Anda di halaman 1dari 5

Tanda dan Gejala Klinis

1. Kejang demam berlangsung singkat, serangan kejang klonik atau tonik


klonik bilateral.
2. Seringkali kejang berhenti sendiri.
3. Setelah kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak.
4. Setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa
deficit neurologis.
5. Peningkatan suhu tubuh mendadak hingga ≥ 38OC

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium darah
Untuk mencari etiologic kejang demam. Darah lengkap, kultur darah,
glukosa darah, elektrolit, magnesium, kalsium, fosfar, urinalisa, kultur urin
(The Barbara, 2011).
2. Urinalisis
Urinalisis direkomendasikan untuk pasien-pasien yang tidak ditemukan
focus infeksinya (Guidelines, 2010).
3. Fungsi Lumbal
Untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.
4. Radiologi
Neuroimaging tidak diindikasikan setelah kejang demam sederhana.
Dipertimbangkan jika terdapat gejala klinis gangguan neurologis.
5. Elekroensefalografi (EEG)
Untuk menyingkirkan kemungkinan epilepsi.

Pada tata laksana kejang demam, ada 3 hal yang perlu di kerjakan:

1. Pengobatan fase akut


Penanganan pada fase akut kejang demam antara lain:
a. Pertahankan jalan napas
b. Lindungi anak dari trauma/cidera
c. Posisikan anak tidur setengah duduk
d. Longgarkan pakaian atau lepas pakaian yang tidak perlu.
2. Mencari dan mengobati penyebab demam
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis, pemeriksaan laboratorium lain dilakukan atas
indikasi untuk mencari penyebab.
3. Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam.
Pencegahan berulang kejang demam perlu dilakukan karena bila sering
berulang dapat menyebabkan kerusakan otak yang menetap. Ada dua cara
pengobatan profilaksi:
a. Profilaksi intermitten pada waktu demam
b. Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari
Diazepam intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5mg untuk pasien
dengan berat badan ≤ 10 kg dan 10mg untuk pasien dengan berat
badan ≥ 10 kg, setiap pasien menunjukan suhu 38,5 OC atau lebih.
Diazepam dapat pula diberikan secara oral dengan dosis 0,5
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis pada waktu pasien demam.
Untuk profilaksis terus menerus/jangka panjang dapat dengan
pemberian obat rumat. Pengobatan rumat hanya diberikan bila
kejang demam menunjukan ciri sebagai berikut:
a) Kejang lama > 15 menit.
b) Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, cereberal palsy,
retardasi mental, Hidrosefalus.
c) Kejang fokal.
d) Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
 Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam
 Kejang demam terjadi pada baiyi kurang dari 12 bulan
 Kejang demam ≥ 4 kali per tahun.

Obat pilihan adalah asam valproate adalah 15-40 mg/kgBB/hari.


Untuk fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis. Pengobatan
diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan
secara bertahap selama 1-2 bulan.
WOC Kejang Demam

Infeksi bakteri, virus, Rangsang mekanik


dan parasit dan biokimia

Perubahan konsentrasi ion


Reaksi Inflamasi
di ruang ekstraseluler

Proses demam Keseimbangan potensial


membrane ATPASE

Difusi Na+ dan K+

Resiko kejang berulang Kejang Aktivitas otot


meningkat

Kurang informasi
Kurang dari Lebih dari Metabolisme
pengobatan perawatan : 15 menit 15 menit meningkat
kondisi, prognosis, lanjut,
dan diet.
Tidak menimbulkan Perubahan suplay Suhu tubuh
Kurang Pengetahuan gejala sisa darah ke otak meningkat

Resiko kerusakan sel


Hipertermi
neuron otak

Inkordinasi
konstraksi otot Ketidaefektifan perfusi
mulut dan lidah jaringan cerebral

Kurang
Resiko cidera
kesadaran
Patofisiologi

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
CO2dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu
lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron
dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion
natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl–). Akibatnya konsentrasi ion
K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron
terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di
luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran
dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan
bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan
potensial membran ini dapat dirubah oleh: Perubahan konsentrasi ion di ruang
ekstraselular, Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau
aliran listrik dari sekitarnya dan    Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena
penyakit atau keturunan.

Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi
otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya
15 %. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari
membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium
maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini
demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel
sekitarnya dengan bantuan “neurotransmitter” dan terjadi kejang

Anda mungkin juga menyukai