Anda di halaman 1dari 20

Eukariot

Disusun oleh:

Ishmah Mardhiyah (11191020000005)

Khoerunnisa (11191020000036)

Tasya Almaida (11191020000010)

Sarah Amelia Lubis (11191020000021)

Rahma Reza Fitriana (11191020000041)

M. Rayhan Bahtiar (11191020000047)

Kinanti Citra Ningsih (11191020000026)

Tesya Nurhasanahtulla Syahfiddin (11191020000015)

Chella Supendi (11191020000031)

Idzni Izzati

Pebriana

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF


HIDAYATULLAH

JAKARTA

NOVEMBER/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Pengertian Eukariot,
Proses Transkripsi dan Translasi Eukariot, serta Pematangan DNA pada Eukariot”
ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak
terdapat kesalahan di dalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Zetti. yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
dan edukasi mengenai sel eukariot dan lainnya sesuai pada judul makalah. Selain
itu makalah ini juga nantinya diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai
pematangan DNA. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami
ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini
lebih baik ke depannya.

Ciputat, 11 November 2019

Kelompok 5 Biologi Sel

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang...................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................. 5
3. Tujuan penelitian.................................................................................. 5

BAB II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Eukariotik........................................................................... 6
2. Transkripsi pada Eukariot..................................................................... 6
3. Pematangan RNA................................................................................. 11
4. Translasi pada Eukariot........................................................................ 15

BAB III. PENUTUP

1. Kesimpulan........................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sel pertama kali ditemukan oleh robert hooke (1653-1703) mengamati sel
gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana ternyata sel gabus tersebut
tampak seperti ruang-ruangan kecil maka di pilihlah kata dari bahasa latin yaitu
cellula yang berarti rongga satu ruangan. Sel merupakan unit terkecil yang
menyusun tubuh makhluk hidup dan merupakan tempat terselenggaranya fungsi
kehidupan. Sebagai unit struktural terkecil dari makhluk hidup yang merupakan
penyusun yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup. Setiap sel tersusun dari
berbagai bagian yaitu membrane plasma inti sel, nucleus, sitoplasma dan organel
sel. Sel sebagai unit fungsional bermakna bahwa sel-sel penyusun tubuh makhluk
hidup melakukan suatu fungsi atau kegiatan, proses hidup fungsi yang dilakukan
oleh sel adalah respirasi, ekskresi, transportasi sintesis, reproduksi, sekresi dan
respon tanggapan terhadap rangsangan. Sel juga merupakan unit hereditas atau
pewaris yang menurunkan sifat genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sebagai besar sel memiliki ukuran yang sangat kecil umumnya sel berdiameter 1-
100m. Protein merupakan bahan yang sangat penting bagi struktur dan fungsi sel-
sel makhluk hidup. Contohnya protein struktural di gunakan sebagai penyusun
membran sel, sedangkan protein fungsional (misalnya enzim) digunakan sebagai
biokatalisator untuk berbagai proses sintesis dari sel. Protein tersusun atas satu
atau lebih rantai polinukleotida. Polinukleotida tersusun atas beberapa peptida.
Adapun peptida tersusun atas banyak asam amino untuk menghasilkan beragam
jenis protein yang berbeda. Sintesis protein terjadi di dalam sel yaitu di dalamm
ribosom.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sel eukariotik?

2. Bagaimana proses transkripsi pada sel eukariotik?

3. Bagaimana proses translasi pada sel eukariotik?

4. Bagaimana proses pematangan RNA pada sel aukariotik

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui proses transkripsi pada sel eukariotik

