Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.I


DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
DI PANTI GRAMESIA KABUPATEN CIREBON

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Program Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Disusun Oleh :
MASLIKAH
JNR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2020-2021
A. MASALAH UTAMA
Halusinasi Pendengaran

B. DEFINISI
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
(Damayati, 2012:53)
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi
yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo, 2017).
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus atau
rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).
Berdasarkan pengertian halusinasi dapat diartikan sebagai gangguan respon yang
diakibatkan oleh stimulus atau rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini
meliputi seluruh pancaindra yang membuat klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak ada.

C. ETIOLOGI HALUSINASI
Menurut Yosep (2014) etiologi halusinasi terdiri dari 2 faktor yaitu:
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress.
b. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
c. Faktor Biokimia
Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat
yang bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan

2
teraktivasinya neurotransmitter otak. Misalnya terjadi ketidakseimbangan
acetylchoin dan dopamine
d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
mengambil keputusan tegas, klien lebih suka memilih kesenangan sesaat dan lari
dari alam nyata menuju alam khayal.
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Anak sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami
skizofrenia. Faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh
pada penyakit ini.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) dalam hakikatnya seorang
individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsur bio-psiko-sosio-spiritual
sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu:
a. Dimensi Fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan luar
biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium dan kesulitan tidur
dalam waktu yang lama
b. Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi.
Halusinasi dapat berupa perintah memasa dan menakutkan. Klien tida sanggup
menentang sehingga klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
c. Dimensi Intelektual
Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami penurunan fungsi ego.
Awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls
yang menekan, namun menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil
seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua perilaku klien.
d. Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi dalam fase awal dan comforting
menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat membahayakan. Klien halusinasi
lebih asyik dengan halusinasinya seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
e. Dimensi Spiritual
Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas tidak
bermakna, dan hilangnya aktivitas beribadah. Klien halusinasi dalam setiap
bangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya.

D. TANDA DAN GEJALA HALUSINASI


Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala yang perlu diketahui agar dapat menetapkan
masalah halusinasi, antara lain:
1. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
2. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
3. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4. Disorientasi
5. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
6. Cepat berubah pikiran
7. Alur pikiran kacau
8. Respon yang tidak sesuai
9. Menarik diri
10. Sering melamun

E. JENIS-JENIS HALUSINASI
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar di mana klien mendengar perkataan bahwa klien di
suruh untuk melakukan sesuatau kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster. Kejadian tersebut mengakibatkan ketakutan dan
selalu menunjuk-nunjuk ke rah tertentu.
3. Penghidung
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, dan feses umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang
atau dimensia.
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine, dan feses sehingga sering meludah
dan muntah.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidak nyamanan tanpa sstimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, beda mati, atau orang lain, dan merasa ada serangga di
permukaan kulit.
6. Halusinasi Kinestetik
Merasa badannya bergerak dalam sebuah ruangan atau anggota badannya bergerak
(umpamanya anggota badan bayangan atau phantomlimb).

F. RENTANG RESPONS HALUSINASI


Rentang respon neurobiologis yang paling adaptif yaitu adanya pikiran logis,
persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan
terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Sedangkan,respon maladaptive yang
meliputi waham, halusinasi, kesukaran proses emosi, perilaku tidak teroganisasi, dan
isolasi sosial. Rentang respon neurobiologis halusinasi digambaran sebagai berikut
(Stuart, 2013).
Maladaptif
Adaptif Pikiran
Pikiran kadang menyimpang
logis
Gangguan proses pikir:
Persepsi Ilusi
akurat Halusinasi
Emosi konsisten Emosi tidak stabil
Ketidakmampuan
dengan Menarik diri
untuk mengalami
pengalaman emosi
Perilaku
Hubungan sesuai
Sosial
Ketidakteraturan
Isolasi sosial

G. FASE-FASE HALUSINASI
Menurut Stuart dan Laraia dalam Prabowo (2014) menunjukan tahapan terjadinya
halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase mempunyai karakteristik yang berbeda yaitu:
1. Fase I
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, dan takut serta
mencoba untuk berfokus pada pkiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas
disini pasien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, gerakan mata cepat, dan asyik
sendiri.
2. Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas kendali dan
mencoba jaga jarak dengan sumber yang dipersepsikan sehingga timbul peningkatan
tanda-tanda vital.
3. Fase III
Pasien menghentikan perlawanan halusinasi dan menyerah pada halusinasi. Disini
pasien sukar berhubungan dengan orang lain, tidak mampu mematuhi perintah dari
orang lain, dan kondisi sangat menegangkan terutama berhubungan dengan orang
lain.
4. Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti perintah halusinasi.
Disini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri dan tidak mampu berespon
terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang.

