Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI

“MANAJEMEN PRODUKSI, BIAYA PRODUKSI , HARGA DAN


PRODUKSI ”

Fitri Yani
F0A018006

Dosen Pengampu:
1. Dr. Leny Marlinda, S.T., M.T.
2. Heriyanti, S.T., M.Sc., M.Eng.
3. Edwin Permana, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI D-III KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Produksi, Biaya Produksi, Harga dan Produksi ” tepat waktu.
Makalah “Manajemen Produksi, Biaya Produksi, Harga dan Produksi” disusun
untuk memenuhi tugas ujian akhir semester oleh dosen pengampu Heriyanti,
S.T., M.Sc., M.Eng pada mata kuliah Manajemen Industri. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku
dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 18 Desember 2020

Fitri Yani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I......................................................................................................................iii
PENDAHULUAN..................................................................................................iii
I.I Latar Belakang...............................................................................................iii
I.2 Rumusan Masalah..........................................................................................iv
I.3 Tujuan............................................................................................................iv
I.4 Manfaat...........................................................................................................v
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian Manajemen Produksi....................................................................5
2.2 Sistem Perencanaan Produksi........................................................................5
2.3 Sistem pengendalian produk..........................................................................7
2.4 Sistem Informasi Produk................................................................................8
2.5 Analisis Produksi............................................................................................9
2.6  Pengertian dan Klasifikasi Biaya................................................................11
2.7 Analisis Biaya di Pabrik..............................................................................11
2.8 Pengertian Harga dan Produk.......................................................................14
2.9 Tahap-Tahap penentuan Harga....................................................................15
2.10 Penentuan Brand Produksi.........................................................................16
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Manajemen dan organisasi sangat berubungan erat. Manajemen
merupakan atau berarti sebagai kepemimpinan, sedangkan dalam organisasi juga
terdapat kepemimpinan. Dengan demikian untuk menyusun organisasi yang baik
dan dapat mencapai tujuan di perlukan manajemen yang baik juga. Pada dasarnya
Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat
(peranan,prosedur,dan prinsip).namun keterampilan dalam mengatur segala aspek
dalam organisasi sangat diperlukan dalam mengatur tatakerja sesuai suatu
tujuan,jika tujuan ingin tercapai dengan semaksimal mungkin.
Dalam proses manajemen produksi tentu ada unsur-unsur yang harus ada,
baik itu merupakan unsur pokok ataupun alat-alat/sarana untuk menunjangnya.
Unsur-unsur manajemen tersebut adalah man (orang), many (uang), materials
(materi), machine (mesin), method (metode), market (pasar). Adapun faktor-
faktor produksi meliputi, tenaga kerja, modal, sumber daya alam, skill/teknologi.
Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan hasil
produksi (output). Hal ini berarti bahwa produksi hanya bisa dilakukan dengan
menggunakan faktor-faktor produksi.
Kegiatan produksi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
penciptaan/pembuatan barang, jasa atau kombinasinya, melalui proses
transformasi dari masukan sumber daya produksi menjadi keluaran yang
diinginkan. Melalui kegiatan produksi, segala sumber daya masukan perusahaan
diintregasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk
yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang setengah jadi atau jasa. Bagi
perusahaan berorientasikan laba, produk ini selanjutnya dijual untuk memperoleh
keuntungan dan sumber dana yang baru bagi kegiatan operasi berikutnya.
Beberapa contoh perusahaan di mana manajemen dan pengembangan
fungsi produksi dan operasional yang baik dapat dilihat pada perusahaan. Dari
contoh fenomena yang ada di perusahaan-perusahaan Indonesia, tampak bahwa
setiap perusahaan, termasuk perusahaan membutuhkan fungsi produksi dan
operasional yang baik. Salah satu dari fungsi produksi dan operasional yang baik