2. Untuk mengetahui proses translasi pada sel eukariotik

3. Untuk mengetahui proses pematangan RNA pada sel eukariotik

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sel Eukariot
Berdasarkan struktur ultra sel, terdapat dua macam organisme,
yaitu organisme eukaryot dan prokaryot. Organisme Eukaryot yaitu
organisme yang tersusun dari sel dengan inti sel sejati yaitu inti sel sejati
yaitu yang dibungkus oleh membran inti sel, selain itu memiliki macam-
macam organella di dalam sitoplasmanya. Diantaranya terdapat organel
organel yang berperan pada sintesis protein yaitu :
1. Nukleus, sering disebut inti sel. Di dalam inti sel terjadi
transkripsi, yang menghasilkan mRNA, yang selanjutnya
mRNA tersebut ditransfer ke luar inti sel melalui pori-pori
membran inti, menuju ke ribosom.
2. Ribosom, adalah tempat sintesis protein tepatnya adalah
translasi. Translasi adalah proses sintesis protein dengan
mRNA sebagai cetakannya. Ribosom merupakan kompleks
antara rRNA dengan protein. Sel-sel yang memiliki kecepatan
sintesis protein tinggi memiliki banyak ribosom, bahkan
sampai beberapa juta ribosom.
B. Transkripsi pada Eukariot
Transkripsi adalah sintesis RNA pada suatu cetakan DNA dengan
enzim RNA polymerase. Proses transkripsi pada eukariotik diawali oleh
proses penempelan faktor-faktor transkripsi dan kompleks enzim RNA
polymerase pada daerah promotor. RNA polymerase tidak menempel
langsung pada DNA didaerah promotor, melainkan melalui perantara
protein-protein lain yang disebut sebagai factor transkripsi. Faktor
transkripsi dibagi menjadi dua kelompok yaitu, faktor transkripsi umum
dan faktor transkripsi khusus untuk suatu gen. faktor transkripsi umum
mengarahkan RNA polymerase ke promoter. Penempelan RNA
polymerase pada promoter oleh faktor transkripsi umum hanya
menghasilkan transkripsi pada aras dasar. Pengaturan transkripsi yang

6
lebih spesifik dilakukan oleh faktor transkripsi yang khusus untuk suatu
gen. meskipun demikian, proses penempelan tersebut sangat vital bagi
keberlangsungan proses transkripsi. Setelah faktor-faktor transkripsi
umum dan RNA polymerase menempel pada promoter, selanjutnya akan
terjadi pembentukan kompleks promoter terbuka. Transkripsi dimulai pada
titik awal transkripsi yang terletak beberapa nukleotida sebelum urutan
kodon awal ATG.

Pada eukariotik terdapat tiga kelas gen, yaitu gen kelas I, kelas II, dan
kelas III.

a. Transkripsi gen kelas II


Transkripsi ini dilakukan oleh RNA polymerase II yang dibantu
oleh beberapa faktor transkripsi umum. Penyusunan kompleks faktor
transkripsi umum dan RNA polymerase II pada daerah promoter
membentuk kompleks pra-inisiasi yang akan segera mengawali transkripsi
jika ada nukleotida. Ikatan semacam ini membuat daerah promoter
menjadi terbuka sehingga RNA polymerase II dapat membaca urutan
DNA pada cetakan. Factor transkripsi umum yang berperan dalam
mengarahkan RNA polymerase II ke promoter adalah TFIIA, TFIIB,
TFIID, TFIIE, TFIIF, TFIIH, dan TFIIJ. Faktor- factor transkripsi tersebut
akan menempel ke daerah promoter secara bertahap sebelum akhirnya
terbentuk kompleks pra-inisiasi. Penempelan factor transkripsi tersebut
terjadi dengan urutan:1. TFIID menempl pada bagian kotak TATA pada
promoter, yang dibantu oleh factor TFIIA sehingga membentuk kompleks
DA. 2. Kemudian dikuti penempelan TFIIB. 3. TFIIF selanjutnya
menempel diikuti oleh penempelan RNA polymerase II. 4. Akhirnya
factor TFIIE akan menempel diikuti oleh TFIIH dan TFIIJ. Kompleks pra-
inisiasi yang terbentuk disebut sebagai kompleks DABPOLFEH.
Setelah terbentuk kompleks pra-inisiasi, RNA polymerase II siap
untuk melakukan proses transkripsi jika ada nukleotida. Factor
transkripsinya yang penting untul mengawali proses transkripsi adalah
TBP, TFIIB, dan RNA polymerase II. Tanpa adanya TFIIE dan TFIIH,
sebenarnya sudah dapat terjadi transkripsi, namun tidak sempurna.