H. POHON MASALAH

Isolasi sosial : Menarik Diri


Effect

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi


Pendengaran Core Problem

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah


Causa

I. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
2. Data Yang Perlu Dikaji
a. Alasan masuk RS
Umumnya klien halusinasi di bawa ke rumah sakit karena keluarga merasa tidak
mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala yang
dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan
1) Faktor Prediposisi
 Faktor Perkembangan Terlambat
- Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum dan rasa aman.
- Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi.
- Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan
 Faktor Komunikasi Dalam Keluarga
- Komunikasi peran ganda
- Tidak ada komunikasi
- Tidak ada kehangatan
- Komunikasi dengan emosi berlebihan
- Komunikasi tertutup
- Orangtua yang membandingkan anak-anaknya, orangtua yang
otoritas dan konflik dalam keluarga
 Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan
lingkungan yang terlalu tinggi.
 Faktor Psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri, ideal
diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis peran,
gambaran diri negatif dan koping destruktif.
 Faktor Biologis
Adanya kejadian terhadap fisik, berupa: atrofi otak, pembesaran vertikel,
perubahan besar dan bentuk sel korteks dan limbik.
 Faktor Genetik
Telah diketahui bahwa genetik schizofrenia diturunkan melalui
kromoson tertentu. Namun demikian kromoson yang keberapa yang
menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap
penelitian. Diduga letak gen skizofrenia adalah kromoson nomor enam,
dengan kontribusi genetik tambahan nomor 4,8,5 dan 22. Anak kembar
identik memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika
salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika di zygote
peluangnya sebesar 15 %, seorang anak yang salah satu orang tuanya
mengalami skizofrenia berpeluang 15% mengalami skizofrenia,
sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia maka peluagnya menjadi
35 %.
 Faktor Presipitasi
Faktor–faktor pencetus respon neurobiologis meliputi:
- Berlebihannya proses informasi pada system syaraf yang menerima
dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
- Mekanisme penghataran listrik di syaraf terganggu (mekanisme
penerimaan abnormal).
- Adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya.
Menurut Stuart (2013), pemicu gejala respon neurobiologis maladaptif
adalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
 Kesehatan
Nutrisi dan tidur kurang, ketidakseimbangan irama sikardian,
kelelahan dan infeksi, obat-obatan sistem syaraf pusat, kurangnya
latihan dan hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
 Lingkungan
Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam rumah tangga,
kehilangan kebebasab hidup dalam melaksanakan pola aktivitas
sehari-hari, sukar dala, berhubungan dengan orang lain, isolasi
sosial, kurangnya dukungan sosialm tekanan kerja, dan
ketidakmampuan mendapat pekerjaan
 Sikap
Merasa tidak mampu, putus asam merasa gagal, merasa punya
kekuatan berlebihan, merasa malang, rendahnya kemampuan
sosialisasi, ketidakadekuatan pengobatan dan penanganan gejala.
 Perilaku
Respon perilaku klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,
ketakutan, rasa tidak aman, gelisah, bingung, perilaku merusak,
kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, bicara sendiri.
Perilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada
jenis halusinasinya. Apabila perawat mengidentifikasi adannya
tanda- tanda dan perilaku halusinasi maka pengkajian selanjutnya
harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis halusinasinya
saja. Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi :
- Isi halusinasi
Menanyakan suara siapa yang didengar, apa yang dikatakan.
- Waktu dan frekuensi.
Kapan pengalaman halusianasi muncul berapa kali sehari.
- Situasi pencetus halusinasi
Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami sebelum
halusinasi muncul. Perawat bisa mengobservasi apa yang
dialami klien menjelang munculnya halusinasi untuk
memvalidasi pertanyaan klien.
- Respon klien
Sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien. Bisa dikaji
dengan apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami
pengalamana halusinasi. Apakah klien bisa mengontrol stimulus
halusinasinya atau sebaliknya.
 Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang
dirasakan klien.
- Status mental
 Penampilan : tidak rapi, tidak serasi
 Pembicaraan : terorganisir/berbelit-belit
 Aktivitas motorik : meningkat/menurun
 Afek : sesuai/maladaprif
 Persepsi : ketidakmampuan menginterpretasikan stimulus
yang ada sesuai dengan nformasi
 Proses pikir : proses informasi yang diterima tidak berfungsi
dengan baik dan dapat mempengaruhi proses pikir
 Isi pikir : berisikan keyakinan berdasarkan penilaian realistis
 Tingkat kesadaran
 Kemampuan konsentrasi dan berhitung
- Mekanisme koping
 Regresi : malas beraktifitas sehari-hari
 Proyeksi : perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggungjawab kepada oranglain.
 Menarik diri : mempeecayai oranglain dan asyik dengan
stimulus internal
- Masalah psikososial dan lingkungan: masalah berkenaan dengan
ekonomi, pekerjaan, pendidikan dan perumahan atau
pemukiman.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan halusinasi menurut
(Yosep, 2014) yaitu:
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Gangguan persepsi sensori halusinasi
3. Isolasi Sosial

K. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi hal berikut.
- Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
- Pasien dapat mengontrol halusinasinya
- Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan Keperawatan
- Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan
pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi
halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan
halusinasi muncul, dan respons pasien saat halusinasi muncul
- Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, Anda dapat melatih pasien empat cara yang sudah
terbukti dapat mengendalikan halusinasi, yaitu sebagai berikut
 Menghardik halusinasi.
 Bercakap-cakap dengan orang lain.
 Melakukan aktivitas yang terjadwal.
 Menggunakan obat secara teratur
2. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
a. Tujuan
- Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun
di rumah
- Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien
b. Tindakan keperawatan
- Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
- Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya
halusinasi, serta cara merawat pasien halusinasi
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
- Buat perencanaan pulang dengan keluarga
Dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi memiliki tujuan yaitu klien mampu mengelola dan
meningkatkan respon, perilaku pada perubahan persepsi terhadap stimulus (SLKI, 2019)
dan kriteria hasil:
1. Perilaku halusinasi klien: menurun (1) – meningkat (5)
2. Verbalisasi panca indera klien merasakan sesuatu: menurun (1) – meningkat (5)
3. Distorsi sensori klien: menurun (1) – meningkat (5)
4. Perilaku melamun: menurun (1) – meningkat (5)
5. Perilaku mondar-mandir klien: menurun (1) – meningkat (5)
6. Konsentrasi klien terhadap sesuatu: meningkat (1) – menurun (5)
7. Orientasi terhadap lingkungan: meningkat (1) – menurun (5)
Dalam buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018), tindakan yang
dapat dilakukan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi antara lain:
1. Observasi
a. Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
b. Monitor sesuai aktivitas sehari-hari
c. Monitor isi, frekuensi, waktu halusinasi
2. Teraupetik
a. Ciptakan lingkungan yang aman
b. Diskusikan respons terhadap munculnya halusinasi
c. Hindarkan perdebatan tentang halusinasi
d. Bantu klien membuat jadwal aktivitas
3. Edukasi
b. Berikan informasi tentang halusinasi
c. Anjurkan memonitor sendiri terjadinya halusinasi
d. Anjurkan bercakap-cakap dengan orang lain yang dipercaya
e. Ajarkan klien mengontrol halusinasi
f. Jelaskan tentang aktivitas terjadwal
g. Anjurkan melakukan aktivitas terjadwal
h. Berikan dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan anti ansietas
b. Libatkan keluarga dalam mengontrol halusinasi klien
c. Libatkan keluarga dalam membuat aktivitas terjadwal

L. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk pasien halusinasi
adalah sebagai berikut:
1. Pasien mempercayai kepada perawat.
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan
masalah yang harus diatasi.
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi.
4. Keluarga mampu merawat pasien di rumah, ditandai dengan hal berikut :
a. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien
b. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah
c. Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien
d. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah pasien.
I. DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.
Damayanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawtan Jiwa. Bandung: PT Refika Adimata.
Prabowo, Eko. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sutejo. 2017. Konsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Gangguan Jiwa
Dan Psikososial. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
Stuart, G,W. 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yosep, H. I. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Adimata.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan Hari ke- : 1 (satu)


Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Kondisi Klien : - Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan hantu
- Klien sering mondar-mandir dan memegangi kepalanya
sambil menutup telinga.
Tindakan Keperawatan : SP 1 Pasien
Tujuan (TUK/SP) : - Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi penyebab halusinasi
- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. SP 1 Pasien
Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.
a. ORIENTASI
”Assalamualaikum, Selamat Siang pak, perkenalkan Nama Saya Maslikah, senang
dipanggil maslikah saja . Saya Mahasiswi keperawatan STIKes Kuningan kampus 2
yang sedang praktek di panti gramesia selama 2 minggu, kebetulan saya dapat
pasiennya bapak untuk satu minggu kedepan.. Nama bapak siapa?Bapak Senang
dipanggil apa?” ”Bagaimana perasaan pak.I hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak.I dengar tetapi tak tampak wujudnya?”
”Di mana kita duduk pak? Di ruang
tengah?” ”Berapa lama? Bagaimana kalau
30 menit”
b. KERJA
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering
di dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang pak.I rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara- suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara- suara itu muncul?
” Bapak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara minum obat dengan teratur. Ketiga,
bercakap-cakap dengan orang lain dan yang keempat melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal,.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah
begitu, … bagus! Coba lagi pak! Ya bagus bapak sudah mengerti dan bisa”

c. TERMINASI
”Bagaimana perasaan pak.I setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu
muncul lagi, silakan coba cara tersebut! bagaimana kalau kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (masukkan kegiatan latihan
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita
bertemu lagi besok untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan
cara yang kedua? Jam berapa pak?Bagaimana kalau jam 14.00? Berapa lama kita
akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa besok yaa pak.I. Terimakasih, Assalamualaikum”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan Hari ke- : 2 (dua)


Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Kondisi Klien : - Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Klien tampak mondar-mandir
- Klien mampu menjawab semua pertanyaan
Tindakan Keperawatan : SP 2 Pasien
Tujuan (TUK/SP) : Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara minum obat
secara teratur

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
2. SP 2 Pasien
Melatih pasien meminum obat secara teratur
a. ORIENTASI
“Selamat siang bapak. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan
suara- suaranya. Pak.I masih ingat dengan saya? Alhamdulillah bagus pak! Sesuai
janji kita kemarin, sekarang saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
yaitu dengan minum obat secara teratur yaa pak.I. Kita akan latihan selama 20
menit. Mau di mana pak? Di sini saja?”

b. KERJA
“Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang atau hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
bapak minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) pak obat bapak ada 3 macam. Ini
yang warna putih (Lodomer) 2 kali sehari diminum jam 8 pagi, dan jam setengah 6
sore gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang kuning pekat (Hexymer)
diminum 2 kali sehari jam nya sama jam 8pagi dan jam setenga 6 sore, gunanya
untuk
merilekskan tubuh bapak supaya tidak kaku. Sedangkan yang warna kuning kecil
(Clorilex) diminum 2 kali sehari waktu jam nya sama dan gunanya untuk membuat
pikiran bapak menjadi tenang. Kalau suara-suara itu sudah hilang obatnya tidak
boleh diberhentikan pak. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat,
bapak akan kambuh, suara itu bisa jadi datang lagi pak, dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter
untuk mendapatkan obat lagi. Dan bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-
obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat
yang benar-benar punya bapak. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca
nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar.
Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus perhatikan
berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 8 gelas per hari yaa pak.

c. TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan!
Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada
jadwal kegiatan bapak. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau
pada keluarga kalau di rumah. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat cara
mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa pak.I? Bagaimana
kalau jam 08.30 sampai jumpa besok pak.I. Terimakasih yaa pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan Hari ke- : 3 (tiga)


Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Kondisi Klien : - Klien tenang dan kooperatif
- Klien mampu menjawab semua pertanyaan
Tindakan Keperawatan : SP 3 Pasien
Tujuan (TUK/SP) : - Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap
- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan terjadwal

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
3. SP 3 Pasien
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
a. ORIENTASI
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah sudah dipakai
dua cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ?
Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik! Bapak masih ingat sama saya kan pak?
Nah betul sekali pak saya maslikah dan sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan
berlatih cara ketiga untuk mengontrol halusinasi yaitu dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau dimana pak? Di sini
saja atau diruang tengah? Baik kita ngobrol diruang tengah yaa pak.I.

b. KERJA
“Cara ketiga untuk mencegah atau mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung
saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak.
Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan
saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya adik dan sepupu bapak katakan: de,
ayo ngobrol dengan kakak, kapak sedang dengar suara-suara. Begitu yaa pak. Coba
bapak lakukan seperti yang saya tadi lakukan. Ya, Bagus! Coba sekali lagi pak.I!
Bagus! Nah, latih terus yaa pak!”

c. TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
pak.I pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah ketiga cara ini kalau
bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan
secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Pak.I bagaimana kalo nanti
siang jam 10.30 saya mengobrol lagi dengan bapak untuk melatih cara yang
keempat yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Baik pak. Mau di mana, disini lagi?
Oh baik pak, sampai bertemu siang yaa pak.I. Terimakasih.

4. SP 4 Pasien
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melaksanakan aktivitas terjadwal
a. ORIENTASI
“Selamat siang bapak Bagaimana perasaan bapak siang ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai ketiga cara yang telah kita latih?
Bagaimana hasilnya? Bagus! Sesuai janji kita, siang ini kita akan belajar cara yang
keempat untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di
mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tengah pak. Berapa lama kita bicara?
Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

b. KERJA
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan
tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk
mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari
pagi sampai malam ada kegiatan.
c. TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang keempat untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari
pagi sampai malam). Terimakasih pak. Sampai jumpa. Assalamualaikum”
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA TN.I DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI “HALUSINASI PENDENGARAN”
DI PANTI GRAMESIA CIREBON TAHUN 2020-2021

Ruang : Panti Gramesia


Tanggal Pengkajian : 1 februari 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. I Tanggal Masuk : 25 Juni 2020
Jenis Kelamin : Laki-Laki RM NO 113
Umur : 51 tahun
Alamat : Cilimus Kuningan
Informan : Klien dan Perawat

II. ALASAN MASUK


Klien masuk panti gramesia kurang lebih 6 bulan yang lalu. Klien mengeluh sakit kepala
akibat jatuh disawah saat sedang bercocok tanam. Klien mengatakan sering mendengar
suara bisikan hantu dari semenjak sekolah SMP sampai dengan sekarang. Saat
dilakukannya pengkajian klien tampak cemas, gelisah, tegang, dan berkeringat dingin.
Klien suka mondar-mandir, tampak memegang kepala dan menutupi telinga dengan
kedua tangannya. Klien tampak menyendiri, dan lebih senang tidur. Menurut informasi
dari perawat panti, klien pernah melakukan kekerasan terhadap asisten rumah tangga dan
merusak mobilnya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
Usia/Pelaku Korban/ Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik 51/Klien ART klien/ - Keluarga/ -
Aniaya seksual Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Penolakan -/mantan
Klien/51 Keluarga/ -
pacar
Kekerasan dalam
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluarga
Tindakan kriminal 51/Klien ART klien/ - Keluarga/ -

Jelaskan : Klien pernah masuk panti gramesia pada tahun 2013 dan pulang tahun
2014. Klien masuk lagi panti pada tanggal 25 Juni 2020 dengan diagnosa medis yang
sama. Menurut informasi dari perawat panti bahwa klien pernah melakukan
kekerasan pada asisten rumah tanggga dan merusak mobil milik klien. Klien hanya
melakukan perilaku kekerasan saat berada di rumah, saat berada di panti klien tidak
pernah melakukan perilaku kekerasan terhadap pasien lainnya ataupun perawat panti.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan


jiwa? Ya Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


Jelaskan : Menurut informasi dari perawat panti, klien pernah mengalami penolakan
dari mantan pacar dan sampai ditinggal menikah sehingga sampai saat ini klien
mengaku tidak ingin berkeluarga dan mengaku takut tidak dapat menafkahi
keluarganya nanti.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