iii
dapat dilihat pada proses produksi yang berjalan diperusahaan. Perusahaan ini
harus mampu memaksimalkan proses produksi yang berjalan agar dapat bersaing
dengan perusahaan lain, karena dengan mengoptimalkan proses produksi yang
ada, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan permintaan bahan baku yang
berkualitas yang siap dipasarkan dengan mempertimbangkan mutu dan kualitas
dari bahan baku untuk ke depannya. Selain proses produksi, hal lain yang tak
kalah pentingnya terkait dengan peningkatan kapasitas produksi yang maksimal.
Bilamana proses produksi sudah berjalan dengan baik, dapat dipastikan kapasitas
produksi di perusahaan dapat meningkat.
Dari uraian diatas tertarik dengan judul makalah “Manajemen Produksi,
Biaya Produksi, Harga dan Produksi”.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana sistem manajemen produksi di perusahaan atau pabrik?
2. Bagaimana analisa biaya produksi diperusahaan atau pabrik?
3. Apa pengertian harga dan produk?
4. Bagaimana tahap-tahap penetuan harga dan produk diperusahaan atau
pabrik?

I.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem manajemen produksi di perusahaan atau pabrik
2. mengetahui analisa biaya produksi diperusahaan atau pabrik
3. Mengetahui pengertian harga dan produk
4. Mengetahui tahap-tahap penetuan harga dan produk diperusahaan atau
pabrik.
I.4 Manfaat
Mahasiswa dalam makalah ini bermanfaat menambah wawasan, ilmu dan
pengetahuan tentang sistem manajemen produksi, biaya produksi, harga dan
produk bagi masyarakat umum bermanfaat sebagai sarana untuk menambah
wawasan dan implentasikan dalam organisasi.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi
 Manajemen produksi mencakup kegiatan-kegiatan yang cukup luas,
menyangkut bermacam-macam keputusan manajemen, baik keputusan jangka
pendek maupun keputusan jangka panjang yang diterapkan dalam bidang
produksi di suatu perusahaan. Penerapan proses manajemen yang meliputi
beberapa keputusan dalam bidang-bidang persiapan produksi ini bertujuan agar
proses produksi dalam perusahaan itu dapat berjalan dengan sebaik-baiknya di
antaranya adalah perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian produksi serta
sistem informasi produksi. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa ruang
lingkup manajemen produksi terdiri dari tiga hal, yaitu perencanaan sistem
produksi, sistem pengendalian produksi, dan sistem informasi produksi.

Gambar ruang lingkup manajemen produksi

2.2 Sistem Perencanaan Produksi


Ruang lingkup Manajemen Produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan yang
menyangkut keputusan mengenai perencanaan sistem produksi meliputi:
a. Perencanaan produk
Perencanaan produk adalah perencanaan tentang produk apa, berapa jumlahnya
dan bagaimana yang akan dapat diproduksi oleh perusahaan yang

5
bersangkutan. Di samping itu, beberapa pertimbangan teknis perlu pula
diperhatikan seperti misalnya mengenai desain dan bentuk produk, kegunaan
produk, fungsi teknis produk, standar bahan yang dipergunakan, baik dalam
kualitas maupun kuantitasnya, dan lain sebagainya.
b. Perencanaan lokasi pabrik
Oleh karena pabrik merupakan tempat di mana fungsi teknis dari suatu
perusahaan tersebut berada maka lokasi pabrik seharusnya dilakukan
perencanaan yang baik, karena dengan pemilihan lokasi pabrik yang tidak tepat
dapat menimbulkan berbagai macam kerugian bagi perusahaan yang
bersangkutan. Sebaliknya, apabila pemilihan lokasi pabrik bisa tepat, maka
akan menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang
bersangkutan sehingga untuk mendapatkan keuntungan dari perusahaan yang
bersangkutan menjadi semakin besar.
c. Perencanaan letak fasilitas produksi
Letak fasilitas produksi atau layout pabrik merupakan suatu hal yang perlu
diperhatikan, karena mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat
produktivitas dalam perusahaan. Penyusunan letak fasilitas produksi yang
teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan, akan dapat
menunjang adanya efisiensi kerja serta efektivitas pelaksanaan kegiatan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
d. Perencanaan lingkungan kerja
Mengenai lingkungan kerja ini tidak boleh diabaikan pula, karena dengan
lingkungan kerja yang baik akan dapat mendukung adanya tingkat
produktivitas kerja yang tinggi sehingga akan dapat pula meningkatkan
produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan.
e. Perencanaan standar produksi
Standar produksi ini akan merupakan hal yang sangat penting di dalam
perusahaan. Karena dengan adanya standar produksi, dalam perusahaan, maka
karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut akan mempunyai pegangan
untuk pelaksanaan proses produksinya, sedangkan bagi manajemen perusahaan
juga akan mempunyai beberapa kemudahan untuk mengadakan pengendalian
dari kegiatan produksi dalam perusahaannya, baik itu merupakan pengendalian

