Anda di halaman 1dari 24

Nama : Annisa Wahdania

NIM : 18401002

ADKL (ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN)

ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN (ADKL)


A.    PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Pembangunan pada hakekatnya merupakan proses perubahan terencana sistematik dan berkesinambungan. Disini pihak pembangunan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dilain pihak proses pembangunan sering terkandung proses dampak samping berupa dampak negative yang harus
diantisipasi agar tidak menimbulkan masalah. Salah satu dampak negative akibat pembangunan adalah potensi bahaya kesehatan masyarakat yang
mengancam terpeliharanya unsure utama kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya mensejahterakan kedudukan bangsa dan negara dengan bangsa –
bangsa dari negara lain dalam upaya menghadapi era globalisasi. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara terus menerus dan progresif perlu
dilakukan. Salah satu faktor penting dari kualitas sumber daya manusiaadalah kesehatan manusia. Untuk menjamin kualitas sumber daya manusia  dalam
perlindungan kesehatan perlu diperhatikan factor kesehatan masyarakatnya. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan baik positif atau
negative akan diikuti pula oleh kondisi masyarakat di dalamnya.
Untuk menjaga perubahan – perubahan lingkungan agar tidak berisiko terhadap kesehatan masyarakat maka perlu adanya analisis resiko terhadap
kesehatan lingkungan. Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan ditujukan untuk pemantauan wilayah setempat ( PWS ), kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan
serta dalam pelaksanaan investigasi pada KLB, wabah bencana, kejadian pencemaran serta kasus keracunan.
Pelaksanaan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan merupakan implementasi dari undang – undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang –
undang No.24 tahun 1994 tentang penataan ruang dan undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai tindak lanjut
dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 872tahun 1997 tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan lingkungan yang
mengamanatkan dalam melaksanakan kajian dampak kesehatan masyarakat baik dalam kontek rencana usaha dan atau kegiatan, maupun pemantauan dan
pengelolaan program kesehatan wajib menerapkan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan /Analisis Resiko Dampak Kesehatan
Lingkungan   ( ADKL/ARKL).
Dalam implementasi ARKL kegiatan survey luas diarahkan pada kegiatan pengumpulan data, analisis dan interpretasi sebagai landasan dalam proses
pengambilan keputusan baik antara program maupun antar sektor serta berbagai pihak terkait dalam upaya pemberantasan penyakit menular, penyelamatan
lingkungan maupun upaya peningkatan kesehatan.
Analisis resiko dampak kesehatan lingkungan (ADKL/ARKL) PT Sari Dumai Sejati  dibuat agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan di setiap tahapan kegiatan operasionalnya. PT. Sari Dumai Sejati merupakan  perusahaan pengolahan kelapa sawit di Indonesia
yang memiliki kantor pusat di Jalan M.H. Thamrin No. 31 Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sedangkan Lokasi Industri PT. Sari Dumai Sejati di
Dumai beralamat di Jalan Raya Lubuk Gaung, Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, sebagai sebuah industri pengolahan
kelapa sawit yang besar dikota Dumai PT. SDS dalam proses produksinya menghasilkan banyak komponen baik berupa gas, cair atau padatan yang
berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan bila tidak ditangani secara baik.

2.      Deskripsi Kegiatan
Kegiatan-kegiatan dalam proses pengolahan kelapa sawit yang menimbulkan bahaya atau masalah terhadap kesehatan :
Proses pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi beberapa tahapan dan stasiun, yaitu sebagai berikut :
a. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan buah (TBS) dari perkebunan sebelum diolah. Pada stasiun ini dapat diketahui jumlah
TBS dari masing-masing kebun. Pada stasiun penerimaan buah ini meliputi :
1) Jembatan timbang (weight bridge)
2) Sortasi tandan buah segar.
3) Tempat pemindahan buah (loading ramp).
4) Lori Buah.

b. Stasiun Perebusan (Sterilization Station)


Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh hasil rebusan. Oleh karena itu merebus, buah harus
sesuai dengan ketentuan yang ada dan merupakan hal yang mutlak dilakuakan. Merebus tandan dengan uap mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Merusak enzim dan menghentikan peragian yang membentuk asam lemak bebas
2) Membekukan getah dan protein
3) Memudahkan buah lepas dari tandan
4) Melonggarkan inti dari tempurung
Pada stasiun rebusan terdapat alat – alat sebagai berikut :
a) Alat Penarik (Capstand). Capstand adalah alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer.
b) Ketel Rebusan (Sterilizer). Merupakan bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Sterilizer ini dapat memuat 8 buah lori dengan
tekanan kerja maksimal 3 kg/cm2 dan suhu kerja maksimal 140 ℃ . Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang
diizinkan, rebusan diberi katup pengaman. Seluruh proses perebusan dilakukan dalam sterilizer horizontal.
c) Tippler. Tippler merupakan tempat untuk menumpahkan buah kelapa sawit yang sudah direbus dengan sterilizer dengan cara memutar lori 180 ° .
Buah kelapa sawit tersebut diangkut menggunakan conveyor menuju threser.
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

c. Stasiun Penebahan (Threshing Stasiun)


Stasiun penebahan merupakan stasiun yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya dengan cara bantingan – bantingan dan berputar sekitar
23 – 25 rpm yang dinamai rotary drum threshing.

d. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


1) Digester merupakan sebuah alat yang terbuat dari besi pelat yang berbentuk silinder dimana sekeliling dindingnya dipasang pelat mantel untuk
memanaskan adukan. Didalam silinder tersebut terdapatas yang dipasang pisau aduk dan dibagian bawah dipasang satu pisau buang, untuk
mengeluarkan masa-adukan dari digester ke screw press. Digester berfungsi sebagai pencincang brondolan yang telah terebus, sehingga menjadi
campuran yang homogen antar nuts dengan daging buah yang telah terpisah. Pada digester, dilakukan proses exstraksi pertama untuk
mengusahakan keluarnya minyak dari brondolan buah. Mesin press adalah alat untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah
(pericarp). Buah yang keluar dari digester diperas didalam mesin press dengan tekanan 40 -50 bar dan dengan menggunakan air pengencer yang
bersuhu 90 – 95 ℃ . Untuk menurunkan visikosits minyak, penambahan dapat pula dilakukan pada oil gutter kemudian dialirkan melalui oil gutter
ke stasiun klarifikasi. Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor untuk memudahkan memisahkan nuts
dan ampas.
2) Pemisah Ampas Kempa (Cake Beaker Conveyor). Ampas hasil press yang masih bercampur nuts dan berbentuk gumpalan – gumpalan dipecah
dan dibawa untuk dipisahkan antara ampas dan nuts. Alat ini terdiri dari pedal–pedal yang diikat pada poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan
pedal–pedal diatur sehingga pemecah gumpalan terjadi dengan sempurna.

e. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)


Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran dan unsur–unsur yang dapat mengurangi kualitas minyak dan
mengupayakan kehilangan minyak seminimal mungkin. Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dalakukan dengan system pengendapan, sentrifuge,
dan penguapan. Beberapa peralatan permurnian minyak yang digunakan pada stasiun klarifikasi adalah sebagai berikut :
1) Talang Minyak (Oil Gutter). Talang minyak berfungsi untuk menampung minyak hasil ekstraksi dari mesin press selanjutnya dilakukan
pengenceran. Pengenceran bertujuan untuk memudahkan pemisahan minyak dengan pasir dan serat yang terdapat didalam minyak, suhu air
pengenceran 80 – 90℃ .
2) Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank. Sand trap tank (Tangki Pemisah Pasir) berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan
dialirkan ke ayakan (saringan), dengan maksud agar ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabakan kehausan ayakan.
3) Ayakan Getar (Vibrator Screen). Merupakan ayakan getar yang berfungsi untuk menyaring material-material yang terbawa oleh minyak kasar dari
tangki pemisahan pasir 3. Crude Oil Tank (COT). Crude oil tank (tangki minyak mentah) berfungsi menampung minyak mentah yang telah
disaring untuk dipompakan ketangki pemisah. Cairan yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan akan naik ke permukaan yang selanjutnya
akan mengalir ke continous settling tank. Untuk menjaga suhu tetap konstan pada 80 – 90 ℃ maka perlu diberikan penambahan panas dengan cara
menginjeksiakan uap kedalam tangki.
4) Continous Settling Tank (CST). Continous Settling Tank berfungsi untuk mengendapkan sludge (lumpur) yang terkandung dalam minyak kasar,
untuk mempermudah pemisahan, suhu harus dipertahankan antara 80 – 90℃ dengan sistem injeksi uap. Didalam CST minyak dibagi menjadi tiga
bagian, bagian atas adalah minyak yang diambil dengan bantuan skimer untuk dialirkan kedalam oil tank, bagian tengah merupakan sludge yang
masih mengandung minyak yang akan dialirkan ke sludge tank, dan bagian bawah merupakan air untuk menaikan level minyak.
5) Oil Tank (OT). Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk dipanaskan lagi dengan uap yang suhunya
90˚C untuk memisahkan bagian air, selanjutnya minyak akan dipompa ke dalam tanki tunggu sebelum diolah lebih lanjut pada oil purifier.
6) Oil Purifier. Oil purifier berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air dan kotoran – kotoran halus yang masih ada dalam minyak, pemisahan
minyak dilakukan dengan cara perbedaan berat jenis yang dimiliki minyak dan air.
7) Vacum Dryer. Vakum dryer digunakan untuk memisahkan air dengan minyak dengan cara penguapan hampa. Uap air yang terkandung dalam
minyak akan terhisap pada tekanan atmosfir. Uap air yang terhisap akan dibuang ke atmosfir. Air akan menguap sebesar 0,25-0,30% , dibawah
pelampung terdapat Toper spindle untuk mengatur minyak yang disalurkan kedalam bejana vacum dryer sehingga kehampaan dalam vakum dryer
tetap 76 cmHg. Kemudian melalui nozzel, minyak akan disemburkan kedalam bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna. Untuk
menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana digunakan float valve dibagian bawah bejana. Pada proses ini bertujuan untuk
mendapatkan minyak (CPO) dengan kandungan air 0,1%.
8) Storage Tank. Storage tank merupakan tangki penampung minyak sementara sebelum dikirim ke konsumen atau tempat penampungan minyak
hasil produksi. Tangki ini dilengkapi dengan alat pemanas sistem coil yang dipasang pada dasar tangki. Temperatur minyak dalam yangki
dipertahankan sekitar 40 – 50℃ .
9) Tangki lumpur (Sludge Tank). Sludge tank berfungsi untuk menampung sludge yang berasal dari CST. Minyak akan masuk melalui pipa yang
mengarahkan sampai bagian dasar dari sludge tank. Didalam tangki ini dilakukan pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup agar minyak
tergoncang dan suhu tetap dipertahankan 95℃ . Pemanasan diharapkan dapat membuat minyak tetap pada keadaan mendidih hingga nantinya akan
memudahkan cairan minyak melayang ke atas hingga permukaan tangki. Minyak yang telah mencapai permukaan akan mengalir kedalam pipa
yang selanjutnya akan dikirim pada disanding cyclone.
10) Sand Cyclone. Alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara sludge tank yang kemudian dialirkan melalui buffer tank. Sand cyclone berfungsi
untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan yang mungkin masih terdapat pada minyak yang berasal dari sludge tank. Alat ini terbuat dari keramik
yang memisahkan lumpur atau pasir secara garvitasi.
11) Sludge Buffer Tank. Sludge buffer tank berfungsi untuk menampung sludge yang masih mengandung minyak sebelum diolah ke sludge separator.
12) Sludge Separator. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu –
sudu menuju CST. Cairan dan ampas yang berat jenis lebih besar terbuang keparit.
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

13) Sludge Drain Tank. Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan
ke tangki penampung minyak (reclaimed oil tank) sedangkan sludge dibuang ke bak fat pit.
14) Reclaimed Oil Tank. Cairan dengan kadar minyak tinggi dari tangki minyak kutipan ditampung dalam tangki ini untuk kemudian dipompa ke
tangki pemisah.
15) Decanter. Decanter berfungsi untuk memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat atau fraksi padat dengan cairan. Pemisahan
antara kotoran dan minyak dilakukan dengan dasar perbedaan berat jenis pada dua kecepatan putaran yang berbeda antara scroll dan bowl
decanter, dimana pada proses ini terdapat 3 keluaran yang berbeda yaitu : cairan ringan keluar dari bowl-exis, cairan kaya solid keluar dari bowl
shell dan solid akan keluar pada bagian decanter.
16) Fat Pit. Fat pit digunakan untuk menampung cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dari stasiun perebusan dan
stasiun klarifikasi. Minyak yang dikutip akan dipompakan kembali ke reclaimed oil tank.

f. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)