IV. FISIK
1. Tanda-Tanda Vital :
a. TD : 120/90 mmHg
b. HR : 82 x/menit
c. RR : 18 x/menit
d. S : 36,4o C
2. Ukur :
a. TB : 163 cm
b. BB : 60 kg

3. Keluhan Fisik : Ya Tidak

Jelaskan : Tanda-tanda vital klien dalam batas normal, tinggi badan dan berat badan
dalam rentang normal, klien mengeluh sakit kepala akibat jatuh disawah saat sedang
bercocok tanam.
Masalah Keperawatan : Nyeri akut

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

= Laki-laki

= Perempuan

= Laki-laki meninggal dunia

= Perempuan meninggal dunia

= Klien

= Tinggal satu rumah

= Garis keturunan

= Garis Pernikahan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


2. Konsep Diri
a. Ganbaran diri
Klien mengatakan bahwa ia senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut
sampai ujung kaki. Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh
yang tidak disukai
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa ia belum menikah, dan tinggal bersama dengan adik
pertamanya. Klien juga mengatakan bekerja sebagai petani dan kegiatan sehari-
harinya selalu pergi kesawah, jika ada waktu luang biasanya klien menghabiskan
waktunya dengan menonton TV, berbincang-bincang dengan adik dan
sepupunya.
c. Peran diri
Klien berperan sebagai petani. Saat sakit klien tidak bisa memenuhi perannya
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin bekerja lebih giat lagi supaya menghasilkan uang
untuk biaya ia dan saudaranya. Klien juga mengatakan ingin segera sembuh dan
pulang dari panti.
e. Harga diri
Klien merasa tidak terlalu senang berkomunikasi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu saudara-saudaranya.
Klien berkata jika ada masalah selalu menceritakan kepada saudaranya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan tidak terlalu sering mengikuti kegiatan gotong royong yang
dilakukan di tempat tinggalnya.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Saat pengkajian klien tidak terlalu banyak berbicara, terkadang menolak ketika
diajak berbicara, selalu menyendiri dan senang tidur.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam
b. Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan
kodisinya saat ini, dan berharap diberi kesembuhan atas penyakitnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara


berpakaian
tidak seperti
biasanya
Jelaskan : Klien memiliki rambut beruban dan tersisir rapih. Setiap harinya klien
memakai baju yang itu-itu saja dikarenakan klien tidak membawa baju dari rumah.
Klien terlihat selalu mandi setiap pagi hari dan sore hari.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai


pembicaraan
Jelaskan : Saat pengkajian klien menjawab pertanyaan dengan suara jelas tetapi
lambat, tidak bisa memulai pembicaraan, klien hanya berbicara ketika sedang ditanya
saja.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

3. Aktifitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitas

Tik Grimasen Tremo Kompulsif


r
Jelaskan : Saat pengkajian klien tampak tegang, terdapat gerakan yang diulang-
ulang (mondar-mandir dan selalu memegang kepala). Saat membicarakan
penyakitnya klien tampak gelisah, klien juga terlihat sering menyendiri dan tidak
banyak berbicara dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebih
Jelaskan : Klien mengatakan ia merasa sedih karena selama ia masuk panti tidak
pernah dijenguk oleh keluarganya, klien merasa takut dan khawatir akan kondisinya
saat ini, dan beranggapan ia dibuang oleh keluarganya. Klien tampak tidak semangat,
sering duduk menyendiri dan mengatakan ingin segera pulang.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak Labil
Jelaskan : Saat pengkajian klien hanya berbicara seperlunya, ketika ia ditanya baru
berbicara, dan ketika ditanya mengenai keluarganya klien tampak sedih dan langsung
menunduk.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga


Jelaskan : Saat pengkajian klien kooperatif, tetapi selalu menunduk ketika diajak
berbicara dan tidak bisa mempertahankan kontak mata, klien juga sering sekali
meminta menyudahi wawancara dengan alasan capek dan ingin beristirahat.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecap Penghidung
Jelaskan : Klien mengatakan ia sering mendengar suara bisikan hantu dari mulai
sekolah SMP sampai dengan sekarang.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran

8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Fligh of ideas Blockin Pengulangan pembicaraan


g

Persevarasi
Jelaskan : Klien mampu berkomunikasi dan menjawab pertanyaan tetapi dengan
singkat dan lambat, pembicaraan sesuai, tidak berbelit-belit. Ketika klien mengatakan
sudah tidak ingin berkomunikasi maka klien akan menyudahi pembicaraan dan
meninggalkan lawan bicara.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisas Ide yang terkait Pikiran magis


i
Jelaskan : Klien mengatakan selalu merasa sakit kepala akibat jatuh disawah.
Masalah Keperawatan : Nyeri akut
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistik Sisip pikir Siar Kontrol pikir


pikir
Jelaskan : Klien tidak mengalami waham
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi:
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Klien selalu mondar mandir, tampak memegang kepala dan menutupi
telinga dengan kedua tangannya.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran
11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan : Saat pengkajian didapatkan klien mampu mengingat kejadian saat ini,
minggu lalu dan masa lalu. Tidak ada masalah dalam memori daya ingat klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu
berhitung sederhana
Jelaskan : Saat pengkajian klien mampu berhitung, membaca serta menulis.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : Klien tidak mempunyai masalah dalam hal kemampuan menilai sesuatu
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien tidak ingin bercerita tentang apa yang dirasakan, klien hanya
mengetahui penyakit yang dideritanya yaitu sakit kepala akibat jatuh.
Masalah Keperawatan : Defisit pengetahuan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Klien makan 3x sehari, dan tidak dibantu oleh perawat( perawat hanya
menyiapkan makanan), begitupun untuk BAB/ BAK bisa dilakukan dengan
sendiri tanpa dibantu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantuan total
5. Istirahat tidur

Tidur siang : 13.00 s/d 16.00 WIB

Tidur malam : 19.30 s/d 05.00 WIB

Kegiatan sebelum / sesudah tidur


6. Penggunaan Obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Perawatan pendukung Ya Tidak
8. Kegiatan didalam rumah
Mempersiapkan makan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
9. Kegiatan diluar rumah
Mempersiapkan makan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaftif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya Lainnya

Jelaskan : Klien terlihat pernah berbicara dengan temannya dipanti tetapi tidak lama,
klien lebih suka menyendiri, tidak ingin berkomunikasi dalam durasi waktu yang
lama dan menjawab pertanyaan seperlunya. Klien selalu mengikuti olahraga senam
yang rutin dilakukan dipanti ketika pagi hari.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Masalah dengan perumahan, spesifik

Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan

Masalah lannya, spesifik

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Lainnya :

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawan


Analisa Data
Data Masalah
Ds : Klien mengatakan selalu mendengar suara bisikan hantu Gangguan Persepsi Sensori :
Do: Klien tampak cemas, gelisah, tegang, berkeringat dingin, Halusinasi Pendengaran
mondar-mandir, selalu memegang kepala dan menutupi
telinganya
Ds : Klien mengatakan ia belum menikah Harga Diri Rendah
Do: Klien tampak gelisah, terlihat selalu duduk menyendiri
dan senang tidur
Ds: Resiko Perilaku Kekerasan
- Menurut informasi dari perawat panti, klien pernah
melakukan kekerasan terhadap asisten rumah tangga dan
merusak mobilnya
- Klien hanya melakukan perilaku kekerasan saat berada
dirumah
- Aniaya fisik dilakukan oleh klien usia 51 tahun terhadap
ART dan saksinya keluarga
Do:
- Saat berada di panti klien tidak pernah melakukan
perilaku kekerasan terhadap pasien yang lainnya ataupun
perawat panti.

XI. ASPEK MEDIK


Diagnose Medik : Skizofrenia
Terapi Medis : Terapi obat-obatan
No. Nama Obat Dosis Waktu Cara Pemberian Indikasi
1. Lodomer 5 mg 2x1 Oral - Mengatasi gejala psikosis pada
ganggguan mental seperti,
skizopernia dan taurete sindrom
(penyakit neuropsikiatrik atau
melakukan gerakan spontan
tanpa bisa mengontrolnya)
2. Hexymer 2 mg 2x1 Oral - Mengatasi kejang pada sebagian
besar jenis Parkinson
- Mengatasi gejala gangguan
ekstrapiramidal umum atau
yang disebabkan oleh efek
samping penggunaan
penggunaan obat tertentu seperti
obat anti
depresan & psikotropika
3. Clorilex 25 mg 2x1 Oral - Perawatan Cacat mental
- Perawatan gangguan psikotik
- Pengurangan perilaku resiko
bunuh diri berulang pada pasien
skizofernia
- Pengobatan skizofernia
- Skizofernia tidak responsive
atau intoleransi dengan
neuroleptik klasik