6
terhadap bahan baku dan biaya produksi maupun pengendalian tenaga kerja
dan lain sebagainya

2.3 Sistem pengendalian produk


Ruang lingkup manajemen produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan
yang menyangkut keputusan mengenai sistem pengendalian produksi, meliputi
berikut ini.
a. Pengendalian proses produksi
Pengendalian proses produksi ini menyangkut beberapa masalah tentang
perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dalam suatu perusahaan.
Sebagai contoh misalnya mengenai produk apa dan berapa jumlahnya yang
akan diproduksi pada suatu periode yang akan datang, bagaimana penyelesaian
proses produksinya dan kapan proses tersebut seharusnya sudah selesai, dan
lain sebagainya.
b. Pengendalian bahan baku
Di dalam sebuah perusahaan tersedianya persediaan bahan baku untuk
keperluan proses produksi merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan,
karena bahan baku dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat
penting dalam perusahaan yang bersangkutan. Ketiadaan bahan baku dalam
suatu perusahaan akan berarti terhentinya proses produksi dalam perusahaan
yang bersangkutan. Sehubungan dengan persediaan bahan baku ini, yang perlu
diperhatikan bagi suatu perusahaan adalah supaya dapat menentukan suatu
jumlah persediaan dengan tepat di samping perusahaan tersebut tidak
mengalami gangguan dalam proses produksinya karena terlalu sedikitnya
jumlah persediaan bahan baku, juga dapat melakukan penghematan-
penghematan dalam penyediaan bahan baku yang dipergunakan oleh
perusahaan tersebut dengan penyediaan yang tidak terlalu kelebihan.
c. Pengendalian tenaga kerja
Dengan dilaksanakannya pengendalian tenaga kerja yang baik dalam
perusahaan tersebut, diharapkan proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan dapat berjalan dengan baik, produk perusahaan dapat dihasilkan
sesuai dengan rencana yang telah disusun baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya. Hal ini mengingat bahwa tenaga kerja langsung yang benar-benar

7
menangani pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan tersebut, sehingga
akan mempunyai peranan yang cukup penting dalam penentuan baik dan
buruknya kualitas produk perusahaan yang bersangkutan.
d. Pengendalian biaya produksi
Biaya produksi yang dipergunakan dalam pelaksanaan proses produksi suatu
perusahaan haruslah direncanakan dan dikendalikan dengan sebaikbaiknya,
karena besar-kecilnya harga produksi ini akan menentukan besarkecilnya harga
pokok produksi. Apabila biaya produksinya terlalu tinggi sebagai akibatnya
harga pokok produksi akan tinggi pula, dan selanjutnya akan mengakibatkan
pula tingginya harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan sudah
terlalu tinggi, maka akan menimbulkan kesulitankesulitan di dalam kegiatan
pemasarannya.
e. Pengendalian kualitas
Untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam, maka mengenai kualitas
produk mempunyai peranan yang cukup penting di dalam rangka usaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan yang bersangkutan.
Apabila berproduksi tanpa memperhatikan kualitas hasil produksinya, akan
berakibat terancamnya kehidupan perusahaan tersebut pada masa yang akan
datang.
f. Pemeliharaan
Dalam pelaksanaan operasi produksi, pemeliharaan peralatan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan operasi produksi
tersebut. Apabila peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan operasi
produksi tidak didukung dengan usaha pemeliharaan peralatan dengan baik.