Campuran fibre dan inti yang keluar dari screw press akan diolah untuk menghasilkan shell (shell) dan ampas (fibre) sebagai bahan boiler dan inti
kelapa sawit diolah lagi sehinga menjadi minyak inti sawit. Adapun bagian – bagian dari stasiun pengolahan inti adalah sebagai berikut :
1) Cake Breaker Conveyor. Fungsinya adalah untuk mengantarkan ampas dan nuts ke depericarper serta mengurangi kadar air fibre sehingga
memudahkan kerja blower pada depericarper. Alat ini terdiri dari pedal - pedal yang diikat pada poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan pedal –
pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan terjadi dengan sempurna.
2) Depericarper. Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan nuts, serta membersikan nuts dari sisa – sisa serabut yang masi melekat pada
nuts. Alat ini terdiri dari kolom pemisah dan drum pemolis (polishing drum).
3) Nuts Polishing Drum. Nuts polishing drum merupakan alat untuk memisahkan fibre yang masih melekat pada nuts.
4) Nuts Silo. Nuts silo adalah alat yang digunakan untuk tempat pemeraman nuts yang selanjutnya bila nuts tersebut telah cukup kering akan dipecah
dengan alat pemecah (ripple mill).
5) Ripple Mill. Ripple Mill adalah alat pemecah nut. Didalam ripple mill, nuts akan dipecahkan menjadi inti (kernel) dan shell (shell).
6) Light Tenera Separation (LTDS 1). LTDS adalah pemisahan campuran pertama yang berkerja berdasarkan atas berat dan kemampuan hisap
blower.
7) Light Tenera Dust Separation (LTDS 2). Bentuk dan cara kerja sama dengan LTDS 1, bentuk tromol tegak dan berfungsi untuk membersihkan
kernel dari shell – shell kasar dan kernel pecah yang ringanakan masuk ke shell hopper, sedangkan kernel yang lebih berat tidak terhisap pleh
blower sehingga akan jatuh ke kernel transfer conveyor.
8) Claybath. Prinsip kerja Claybath hampir sama dengan pemisah kernel dengan menggunakan hidrocyclone. Pemisahan kernel dengan shell
menggunakan claybath menggunakan CaCO3, pemisahannya berdasarkan berat jenis, shell yang lebih berat akan tenggelam dengan batuan larutan
CaCO3 dan kernel akan terapung, shell dan inti pecah tersebut akan dipompakan ke vibrating screen, shell dan inti pecah akan terpisah sendiri dan
agar kernel bersih terhadap CaCO3 maka dibilas dengan menggunakan air dingin. Shell yang terpisah masuk ke shell transfort dengan bantuan
blower sedangkan kernel jatuh ke kernel distributing conveyor dan masuk ke kernel silo dengan bantuan kernel elevator.
9) Kernel Silo. Kernel silo adalah silinder tegak yang berlubang – lubang tempat penyimpanan dan pengeringan kernel sebelum disimpan di bulk silo
kernel. Pengeringan menggunakan suhu 50 – 60℃ agar kernel tidak berjamur dan dapat tahan lebih lama serta mencegah menaikan kadar asam
lemak bebas.
10) Kernel Bin. Kernel Bin adalah tempat penyimpanan kernel sebelum diolah menjadi minyak inti (kernel oil), kernel bin ini suhunya harus juga
dijaga, agar kernel dalam keadaan kering dan tidak lembab.

3.        Tujuan
a. Mengetahui Risiko Bahaya Kesehatan Masyarakat yang ditimbulkan oleh PT. Sari Dumai Sejati pada lingkungan.
b. Mengetahui Rencana Pengelolaan Risiko Lingkungan dalam kegiatan Operasi Produksi PT. Sari Dumai Sejati.
c. Mengetahui Rencana Pemantauan Lingkungan dalam kegiatan Operasi Produksi PT. Sari Dumai Sejati.

B. PENAPISAN
Penapisan dampak adanya PT Sari Dumai Sejati terhadap kualitas kesehatan masyarakat:
1. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
2. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM 10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pengolahan minyak kelapa sawit
memiliki potensi untuk meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
3. Penurunan kualitas udara  ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan baku di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan peningkatan
kadar debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
4. Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
5. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik, biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat
memungkinkan timbulnya pencemaran terhadap badan air dan ekosistem perairan.
6. Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal
untuk kegiatan operasional pabrik minyak kelapa sawit.
7. Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat sekitar PT. Sari Dumai Sejati.
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

C. PERLINGKUPAN
1.        Identifikasi Dampak Penting
Jenis Dampak Sumber Dampak Lokasi

ü Pressing Station
Peningkatan emisi debu sumber tidak Proses pengolahan minyak kelapa ü Clarification Station
bergerak sawit ü Kernel Station

Peningkatan emisi gas buang sumber


Proses pengolahan minyak kelapa ü Sterilizer Station
emisi tidak bergerak (PM10, PM25,
sawit ü Clarification Station
SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb)

Penyimpanan dan bongkar muat Ø Fruit Reception Station


Penurunan kualitas udara ambien
bahan baku, bahan bantu dan bahan Ø Treshing Station
(kadar debu)
bakar Ø Kernel Station

Ø Sterilization Station
Ø Pressing Station
Proses operasional pabrik dan
Peningkatan kebisingan Ø Clarification Station
kegiatan laboratorium
Ø Kernel Station

Penurunan kualitas air buangan dan air Proses operasional pabrik dan Ø Sterilization Station
limbah kegiatan laboratorium Ø Pressing Station

Sikap dan persepsi masyarakat Kegiatan Operasioanal pabrik Ø Masyarakat disekitar pabrik

Peningkatan angka kesakitan dan Ø Di Klinik PT SDS dan


angka kecelakaan yang terjadi akibat Kegiatan operasional pabrik Puskesmas Kecamatan Sungai
kerja Sembilan
2.        Evaluasi Dampak Potensial
Jenis Dampak Sumber Dampak Lokasi Evaluasi dampak potensial

ü Peningkatan kadar debu di


ü Pressing Station udara
Peningkatan emisi debu Proses pengolahan
ü Clarification Station ü Peningkatan risiko
sumber tidak bergerak minyak kelapa sawit
ü Kernel Station gangguan pernapasan pada
karyawan

ü Peningkatan kadar
Peningkatan emisi gas
parameter polutan di udara
buang sumber emisi tidak Proses pengolahan ü Sterilizer Station
ü Peningkatan risiko
bergerak (PM10, PM25, SO2, minyak kelapa sawit ü Clarification Station
kesehatan akibat kandungan
NO2, CO, O3, HC, Pb)
parameter polutan di udara

Ø Peningkatan kadar debu


Penyimpanan dan Ø Fruit Reception
di udara
Penurunan kualitas udara bongkar muat bahan baku, Station
Ø Peningkatan risiko
ambien (kadar debu) bahan bantu dan bahan Ø Treshing Station
kesehatan akibat kandungan
bakar Ø Kernel Station
debu di udara

Ø Sterilization Station
Proses operasional pabrik Ø Pressing Station Ø Peningkatan gangguan
Peningkatan kebisingan
dan kegiatan laboratorium Ø Clarification Station pendengaran pada karyawan
Ø Kernel Station

Penurunan kualitas air Proses operasional pabrik Ø Sterilization Station Ø Timbulnya pencemaran
buangan dan air limbah dan kegiatan laboratorium Ø Pressing Station badan air dan ekosistem air

Sikap dan persepsi Kegiatan Operasioanal Ø Masyarakat disekitar Ø Adanya ketidak puasan
masyarakat pabrik pabrik masyarakat terhadap
perusahaan dalam hal
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

kesempatan kerja penduduk


local

Peningkatan angka Ø Di Klinik PT SDS


Ø Peningkatan angka
kesakitan dan angka Kegiatan operasional dan Puskesmas
kesakitan dan kecelakaan
kecelakaan yang terjadi pabrik kecamatan Sungai
kerja karyawan
akibat kerja Sembilan