7
Pembentukan transkripsi yang tidak sempurna tersebut menandakan telah
terbentuknya kompleks inisiasi termasuk terjadinya pembukaan DNA
secara local dan pembentukan ikatan fosfodiester pertama. Dalam hal ini
factor TFIIE dan TFIIH tidak diperlukan dalam proses inisiasi melainkan
diperlukan dalam proses pelepasan dari promoter yang menandai
dimulainya transkripsi secara aktif. Pelepasan dari promoter tersebut
dikatalis oleh aktivitas DNA helicase yang dimiliki oleh TFIIH sehingga
menyebabkan terbukanya DNA pada daerah promoter. Hal ini diduga
dilakukan dengan cara memuntir DNA di daerah hilir dari bagian yng
berikatan dengan factor transkripsi yang lain sehingga terbentuk
gelembung transkripsi. Pembentukan gelembung transkripsi
memungkinkan RNA polymerase untuk memulai transkripsi dan bergerak
kea rah hilir sepanjang 10-12 nukleotida. Pergerakan RNA polymerase
tersebut dibantu oleh aktivitas TFIIH yang menyebabkan pemanjangan
gelembung transkripi.

8
Proses pemanjangan transkripsi akan berjalan sampai RNA
polymerase II mencapai daerah terminator. Terminasi transkripsi dapat
terjadi karena adanya aktivitas fosfatase yang spesifik untuk CTD
sehingga mengembalikan RNA polymerase II menjadi bentuk yang tidak
mengalami fosforilasi. Dalam keadaan tidak mengalami fosforilasi, RNA
polymerase II dapat digunakan lagi dalam proses transkripsi berikutnya.
Dengan demikian RNA polymerase II dapat digunkan secara berulng-
ulang dalam proses transkripsi gen kelas II. Hal ini disebut sebagai RNA
polymerase cycling.
b. Transkripsi gen kelas I
Transkripsi gen kelas I dilakukan oleh RNA polymerase I.
Transkripsi gen kelas I dimulai dari daerah promoter antara dan berakhir
pada sisi sebelah hulu promoter utama. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantarkan molekul RNA polymerase I dalam jumlah besar ke sisi

9
inisiasi. Secara rici, mekanisme inisiasi transkripsi gen kelas I sampai saat
ini belum diketahui secara jelas. Proses transkripsi gen kelas I juga dimulai
dengan pembentukan kompleks pra-inisiasi yang dilakukan oleh RNA
polymerase I dan dua faktor transkripsi, yaitu SL 1 dan UBF.
Faktor UBF lah yang menempel pada daerah promoter gen rRNA
secara langsung dan bukannya RNA polimerasi I. Robert tjian dan kawan-
kawannya menemukan bahwa factor UBF juga dapat menstimulasi
transkripsi gen rRNA secara in vitro. UBF dan SL 1 diketahui berinteraksi
dalam menstimulasi aktivitas promoter gen rRNA melalui daerah
pengendali sebelah hulu. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa
factor SL 1 yang berasal dari manusia tidak berikatan langsung pada DNA,
sedangkan SL 1 yang berasal dari mencit dapat menempel pada promoter
gen rRNAmencit. Selain itu juga di ketahui bahwa factor transkripsi SL 1
yang berasal dari manusia hanya aktif terhadap promoter manusia,
sedangkan SL 1 mencit juga hanya aktif terhadap promoter mencit.
Sebaliknya, factor transkripsi UBF yang berasal dari manusia dapat
menggantikan fungsi UBF dari mencit, dan sebaliknya.
c. Transkripsi gen kelas III
Transkripsi gen kelas III dilakukan oleh RNA polymerase III
dibantu oleh sekelompok protein yang dikenal sebagai factor transkripsi
TFIII yang meliputi TFIIIA, TFIIIB, dan TFIIIC serta protein TBP.
Penelitian menunjukkan bahwa sintesis tRNA dapat dilakukan tanpa
menggunakan TFIIIA, melainkan cukup dengan TFIIIB dan TFIIIC.
Sebaliknya, sintesis 5S rRNA, TFIIIA merupakan factor pertama yang
mengenali dan melekat pada promoter gen 5S rRNA. Sejauh ini proses
rinci transkripsi gen kelas III masih merupakan hipotesis yang
rangkainnya kurang lebih sebagai berikut. Pertama-tama, factor TFIIIC
menempel pada kotak A dan kotak B yang ada pada promoter internal.
Penempelan TFIIIC tersebut mendorong penempelan TFIIIB dan TBP
pada daerah sebelah hulu dari titik awal transkripsi. Selanjutnya, RNA
polymerase III menempel pada daerah awal transkripsi dan siap memulai
proses trankripsi. Pada saat transkripsi dimulai, RNA polymerase III

