Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rifani Juliana Salsabila

NIM : 1193020105

Jur/Smt/Kls : Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah) / III / C

Mata Kuliah : Hukum Pidana

1. Bagaimana pendapat saudara mengenai pembunuhan terhadap 6 orang laskar fpi menurut
hukum pidana ? Jawaban saudara disertai dengan penjelasan katagorisasi perbuatan
pidananya dan sanksi yg dijatuhkan pada pelaku ? Bagaimana pelaksanaan penegakkan
hukumnya ?

Jawab :

Pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang bisa dikategorikan selaku perbuatan kejahatan
maupun tindak pidana, yakni sebab melanggar syarat hukum hak asasi manusia dengan
dikenai sesuatu sanksi pidana dalam lingkup nasional ataupun internasional. Bila polisi yang
ikut serta dalam insiden itu melanggar protocol tentang pemakaian kekuatan serta senjata api,
mereka wajib dibongkar secara terbuka serta di adili sesuai dengan hukum serta hak asasi
manusia, sebab ini sudah menyalahi kode etik kepolisian dalam menindak aksi kejahatan ada
pula protocol eksklusif yang memperbolehkan seseorang aparat penegak hukum menindak
pelaksana kejahatan dengan memakai senjata api wajib penuhi ketentuan kepolisian.

Menurut komentar saya Perkara penembakan yang menyebabkan 6 pengawal Habib Rizieq
Shihab wafat dunia wajib dituntaskan secara tuntas serta transparan. Amnesty International
secara eksklusif menyoroti soal sebab utama aparat kepolisian melaksanakan penembakan
terhadap Laskar Front Pembela Islam yang berdampak hilangnya 6 nyawa. Serta dalam
perkara ini jua saya menyangka terdakwa lebih dari teroris, sebab kejadian pembunuhan ini
yang dilakukan oleh pihak kepolisian yang dilakukan atas dasar pembunuhan diluar vonis
majelis hukum yang mana keputusan ini sangat ditentang oleh hukum HAM internasional
ataupun peraturan perundang undangan nasional Indonesia.
Terbunuhnya anggota fpi sangat disesalkan karena apa karna wajib terbunuhnya anak- anak
bangsa yang menyayangi negaranya sendiri, mereka bukan menyelenggarakan aksi perihal
yang kriminal yang wajib dieksekusi tanpa terdapatnya hukum yang mengharuskanya
dibunuh serta mereka pula bukan pencuri duit negeri yang merugikan pihak lain serta negeri.
Mereka cuma melindungi ulama yang sangat disayangi oleh umat muslim Indonesia,
semestinya mereka diberi penghargaan bukan malah diberi kematian tanpa hukum bukankah
polisi menganut asas“ keselamatan rakyat merupakan hukum paling tinggi”. Serta pemakaian
kekuatan oleh aparat penegak hukum diatur oleh Peraturan Kapolri tentang Pelaksanaan
Prinsip serta Standar Hak Asasi Manusia dalam Penerapan Tugas Polri( Nomor 8/ 2009) dan
peraturan Polisi tentang Pemakaian Kekuatan dalam Aksi Kepolisian( Nomor 1/ 2009).
Dalam ketentuan tersebut, pemakaian senjata api cuma diperbolehkan bila sangat dibutuhkan
untuk menyelamatkan nyawa manusia serta pemakaian kekuatan secara universal wajib diatur
dengan prinsip- prinsip legalitas, kebutuhan, proporsionalitas, kewajaran serta mengutamakan
aksi penangkalan.

Komnas HAM wajib turut mengusut Komisi III DPR RI pula perlu aktif mengawasi serta
mengendalikan pemerintah serta jajaran kepolisian. Kejadian tersebut sepatutnya tidak perlu
berlangsung mengingat mereka merupakan Masyarakat Negeri Indonesia. Aksi terhadap 6
anggota FPI bisa dikategorikan bagaikan aksi extra judicial killing ataupun pembunuhan
diluar vonis majelis hukum. Aksi semacam ini dilarang keras oleh syarat dalam hukum HAM
internasional ataupun peraturan perundang– undangan nasional. Larangan tersebut dilansir
dalam Deklarasi Umum Hak– Hak Asasi Manusia, dan International Covenanton Civil and
Political Rights/ ICCPR( Kovenan Internasional Tentang Hak– Hak Sipil serta Politik) yang
diratifikasi lewat UU No 12 Tahun 2005. Extra- judicial killing ialah sesuatu pelanggaran hak
hidup seorang. Hak hidup tiap orang dipastikan oleh UUD 1945 serta ialah hak asasi yang
tidak bisa dikurangi apapun keadaannya( non- derogable rights). Oleh karenanya, aksi
demikian tidak bisa dibenarkan oleh Negeri hukum serupa Indonesia. Tidak hanya itu, aksi
tersebut jua melanggar hak- hak lain yang dipastikan baik oleh UUD 1945, UU Nomor. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia maupun syarat hukum HAM internasional, semacam
hak atas majelis hukum yang adil serta berimbang( fairtrial).” Bila memang
terdapat pelanggaran hukum yang dilakukan oleh 6 orang tersebut, sepatutnya bisa diproses
sebagaimana syarat pidana yang berlaku. Akibat terbentuknya extra judicial killing mereka
tidak hendak bisa diadili dengan adil serta berimbang buat meyakinkan tuduhan yang di
informasikan kepadanya sebab saatini telah wafat, Kejadian penembakan ini soal serius.
Bayangkan saja bapak presiden hingga membagikan atensi spesial mempercayakan Komnas
HAM. Untuk kami itu satu tantangan yang berat. Kami wajib menguak apa yang sebenar-
benarnya.

Sanksi hukum yang diberikan ialah hukuman sangat lama lima belas tahun penjara, tetapi
disebabkan permasalahan ini belum berakhir jadi belum terdapat pihak ataupun orang yang
dijatuhi hukuman, permasalahan ini pula ialah permasalahan pelanggaran HAM ialah
melanggar UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang pelanggaran HAM serta bila dilihat lagi
permasalahan ini pula ialah permasalahan pembunuhan biasa yang diatur dalam pasal 338
KUHP yang bunyinya“ Barang siapa dengan terencana melenyapkan nyawa orang dihukum
sebab bersalah melaksanakan pembunuhan dengan hukumann penjara selama- lamanya 5
belas tahun”.

Anda mungkin juga menyukai