3.        Pemusatan Dampak Potensial


Dampak Penting Permasalahan Lingkungan Hidup Risiko Kesehatan

Menimbulkan penyakit pada


ü  Penurunan kualitas air buangan
karyawan dan masyarakat disekitar
Kualitas Air dan air limbah
pabrik dan mencemari air sekitar
ü  Sikap dan persepsi masyarakat
lingkungan pabrik

D.    PENYAJIAN RONA LINGKUNGAN HIDUP


1.        Penentuan Rona Lingkungan
Rona lingkungan hidup terdiri dari komponen lingkungan fisik, biologi dan social ekonomi dan budaya.
a.    Lingkungan Fisik
1)  Iklim
Dari data yang diperoleh di stasiun BMG terdekat diperoleh gambaran iklim di daerah pabrik PT Sari Dumai Sejati. Temperature maksimum berkisar antara 29, 6 – 32,1 dan
temperature minimum antara 22,8 – 24,8 o C, dengan kelembaban relative antara 80%. Curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 38,8 mm dan maksimum
pada bulan Nopember mencapai 632 mm.
            2) Kualitas Udara
                        Berdasarkan analisa laboratorium, secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi udara diwilayah studi relative masih baik, hal ini ditunjukan dengan tidak
adanya parameter yang melampaui baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Keberadaan debu dan gas gas emisi di wilayah pabrik yang diakibatkan oleh proses produksi dan
aktifitas transportasi serta aktifitas penduduk masih dalam batas yang belum melewati nilai ambang yang dipersyaratkan.
3) Kebisingan
                 Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan, sumber kebisingan adalah mesin mesin produksi dan aktifitas manusia serta alat transportasi, berdasarkan
pengukuran di wilayah studi tingkat kebisingan didalam pabrik dan diluar pabrik masih memenuhi baku mutu dimana untuk kebisingan didaerah pemukiman adalah 55 dB
sedangkan hasil pengukuran adalah rata-rata 47 dB.
4) Hidrologi
                 Hidrologi di daerah pabrik PT Sari Dumai Sejati terindikasi adanya air permukaan berupa aliran sungai dan air tanah. Dari hasil pengukuran terhadap air
permukaan dan air tanahnya secara fisik, kimia maupun mikrobiologis masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh Permenkes 416 Tahun 1990 tentang Syarat-
syarat Kualitas Air.
5) Geologi
                 Kondisi geologi pabrik berada pada dataran rendah yang terletak di Kelurahan Lubuk Gaung dan berbatasan dengan Tanjung Penyembal disebelah utara, Bangsal
Aceh disebelah selatan, Selat Rupat disebelah timur dan Kabupaten Rohil disebelah barat.
b.    Lingkungan Biologi
1)   Flora
Flora disekitar pabrik berupa tanaman keras dan bunga bungaan seperti mangrove, albasia, sengon, pohon mangga, kelapa dan pohon pisang. Sedangkan disekeliling rumah
biasanya ditanami tanaman hias dan tanaman budidaya.
2)   Biota Air
Biota air yang diteliti adalah plankton dan benthos, keduanya merupakan indicator dari sehat/tidaknya suatu perairan, semakin beranekaragam maka perairan tersebut
semakin sehat. Indek keanekaragaman plankton dan bentos di wilayah pabrik dan sekitarnya kurang bagus hal ini menandakan perairan disekitar pabrik mengalami
pencemaran.
c.    Sosial ekonomi dan Budaya
Jumlah penduduk di kelurahan Lubuk Gaung 7.618 jiwa terdiri dari 3969 wanita dan 3649 laki laki dengan tingkat pendidikan yang beragam mulai dari SD sampai Sarjana.
Sebagian besar warga bekerja sebagai buruh baik sebagai buruh tani maupun buruh industry dan sebagian kecil sebagai petani, pedagang, dan pegawai baik swasta maupun
negeri dengan tingkat pendapatan rata rata cukup lumayan. Sebagian besar masyarakat disekitar pabrik beragama islam dan sebagian lainya ada Kristen, katolik dan lainya,
sedangkan budaya yang ada adalah berbudaya jawa khususnya jawa tengah.

2.        Pengumpulan  dan Analisa Data Rona Lingkungan


Metode Jangka
Jenis Sumber Lokasi Dampak Bagi
Indikator Pengumpulan dan waktu /
Parameter dampak Pemantauan Lingkungan
analisis data frekuensi

Kadar emisi Penurunan Proses §    Sampling udara §  Di dalam Setiap 3 bulan Dapat
debu dan gas kualitas udara pembuatan ambien lokasi pabrik sekali selama menyebabkan
buang ambien semen §    Metode analisis : §  Di luar kegiatan sesak
metode dust fall, debu lokasi pabrik operasional napas,  ispa
tersedimentasi, di kawasan pabrik batuk pilek dan
metode gravimetri permukiman berlangsung penyakit
untuk debu penduduk pernafasan
tersuspensi. lainya
§   Metode analisis
udara sesuai dengan
PP No. 41 tahun 1999
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

tentang pencemaran
udara

§   Pengukuran
langsung di lapangan
§   Di dalam
dengan sound level Setiap 3 bulan Dapat
lokasi pabrik
meter sekali selama menyebabkan
Proses §  Di luar
Peningkatan §  Membandingkan kegiatan ketulian dan
Kebisingan pembuatan lokasi pabrik
kebisingan hasil pengukuran operasional gangguan
semen di kawasan
dengan baku mutu pabrik pendengaran
permukiman
tingkat kebisingan berlangsung lainya
penduduk
(Kep Men LH No. 48
Tahun 1996)

§  Pengambilan
Dapat
sampel air buangan
menyebabkan
§  Analisis Setiap 3 bulan
turunya
Penurunan laboratorium §  Saluran sekali selama
Kualitas air Kegiatan ekosistem air dan
kualitas air §  Membandingkan pembuangan kegiatan
buangan dan operasional gangguan
buangan dan air hasil pengukuran air limbah operasional
air limbah pabrik kesehatan pada
limbah dengan pabrik
manusia bila
Perda No.10 Tahun berlangsung
mengkonsumsi
2004 Tentang Baku
air yang tercemar
Mutu Air Limbah

Setiap 6 bulan
Pengambilan sampel
sekali selama
Densitas dan Penurunan Kegiatan air (plankton) dan Ekosistem air
Perairan kegiatan
diversitas keanekaragaman operasional sedimen (bentos) jadi terganggu
sekitar pabrik operasional
biota air biota air pabrik kemudian dianalisis di keseimbanganya
pabrik
laboratorium
berlangsung

Kesehatan Angka kesakitan Kegiatan §   Pengambilan data Di klinik PT. Setiap 3 bulan Banyak
dan akibat gangguan operasional primer dengan Sari Dumai sekali selama terjadinya
keselamatan kesehatan yang pabrik melakukan Sejati. Pabrik kegiatan penyakit Ispa,
kerja dialami wawancara PT Sari Dumai operasional Pneumoni dan
masyarakat §  Pengumpulan data Sejati, pabrik penyakit
Puskesmas
sekunder puskesmas pernafasan
Sungai berlangsung
setempat lainya
Sembilan

3.        Metode Pengumpulan dan Analisis Data Rona Lingkungan


Metode pengumpulan data  dengan pengukuran dan observasi di didalam pabrik serta pengukuran, observasi dan wawancara diluar pabrik dan didaerah pemukiman
penduduk disekitar pabrik. Dan yang terbesar adalah dengan mengambil data sekunder dari PT Sari Dumai Sejati Kelurahan setempat dan dinas terkait. Sedangkan analisa
datanya dengan mengunakan analisa deskriptif baik kualitas maupun kuantitas dan juga membandingkan antara hasil pengukuran dan baku mutu yang dipersyaratkan.