10
diduga menyebabkan TFIIIC terlepas dari ikatannya dengan kotak A dan
kotak B pada daerah promoter internal, sementara TFIIIB tetap berada di
tempatnya untuk memulai rangkaina proses transkripsi berikutnya. Secara
in vitro, kompleks ikatan TFIIIA, TFIIIB, TFIIIC, dan RNA polymerase
III tersebut dapat mendukung proses transkripsi sampai kurang lebih 40
kali. Selama rangkaian proses tersebut, RNA polymerase III akan
berdisosiasi dan berasosiasi kembali kedalam kompleks protein setiap kali
terjadi proses transkripsi. Sejauh ini diketahui bahwa terminasi transkripsi
gen kelas III pada Xenopus terjadi pada suatu daerah tertentu dan tidak
melibatkan protein khusus.

Pada eukariot, transkripsi berlangsung didalam nukleus sedangkan


translasi berlangsung didalam sitoplasma. Dengan demikian translasi baru dapat
dijalankan jika proses transkripsi sudah selesai dilakukan. Jeda waktu semacam
ini disebut sebagai fase pasca-transkripsi.

Pada fase ini terjadi beberapa proses yang unik pada eukariot antara lain :

1. Pemotongan dan penyambungan RNA (RNA splicing)


2. Poliadenilasi (penambahan gugus poli-A pada ujung 3’ mRNA)
3. Penambahan tudung (cap) pada ujung 5’ mRNA 
4. Penyuntingan mRNA Pemotongan dan penyambungan RNA (splicing)

Pada jasad eukariot banyak terdapat gen yang organisasinya tersusun atas
ekson dan intron,meskipun tidak semua gen eukariot mempunyai intron. Pada
awalnya, gen yang terdiri atasekson dan intron ditranskripsi menghasilkan pre-
mRNA (transkrip primer) karena masihmengandung sekuens intron. Pada tahapan
selanjutnya intron akan dipotong dari pre-mRNAdan ekson-ekson yang ada
selanjutnya disambung menjadi mRNA yang ‘matang’ (mature mRNA). Proses
pemotongan intron dan penyambungan kembali ekson-ekson disebut
sebagai proses penyambungan RNA.

C. Pematangan mRNA

Semua rangkaian kodon yang telah ditranskripsi menjadi mRNA tidak


dapat langsung diangkut keluar inti menuju ribosom yang berada dalam

11
sitoplasma. Dari hasil penelitian ternyata jumlah asam amino yang menyusun
polipeptida yang harus disintesis di ribosom tidak sama dengan jumlah kodon
yang akan ditranskripsikan. Ini berarti bahwa telah terjadi pengurangan panjang
mRNA yang akan dibawa ke sitoplasma.

Adapun pengurangan jumlah nukleotida tersebut mengikuti suatu


mekanisme tertentu yang disebut splicing . tidak semua nukleotid diterjemahkan
menjadi polipeptida. Baik penggal molekul DNA(gena) maupun transkripsinya
yang berbentuk mRNA, terdiri atas penggal-penggal yang berbeda fungsinya
dalam sintesis protein. Dalam satu gena, terdapat penggal rangkaian nukleotida
yang tidak menentukan susunan asam amino yang akan dirangkaikan. Jenis
penggal pertama disebut ekson dan jenis penggal DNA yang kedua dinamakan
intron. Dalam satu penggal gena jumlah ekson yang dipisahkan oleh penggal
intron tidak sama. Dalam satu gena dapat memiliki 4 atau lebih ekson yang
dipisahkan olehintron. Penggal-penggal ekson tidak bersambung, tetapi diselingi
oleh penggal intron.

Sebelum m RNA dibawa keluar inti, dilakukan pemotongan penggal-


penggal yang dimaksud di atas. Setelah masing-masing penggal dipotong segara
penggal-penggal ekson disambung kembali membentuk m RNA baru yang
dinamakan m RNA Fungsional. mRNA fungsional inilah yang dapat dibawa

12
keluar inti menuju ribosom untuk translasi. Inilah disebut tahap splicing dalam
sintesis protein. Tahap splicing termasuk dalam pengaturan ekspresi gena, karena
penggal intron tidak diekspresikan sebagai protein.