XII. DIAGNOSA MEDIK


1. Halusinasi pendengaran berhubungan dengan gangguan persepsi sensori ditandai
klien suka mendengar suara bisikan hantu
2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan konsep diri ditandai klien belum
menikah
3. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan mengcelakai orang lain dan
lingkungan ditandai dengan klien pernah melakukan perilaku kekerasan terhadap
asisten rumahnya
XIII. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal/ No Rencana Tindakan Keperawatan
Rasional
Jam Dx.Kep Tujuan Tindakan Keperawatan
Rabu, Dx.1 Tupan : SP 1 Pasien SP 1 Pasien
3 Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling 1. Klien lebih terbuka
februari 3x pertemuan percaya dan dapat percaya
2020 diharapkan : 2. Identifikasi halusinasi 2. Klien dapat
15.00 - Klien dapat (isi, frekuensi, situasi mengetahui halusinasi
WIB mengontrol pencetus, perasaan (isi, frekuensi, situasi
halusinasi dan respon) pencetus, perasaan
- Keluarga 3. Jelaskan cara dan respon)
mengetahui mengontrol halusinasi 3. Klien dapat
cara merawat (menghardik, minum mengetahui cara
klien obat, bercakap-cakap, mengontol halusinasi
halusinasi dan melakukan (menghardik, minum
kegiatan) obat, bercakap-cakap,
Tupen : 4. Latih cara mengontrol dan melakukan
Setelah dilakukan halusinasi dengan kegiatan)
1x pertemuan cara menghardik 4. Dengan menghardik
diharapkan : 5. Masukan pada jadwal klien dapat
- Klien mampu kegiatan untuk latihan mengontol halusinasi
mendiskusikan cara menghardik sehingga klien tidak
masalah cara halusinasi mengikuti
mengontrol halusinasinya
halusinasi 5. Jadwal kegiatan
- Keluarga dibuat agar klien
mampu dapat latihan secara
mendiskusikan teratur dan untuk
masalah dalam mengevaluasi hasil
merawat klien kegiatan
halusinasi
SP 1 Keluarga SP 1 Keluarga
1. Diskusikan masalah 1. Mengetahui masalah
yang dirasakan dalam selama merawat
merawat klien klien
2. Jelaskan pengertian, 2. Meningkatkan
tanda gejala dan pengetahuan
proses terjadinya keluarga tentang
halusinasi halusinasi
3. Jelaskan cara 3. Keluarga memahami
merawat klien cara merawatklien
halusinasi halusinasi
4. Latih cara merawat 4. Mengetahui cara
klien halusinasi merawat klien
dengan cara halusinasi dengan
menghardik menghardik
5. Anjurkan keluarga 5. Keluarga dapat
untuk membantu membantu klien
kegiatan klien sesuai sesuai jadwal
jadwal dan beri pujian kegiatan
SP 2 Pasien SP 2 Pasien
1. Evaluasi kegiatan 1. Dapat mengetahui
klien menghardik kegiatan yang telah
halusinasi dan beri dilakukan klien
pujian 2. Membantu
2. Ajarkan klien cara halusinasi agar
mengontrol halusinasi terkontrol
dengan minum obat 3. Membantu klien agar
(jelaskan 6 benar) teratur dalam latihan
3. Masukan pada jadwal menghardik dan
kegiatan untuk cara minum obat
menghardik
halusinasi dan minum
obat.
SP 2 Keluarga SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui kegiatan
keluarga dalam keluarga merawat
merawat klien klien dengan cara
halusinasi dengan menghardik
cara menghardik 2. Membantu keluarga
2. Jelaskan 6 cara benar untuk mengetahui
pemberian obat pemberian obat yang
3. Latih cara benar
memberikan dan 3. Membnatu keluarga
membimbing minum membimbing klien
obat kepada klien untuk minum obat
4. Anjurkan keluarga 4. Keluarga mampu
membantu kegiatan membuat jadwal
klien sesuai jadwal kegiatan klien
dan beri pujian
SP 3 Pasien SP 3 Pasien
1. Evaluasi klien cara 1. Mengetahui
menghardik kemampuan klien
halusinasi, minum tentang cara
obat, dan beri pujian menghardik
2. Latih klien halusinasi dan minum
mengendalikan obat
halusinasi dengan 2. Dengan bercakap-
cara bercakap-cakap cakap pada saat
saat terjadinya komunikasi maka
halusinasi focus klien tidak
3. Masukan pada jadwal hanya terhadap
kegiatan untuk latihan halunisasinya
cara menghardik 3. Jadwal kegiatan
halusinasi, minum dibuat agar klien
obat, dan bercakap- dapat latihan secara
cakap. teratur dan untuk
mengevaluasi hasil
kegiatan sebelumnya.
SP 3 Keluarga SP 3 Keluarga
1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui kegiatan
keluarga dalam keluarga merawat
merawat klien klien dengan cara
halusinasi dengan menghardik dan
cara menghardik dan minum obat
minum obat 2. Membantu keluarga
2. Jelaskan cara untuk mengetahui
bercakap-cakap untuk cara mengontrol
mengontrol halusinasi halusinasi dengan
3. Latih dan sediakan bercakap-cakap
waktu untuk keluarga 3. Membantu keluarga
bercakap-cakap dan klien untuk
dengan klien terutama bercakap-cakap
saat terjadinya sehingga terhindar
halusinasi dari halusinasi
4. Anjurkan keluarga 4. Keluarga mampu
membantu kegiatan membuat jadwal
klien sesuai jadwal kegiatan klien
SP 4 Pasien SP 4 Pasien
1. Evaluasi klien cara 1. Mengetahui
menghardik kemampuan klien
halusinasi, minum tentang cara
obat dan bercakap- menghardik
cakap, lalu beri pujian halusinasi, minum
2. Latih klien cara obat, dan bercakap-
mengontrol halusinasi cakap
dengan cara 2. Dengan melakukan
melakukan kegiatan kegiatan maka focus
3. Masukan pada jadwal klien tidak hanya
kegiatan untuk cara terhadap
menghardik halunisasinya
halusinasi, minum
obat, bercakap-cakap,
dan melakukan
kegiatan.
SP 4 Keluarga SP 4 Keluarga
1. Evaluasi keluarga 1. Mengetahui kegiatan
dalam merawat klien keluarga merawat
halusinasi dengan klien dengan cara
cara menghardik, minum
menghardik,minum obat dan bercakap-
obat, dan bercakap- cakap
cakap 2. Membantu keluarga
2. Jelaskan cara untuk mengetahui
mengontrol halusinasi cara mengontrol
dengan melakukan halusinasi dengan
kegiatan melakukan kegiatan
3. Jelaskan tanda gejala 3. Membantu keluarga
ketika klien kambuh dan klien untuk
dan segera bawa ke bercakap-cakap
pelayanan kesehatan sehingga terhindar
4. Anjurkan keluarga dari halusinasi
membantu kegiatan 4. Keluarga mampu
klien sesuai jadwal membuat jadwal
dan beri pujian kegiatan klien
Dx.2 Tupan : SP 1 Pasien SP 1 Pasien
Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling 1. Terjalinnya
3x pertemuan percaya komunikasi terbuka
diharapkan : 2. Identifikasi sehingga
- Klien mampu kemampuan meningkatkan rasa
mengidentifik melakukan kegiatan komunikasi klien
asi dan aspek positif 2. Mengetahui
kemampuan klien kemampuan yang
dan aspek 3. Bantu klien menilai dimiliki klien
positif yang kegiatan yang dapat 3. Agar klien
dimiliki. dilakukan saat ini mengetahui kegiatan
- Keluarga 4. Buat daftar kegiatan yang baik atau tidak
paham dan yang dapat dilakukan baik
mengetahui saat ini 4. Jadwal kegiatan
tanda gejala 5. Bantu klien memilih dibuat agar klien
harga diri salah satu kegiatan dapat latihan secara
rendah yang dapat dilakukan teratur dan untuk
- Keluarga saat ini untuk dilatih mengevaluasi hasil
mampu 6. Latih kegiatan yang kegiatan
merawat klien dipilih oleh klien 5. Kegiatan yang
dengan harga 7. Masukkan kegiatan dipilih untuk
diri rendah yang telah dilatih meningkatkan harga
pada jadwal kegiatan diri klien
Tupen : 6. Meningkatkan harga
Setelah dilakukan diri rendah klien
1x pertemuan 7. Mengetahui hasil
diharapkan : kegiatan yang telah
- Klien dapat dilakukan klien
mengidentifik SP 1 Keluarga
asi SP 1 Keluarga 1. Mengetahui masalah
kemampuang 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
yang dirasakan ketika
dan aspek merawat klien dengan keluarga selama
positif yang harga diri rendah merawat klien harga
dimiliki 2. Jelaskan pengertian, diri rendah
- Keluarga dapat tanda gejala, proses 2. Membantu keluarga
mengetahui terjadinya harga diri memahami arti harga
tanda dan rendah dan akibat diri rendah klien
gejala harga harga diri rendah 3. Mampu membina
diri rendah 3. Jelaskan cara klien harga diri
merawat klien dengan rendah
harga diri rendah 4. Untuk memotivasi
4. Berikan pujian dan memberi
terhadap semua hal semangat pada klien
positif yang dimiliki 5. Menemani kegiatan
klien yang telah dipilih
5. Melatih keluarga dan akan dilakukan
memberi tanggung klien
jawab kegiatan yang
dipilih klien

SP 2 Pasien SP 2 Pasien
1. Evaluasi tanda dan 1. Mengetahui tanda
gejala harga diri dan gejala harga diri
rendah rendah klien
2. Validasi kemampuan 2. Mengukur sejauh
klien melakukan mana kemampuan
kegiatan pertama klien melakukan
yang telah dilatih dan kegiatan
berikan pujian 3. Mengetahui manfaat
3. Evaluasi manfaat dari kegiatan yang
melakukan kegiatan dilakukan klien
pertama
4. Bantu pasien memilih 4. Memudahkan klien
kegiatan kedua yang untuk memilih
akan dilatih kegiatan yang akan
5. Latih kegiatan kedua dilakukan
6. Masukkan pada selanjutnya
jadwal kegiatan untuk 5. Mengisi waktu luang
latihan klien dengan
kegiatan yang positif
6. Mengetahui hasil
kegiatan klien yang
telah dilakukan
SP 2 Keluarga SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan 1. Mengetahui
keluarga kemampuan
mengidentifikasi keluarga mengenai
tanda gejala harga diri gejala dari harga diri
rendah rendah
2. Validasi kemampuan 2. Mengukir sejauh
keluarga dalam mana keluarga
membimbing klien membimbing klien
melaksanakan dalam melaksanakan
kegiatan yang dilatih kegiatan
3. Evaluasi manfaat 3. Mengetahui masalah
yang dirasakan keluarga dalam
keluarga dalam merawat klien harga
merawat klien dan diri rendah
berikan pujian 4. Keluarga memahami
4. Bersama keluarga kegiatan yang akan
latih klien melakukan dilakukan
kegiatan kedua yang selanjutnya
dipilih
5. Anjurkan keluarga 5. Membantu klien
untuk membantu untuk melakukan
kegiatan klien sesuai kegiatan secara
jadwal dan berikan terjadwal
pujian.

