku teks

Jurnal nasional yang terakreditasi

Jurnal internasional

Prosiding

Skripsi/Tesis

Disertasi

TOTAL

Isikan jurnal/prosiding seminar yang tersedia/yang diterima secara teratur (lengkap), terbitan 3
tahun terakhir dengan mengikuti format tabel 2 berikut:

7.Jurnal yang tersedia/yang diterima secara teratur (lengkap), terbitan 3 tahun terakhir

Jenis Nama Jurnal Rincian Tahun dan Nomor Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1.
Jurnal Terakreditasi
2.
DIKTI *
Dst.

1.

Jurnal Internasional * 2.

Dst.

Catatan * = termasuk e-journal.


8. Tuliskan peralatan utama yang digunakan di laboratorium (tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan, green
house, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya) yang dipergunakan dalam proses pembelajaran di jurusan/fakultas dengan mengikuti format tabel berikut:

Kepemilikan Kondisi
Rata-rata Waktu
No. Nama Laboratorium Jenis Peralatan Utama Jumlah Unit Penggunaan
Tidak
SD SW Terawat (jam/minggu)
Terawat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan:
SD = Milik PT/fakultas/jurusan sendiri; SW = Sewa/Kontrak/Kerjasama/Hak Pakai.
9. Beri tanda √ pada kolom yang sesuai (hanya satu kolom) dengan aksesibilitas tiap jenis data,
dengan mengikuti format tabel berikut:

Sistem Pengelolaan Data

Dengan Dengan Dengan


No. Jenis Data
Secara Komputer Komputer Komputer
Manual Tanpa Jaringan Lokal Jaringan Luas
Jaringan (LAN) (WAN)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Mahasiswa

2 Kartu Rencana Studi (KRS)

3 Jadwal mata kuliah

4 Nilai mata kuliah

5 Transkrip akademik

6 Lulusan

7 Dosen

8 Pegawai

9 Keuangan

10 Inventaris

11 Perpustakaan
LAMPIRAN 2

PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA

1.Tuliskan jumlah judul penelitian* yang sesuai dengan bidang keilmuan PS, yang dilakukan oleh
dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS selama tiga tahun terakhir
dengan mengikuti format tabel berikut:

No. Judul Penelitian Dosen yang Tahun Tingkat


Sumber Dana
terlibat Pelaksanaan Publikasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Keterangan :
Kode
Sumber Dana Kegiatan
Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat

1. Pembiayaan sendiri oleh dosen A


2. PT yang bersangkutan B
3. Depdiknas C
4. Institusi dalam negeri di luar D
Depdiknas
5. Institusi luar negeri E

2. Tuliskan judul artikel ilmiah/karya ilmiah/karya seni/buku yang dihasilkan selama tiga tahun
terakhir oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dengan mengikuti
format tabel berikut:

No. Judul Nama-nama Dihasilkan/ Tahun Tingkat*

Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 80


Dosen Dipublikasikan Penyajian/ Nasio- Interna-
pada Lokal
nal sional
Publikasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Jumlah nc= nb= na=

Catatan: * = Tuliskan banyaknya dosen pada sel yang sesuai

3. Sebutkan karya dosen dan atau mahasiswa Program Studi yang telah memperoleh/sedang
memproses perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) selama tiga tahun terakhir.

No. Karya*

(1) (2)

Dst.

* Lampirkan surat paten HaKI atau keterangan sejenis.

4.Tuliskan jumlah kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang
keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang
keahliannya sesuai dengan PS :

Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 81


No. Jenis/Judul Pengabdian Masyarakat Dosen yang Tahun
Sumber Dana
terlibat Pelaksanaan

(1) (2) (3) (4) (5)

Keterangan :
Kode
Sumber Dana Kegiatan
Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat

1. Pembiayaan sendiri oleh dosen A


2. PT yang bersangkutan B
3. Depdiknas C
4. Institusi dalam negeri di luar D
Depdiknas
5. Institusi luar negeri E
Catatan: (*) Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat adalah penerapan bidang ilmu untuk menyelesaikan
masalah di masyarakat (termasuk masyarakat industri, pemerintah, dsb.)

5. Tuliskan instansi dalam negeri yang menjalin kerjasama* yang terkait dengan program
studi/jurusan dalam tiga tahun terakhir.

Kurun Waktu
Jenis
Kegiatan yang telah dilakukan dan
No. Nama Instansi Kerja Sama
Manfaat yang Telah Diperoleh
Kegiatan
Mulai Berakhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

dst.

Catatan : (*) dokumen pendukung disediakan pada saat asesmen lapangan

Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 82


6. Tuliskan instansi luar negeri yang menjalin kerjasama* yang terkait dengan program studi/jurusan
dalam tiga tahun terakhir.

Kurun Waktu
Jenis
Kegiatan yang telah dilakukan dan
No. Nama Instansi Kerja Sama
Manfaat yang Telah Diperoleh
Kegiatan
Mulai Berakhir

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

dst.

Catatan : (*) dokumen pendukung disediakan pada saat asesmen lapangan

Besarnya Sumbangan dalam 3 (tiga) tahun terakhir

Tahun/Waktu
Besarnya dana Kegiatan yang telah dilakukan dan
No. Nama Instansi Pemanfaatanya
bantuan Manfaat yang Telah Diperoleh
Smt genap Smt Ganjil

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 DIKBUD/Dikti

2 Pemerintah diluar
DIKNAS

3 Perusahaan
swasta

4. PT sendiri

5. Luar Negeri

Total Dana
Bantuan

Lampir Photo atau Multi Media :

Kampus
Ruang Kelas

Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 83


Ruang dosen
Ruang Laboratorium
Ruang Perpustakaan
Fasilitas-fasilitas : Mushola, ruang parkir, dan ainnya
Suasana Seminar; Pengabdian masyarakat; Lokakarya, suasana akademik, susanan kelas,
sidang dan lain-lainnya.

Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 84

Anda mungkin juga menyukai