Splicing yang mencakup pemotongan intron dan penyambungan ekson


dilakukan oleh spliceosom yang menghasilkan m RNA fungsional. spliceosom
adalah kumpulan SNURP dan jenis U1, U2, U3, dan U4/U5 yang bekerja pada
ujung ujung intron. SNURP (snRNP) = SMALL NUCLEAR
RIBONUCLEOPROTEIN adalah kompleks protein dengan RNA pendek (<250
nukleotida) yang masing-masing disebut : U1, U2, U3 dan sebagainya.

Mekanisme pemotongan oleh spliceosom dilakukan dalam 2 tahap :

1. Pada ujung 3’ Intron

2. Pada ujung 5’ intron

Transkrip mRNA yang sudah matang inilah yang selanjutnya akan di translasi.
Proses splicing RNA adalah proses yang sangat akurat. Akurasi proses
pemotongan dan penyambungan ditentukan oleh suatu urutan nukleotida yang
dikenal sebagai splicing signal. Sejauh ini urutan nukleotida lestari yang
ditemukan pada beberapa intron yang berbeda yang diketahui adalah dua
nukleotida pada ujung intron.

Urutan ditampilkan di sini adalah untuk untai DNA nontemplate (setara


dengan transkrip RNA, tetapi dengan T ketimbang U). Selain itu, ada urutan
konsensus singkat di persimpangan ekson-intron (Gardner, 1984).

13
Angka-angka menunjukkan persentase frekuensi nukleotida pada tiap posisi,
jika angkanya 100 berarti basa tersebut selalu berada dalam posisi tersebut. N dan
Py menyatakan nukleotida apa pun atau basa primidin yang mungkin ada pada
posisi tersebut. Pada gen-gen yang ada dalam nukleus hanya ada urutan
nukleotida lestari (conserved ) yang pendek yaitu TACTAAC, yang terletak
sekitar 30 pasangan basa di sebelah hulu dari sisi 3’ penyambungan. Residu
adenine pada posisi keenam kotak TACTAAC adalah residu yang lestari dan
mempunyai peranan sangat penting dalam proses pemotongan-penyambungan
intron-ekson. Secara umum dapat disebutkan bahwa sekuens di nukleotida GT
dan AC serta kotak TACTAAC. Intron pada gen-gen mitrokondria dan kloroplas
juga mempunyai sekuens lestari tetapi berbeda dari yang ada pada gen-gen dalam
inti sel. Sekuens konsensus pada daerah perbatasan antara ekson-intron pada
prekusor mRNA khamir telah diketahui dengan urutan sebagai berikut :

Dari
beberapa penelitian diketahui bahwa signal untuk pemotongan intron dan
penyambungan ekson (splicing signals) pada prekusor mRNA gen-gen pada
nukleus sangatseragam, yaitu kedua basa intronpertama hampir selalu
mengandung GU dan dua basa terakhir hampir selalu mengandung AG. Selain itu,
keseluruhan sekuens konsensus sangat pentinguntuk pemotongan intron dan
penyambungan ekson secara tepat. Mutasi pada sekuenskonsensus dapat
mengakibatkan splicing yang abnormal. Sifat lestari ujung 5’ dan 3’ pada sisi
pemotongan-penyambungan serta kotak TACTAAC menunjukkan bahwa hal
inimempunyai fungsi sangat penting dalam ekspresi genetik. Mutasi pada bagian
tersebut dapatmenyebabkan perubahan fenotipe pada jasad eukaryot. Proses
pemotongan intron dari transkrip RNA terdiri atas tiga tipe yang berbeda yaitu :

1. Intron pada prekusor tRNA dipotong menggunakan endonuklease secara


tepat diikutioleh reaksi ligasi (penyambungan) menggunakan enzim ligase.
2. Intron pada beberapa prekusor rRNA dihilangkan dengan mekanisme
auto-katalitik melalui reaksi unik yang melibatkan molekul RNA itu
sendiri dan tidak melibatkan aktivitas enzim.

14
3. Intron pada pre-mRNA dipotong dengan mekanisme reaksi dua-langkah
yang dilakukan oleh partikel ribonukleoprotein yang disebut spliceosome.

