Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami
dapatmenyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang kebutuhan dasar
eliminasi.Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi


eliminasi.Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi
anggota, dll.Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah kebutuhan dasar
eliminasi padamanusia.

Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan


saran yangmembangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnyabagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi
teman-teman dan kami khususnya.

Singkawang, September 2011

Penyusun
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 .Pengertian Eliminasi


Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan,penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses
pembuangansisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada
manusiadigolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidupuntuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasaldari sistem
pencernaan (Dianawuri, 2009).
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi
inisering disebut buang air kecil.
2.2. Fisiologi Dalam Eliminasi
1. Fisiologi DefekasiRektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang
mempunyaikebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada
waktuyang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang
biasanyabekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan
setelahpencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon,dan
sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulaibergerak. Isi
kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadidi dalam kolon dan
terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominalbertambah dengan penutupan
glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya
berakhir (Pearce, 2002).
2. Fisiologi MiksiSistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah
ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu
:Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkatdiatas nilai
ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflekssaraf yang disebut
refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkankandung kemih atau jika ini
gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akankeinginan untuk berkemih
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasia.
 2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi antara lain:1.
1. UMUR
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga
pengontrolannya.Anak-anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem
neuromuskularberkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga
mengalamiperubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan
lambung. Diantaranya adalah atony (berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-
otot poloscolon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya
(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga
menurunkantekanan selama proses pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa
juga mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat
berdampak pada proses defekasi.
2. DIET
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnyaselulosa,
serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanantertentu pada
beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan iniberdampak pada
gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairanfeses. Makan yang
teratur mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapatmengganggu
keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu yang samasetiap hari
mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukanmakanan dan
keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon.
3. CAIRAN
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairanyang
adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa
alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ialewat di
sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal,menghasilkan
feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairanmemperlambat
perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkanreabsorbsi cairan
dari chyme.
4. TONUS OTOT
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.Aktivitasnya
juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chymesepanjang colon.
Otot-otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekananintraabdominal
selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-ototyang lemah
merupakan akibat dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas ataugangguan
fungsi syaraf.5.
5. FAKTOR PSIKOLOGI
Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit
tertentutermasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai
komponenpsikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah
dapatmeningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang
yagndepresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.
6. GAYA HIDUP
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang
airbesar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang
teratur,seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi
yangireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan
kebutuhanakan privacy juga mempengaruhi pola eliminasi feses. Klien yang berbagi
saturuangan dengan orang lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak
inginmenggunakan bedpan karena privacy dan kegelisahan akan baunya.
 
7. OBAT-OBATAN
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap
eliminasiyang normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang
besar daritranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan
codein,menyebabkan konstipasi.Beberapa obat secara langsung mempengaruhi
eliminasi.Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan
eliminasifeses. Obat-obatan ini melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-
obatantertentu seperti dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas
peristaltik dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare.a. Faktor-
a. faktor yang mempengaruhi miksi
1. Jumlah air yang diminum Semakin banyak air yang diminum jumlah
urinsemakin banyak. Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapanair ke
dalam darah sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebihbanyak dan air kencing
akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabilasedikit air yang diminum, akibatnya
penyerapan air ke dalam darah akanbanyak sehingga pembuangan air sedikit dan air
kencing berwarna lebihkuning.
2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darahSupaya tekanan osmotik
tetap, semakin banyak konsumsi garam makapengeluaran urin semakin banyak.
3. Konsentrasi hormon insulinJika konsentrasi insulin rendah, orang akan
sering mengeluarkan urin. Kasusini terjadi pada orang yang menderita kencing manis.
4. Hormon antidiuretik (ADH)Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis bagian belakang. Jika darahsedikit mengandung air, maka ADH akan banyak
disekresikan ke dalamginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang
terjadi pekatdan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung
air,maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnyapenyerapan air
berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
5. Suhu lingkunganKetika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha
untuk menjagasuhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit
sehinggadarah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya
ginjal.Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak,
makapengeluaran air kencing pun banyak.
6. Gejolak emosi dan stressJika seseorang mengalami stress, biasanya
tekanan darahnya akanmeningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain
itu, pada saatorang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan
berkontraksi.Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.
7. Minuman alkohol dan kafeinAlkohol dapat menghambat pembentukan
hormon antidiuretika. Seseorangyang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah
air kencingnya akanmeningkat.

Anda mungkin juga menyukai