PPKN
PPKN
DPR
Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (disingkat Komisi
DPR RI) adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
yang bersifat tetap. Jumlah Komisi DPR RI ditetapkan oleh DPR pada permulaan
masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota komisi
ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah
anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR, permulaan tahun
sidang, dan pada setiap masa sidang.
DPR terdiri dari anggota partai politik yang berdasarkan hasil pemilihan.
Dalam pasal 21 UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPRD
bahwa jumlah kursi anggota DPR sebanyak 560 orang. Dalam pasal 22
menyatakan bahwa daerah pemilihan anggota DPR yaitu provinsi, kabupaten/kota,
atau gabungan kabupaten/kota. Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR
paling sedikit yaitu 3 kursi dan paling banyak yaitu 10 kursi. Masa jabatan anggota
DPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh ketua MK dalam sidang Paripurna
DPR.
1. Tugas Presiden
Presiden Indonesia merupakan orang nomor 1 di negara Indonesia. tugas
presidan adalah sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Penjelasan dari
tugas presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan
adalah sebagai berikut:
a. Tugas presiden sebagai kepala negara
Sebagai kepala negara, presiden memiliki tugas-tugas penting yang harus
dilakukankanya selaku kepala negara. Dalam peraturan Undang-undang Dasar
1945 (UUD ’45), tercantum tugas presiden sebagai kepala negara. Tugas-tugas
tersebut adalah sebagai berikut:
2. Wewenang Presiden
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Lembaga negara lainnya
Bank Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
Badan Layanan Umum
Badan Usaha Milik Daerah
Lembaga atau badan lain yang melakukan pengolahan keuangan negara
seperti Mahkamah Agung
Setiap lembaga yang tercantum berdasarkan undang-undang tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
Memberikan hasil pada DPR
1. FUNGSI PERADILAN
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan
pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan
hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua
hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara
adil, tepat dan benar.
b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung
berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34
Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985)
semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan
muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan
peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang
Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu
wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah
Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya
(materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi
(Pasal 31 Undang-undang MA Nomor 14 Tahun 1985).
2. FUNGSI PENGAWASAN
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya
peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang
dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar
dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan
memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
Hakim MK terdiri atas sembilan orang yang terdiri dari ketua, wakil ketua,
dan anggota. Sesuai Undang- Undang Dasar 1945 yang selanjutnya disahkan
menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003.
9. KY (Komisi Yudisial)
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga yang bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, serta perilaku
hakim. Komisi Yudisial (KY) dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004, yang
bertujuan untuk memenuhi harapan masyarakat tentang kekuasaan kehakiman
yang transparan, merdeka, dan partisipatif. Pembentukan Komsi Yudisial diawali
oleh adanya kesepakatan untuk memberlakukan pemidahan kewenangan
(organisasi, personel, administrasi, dan keuangan) pengadilan dari Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia ke Mahkamah Agung.
Susunan keanggotaan Komisi Yudisial (KY) terdiri atas pimpinan dan
anggota. Pimpinan komisi terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua
yang merangkap anggota. Sedangkan anggotanya terdiri atas 7 (tujuh) orang yang
berasal dari pejabat Negara, yaitu hakim, akademisi hukum, praktisi hukum, dan
anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial (KY) diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden dengan persetujuan DPR.