D. Translasi pada Eukariot


Translasi adalah proses penerjemahan urutan neukleotida yang ada
pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang
menyususn suatu polipeptida atau protein. Perlu dipahami bahwa molekul
mrna yang di translasi, sedangkan rrna dan trna tidak di translasi. Molekul
mrna merupakan transkip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen
dalam bentuk ORF (Open Reading Frame, kerangka baca terbuka).
Molekuk rrna adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel
tempat berlangsungnya sintesis protein, sedangkan trna adalah pembawa
asam-asam amino yang di sambungkan menjadi rantai polipeptida. Suatu
ORF dicirikan:
1. Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (Pada DNA) atau AUG (pada
mrna
2. Serangklaian urutan nukleotida yang menyusun baanyak kodon
3. Kodon terminasi translasi, yaitu TAA (UAA pada mrna TAG (UAG pada
mrna) atau TGA (UGA pada mrna) perlu diingat bahwa RNA tidak ada
basa timin (T) melainkan dalam bentuk urasil (U)

Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yang terdiri atas 3


nukleotida berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon) yang
menyandi suatu asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mrna)
mengkode asam amino metionin. Kodon inisiasi translasi merupakan kodon
untuk asam amino metionin yang mengawasi struktur suatu polipeptida
(protein). Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida pada mrna akan dibaca
tiap tiga nukleotida sebagai satu kodon untuk asam amino, dan pembacaan
dimulai dari urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada mrna).

Translasi berlangsung didalam ribosom. Ribosom disusun oleh molekul-


molekul rrna dan beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua submit,
yaitu submit kecil dan submit besar. Pada jasad eukariyot, submit kecil

15
berukuran 40S sedangkan submit berukuran besar adalah 60S, tetapi satu
kesatuan, ribosom eukaripot mempunyai koefisien sudimentasi sebesar 80S.
komposisi ribosom pada eukaryot RNA adalah 18S, 5S, 5,8S, 28S. dan
proteinnya ada 33 macam dan 49 macam.

Didalam sel E.coli diperkirakan ada sekitar 200.000 ribosom yang


menyusun sekitar 25% berat kering total selnya. Pada eukaryot ribosom
terletak di sitoplasma, khususnya pada bagian permukaan membran reticulum
endoplasma. Struktur sel eukaryot jauh lebih kompleks karena sudah ada
pembagian ruang, termasuk sudah inti sel yang jelas. DNA genom terletak
didalam inti sel sehingga terpisah dari komponen sel yang lain. Pada eukaryot,
proses transkipsi harus di jelaskan terlebih dahulu sebelum translasi dimulai.
Setelah sintesis mrna selesai, selanjutnya mrna keluar dari inti sel menuju
sitoplasma untuk bergabung dengan ribosom.

Gambar proses translasi pada eukariot

16
https://www.academia.edu/31157868/Translasi_pada_prokariot_dan_eukariot?
show_app_store_popup=true

Berikut adalah proses translasi pada eukariot yang di bagi menjadi 3 tahap, yaitu ;

a. Inisiasi
Tahap inisiasi translasi menyatukan mRNA, tRNA yang membawa
asam amino pertama dari polipeptida, dan kedua subunit ribosom.
Pertama, suatu sub unit ribosom kecil berikatan dengan mRNA sekaligus
tRNA inisiator spesifik, yang mengangkat asam amino. Kedua,
kedatangan sub unit besar melengkapi komplek inisiasi. Protein-protein
yang disebut faktor inisiasi diperlukan untuk menyatukan semua
komponen translasi. GTP adalah energi yang digunakan untuk perakitan
subunit kecil dan sub unit besar ribosom. tRNA inisiator berada pada situs
P. Situs A tersedia untuk tRNA yang membawa asam amino berikutnya.
b. Elongasi
Elongasi pemanjangan polipeptida terjadi tiga tahap. Pertama
pengelanan kodon, antikodon dari  tRNA yang datang akan berpasangan
basa dengan kodon mRNA komplementer di situs A. Hidrolisis GTP
meingkatkan akurasi dan efisiensi dari langkah ini. Kedua pembentukan
ikatan peptida, molekul rRNA subunit ribosom besar menganalisis
pembentukan sebuah ikatan peptida di antara asam amino baru di situs A
dan ujung karboksil polipeptida yang sedang tumbuh di situs P. Langkah
ini menyingkirkan polipeptida dari tRNA di situp P dan melekatkannya ke
asam amino pada tRNA di situs A. Ketiga translokasi. Ribosom
mentranslokasikan tRNA kosong di situs P. tRNA kosong di situp P
bergerak ke situs E, dan dilepaskan. mRNA bergerak terus bersama tRNA
yang berikatan dengannya, membawa kodon berikutnya untuk ditransfer
ke dalam situs A.
c. Terminasi
Terminasi translasi terjadi melalui tiga tahapan. Pertama, ketika
ribosom mencapai kodon stop di mRNA, situs A ribosom menerima
sebuah faktor pelepas yaitu protein yang berbentuk seperti tRNA, sebagai
ganti tRNA yang membawa asam amino. Kedua, faktor pelepas