SP 3 Pasien SP 3 Pasien
1. Evaluasi tanda dan 1. Mengetahui tanda
gejala harga diri dan gejala harga diri
rendah rendah
2. Validasi kemampuan 2. Megukur kembali
melakukan kegiatan kegiatan yang tealh
pertama dan kedua dilakukan klien
yang telah dilatih dan sebelumnya
berikan pujian 3. Mengetahui manfaat
3. Evaluasi manfaat dari kegiatan yang
melakukan kegiatan tealh dilakukan
pertama dan kedua 4. Membantu klien
4. Bantu klien memilih memilih kegiatan
kegiatan yang akan selanjutnya
dilatih 5. Mengisi waktu luang
5. Latih kegiatan ketiga klien dengan
6. Masukkan jadwal melakukan kegiatan
kegiatan untuk latihan yang positif
6. Mengetahui hasil
kegiatan klien
SP 3 Keluarga SP 3 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan 1. Mengetahui
keluarga kemampuan
mengidentifikasi keluarga mengenai
tanda gejala harga diri gejala dari harga diri
rendah rendah
2. Validasi kemampuan 2. Mengukir sejauh
keluarga dalam mana keluarga
membimbing klien membimbing klien
melaksanakan dalam melaksanakan
kegiatan yang telah kegiatan
dilatih 3. Mengetahui masalah
3. Evaluasi manfaat keluarga dalam
yang dirasakan merawat klien harga
keluarga dalam diri rendah
merawat klien dan 4. Keluarga memahami
berikan pujian kegiatan yang akan
4. Bersama keluarga dilakukan
latih klien melakukan selanjutnya
kegiatan ketiga yang 5. Membantu klien
dipilih untuk melakukan
5. Anjurkan keluarga kegiatan secara
untuk membantu terjadwal
kegiatan klien sesuai
jadwal dan berikan
pujian

SP 4 Pasien SP 4 Pasien
1. Evaluasi harga diri 1. Mengetahui tanda
rendah dan gejala harga diri
2. Validasi kemampuan rendah klien
melakukan kegiatan 2. Mengukur sejauh
pertama, kedua, dan mana kemampuan
ketiga yang telah klien melakukan
kegiatan
dilatih dan berikan 3. Mengetahui manfaat
pujian dari kegiatan yang
3. Evaluasi manfaat dilakukan klien
melakukan kegiatan 4. Memudahkan klien
pertama, kedua dan untuk memilih
ketiga kegiatan yang akan
4. Bantu klien memilih dilakukan
kegiatan keempat selanjutnya
yang akan dilatih 5. Mengisi waktu luang
5. Latih kegiatan klien dengan
keempat kegiatan yang positif
6. Masukkan pada 6. Mengetahui hasil
jadwal kegiatan untuk kegiatan klien yang
latihan telah dilakukan

SP 4 Keluarga SP 4 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan 1. Mengetahui
keluarga kemampuan
mengidentifikasi keluarga mengenai
tanda gejala harga diri gejala dari harga diri
rendah rendah
2. Validasi kemampuan 2. Mengukir sejauh
keluarga dalam mana keluarga
membimbing klien membimbing klien
melakukan kegiatan dalam melaksanakan
yang telah dilatih kegiatan
3. Evaluasi manfaat 3. Mengetahui masalah
yang dirasakan keluarga dalam
keluarga dalam merawat klien harga
merawat klien dan diri rendah
berikan pujian
4. Bersama keluarga 4. Keluarga memahami
latih klien melakukan kegiatan yang akan
kegiatan keempat dilakukan
yang dipilih selanjutnya
5. Anjurkan pada 5. Membantu klien
keluarga untuk untuk melakukan
membantu kegiatan kegiatan secara
klien sesuai jadwal terjadwal
dan berikan pujian

Dx.3 Tupan : SP 1 Pasien SP 1 Pasien


1. Bina hubungan 1. Klien lebih terbuka
Setelah 3x
saling percaya dan dapat percaya
pertemuan
2. Identifikasi perasaan 2. Dapat
diharakan
marah mengungkapkan rasa
- Klien dapat
3. Identifikasi tanda marah
mengidentifik
dan gejala yang 3. Dapat mengontrol
asi tanda-tanda
dirasakan emosi
perilaku
4. Identifikasi akibat 4. Dapat mengetahui
kekerasan
dari perilaku mengontrol emosi
- Klien dapat kekerasan
menyebut cara SP 1 Keluarga SP 1 Keluarga
mencegah 1. Diskusi masalah 1. Dapat memberi
perilaku yang dihadapi solusi dalam maslah
kekerasan keluarga dalam keluarga
merawat klien 2. Agar keluarga dapat
2. Diskusi tentang melindugi diri
Tupen :
perilaku kekerasan 3. Agar keluarga dapat
- Keluarga dapat 3. Diskusi tentang merawat klien
merawat perilaku kekerasan dirumah
(kondisi) yang perlu
pasien dilaporkan kepada
dirumah perawat
SP 2 Pasien SP 2 Pasien
1. Evaluasi jadwal 1. Dapat mengetahui
kegiatan harian klien kegiatan yang telah
2. Latih klien dilakukan
mengontrol perilaku 2. Mengontrol emosi
kekerasan dengan 3. Kegiatan yang
cara fisik II terjadwal dapat
3. Bantu klien dalam mengontrol emosi
memasukan harian
SP 2 Keluarga SP 2 Keluarga
1. Latih keluarga/ beri 1. Dapat mengetahu cara
tahu keluarga merawat klien
mempraktekan cara dirumah
merawat pasien 2. Dapat merawat klien
dengan perilaku di rumah
kekerasan
2. Latih keluarga untuk
melakukan cara
merawat langsung
kepada klien perilaku
kekerasan
SP 3 Pasien SP 3 Pasien
1. Evaluasi jadwal 1. Dapat mengetahui
kegiatan harian kegiatan pasien
pasien 2. Mengontrol emosi
2. Bantu pasien 3. Kegiatan terjadwal
mengontrol perilaku dapat mengontrol
kekerasan dengan emosi
cara verbal
3. Bantu pasien dalam
memasukan jadwal
kegiatan harian
SP 3 Keluarga SP 3 Keluarga
1. Latih keluarga/ beri 1. Dapat mengetahu cara
tahu keluarga merawat klien
mempraktekan cara dirumah dengan
merawat klien kegiatan bercakap-
perilaku kekerasan cakap
dengan cara verbal 2. Dapat merawat klien
2. Latih keluarga untuk di rumah
melakukan cara
merawat langsung
kepada klien
perilaku
kekerasan
SP 4 Pasien SP 4 Pasien
1. Evaluasi jadwal 1. Mengetahui kegiatan
kegiatan klien klien
2. Latih klien 2. Spiritual memberi
mengontrol perilaku ketenangan
kekerasan dengan 3. Kegiatan yang
cara spiritual tejadwal dapat
3. Bantu pasien mengontrol emosi
memasukan dalam
jadwal kegiatan
harian
SP 4 Keluarga SP 4 Keluarga
1. Latih keluarga/ beri 1. Dapat mengetahu cara
tahu keluarga merawat klien
mempraktekan cara dirumah dengan
merawat klien kegiatan spiritual
perilaku kekerasan 2. Dapat merawat klien
dengan cara spiritual di rumah
2. Latih keluarga untuk
melakukan cara
merawat langsung
kepada klien
perilaku
kekerasan
SP 5 Pasien SP 5 Pasien
1. Evaluais jadwal 1. Mengetahui kegiatan
kegiatan harian klien pasien
2. Jelaskan cara 2. Obat dapat memberi
mengontrol klien ketenangan \
dengan minum obat 3. Kegiatan yang
3. Bantu klien terjadwal dapat
memasukan daam mengontrol emosi
kegiatan harian
SP 5 Keluarga SP 5 Keluarga
1. Latih keluarga 1. Agar mengetahui
membuat jadwal aktivitas klien dan
aktivitas dirumah klien tidak lupa
termasuk minum meminum obat
obat 2. Mengevaluasi riwayat
2. Jelaskan follow up klien
klien dan melakukan
rujukan
XIV. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal/ Dx. Implementasi Evaluasi TTD
Jam Kep
Rabu, Dx.1 SP 1 Pasien Halusinasi S: Klien mengatakan selalu
3-02-2020 1. Membina hubungan saling mendengar suara bisikan hantu
14.30 WIB percaya O: Klien tampak gelisah,
2. Mengidentifikasi halusinasi mondar-mandir, dan menutup
3. Menjelaskan cara telinga
mengontrol halusinasi A: Gangguan persepsi sensori
(menghardik, minum obat, (Halusiansi pendengaran)
bercakap-cakap, dan P:
melakukan kegiatan) - Bina hubungan saling
4. Melatih cara mengontrol percaya
halusinasi dengan cara - Latih cara mengontrol
menghardik halusinasi dengan cara
5. Memasukan kegiatan pada menghardik
jadwal latihan - Masukan kegiatan pada
jadwal latihan
I:
- Membina hubungan saling
percaya
- Melatih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
- Memasukan kegiatan pada
jadwal latihan
E: Klien masih bingung
R: Ulangi SP 1
Dx.2 SP 1 Pasien Harga Diri S:
Rendah - Klien mengatakan ia belum
menikah
1. Membina hubungan saling - Klien mengatakan senang
percaya tidur dan menyendiri
2. Mengidentifikasi O:
kemampuan melakukan - Klien tampak gelisah
kegiatan dan aspek positif - Klien selalu duduk
klien menyendiri
3. Memasukkan kegiatan yang - Saat akan dilakukan
telah dilatih pada jadwal pengakajian klien selalu
kegiatan sedang tidur
A: Harga diri rendah
P: Identifikasi kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki
klien
I:Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien
E: Klien masih gelisah dan
selalu menyendiri
R: Ulangi SP 1
Dx.3 SP 1 Pasien RPK S:
- Membina hubungan saling - Klien pernah memukul
percaya asisten rumah tangganya
- Mengidentifikasi akibat - Klien pernah merusak
dari perilaku kekerasan mobil miliknya
- Memasukan kegiatan pada O:
jadwal latihan - Klien tampak cemas dan
tegang
- Klien hanya melakukan
perilaku kekerasan saat
dirumah
- Ketika dilingkungan panti
klien tidak menunjukan
perilaku kekerasan
A : Resiko perilaku kekerasan
P : Intervensi dihentikan
Kamis, Dx.1 SP 1 Pasien Halusinasi S: Klien mengatakan masih
04-02 1. Membina hubungan saling mendengar suara bisikan hantu
2020 percaya O: Klien tampak mondar-
2. Mengevaluasi kegiatan mandir
klien menghardik A: Gangguan persepsi sensori
halusinasi dan beri pujian (Halusiansi pendengaran)
3. Melatih cara mengontrol P:
halusinasi dengan cara - Evaluasi cara mengontrol
menghardik hausinasi dengan
4. Memasukan kegiatan pada menghardik
jadwal latihan - Latih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
minum obat
- Masukan kegiatan pada
jadwal latihan
I:
- Mengevaluasi cara
mengontrol hausinasi
dengan menghardik
- Melatih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
minum obat
- Memasukan kegiatan pada
jadwal latihan
E: Klien mulai mengerti cara
menghardik halusinasi
R: Lanjutkan SP 2 (mengontrol
halusinasi dengan minum obat)
Dx.2 SP 1 Pasien Harga Diri S:
Rendah - Klien mengatakan senang
1. Membina hubungan saling tidur dan ingin menyendiri
percaya O:
2. Mengidentifikasi - Klien masih duduk
kemampuan melakukan menyendiri
kegiatan dan aspek positif - Saat diajak berkomunikasi
klien sudah mulai ada kontak
3. Memasukkan kegiatan mata
yang telah dilatih pada A: Harga diri rendah
jadwal kegiatan P: Identifikasi kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki
klien
I: Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien
E: Klien masih selalu duduk
menyendiri dan tidak terlihat
mengobrol dengan teman
ataupun perawat panti
R: Ulangi SP 1
jumat, 05-02- Dx.1 SP 2 Pasien Halusinasi S:
2021
1. Mengevaluasi kegiatan - Klien mengatakan sudah
klien menghardik jarang mendengar suara
halusinasi dan beri pujian bisikan hantu
2. Mengajarkan klien cara - Klien mengatakan selalu
mengontrol halusinasi minum obat di pagi dan sore
dengan minum obat hari
(jelaskan 6 benar)
3. Memasukan pada jadwal O:
kegiatan untuk cara - Lodomer 5 mg 2x1
menghardik halusinasi dan - Hexymer 2 mg tab 2x1
minum obat. - Clorilex 25 mg tab 2x1
A: Gangguan persepsi sensori
(Halusiansi pendengaran)
P : Intervensi dihentikan
(pertemuan selesai)
Dx.2 SP 1 Pasien Harga Diri S:
Rendah - Klien mengatakan senang
1. Membina hubungan saling tidur
percaya - Klien mengatakan ia mau
2. Mengidentifikasi mengobrol dengan teman
kemampuan melakukan O:
kegiatan dan aspek positif - Klien masih duduk
klien menyendiri
3. Memasukkan kegiatan - Saat diajak berkomunikasi
yang telah dilatih pada ada kontak mata
jadwal kegiatan - Klien terlihat sedang
mengobrol dengan salah
satu teman pantinya.
A: Harga diri rendah
P: intervensi dihentikan
(pertemuan selesai).

Anda mungkin juga menyukai