2.4 Sistem Informasi Produk


Ruang lingkup manajemen produksi yang mencakup kegiatan-kegiatan yang
menyangkut keputusan mengenai sistem informasi produksi yang meliputi:
a. Struktur organisasi
Di dalam penyusunan sistem informasi produksi dalam suatu perusahaan,
terlebih dahulu perlu diketahui mengenai struktur organisasi yang
dipergunakan oleh perusahaan. Apabila struktur organisasi dalam perusahaan
tersebut sudah diketahui, maka sistem informasi produksi dalam perusahaan

8
tersebut akan dapat disusun dengan memperhatikan apakah perusahaan tersebut
merupakan suatu perusahaan yang berproduksi untuk pasar ataukah perusahaan
yang berproduksi untuk kebutuhan pesanan/ pemesan.
b. Berproduksi atas dasar pesanan
Pada perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, maka kegiatan
produksinya baru akan dilaksanakan apabila terdapat pesanan yang masuk.
Dengan demikian informasi dari pesan yang masuk sampai dengan
pelaksanaan produksi dalam perusahaan tersebut perlu diatur sedemikian rupa,
sehingga semua bagian yang terlibat dengan pesanan tersebut dapat
mengetahuinya dengan pasti serta dalam waktu yang cepat.
c. Produksi untuk pasar
Berproduksi untuk pemenuhan kebutuhan pasar akan mempunyai sifat yang
berbeda apabila dibandingkan dengan berproduksi untuk pesanan. Penentuan
pelaksanaan kegiatan produksi pada perusahaan yang berproduksi untuk pasar
ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan dalam perusahaan yang
bersangkutan, yaitu berdasarkan pengalaman penjualan dan hasil analisis data
lain yang dipergunakan untuk penyusunan ramalan penjualan perusahaan.

2.5 Analisis Produksi


Berdasarkan pendapat Informan F, upaya yang dilakukan divisi produksi
dan operasional untuk meningkatkan produksi perusahaan yaitu berusaha
semaksimal mungkin untuk menemukan ide-ide kreatif dengan tujuan
meningkatkan efisiensi suatu peralatan yang digunakan perusahaan. Hal tersebut
akan sangat bermanfaaat dengan tujuan dapat mengurangi terjadinya breakdown
atau maintenance sehingga perusahaan dapat memiliki kapasitas yang berlebih
untuk produksi. Menurut Informan F, pengelolaan produksi yang ada di
perusahaan terkait persediaan bahan baku yaitu melakukan pemeriksaan jumlah
dari bahan baku dan pemeriksaan stock opname yang dilakukan setiap bulan oleh
divisi gudang (warehouse). Dalam menerima karyawan divisi produksi dan
operasional, pihak perusahaan memberikan standar khusus yaitu Calon karyawan
yang ada lebih diutamakan untuk lulusan teknik kimia baik STM Kimia, D3
Teknik Kimia maupun S1 Teknik Kimia. Upaya yang dilakukan divisi produksi
dan operasional terkait penjaminan dan pengendalian. kualitas produksi serta

9
pengendalian biaya yaitu divisi produksi dan operasional sebelum melakukan
proses produksi akan mengadakan pemeriksaan kualitas dari bahan baku, produk
setengah jadi, proses terakhir hingga produk jadi. Bilamana ditemukan adanya
permasalahan yang ada, divisi produksi dan operasional akan mengetahui dan
segera melakukan perbaikan dengan tujuan untuk menghindari adanya
pengeluaran biaya yang besar.

Gamabar produksi PT. X

Gambar Manajemen dan Pengembangan Fungsi Produksi dan Operasional


pada usaha pengolahan bahan kimia PT. X di Gresik

10
2.6  Pengertian dan Klasifikasi Biaya
a. Pengertian biaya
Pengertian biaya merupakan pengorbanan untuk memperoleh harta, sedangkan
beban merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan. Semua aktivitas
dapat di ukur dengan satuan uang yang lazim di sebut biaya dalam dunia bisnis.
b. Objek biaya
Objek biaya atau tujuan biaya (cost objective) adalah tempat di mana biaya
atau aktivitas diakumulasikan atau di ukur. Unsur aktivitas yang dapat
dijadikan sebagai objek biaya adalah :
1. Produk.
2. Produksi.
3. Departemen.
4. Divisi.
5. Lini produk.
c. Klasifikasi biaya Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam
hubungan dengan :
1. Produk.
2. Volume produksi.
3. Departemen dan pusat biaya.
4. Periode akuntansi.
5. Pengambilan keputusan.
d. Pengendalian biaya produksi
Pengendalian biaya di pandang sebagai usaha manajemen untuk mencapai
sasaran biaya dalam kegiatan tertentu. Pengendalian biaya dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya melalui program-program pengurangan biaya,
perencanaan biaya, dan perhatian.

