Anda di halaman 1dari 16

2.

DPR
Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (disingkat Komisi
DPR RI) adalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
yang bersifat tetap. Jumlah Komisi DPR RI ditetapkan oleh DPR pada permulaan
masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota komisi
ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah
anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR, permulaan tahun
sidang, dan pada setiap masa sidang.

DPR terdiri dari anggota partai politik yang berdasarkan hasil pemilihan.
Dalam pasal 21 UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPRD
bahwa jumlah kursi anggota DPR sebanyak 560 orang. Dalam pasal 22
menyatakan bahwa daerah pemilihan anggota DPR yaitu provinsi, kabupaten/kota,
atau gabungan kabupaten/kota. Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR
paling sedikit yaitu 3 kursi dan paling banyak yaitu 10 kursi. Masa jabatan anggota
DPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh ketua MK dalam sidang Paripurna
DPR.

Tugas komisi dalam pembentukan undang-undang adalah mengadakan


persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan rancangan undang-
undang.[1]

Tugas Komisi di bidang anggaran antara lain:


 Mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara yang termasuk dalam ruang lingkup
tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah.
 Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara yang termasuk dalam ruang lingkup
tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah;
 Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi, dan program
kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja komisi;
 Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan pelaksanaan APBN
termasuk hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup
tugasnya;
 Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan dan hasil pembahasan
kepada Badan Anggaran untuk sinkronisasi;
 Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi, dan program,
kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja komisi berdasarkan hasil
sinkronisasi alokasi anggaran kementerian/lembaga oleh Badan Anggaran;
 Menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran hasil pembahasan komisi
untuk bahan akhir penetapan APBN; dan
 Membahas dan menetapkan alokasi anggaran per program yang bersifat
tahunan dan tahun jamak yang menjadi mitra komisi bersangkutan.

Tugas komisi di bidang pengawasan antara lain:


 melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk
APBN, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup
tugasnya;
 membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan
dengan ruang lingkup tugasnya;
 memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencana kerja pemeriksaan
tahunan, hambatan pemeriksaan, serta penyajian dan kualitas laporan
berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya;
 melakukan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah; dan
 membahas dan menindaklanjuti usulan DPD.

Komisi dalam melaksanakan tugasnya, dapat mengadakan:


1. rapat kerja dengan Pemerintah yang diwakili oleh menteri/pimpinan
lembaga;
2. konsultasi dengan DPD;
3. rapat dengar pendapat dengan pejabat Pemerintah yang mewakili
instansinya;
4. rapat dengar pendapat umum, baik atas permintaan komisi maupun atas
permintaan pihak lain;
5. rapat kerja dengan menteri atau rapat dengar pendapat dengan pejabat
Pemerintah yang mewakili instansinya yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup tugasnya apabila diperlukan; dan/atau
6. kunjungan kerja.

DPR adalah lembaga negara perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai


lembaga negara. Menurut dari dalam Pasal 20A Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945,
yang memuat mengenai fungsi-fungsi DPR. Fungsi-fungsi DPR yaitu sebagai
berikut :

Fungsi Legislasi : yaitu DPR memegang kekuasaan dalam membentuk undang-


undang

Fungsi Anggaran : yaitu DPR membahas dan memberikan sebuah persetujuan


atau tidak memberikan persetujuan terhadap sebuah
rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh
presiden

Fungsi Pengawasan: yaitu DPR melaksanakan sebuah pengawasan atas


pelaksanaan undang-undang dan ABN.
1.MPR
MPR adalah lembaga tinggi di negara Indonesia yang strukturnya dibentuk
berdasarkan pemilihan langsung legislatif, bersamaan dalam penetapan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Majelis Permusyawaratan rakyat sebagai
lembaga kedaulatan rakyat memiliki susunan, kedudukan, tugas, dan wewenang
yang dapat dilihat dibawah ini..