17
menghidrolisis ikatan antara tRNA di situs P dan asam amino terakhir
pada rantai polipeptida. Polipeptida pun terlepas dari ribosom. Ketiga,
kedua subunit ribosom dan komponen rakitan lain memisahkan diri.
Secara singkatnya, Translasi adalah proses sintesis protein dengan
mRNA sebagai cetakannya. Setiap 3 basa pada mRNA yang mengkode
satu macam asam amino adalah kodon, dan yang mampu membaca kodon
pada mRNA tersebut adalah tRNA yang membawa antikodon. Kodon dan
anti kodon saling berpasangan. Setelah mRNA bergabung dengan
Ribosom, selanjutnya mulai terjadi proses translasi. Proses translasi terjadi
dengan mulainya rangkaian asam-asam amino yang dibawa oleh tRNA
dari sitoplasma menuju kodon pada mRNA. Terjadilah rangkaian asam-
asam amino oleh ikatan peptida. Namun protein belum sempurna,
penyempurnaan protein terjadi di badan golgi. Penyempurnaan yang
terjadi adalah folding (melipat-lipat), asetilasi, metilasi, dan karboksilasi.
Setelah sempurna badan golgi membentuk tunas yang di dalamnya
menyimpan protein yang siap untuk digunakan. Oleh karena itu kita
membutuhkan makanan yang mengandung protein, karena untuk sintesis
protein yang dibutuhkan asam-asam amino yang berasal dari protein pula,
selain asam-asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh kita.
Berikut adalah tabel perbedaan antara translasi yang terjadi pada
prokaiot dan eukariot.
BAB III

18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisme Eukaryot yaitu organisme yang tersusun dari sel dengan
inti sel sejati yaitu inti sel sejati yaitu yang dibungkus oleh membran inti
sel, selain itu memiliki macam-macam organella di dalam sitoplasmanya.
Transkripsi adalah sintesis RNA pada suatu cetakan DNA dengan enzim
RNA polymerase. Translasi adalah proses penerjemahan urutan
neukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam
amino yang menyususn suatu polipeptida atau protein. Translasi
merupakan proses sintesis protein dengan mRNA sebagai cetakannya.
Setiap 3 basa pada mRNA yang mengkode satu macam asam amino adalah
kodon, dan yang mampu membaca kodon pada mRNA tersebut adalah
tRNA yang membawa antikodon.

Semua rangkaian kodon yang telah ditranskripsi menjadi mRNA


tidak dapat langsung diangkut keluar inti menuju ribosom yang berada
dalam sitoplasma. Sebelum m RNA dibawa keluar inti, dilakukan
pemotongan penggal-penggal yang dimaksud di atas. Setelah masing-
masing penggal dipotong segara penggal-penggal ekson disambung
kembali membentuk m RNA baru, selanjutnya intron akan dipotong dari
pre-mRNAdan ekson-ekson yang ada selanjutnya disambung menjadi
mRNA yang ‘matang’ (mature mRNA). Proses pemotongan intron dan
penyambungan kembali ekson-ekson disebut sebagai proses
penyambungan RNA.

DAFTAR PUSTAKA

19
Nurhayati, Betty & Darmawati, Sri 2017, Biologi Sel dan Molekuler, Jakarta,
pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan.

Setiawan, D 2017, Biologi dan Edukasi, blogspot, diakses 05 September 2017,


http://bio8dukasi.blogspot.com/2017/09/?m=1

Putri, Ade Prima 2011, Translasi pada Prokariot dan Eukariot, academia,
https://www.academia.edu/31157868/Translasi_pada_prokariot_dan_eukari
ot?show_app_store_popup=true

Yuwono, 2005, Biologi Molekul, Jakarta, Erlangga.

Pandani, S 2018, Apa yang dimaksud dengan transkripsi dan translasi dalam
proses sintsesis protein, diakses pada tanggal 08 November 2019,
http://pak.pandani.web.id/2018/09apa-yang-dimaksud-dengan-
transkripsi.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai