Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR LANJUTAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTOLIT & PEMASANGAN


INFUS

Disusun oleh :
Aprilia Anggraeni Widyaningrum (2036063)
Ayu Yuli Permataki Sihombing (2036067)
Debora Martomu Octavia (2036069)
Dwike Putri Layla L.M (2036070)
Khairunnisa (2036084)
Puput Fariyanti (2036097)
Puteri Ayu Damayanti (2036098)
Vadya Kusuma Fadhilah (2036112)
Serda Wahyu Satriawan (2036113)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO

JAKARTA PUSAT

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan fisik dan fikiran, tenaga serta rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Keseimbangan Cairan dan Elektrolit dan
Pemasangan Infus” tepat pada waktu nya. Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar Lanjutan dengan dosen
pengampu Ns.Titik Setyaningrum,S.Kep,M.Kep Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang keseimbangan cairan dan elektrolit dan prosedur pemasangan
infus. Kami juga berterima kasih kepada Ns.Titik Setyaningrum,S.Kep,M.Kep selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Dasar Lanjutan yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menambah wawasan dan pengetahuan dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran
makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya. Kami menyadari makalah yang kami
tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 1
C. TUJUAN......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 2
A. DEFINISI CAIRAN DAN ELEKTROLIT.................................................................2
B. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH.................................................................................2
C. PROSES PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT..........................................2
D. PERGERAKAN CAIRAN DAN SUMBER CAIRAN................................................3
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAIRAN DAN ELEKTROLIT.....................3
F. DEFINISI PEMASANGAN INFUS.............................................................................4
G. TUJUAN PEMASANGAN INFUS..............................................................................4
H. JENIS-JENIS CAIRAN INFUS....................................................................................4
I. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMASANGAN INFUS..............................5
J. SOP PEMASANGAN INFUS.......................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................................................ 7
B. SARAN........................................................................................................................ 7
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satuterganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Cairan dan Elektrolit?


2. Bagaimana komposisi cairan tubuh dan proses pemenuhan cairan dalam
tubuh?
3. Apa saja tujuan dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit?
4. Apa definisi pemasangan infus?
5. Apa saja tujuan dan jenis-jenis pemasangan infus?
6. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi pemasangan infus?
7. Bagaimana SOP pemasangan infus?

C. TUJUAN

1.  Untuk mengetahui definisi Cairan dan Elektrolit


2.  Untuk mengetahui komposisi cairan tubuh dan proses pemenuhan cairan
dalam tubuh
3.  Untuk mengetahui tujuan dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
dan elektrolit
4. Untuk mengetahui definisi pemasangan infus
5. Untuk mengetahui tujuan dan jenis-jenis pemasangan infus
6. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemasangan infus
7. Untuk mengetahui SOP pemasangan infus
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Cairan dan Elektrolit

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut)
sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-partikelbermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

1. Cairan intraseluler

Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh.

2. Cairan ekstraseluler

Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu:
cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

B. Komposisi Cairan Tubuh

Cairan dalam tubuh meliputi lebih kurang 60% total berat badan laki-laki dewasa. Presentase
cairan tubuh ini bervariasi antara individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu
tersebut. Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi
dan anak-anak, prosentase ini relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia.

C. Proses Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.
Kebutuhan dasar elektrolit dan cairan bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia
seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa
metabolism sebagai pelarut elektrolit dan elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah
eliminasi dan membantu pencernaan. 

D. Tujuan Prosedur Pemenuhan Cairan dan Elektrolit

1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit


2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi

E. Pergerakkan Cairan Tubuh


Mekanisme pergerakan melalui tiga proses:
1)  Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.
2) Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang tinggi yang sifatnya
menarik.
3)  Transport aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif
dari tubuh seperti pompa jantung.
F. Sumber Cairan
Tubuh mendapatkan cairan dari beberapa sumber :
1)        Cairan ingestif
2)        Cairan dalam makanan
3)         Cairan dari oksidasi metabolic

G. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

 Usia : perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ,
sehingga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

 Temperatur : temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui


keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

 Diet : apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan
makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergeerakan cairan dari
interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan
kebutiuhan cairan.

 Stres : stres dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui
proses peningkatan produksi ADH, karena pada proses ini dapat meningkatkan
metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat
menimbulkan retensi natrium dan air.
PEMASANGAN INFUS

A. Definisi

Pemasangan infus atau terapi intravena adalah suatu tindakan pemberian cairan melalui
intravena yang bertujuan untuk menyediakan air, elektrolit, dan nutrien untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pemasangan infus dapat menggantikan air dan memperbaiki
kekurangan cairan elektrolit serta merupakan suatu medium untuk pemberian obat secara
intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui
intravena (infus). Pemberian infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran
cairan/nutrisi yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung
berhubungan dengan pembuluh darah.
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien)
diantaranya vena lengan (vena cefalisa basilica dan medianan cubitti) atau vena yang ada di
kepala seperti vena temporalis frontalis (kusus untuk anak-anak). Selain pemberian infus
pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat dilaukan pada pasien yang shock,
Intoksikasi berat, pra dan pascabedah, sebelum tranfusi darah atau pasien yang membutuhkan
pengobatan tertentu.

B. Tujuan Pemasangan Infus

A. Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang


B. Sebagai pengganti nutrisi

C. Jenis - Jenis Cairan Infus

1. Cairan hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah
dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka
cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel
yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci
darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah
tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan
tiba- tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl
45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik:
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang
mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik:
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif
dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%
+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

D. Indikasi Pemasangan Infus


 Pada seseorang dengan penyakit berat: misalnya sepsis infeksi bakteri dalam
peredaran darah.
 Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan
obat (ada sumbatan di saluran cerna atas).
 Kesadaran menurun
 Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui
injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena).
E. Kontra Indikasi
 Inflamasi dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
 Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis
 Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
F. Peran Perawat Dalam Terapi Intravena
 Memastikan tidak ada kesalahan maupu kontaminasi cairan infus maupun
kemasannya
 Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis, cara
pemberian dan waktu pemberian)
 Memeriksa apakah jalur intravena tetap paten
 Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan abnormalitas
 Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi
 Monitor kondisi pasien dan melaporkan setiap perubahan
.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemasangan infus atau terapi intravena adalah suatu tindakan pemberian cairan melalui
intravena yang bertujuan untuk menyediakan air, elektrolit, dan nutrien untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dalam melakukan pemasangan infus diperlukan keahlian dan
dilakukan sesuai dengan prosedur (cara kerja). Sebagai perawat dan tenaga medis lainnya
diwajibkan mempelajari hal ini dengan benar dan serius. Prosedur tentunya memiliki alasan
mengapa dilakukan pemasangan infus tersebut. Dengan ini kita dapat mengetahui seberapa
penting pembelajaran Keterampilan Dasar Klinik.

B. Saran
Diharapkan kepada para mahasiswi atau calon Bidan dapat mengikuti dan memahami praktik
dalam memberikan cairan melalui infus maupun melepaskannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/347809657/Makalah-Pemenuhan-Kebutuhan-Cairan-Dan-
Elektrolit

https://www.scribd.com/document/405711676/Indikasi-dan-kontraindikasi-Pemasangan-
Infus-docx

https://www.slideshare.net/stikesbykebidanan/pemasangan-infus-60368354

Anda mungkin juga menyukai