Susunan keanggotaan MPR


MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum yang diatur lebih lanjut
dalam undang-undang menurut Pasal 2 Ayat (1). Jumlah anggota MPR 692 orang
yang terdiri atas 560 orang anggota DPR dan 132 orang dari Anggota DPD.
Sehingga MPR memiliki legitimasi sangat kuat karena semua anggota MPR dipilih
oleh rakyat. Masa jabatan dari anggota MPR adalah lima tahun dan berakhir
bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Keanggotan MPR diresmikan dengan keputusan presiden. Sebelum anggota MPR
memangku jabatannya, mengucapkan sumpah/janji yang dilakukan secara
bersama-sama yang dipandu oleh ketua Mahkamah Agung (MA) dalam sidang
paripurna MPR. Anggota MPR yang tidak dapat mengikut atau berhalangan
mengucapkan sumpah/janji di pandu oleh pimpinan MPR.

Tugas dan Wewenang MPR


Tugas dan wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat terdapat dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tugas dan
wewenang MPR adalah sebagai berikut... 

 MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD [Pasal 3 Ayat (1)] 


 MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam
masa jabatannya menurut UUD [Pasal 3 ayat (3)]. 
 Dalam hal terjadi kekosongan wakil presiden, selambat-lambatnya dalam
jangka waktu enam puluh hari, MPR menyelenggarakan sidang dalam
memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden [Pasal
8 Ayat (2)]
 MPR melantik presiden dan/atau wakil presiden [Pasal 3 Ayat (2)]
 Jika presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh wakil presiden
sampai habis masa jabatannya [Pasal 8 Ayat (1)]
 Jika presiden dan wakil presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara
bersamaan, pelaksanaan tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama.
Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih presiden dan wakil presiden dari dua pasangan  calon
presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang pasangan calon presiden dan wakil presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya, sampai akhir masa jabatannya. [Pasal 8 Ayat (1)]. 

Hak-Hak Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
anggota MPR mempunyai hak. Hak-hak MPR adalah sebagai berikut..

 Mengajukan usul perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945; 


 Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
 Memilih dan dipilih
 Membela diri
 Imunitas ( anggota MPR tidak dapat dituntut di sepan pengadilan karena
pendapatnya)
 Protokoler (Hak untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan
jabatannya)
 Keuangan dan administrasi
3.PRESIDEN
Indonesia merupakan negara yang berbentuk republik sehingga sebutan untuk
kepala negaranya adalah Presiden Presiden Indonesia. Presiden Indonesia adalah
kepala negara yang merangkap menjadi kepala pemerintahan.

Pemilihan presiden dilaksanakan melalui pemilihan umum. Pasal yang


mengatur tentang pemilihan umum (pemilu) yaitu pasal a22E dan pasal 6A. dalam
pasal 22E dijelaskan bahwa pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, rahasia,
jujur dan adil.pemilu dilaksankan dalam kurun waktu 5 tahun sekali. Hal ini berarti
bahwa masa jabatan sebagai presiden berlaku dalam 5 tahun selama satu periode.

Pemilu dilaksanakan oleh komisi pemilihan umum (KPU). Pemilu yang


dilaksanakan di Indonesia dalam pemilihan presiden dan wakilnya dipilih langsung
oleh rakyat.
TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN

1. Tugas Presiden
Presiden Indonesia merupakan orang nomor 1 di negara Indonesia. tugas
presidan adalah sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Penjelasan dari
tugas presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan
adalah sebagai berikut:
a. Tugas presiden sebagai kepala negara
Sebagai kepala negara, presiden memiliki tugas-tugas penting yang harus
dilakukankanya selaku kepala negara. Dalam peraturan Undang-undang Dasar
1945 (UUD ’45), tercantum tugas presiden sebagai kepala negara. Tugas-tugas
tersebut adalah sebagai berikut:

 Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas kemiliteran yaittu Angkatan


Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara ( tertuang dalam pasal 10).
 Presiden mengangkat duta dan konsul (tertuang dalam pasal 13 ayat 1).
 Presiden menerima dan menempatkan duta negara lain dengan
memperhatikan pertmbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) (tertuang
dalam pasal 13 ayat 3).
 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu
(tertuang dalam pasal 29 ayat 2)
 Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional (tertuang dalam pasal 31 ayat 4).
 Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah perdaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memlihara dan
mengembangkan nilai-nili budayanya (tertuang dalam pasal 32 ayat1).
 Negara menghormati dan memelihara Bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional (tertuang dalam pasal 32 ayat 2).
 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (tertuang
dalam pasal 34 ayat 1).
 Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan (tertuang dalam pasal 34 ayat 2).
 Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak (tertuang dalam pasal 34 ayat 3).

b. Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan


Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan juga tertuang dalam UUD 1945.
Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut:

 Presiden Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-


Undang dasar (tertuang dalam pasal 4 ayat 1).
 Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya (tertuang dalam pasal 5 ayat 2).
 Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden (tertuang dalam
pasal 17 ayat 2).
 Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten dan kota, provinsi dan kabupaten kota diatu dengan undang-
undang  dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
(tertuang dalam pasal 18B ayat 1).
 Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yangtelah disetujui
bertsama untuk menjadi undang-undang (tertuang dalam pasal 20 ayat 4)
 Rancangan undang-undang anggaran pendapat dan belanja negara diajukan
oleh presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
dengan memperhatikan pertimabangan Dewan Perwakilan Daerah (tertuang
dalam pasal 23 ayat 2).
 Anggota badan pemeriksaan keuangan dipilih oleh dewan perwakilan rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan dewan perwakilan daerah dan
diresmikan oleh presiden (tertuang dalam pasal 23F ayat 1).
 Calon hakim agung diusulkan oleh komisi yudisial kepada dewan
perwakilan rakyat untuk mendapat persetujuan dan selanjutnya hakimagung
ditetapkan oleh presiden (tertuang dalam pasal 24A ayat 3).
 Anggota yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan
persetujuan dewan perwakilan rakyat (tertuang dalam pasal 24B ayat 3).
 Mahkamah konstitusi mempunyai Sembilan orang hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden (tertuang dalam pasal 24C ayat 3).

2. Wewenang Presiden

Wewenang presiden juga tercantum dalam Undang-Undang 1945. Wewenang


presiden dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:

 Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-Undang kepada Dewan


Perwakilan Rakyat (tertuang dalam pasal 5 ayat 1)
 Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (tertuang dalam
pasal 11 ayat 1).
 Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang
terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan
atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat (tertuang dalam pasal 11 ayat 2).
 Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan
bahaya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (tertuang dalam
pasal 12)
 Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung (tertuang dalam pasal 14 ayat 1).
 Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat (tertuang dalam pasal 14 ayat 2).
 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-unndang (tertuang dalam pasal 15).
 Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasehat dan pertimbangan kepada presiden, yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang (tertuang dalam pasal 16).
 Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang (tertuang dalam
pasal 22 ayat 1).
4.WAKIL PRESIDEN
Meski Wakil Presiden dan Menteri sama-sama bertindak sebagai “Pembantu
Presiden”, namun Wakil Presiden adalah orang pertama yang akan menggantikan
apabila Presiden berhalangan untuk menghadiri kegiatan atau melaksanakan tugas
atau sesuatu dalam lingkup pemerintahan sehingga kedudukannya lebih tinggi
dibandingkan para menteri. Selain itu, kedudukan seorang Wakil Presiden juga
tidak dapat dipisahkan dengan Presiden sebagai satu kesatuan pasangan jabatan
karena dipilih secara langsung melalui pemilihan umum (PEMILU).

Tugas Wakil Presiden

1. Mendampingi Presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan di negara lain.


2. Membantu Presiden menjalankan tugas sehari-hari, menjalankan tugas
Presiden jika Presiden berhalangan, dan menggantikan Presiden jika jabatan
Presiden kosong oleh sebab-sebab tertentu yang menyebabkan Presiden
tidak dapat menjalankan tugasnya atau karena Presiden menyerahkan
jabatan kepresidenan (pengunduran diri) mengalami kematian saat menjabat
presiden.
3. Memperhaikan secara khusus, menampung segala masalah-masalah dan
mengusahakan pemecahan yang perlu, menyangkut bidang tugas
kesejahteraan rakyat.
4. Melakukan pengawasan pembangunan operasional dengan bantuan
departemen-departemen.

Wewenang utama wakil presiden

1. Sebagai Wakil Dari Presiden, Wewenang Wakil Presiden sebagai Wakil


Presiden yaitu mewakili presiden dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
serta wewenang jabatan presiden dengan terlebih dahulu mendapat perintah
atau diberi kuasa oleh Presiden (mandat).

2. Sebagai Pembantu Presiden , Sebagai pembantu Presiden, Wakil Presedin


berwenang untuk membantu Presiden menjalankan Undang-Undang.

