No. Bp : 1810532010
A. Jenis Pengujian
Auditor melaksanakan kegiatan - kegiatan untuk menilai adakah risiko salah saji material:
1. Pengujian pengendalian
Auditor menelusuri sistem dalam rangka prosedur audit untuk memahami cara kerja
sistem agar dapat dinilai pengendalian telah berjalan semestinya atau belum. Pengujian
pengendalian berguna untuk menilai efektivitas pengendalian meliputi pengujian pada sampel
transaksi. Pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengindikasikan kemungkinan
salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan. Jumlah bukti bisa saja bertambah
karena dua hal:
Setiap jenis prosedur audit masing-masing melibatkan jenis bukti audit tertentu (seperti
konfirmasi, dokumentasi, Tanya jawab, inspeksi, rekalkulasi, pengamatan, dan lain-lain). Biaya
bukti juga merupakan pertimbangan yang paling penting dalam memilih prosedur audit. Prosedur
analitis paling murah karena relative mudah dihitung dan dibandingkan. Prosedur penilaian
risiko tidak semahal pengujian audit lainnya karena auditor dengan mudah dapat melakukan
Tanya jawab dan pengamatan serta melaksanakan analitis perencanaan. Pengujian pengendalian
biaya relatifnya lebih rendah daripada pengujian susbtantif, namun lebih mahal daripada
prosedur penilaian risiko auditor karena luas pengujian lebih besar untuk mendapatkan bukti
bahwa pengendalian beroperasi secara efektif. Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal
dibandingkan pengujian pengendalian yang tidak mencakup pelaksanaan ulang karena sering
melakukan rekalkulasi dan penelusuran. Pengujian rincian saldo lebih mahal daripada prosedur
yang lainnya karena terdapat biaya prosedur seperti konfirmasi dan menghitung persediaan.
Auditor menggunakan program audit tertulis. Sebagian besar prosedur memenuhi lebih
dari satu tujuan dan lebih dari satu prosedur audit digunakan untuk masing-masing tujuan.
Teknologi membantu auditor memilih prosedur audit yang tepat dan mengaturnya di dalam
program audit atas pertimbangan risiko inheren dan pengendalian serta lainnya. Pengujian
substantive tambahan atas saldo mungkin dilaksanakan untuk tujuan audit yang berhubungan
dengan saldo lainnya, tergantung hasil pengujian.
Auditor menggunakan informasi dari prosedur penilaian resiko yang berkaitan dengan
penerimaan klien dan perencanaan awal, pemahaman bisnis dan industry klien, penilaian risiko
bisnis klien, dan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan terutama untuk menilai risiko
inheren dan risiko audit yang dapat diterima. Auditor menggunakan penilaian atas materialitas,
risiko audit yang dapat diterima, risiko inheren, risiko pengendalian, dan setiap risiko
kecurangan yang diidentifikasi guna mengembangkan keseluruhan rencana audit dan program
audit secara keseluruhan.
Fase 2 dilakukan untuk memperoleh bukti agar mendukung pengendalian khusus dan
memperoleh bukti untuk mendukung ketepatan moneter transaksi. Apabila pengendalian tidak
efektif atau auditor menemukan penyimpangan, di fase inilah pengujian substantive bisa
diperluas. Jika menggunakan sistem akuntansi komputerisasi, auditor melaksanakan
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi selama tahun berjalan untuk
mengidentifikasi transaksi yang tidak biasa atau signifikan, dan menentukan apakah telah
dilakukan perubahan pada program computer klien.
Tujuannya untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna penilaian saldo
akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Dua kategori fase 3
adalah:
a. Prosedur analitis substantive yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara
keseluruhan
b. Pengujian rincian saldo
4. Fase 4: Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit
Sebagian besar pengujian auditor yang bersangkutan dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan dilaksanakan pada 3 fase awal, dan pengujian tambahan
dilakukan di fase 4. Pada fase ini, auditor melaksanakan prosedur audit yang berkaitan dengan
kewajiban kontinjen (kewajiban yang mesti dicantumkan pada catatan kaki) dan peristiwa
setelah tanggal neraca (peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca, tapi belum keluar laporan
keuangan dan laporan auditor, yang mempengaruhi laporan keuangan). Jenis laporan audit yang
dikeluarkan tergantung pada bukti dan temuan audit yang ada. Auditor wajib berkomunikasi
dengan komite audit dan manajemen untuk membahas defisiensi yang signifikan dalam
pengendalian internal dan hal-hal lain diluar kuasa auditor.