Anda di halaman 1dari 2

HOAKS VIRUS CORONA

Shinta Naurah .R / 19030204045 / PBU 2019

Hoaks Babi Berbicara, Sebut Virus Corona Bisa Dicegah dengan Makan 9 Telur
Dany Garjito | Rifan Aditya
Senin, 10 Februari 2020 | 20:46 WIB

Ilustrasi babi. (Facebook/Koonhung Tsang)


Polisi melacak wanita yang menyebarkan informasi tidak benar tersebut.
Suara.com - Pemerintah China tidak hanya memerangi virus corona  dengan medis.
Mereka juga harus melawan berbagai kabar tidak benar dan rumor absurd yang
muncul.
Muncul rumor yang menyebutkan bahwa ada babi  yang berbicara dan menjelaskan
cara mencegah virus corona.
Disadur dari South China Morning Post, Senin (10/2/2020), desas-desus tentang babi
yang berbicara mulai menyebar pada 5 Februari, di provinsi selatan Guizhou.
Rumornya, seekor babi telah berbicara kepada pemiliknya.
Babi itu diklaim memberikan cara terhindar dari virus corona dengan masak dan
makan sembilan telur sebelum matahari terbit, Guizhou Metropolis Daily melaporkan.
Banyak orang tampaknya mempercayai rumor tersebut. Mereka mengunggah foto
sedang memasak telur ke media sosial.

Pada hari yang sama, polisi melacak wanita yang dinyatakan bersalah karena
menyebarkan informasi tidak benar tersebut.

Berdasarkan pernyataan polisi, wanita itu telah menyebarkan informasi yang salah
setelah membaca bahwa makan telur dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Wanita tersebut akhirnya ditahan selama 10 hari sebagai hukumannya.

Tanggapan :
Hal ini menurut saya sangat konyol dan sudah jelas sekali bahwa hoax, alasan
pertama karena disebutkan bahwa babi dapat berbicara kepada pemiliknya mengenai
cara mencegah virus corona padahal babi adalah hewan yang tidak dapat berbicara
layakya manusia. Alasan ke-2 yaitu mengenai cara mencegah corona dengan
memasak dan memakan 9 butir telur sebelum matahari terbit, telur merupakan
sumber protein dan tidak ada penelitian yang mengaitkan antara mengkonsumsi telur
dapat mencegah corona ditambah lagi virus ini merupakan virus yang baru. Jika
hanya dengan semudah itu cara mencegahnya, mengapa para ahli sangat kesulitan
dalam mencari vaksinnya, maka hal tersebut jelaslah hoax.

Anda mungkin juga menyukai