3. Sebagai Pengganti Presiden,  Sebagai pengganti Presiden berarti Wakil


Presiden tidak lagi disebut Wakil Presiden melainkan sebagai Presiden dan
tidak terjadi rangkap jabatan.

4. Sebagai Jabatan Yang Mandiri Dilihat dari prakteknya, ketika seorang Wakil


Presiden diminta oleh perorangan maupun organisai sebagai pembicara atau
sekedar tamu suatu cara, dalam hal ini berarti Wakil Presiden suatu kegiatan
secara mandiri dan tidak memerlukan perintah atau persetujuan dari
Presiden.
5.BPK
BPK adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara. BPK masuk dalam kategori lembaga yang mandiri dan bebas, pernyataan
ini sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Anggota BPK dipilih oleh DPR
dengan tetap mempertimbangkan DPD dan kemudian diresmikan oleh Presiden.
Keberadaan BPK telah diatur dengan tugas dan fungsi BPK pada pasal 23
ayat (5) UUD Tahun 1945 yang menetapkan bahwa, memeriksa tanggung jawab
tentang Keuangan Negara
Yang diadakan pada suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya
ditetapkan oleh Undang-Undang, kemudian hasil pemeriksaan yang dilakukan itu
akan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
 Tugas pokok BPK yaitu:
Melakukan pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan ini mencakup
keuangan pada:

 Pemerintah pusat
 Pemerintah daerah
 Lembaga negara lainnya
 Bank Indonesia
 Badan Usaha Milik Negara
 Badan Layanan Umum
 Badan Usaha Milik Daerah
 Lembaga atau badan lain yang melakukan pengolahan keuangan negara
seperti Mahkamah Agung
 Setiap lembaga yang tercantum berdasarkan undang-undang tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
 Memberikan hasil pada DPR

Terdapat tiga fungsi pokok BPK, yaitu:


 Fungsi operatif merupakan pemeriksaan, pengawasan dan penyelidikan atas
penguasaan, pengurusan dan pengelolaan kekayaan Negara.
 Fungsi yudikatif yakni kewenangan menuntut perbendaharaan dan tuntutan
gantu rugi terhadap bendaharawan dan pegawai negeri bukan bendahara
yang karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan negara.
 Fungsi rekomendatif yakni memberikan pertimbangan kepada pemerintah
mengenai pengurusan dan pengelolaan keuangan Negara.

wewenang BPK sebagai berikut:


 Meminta, memeriksa, meneliti pertanggung jawaban atas penguasaan dan
pengurusan keuangan negara serta mengusahakan keserahgaman baik dalam
tata cara pemeriksaan dan pengawasan maupun dalam penatausahaan
keuangan negara.
 Mengadakan dan menetapkan tututan perbendaharaan dan tuntutan gantu
rugi.
 Dan melakukan penelitian penganalisisan terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang keuangan.
 Dalam melaksanakan tugasnya BPK berwenang yaitu:
 Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun
dan menyajikan laporan pemeriksaan.
 Meminta keterangan dan dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang,
unit organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga negara
lainnya, bank Indonesia, badan usaha milik negara, badan layanan umum,
badan usaha milik daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan negara.
 Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik
negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan
negara serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggung jawaban dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara.
 Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK.
 Menetapkanm standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi
dengan pemerintah pusat/pemerintah daerah yang wajib digunakan dalam
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
 Menggunakan tenaga ahli dan tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja
untuk dan atas nama BPK.
 Membina jabatan fungsional pemeriksa.
 Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintah dan memberi
pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern pemerintah
pusat/pemerintah daerah sebelum ditetapkan oleh pemerintah
pusat/pemerintah daerah.
6.DPD
DPD adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum dari perwakilan setiap provinsi.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi yang jumlahnya sama dan
jumlah dari seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah tidak lebih dari sepertiga
dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Anggota DPD dari setiap provinsi
ditetapkan sebanyak empat orang. DPD (Dewan Perwakilan Daerah) paling sedikit
bersidang sekali dalam satu tahun. Dalam Susunan dan kedudukan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam undang-undang pada [Pasal 22C Ayat (1),
(2), (3), dan (4) UUD Negara RI Tahun 1945]. 

Tugas dan Wewenang DPD


Tugas dan wewenang DPD di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Tugas dan wewenang DPD adalah sebagai berikut...

 Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Perwakilan Rakyat


rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah [Pasal 22D
Ayat (1)]
 Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan
pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat atas Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, dan agama [Pasal 22D Ayat (2)]. 
 Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil
pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindak lanjuti [Pasal 22D Ayat (3)].
7. MA (Mahkamah Agung)
Mahkamah Agung (MA) adalah lembaga negara badan kehakiman tertinggi
yang membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan agama, lingkurangan peradilan tata usaha
negara. Mahkamah Agung berkedudukan di ibukota negara. Sesuai dengan
Perubahan Ketiga UUD 1945. Susunan Mahkamah Agung terdiri atas pimpinan,
hakim anggota, panitera, dan seorang sekretaris. Ketua MA yang dipilih dari dan
oleh hakim agung, kemudian diangkat oleh Presiden.

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG

1. FUNGSI PERADILAN
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan
pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan
hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua
hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara
adil, tepat dan benar.
b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung
berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
 semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
 permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34
Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985)
 semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan
muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan
peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang
Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu
wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah
Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya
(materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi
(Pasal 31 Undang-undang MA Nomor 14 Tahun 1985).
2. FUNGSI PENGAWASAN
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya
peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang
dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar
dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan
memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).

b. Terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan


perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam
hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara
yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran
dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim
(Pasal 32 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun
1985).
c. Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut
peradilan (Pasal 36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14
Tahun 1985).
3. FUNGSI MENGATUR
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat
hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang
Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau
kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan
peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985).
b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana
dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur
Undang-undang.
4. FUNGSI NASEHAT
a. Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain
(Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala
Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35
Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Selanjutnya
Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal
14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk
memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara selain
grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan
pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada
peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.
b. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi
petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka
pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38
Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).
5. FUNGSI ADMINISTRATIF
a. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal
10 Ayat (1) Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris,
administrative dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah
Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-
undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan
Mahkamah Agung.
b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,
susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-
undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang
No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman).

8.MK (Mahkamah Konstitusi)


Mahkamah Konstitusi adalah lembaga kekuasaan kehakiman yang
baru dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Dari negara-negara di dunia,
Indonesia menempati urutan ke-78 yang mempunyai lembaga sejenis.
Kedudukan MK diatur dalam Pasal 24C Amendemen UUD 1945 dan lebih
lanjut diatur dengan UU No. 24 tahun 2004.

Hakim MK terdiri atas sembilan orang yang terdiri dari ketua, wakil ketua,
dan anggota. Sesuai Undang- Undang Dasar 1945 yang selanjutnya disahkan
menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003.

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan


kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan
guna menegakkan hukum dan keadilan.

Tugas dan Wewenang MK


Berikut tugas dan wewenang dari Mahkamah Konstitusi:

 Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang


keputusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewewenangan lembaga
Negara yang kewewenangannya diberikan oleh UUD1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.
 Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden
menurut UUD 1945.
 Menguji undang-undang terhadap UUD 19451.
 Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945.
 Memutus pembubaran partai politik.
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

9. KY (Komisi Yudisial)
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga yang bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, serta perilaku
hakim. Komisi Yudisial (KY) dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004, yang
bertujuan untuk memenuhi harapan masyarakat tentang kekuasaan kehakiman
yang transparan, merdeka, dan partisipatif. Pembentukan Komsi Yudisial diawali
oleh adanya kesepakatan untuk memberlakukan pemidahan kewenangan
(organisasi, personel, administrasi, dan keuangan) pengadilan dari Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia ke Mahkamah Agung. 
Susunan keanggotaan Komisi Yudisial (KY) terdiri atas pimpinan dan
anggota. Pimpinan komisi terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua
yang merangkap anggota. Sedangkan anggotanya terdiri atas 7 (tujuh) orang yang
berasal dari pejabat Negara, yaitu hakim, akademisi hukum, praktisi hukum, dan
anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial (KY) diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

Tugas Komisi Yudisial (KY) adalah sebagai berikut:

 Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung.


 Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung.
 Menetapkan calon hakim.
 Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.

wewenang Komisi Yudisial (KY) adalah sebagai berikut:

 Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR.


 Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim.
 Menjaga perilaku Hakim.

Anda mungkin juga menyukai