E.    ANALISIS RESIKO
1.        IDENTIFIKASI BAHAYA
a.    Proses pembuatan minyak kelapa sawit
Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu di udara dan meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang
semakin tinggi disamping itu juga meningkatkan resiko gangguan pendengaran akibat kebisingan yang dihasilkan selama proses produksi.
b.   Transportasi bahan baku, bahan bakar dalam lokasi pabrik
Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas udara ambien serta dapat meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang
semakin tinggi, pada tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan pada system pendengaran baik pekerja maupun masyarakat disekitar
pabrik.
c.    Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap biota air dan  pada tahap selanjutnya dapat
menyebabkan turunnya kualitas air pada badan air atau air permukaan dan bila air ini dipakai sebagai sumber air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan
gangguan gangguan lain pada manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan estetika dan bila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan dapat negative pada kesehatan.

2.        EVALUASI DOSE RESPONSE


Penilaian terhadap dampak adanya PT. Sari Dumai Sejati terhadap kualitas kesehatan masyarakat:
1.      Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
2.      Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk meningkatkan
risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
3.    Penurunan kualitas udara  ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan
peningkatan kadar debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
4.    Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
5.    Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik, biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya pencemaran
terhadap badan air dan ekosistem perairan.
6.    Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk kegiatan operasional
pabrik semen.
7.    Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat sekitar PT. Sari Dumai Sejati.
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

3.        PENGUKURAN PEMAJANAN
SIMPUL 3
SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 4
No (Pemajanan pada
(Sumber Pencemar) (Media Lingkungan) (Dampak Kesehatan)
manusia)

Debu dan bahan Debu menyebabkan


Sumber pencemar
polutan  udara (PM10, Menghirup udara gangguan pernapasan,
1. lingkungan fisik
PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, tercemar iritasi pada mata, iritasi
a.           Kualitas udara
Pb) pada kulit

Kebisingan
Terpapar bising saat menyebabkan gangguan
b.           Kebisingan Kebisingan ditempat kerja operasional mesin dalam pendengaran (ketulian
pabrik sementara maupun
ketulian permanen)

Air limbah hasil operasional


 Sumber pencemar lingkungan pabrik Air limbah
Air kontak melalui
biologis –   BOD       – Suhu menyebabkan gangguan
2. minuman dan kontak
ü  Kualitas  air buangan dan –   COD       – pH terhadap pencernaan,
langsung dengan kulit
air limbah – Nitrit       – Plankton dan penyakit kulit.
benthos

1.        PENETAPAN RESIKO
Evaluasi Faktor
Potensi Dampak Baku mutu Dampak
dampak

ü Peningkatan kadar debu


KepMen LH No 13 Tahun 1995, ü Penurunan kualitas udara di udara
Peningkatan emisi debu
tentang Baku Mutu Emisi Sumber ü Gangguan pada system ü Peningkatan risiko
sumber tidak bergerak
Tidak Bergerak pernafasan gangguan pernapasan
pada karyawan

Peningkatan emisi gas KepMen LH No 13 Tahun 1995, ü Penurunan kualitas udara ü Peningkatan kadar
buang sumber emisi tidak tentang Baku Mutu Emisi Sumber ü Gangguan pada system parameter polutan di
bergerak (PM10, PM25, Tidak Bergerak pernafasan udara
ü Peningkatan risiko
SO2, NO2, CO, O3, HC, kesehatan akibat
Pb) kandungan parameter
polutan di udara

Ø Peningkatan kadar
ü Penurunan kualitas udara debu di udara
Penurunan kualitas udara PP No. 41 Tahun 1999 tentang
Ø Gangguan pada system Ø Peningkatan risiko
ambien (kadar debu) Pengendalian pencemaran  udara
pernafasan kesehatan akibat
kandungan debu di udara

ü Penurunan kualitas udara Ø Peningkatan gangguan


Kep Men LH No 48 tahun 1996
Peningkatan kebisingan ü Gangguan pada system pendengaran pada
tentang baku mutu kebisingan
pendengaran karyawan

Ø Penurunan indek
keaneka ragaman hayati
Membandingkan hasil pegukuran Ø Timbulnya pencemaran
Penurunan kualitas air Ø Terganggunya ekosistem
dengan Perda Tahun 2004 tentang badan air dan ekosistem
buangan dan air limbah perairan
baku mutu limbah air
Ø Gangguan kesehatan
pada manusia

Ø Adanya ketidak puasan


Ø Masyarakat disekitar
Adanya ketidakpuasan masyarakat masyarakat terhadap
Sikap dan persepsi pabrik menjadi resah
terhadap perusahaan dalam hal perusahaan dalam hal
masyarakat dankecemburuansocial
kesempatan kerja penduduk lokal kesempatan kerja
semakin tinggi
penduduk lokal

Ø Angka kesakitan
Peningkatan angka Ø Peningkatan angka
Angka kesakitan pada masyarakat dan penyakit tertentu pada
kesakitan dan angka kesakitan dan kecelakaan
angka kecelakaan yang terjadi akibat masyarakat dan angka
kecelakaan yang terjadi kerja karyawan dan pada
kerja kecelakaan yang terjadi
akibat kerja masyarakat sekitar pabrik
akibat kerja pada karyawan

2.      RENCANA PENGELOLAAN RESIKO


Potensi Baku mutu Dampak Pengendalian Bahaya Penanggung Jawab
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

Dampak

Peningkatan ü Penurunan kualitas


KepMen LH No 13 Tahun 1995, ü Mengintensifkan perawatan mesin mesin pabrik.
emisi debu udara ü Managemen
tentang Baku Mutu Emisi Sumber ü Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan alat monitoring emisi
sumber tidak ü Gangguan pada ü Pekerja
Tidak Bergerak ü Pemakaian alat pelindung diri bagi karyawan
bergerak system pernafasan

Peningkatan
emisi gas
buang sumber ü Penurunan kualitas ü Mengintensifkan perawatan mesin mesin pabrik.
KepMen LH No 13 Tahun 1995,
emisi tidak udara ü Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan alat monitoring emisi ü Managemen
tentang Baku Mutu Emisi Sumber
bergerak ü Gangguan pada ü Pemakaian alat pelindung diri bagi karyawan ü Pekerja
Tidak Bergerak
(PM10, PM25, system pernafasan ü  Optimalisasi proses operasi
SO2, NO2, CO,
O3, HC, Pb)

Penurunan ü Penurunan kualitas Ø Pemakaian APD pada karyawan


kualitas udara PP No. 41 Tahun 1999 tentang udara Ø Penyimpanan dan  dan pembongkaran sesuai SOP yang berlaku ü Managemen
ambien (kadar Pengendalian pencemaran udara Ø Gangguan pada Ø Pembuatan green belt di sekitar pabrik ü Pekerja
debu) system pernafasan Ø Perawatan peralatan secara berkala.

ü Penurunan kualitas
Ø Menanam pohon sebagai  sound barrier di sekitar pabrik
Peningkatan Kep Men LH No 48 tahun 1996 udara ü Managemen
Ø Pemakaian APD yang sesuai bagi karyawan
kebisingan tentang baku mutu kebisingan ü Gangguan pada ü Pekerja
Ø Optimalisasi peredam pada mesin pabrik
system pendengaran

Ø Penurunan indek
Penurunan keaneka ragaman hayati
Membandingkan hasil pegukuran
kualitas air Ø Terganggunya Ø Setling Pond dan netralisasi air limbah ü Managemen
dengan Perda Tahun 2004 tentang
buangan dan ekosistem perairan Ø Bak  penangkap minyak /pengendap ü Pekerja
baku mutu limbah
air limbah Ø Gangguan kesehatan
pada manusia

Ø Masyarakat disekitar Memberikan kesempatan bagi penduduk lokal untuk ikut serta ü Managemen
Sikap dan Adanya ketidakpuasan masyarakat
pabrik menjadi resah terlibat sebagai tenaga kerja dalam kegiatan operasional pabrik ü Pekerja
persepsi terhadap perusahaan dalam hal
dankecemburuansocial sesuai dengan kualifikasi dan jumlah tenaga kerja yang ü Masyarakat sekitar
masyarakat kesempatan kerja penduduk lokal
semakin tinggi dibutuhkan pabrik
Peningkatan
Ø Angka kesakitan
angka
penyakit tertentu pada Ø Penyuluhan kesehatan ü Managemen
kesakitan dan Angka kesakitan pada masyarakat
masyarakat dan angka Ø Peningkatan pelayanan kesehatan ü Pekerja
angka dan angka kecelakaan yang terjadi
kecelakaan yang terjadi Ø Penggunaan alat pelindung kerja ü Masyarakat sekitar
kecelakaan akibat kerja
akibat kerja pada Ø Pemeriksaan kesehatan karyawan secara pabrik
yang terjadi
karyawan
akibat kerja

3.      IMPLEMENTASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1.    Implementasi
Potensi Dampak Sumber Dampak Dampak Respon Masyarakat

Masyarakat sekitar merasa


ü Penurunan kualitas udara
Peningkatan emisi debu sumber Proses pengolahan tergangu dengan adanya
ü Gangguan pada system
tidak bergerak kelapa sawit debu yang sampai ke
pernafasan
lingkungan mereka

Peningkatan emisi gas buang Masyarakat sekitar merasa


ü Penurunan kualitas udara
sumber emisi tidak bergerak Proses pengolahan tergangu dengan adanya
ü Gangguan pada system
(PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, kelapa sawit polutan udara yang sampai
pernafasan
HC, Pb) ke lingkungan mereka

Proses pengolahan Masyarakat sekitar merasa


ü Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara ambien kelapa sawit serta tergangu dengan adanya
Ø Gangguan pada system
(kadar debu) transportasi hasil dan debu yang sampai ke
pernafasan
bahan baku produksi lingkungan mereka

Proses pengolahan Masyarakat sekitar merasa


ü Penurunan kualitas udara
kelapa sawit serta tergangu dengan adanya
Peningkatan kebisingan ü Gangguan pada system
transportasi hasil dan kebisingan  yang sampai ke
pendengaran
bahan baku produksi lingkungan mereka

Penurunan kualitas air buangan Proses pengolahan Ø Penurunan indek keaneka Masyarakat sekitar merasa
dan air limbah kelapa sawit dan ragaman hayati tergangu dengan adanya
aktifitas laboratorium Ø Terganggunya ekosistem penurunan kualitas air
perairan dibadan air  di lingkungan
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

Ø Gangguan kesehatan pada


mereka
manusia

Adanya ketidak puasan


Masyarakat disekitar pabrik
Kesempatan Bekerja masyarakat terhadap
menjadi resah
Sikap dan persepsi masyarakat dan berusaha perusahaan dalam hal
dankecemburuan social
masyarakat sekitar kesempatan kerja penduduk
semakin tinggi
lokal

Peningkatan angka kesakitan Masyarakat sekitar menjadi


Angka kesakitan pada
Peningkatan angka kesakitan dan penyakit tertentu pada resah dengan adanya
masyarakat dan angka
angka kecelakaan yang terjadi masyarakat dan angka peningkatan angka kesakitan
kecelakaan yang terjadi
akibat kerja kecelakaan yang terjadi akibat penyakit tertentu akibat
akibat kerja
kerja pada karyawan operasional pabrik

2.    Pengambilan Keputusan Kategori bahaya Kesehatan


Kategori Bahaya
Potensi Dampak Sumber Dampak Dampak
Kesehatan

ü Penurunan kualitas udara


Peningkatan emisi debu sumber Proses pengolahan
ü Gangguan pada system Biasa
tidak bergerak kelapa sawit
pernafasan

Peningkatan emisi gas buang


ü Penurunan kualitas udara
sumber emisi tidak bergerak Proses pengolahan
ü Gangguan pada system Biasa
(PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, kelapa sawit
pernafasan
HC, Pb)

Proses pengolahan
ü Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara ambien kelapa sawit serta
Ø Gangguan pada system Biasa
(kadar debu) transportasi hasil dan
pernafasan
bahan baku produksi

Peningkatan kebisingan Proses pengolahan ü Penurunan kualitas udara Biasa


kelapa sawit serta ü Gangguan pada system
transportasi hasil dan pendengaran
bahan baku produksi

Ø Penurunan indek keaneka


ragaman hayati
Proses pengolahan
Penurunan kualitas air buangan Ø Terganggunya ekosistem
kelapa sawit dan Urgen
dan air limbah perairan
aktifitas laboratorium
Ø Gangguan kesehatan pada
manusia

Masyarakat disekitar pabrik


Kesempatan Bekerja
menjadi resah
Sikap dan persepsi masyarakat dan berusaha Belum bisa dipastikan
dankecemburuan social
masyarakat sekitar
semakin tinggi

Peningkatan angka kesakitan


Angka kesakitan pada
Peningkatan angka kesakitan dan penyakit tertentu pada
masyarakat dan angka
angka kecelakaan yang terjadi masyarakat dan angka Belum bisa dipastikan
kecelakaan yang terjadi
akibat kerja kecelakaan yang terjadi akibat
akibat kerja
kerja pada karyawan

4.      RENCANA PENGELOLAAN

 JENIS SUMBER TUJUAN RENCANA PENGELOLAAN PERIODE


TOLOK UKUR LOKASI HASIL PELAKSANAAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN FISIK – KIMIA

A.  KUALITAS UDARA

Ø Mengintensifkan perawatan Ø Optimalisasi mesin


Peningkatan KepMen LH No 13 Ø Meminimalkan kadar mesin mesin pabrik. utama
emisi debu Proses Tahun 1995, debu diudara Ø Optimalisasi penggunaan alat Selama kegiatan Ø Optimalisasi alat
Di lokasi pabrik PT Sari
sumber pengolahan tentang Baku Mutu Ø Meminimalkan resiko kontrol dan alat monitoring operasional pabrik penyerap debu
Dumai Sejati
tidak kelapa sawit Emisi Sumber kesehatan akibat emisi berlangsung Ø Karyawan sudah
bergerak Tidak Bergerak kandungan debu diudara Ø Pemakaian alat pelindung diri memakai APD yang
bagi karyawan sesuai
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

 JENIS SUMBER TUJUAN RENCANA PENGELOLAAN PERIODE


TOLOK UKUR LOKASI HASIL PELAKSANAAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN

Peningkatan
emisi gas Ø Mengintensifkan perawatan Ø Optimalisasi mesin
buang Ø Meminimalkan kadar mesin mesin pabrik. utama
KepMen LH No 13
sumber parameter polutan diudara Ø Optimalisasi penggunaan alat Ø Optimalisasi alat
Proses Tahun 1995, Selama kegiatan
emisi tidak Ø Meminimalkan resiko kontrol dan alat monitoring Di lokasi pabrik PT Sari penyerap debu
pengolahan tentang Baku Mutu operasional pabrik
bergerak kesehatan akibat emisi Dumai Sejati Ø Karyawan sudah
kelapa sawit Emisi Sumber berlangsung
(PM10, PM25, kandungan parameter Ø Pemakaian alat pelindung diri memakai APD yang
Tidak Bergerak
SO2, NO2, polutan diudara bagi karyawan sesuai
CO, O3, HC, Ø Optimalisasi proses operasi Ø Efisiensi proses operasi
Pb)

Ø Pemakaian APD pada


Ø Semua karyawan telah
karyawan
Penyimpanan memakai APD
Penurunan Ø Meminimalkan kadar Ø Penyimpanan dan  dan
dan bongkar PP No. 41 Tahun Ø Simpan dan bongkar
kualitas debu diudara pembongkaran sesuai SOP Selama kegiatan
muat bahan 1999 tentang Di lokasi pabrik PT Sari material sesuai SOP
udara Ø Meminimalkan resiko yang berlaku operasional pabrik
baku, bahan Pengendalian pence Dumai Sejati Ø Greening telah
ambien kesehatan akibat Ø Pembuatan green belt di berlangsung
bantu dan maran  udara dilaksanakan
(kadar debu) kandungan debu diudara sekitar pabrik
bahan bakar Ø Peremajaan tanaman
Ø Perawatan peralatan secara be
yang mati
rkala.

B.  KEBISINGAN

Ø Menanam pohon Ø 60 % luas lahan adalah


Proses sebagai  sound barrier di sekitar pepohonan
Kep Men LH No
operasional pabrik Selama kegiatan Ø Karyawan sudah
Peningkatan 48 tahun 1996 Di lokasi pabrik PT Sari
pabrik dan Mengurangi kebisingan Ø Pemakaian APD yang sesuai operasional pabrik memakai APD yang
kebisingan tentang baku mutu Dumai Sejati
kegiatan bagi karyawan berlangsung sesuai
kebisingan
laboratorium Ø Optimalisasi peredam pada Ø Peredam pada mesin
mesin pabrik pabrik sudah optimal

C.    HIDROLOGI

Penurunan Proses Membandingkan Mengendalikan atau Ø Setling Pond dan netralisasi Di lokasi pabrik PT Sari Selama kegiatan Ø Settling pond dan water
 JENIS SUMBER TUJUAN RENCANA PENGELOLAAN PERIODE
TOLOK UKUR LOKASI HASIL PELAKSANAAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN

kualitas bua
ngan dan air
operasional hasil pegukuran
limbah air limbah
pabrik dan dengan Perda meminimalkan air limbah operasional pabrik pool tersedia
(parameter Ø Bak  penangkap minyak/peng Dumai Sejati
kegiatan Tahun 2004 tentang yang dibuang berlangsung Ø Terdapat Oil trap
fisika, kimia endap
laboratorium baku mutu limbah
an organik,
biolgi)

D.  BIOLOGI

Ø Pembuatan dan
pengoperasian settling pond Ø Settling pond beroperasi
Penurunan
Kegiatan Ø Pembuatan dan Selama kegiatan Ø Oil trap selalu dicek dan
densitas dan Indek Menjaga kestabilan Didalam pabrik dan
operasional pengoperasian bak penangkap operasional pabrik dibersihkan
diversitas biota Keanekaragaman ekosistem perairan diluar pabrik
pabrik minyak / pengendap berlangsung Ø Radiator di water pool
air
Ø Netralisasi air pendingin dijalankan
dengan deviasi 3o C

E.   KOMPONEN SOSIAL

Adanya
Memberikan kesempatan bagi
ketidakpuasan
penduduk lokal untuk ikut serta
masyarakat Secara periodik Membantu memberikan
Sikap dan Kegiatan Meredam gejolak sosial di terlibat sebagai tenaga kerja
terhadap selama kegiatan kenaikan tingkat derajat
persepsi operasional dalam masyarakat sekitar dalam kegiatan operasional PT. Sari Dumai Sejati
perusahaan dalam pabrik ekonomi dengan kegiatan
Masyarakat pabrik lokasi pabrik pabrik sesuai dengan kualifikasi
hal kesempatan berlangsung Pembangunan dan sosial
dan jumlah tenaga kerja yang
kerja penduduk
dibutuhkan
lokal

Jumlah penduduk Meningkatkan / Ø Mengadakan program


Perekrutan siswa siswi
Kesempatan Kegiatan lokal yang dapat memaksimalkan pendidikan ketrampilan bagi Selama kegiatan
hasil program pendidikan
kerja dan operasional membuka dan atau keterlibatan penduduk tamatan SLTA PT. Sari Dumai Sejati operasional pabrik
dan magang sebagai
berusaha pabrik mengembangkan lokal dalam kesempatan Ø Program pendidikan magang berlangsung
karyawan
jenis usaha kerja dan berusaha bagi lulusan S1
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

 JENIS SUMBER TUJUAN RENCANA PENGELOLAAN PERIODE


TOLOK UKUR LOKASI HASIL PELAKSANAAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN

F.       KOMPONEN KESMAS

Ø Penyuluhan kesehatan
Ø Telah dilakukan
Ø Peningkatan pelayanan
Keselamatan Angka kesakitan Satu tahun sekali penyuluhan kesehatan
Kegiatan Menurunkan angka kesehatan Diklinik PT. Sari Dumai
dan dan angka selama Ø Selalu menggunakan
operasional kesakitan dan angka Ø Penggunaan alat pelindung Sejati dan Puskesmas
kesehatan kecelakaan yang operasional pabrik APD
pabrik kecelakaan kerja kerja Sungai Sembilan
kerja terjadi akibat kerja berlangsung Ø Pemeriksan kesehatan
Ø Pemeriksaan kesehatan
secara rutin
karyawan secara berkala

5.      RENCANA PEMANTAUAN

DAMPAK PENTING YANG DIPANTAU RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TUJUAN METODE
SUMBER DAMPAK LOKASI KET
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULAN
INDIKATOR PEMANTAUA FREKUENSI
PARAMETER DAN ANALISIS
N
DATA

LINGKUNGAN FISIK – KIMIA

A.       KUALITAS UDARA

Setiap 3 bulan
Ø Mengetahui kadar debu Ø Metode isokinetis sekali Selama
Kadar  emisi debu Di lokasi pabrik
Peningkatan kadar Proses pembuatan minyak terukur untuk unit cerobong kegiatan
sumber tidak PT Sari Dumai
emisi debu kelapa sawit Ø Memantau peningkatan Ø Continous emission operasional
bergerak Sejati
kadar emisi debu total Monitoring pabrik
berlangsung

 Emisi gas buang Peningkatan emisi Proses pengolahan kelapa Ø Meengetahui kadar Ø Metode isokinetis Di lokasi pabrik Setiap 3 bulan
sumber emisi tidak gas sawit parameter kualitas udara untuk unit cerobong PT Sari Dumai sekali Selama
bergerak (PM10, PM25, terukur Ø Metode analisis Sejati kegiatan
DAMPAK PENTING YANG DIPANTAU RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TUJUAN METODE
SUMBER DAMPAK LOKASI KET
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULAN
INDIKATOR PEMANTAUA FREKUENSI
PARAMETER DAN ANALISIS
N
DATA

Ø Memantau peningkatan
udara sesuai dengan PP operasional
SO2, NO2, CO, O3, kadar polutan udara
No 41 tentang pabrik
HC, Pb) (PM10, PM25, SO2, NO2,
Pencemaran Udara berlangsung
CO, O3, HC, Pb)

Ø Didalam
Setiap 3 bulan
Ø Mengetahui kadar Ø Sampling udara lokasi pabrik
Transportasi, Penyimpanan sekali Selama
parameter debu terukur ambien Ø Diluar lokasi
Penurunan kualitas dan bongkar muat bahan kegiatan
Kadar debu Ø Memantau peningkatan Ø Metode analisis : pabrik
udara ambien baku, bahan bantu dan operasional
kadar   debu total diudara Metode dust fall dan dikawasan
bahan bakar pabrik
ambien Metode gravimetri pemukiman
berlangsung
penduduk

B.       KEBISINGAN

Ø Pengukuran
langsung dilapangan
Ø Didalam
dengan sound level Setiap 3 bulan
lokasi pabrik
Ø Mengetahui tingkat meter sekali Selama
Ø Diluar lokasi
Peningkatan Proses pengolahan kelapa kebisingan terukur Ø Membandingkan kegiatan
Kebisingan pabrik
kebisingan sawit Ø Memantau peningkatan hasil pengukuran operasional
dikawasan
kebisingan diudara dengan baku mutu pabrik
pemukiman
tingkat kebisingan berlangsung
penduduk
(Kep Men LH No 48
tahun 1996)

C.  HIDROLOGI

Kualitas air buangan Penurunan kualitas Proses operasional pabrik Memantau dan Ø Pengambilan air Di lokasi pabrik Setiap 3 bulan
dan air limbah air buangan dan air mengetahui perubahan Sampel air buangan PT Sari Dumai sekali Selama
Nama : Annisa Wahdania
NIM : 18401002

DAMPAK PENTING YANG DIPANTAU RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TUJUAN METODE
SUMBER DAMPAK LOKASI KET
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULAN
INDIKATOR PEMANTAUA FREKUENSI
PARAMETER DAN ANALISIS
N
DATA

Ø Analisis
laboratorium
kegiatan
Ø Membandingkan
kualitas air buangan dan operasional
limbah hasil Sejati
air limbah pabrik
Pengukuran dengan
berlangsung
baku
 Mutu air limbah

D.  BIOLOGI

Ø Pengambilan sampel air Setiap 6 bulan


Mengetahui perubahan
(plankton) dan sedimen Selama
Penurunan indek komposisi biota air
Densitas dan diversitas Kegiatan operasional (bentos) kemudian Perairan kegiatan
keanekaragaman (plankton dan bentos) baik
biota air pabrik dianalisis dilaboratorium disekitar pabrik operasional
biota air kerapatan
Ø Analisis data : deskriptif pabrik
maupunkeanekaragamanya
analisis berlangsung

E.   KOMPONEN SOSIAL

Ø Pengamatan langsung di
Adanya ketidak
Memantau lapangan Setahun sekali
puasan masyarakat PT. Sari Dumai
jumlah kesempatan kerja Ø Pengumpulan data Selama
terhadap Sejati serta
Persepsi negatif Kegiatan operasional dan berusaha yang sekunder dari disnaker kegiatan
perusahaan dalam kecamatan
Masyarakat pabrik dapat diambil oleh kabupaten dan kantor operasional
hal kesempatan Sungai
masyarakat baik secara kelurahan pabrik
kerja bagi Sembilam
formal maupun informal Ø Data dianalisis dengan berlangsung
penduduk lokal
metode statistik deskriptif

Kesempatan kerja Jumlah penduduk Kegiatan operasional Memantau jumlah tenaga Ø Pengamatan PT. Sari Dumai Setahun sekali
dan berusaha lokal yang dapat pabrik kerja lokal yg terserap dan langsung dilapangan Sejati serta Selama
DAMPAK PENTING YANG DIPANTAU RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TUJUAN METODE
SUMBER DAMPAK LOKASI KET
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULAN
INDIKATOR PEMANTAUA FREKUENSI
PARAMETER DAN ANALISIS
N
DATA

dan didukung data


sekunder
peluang usaha yg dapat kegiatan
membuka dan atau Ø Analisis data Kecamatan
dimanfaatkan oleh operasional
mengembangkan dilakukan dengan Sungai
penduduk sekitar lokasi pabrik
jenis usaha metode analisis Sembilan
pabrik berlangsung
kualitatif dan
kuantitatif

F.        KOMPONEN KESMAS

Ø Pengamatan
langsung di lapangan Diklinik PT.
Angka Setiap 3 bulan
Ø Pengumpulan data Sari Dumai
kesakitan akibat Memantau perkembangan sekali selama
Keselamatan dan Kegiatan operasional sekunder dari Sejati dan
gangguan kesehatan tingkat kesehatan operasional
kesehatan kerja pabrik Puskesmas setempat Puskesmas
yang dialami masyarakat pabrik
Ø Data dianalisis Sungai
masyarakat berlangsung
dengan metode statistik Sembilan
deskriptif

Anda mungkin juga menyukai