2.7 Analisis Biaya di Pabrik


a. Analisis selisih biaya bahan baku
Dapat di hitung dengan menggunakan rumus perhitungan selisih harga bahan
baku (SHB). Secara sistematik selisih harga bahan baku dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
SHB = (HS x KS) – (HSt x KS) = (HS – HSt) x KS

Hasil perhitungan selisih kuantitas bahan baku dapat di hitung dengan


melakukan Perhitungan selisih kuantitas bahan baku (SKB). Selisih kuantitas
bahan baku dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
SKB = (KS x HSt) – (KSt x HSt) = (KS - KSt) x HS

11
Berdasarkan data harga standar bahan baku tahun 2016 perusahaan
menetapkan standar harga bahan baku senilai Rp 7.500; per kilonya. Sesuai
dengan perhitungan selisih harga bahan baku di ketahui terdapat selisih yang
cukup menguntungkan yaitu sebesar Rp 210.000,00. Terjadinya selisih tersebut
dikarenakan adanya pembelian bahan baku yang lebih rendah dari harga
standar yang ditetakan oleh pihak perusahaan. Selanjutnya untuk perhitungan
selisih kuantitas bahan baku diketahui bahwa terdapat selisih yang
menguntungkan yaitu sebesar 5.550.000 karena kuantitas sesungguhnya bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi lebih kecil dari pada kuantitas
produksi yang ditetapkan

b. Analisis selisih biaya tenaga kerja.


Analisis selisih biaya tenaga kerja dapat di hitung dengan melakukan
Perhitungan selisih tarif upah langsung (STU) dengan rumus sebagai berikut :
STU = (TS x JS) – (TSt x JS) = (TS – TSt) x JS

Hasil Perhitungan selisih efisiensi upah tenaga kerja langsung dapat di hitung
dengan melakukan perhitungan Selisih efisiensi upah langsung (SEUL) dan
dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
SEUL = (TSt x JS) – (TSt x JSt) = (JS – JSt) x TSt

Berdasarkan data standar biaya tenaga kerja langsung Dalam penetapan


standar tarif upah pihak manajemen menetapkan sebesar Rp 1.500.000,00 per
bulan dan memberikan fasilitas lainnya yang menunjang. Perhitungan standar

12
jam kerja untuk proses produksi ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah hari
yang diperkirakan dalam satu bulan adalah 25 hari 2. Efektivita standar jam
kerja perhari adalah 8 jam 3. Jumlah pekerja dalam sehari adalah 3 orang 4.
Banyaknya jam kerja efektif dalam 1 tahun adalah: 3 orang x 8 jam per hari x
25 hari x 12 bulan = 7,200 jam
c. Analisis selisish varians jam kerja biaya overhead pabrik.
Selisih varians jam kerja biaya overhead pabrik dapat di hitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
SJKBOP = (TStBOPV – TSBOPV) x JKS

Selisih tarif overhead pabrik di hitung dengan menggunakan rumus sebagai


berikut : STOvP = (JKSt –JKS) x TStBOP

Berdasarkan data standar biaya overhead pabrik, terdapat Biaya


Pemeliharaan mesin sebesar Rp Rp 2.400.000, Biaya pemeliharaan bangunan
sebesar Rp 2.640.000, Biaya listrik dan telepon sebesar Rp 1.200.000, dan
Biaya pengiriman sebesar Rp 3.300.000. Selisih menurut jam kerja diketahui
bahwa pada tahun 2016 biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari
pada biaya overhead pabrik standar pada kapasitas normal, sehingga terdapat
selisih menguntungkan sebesar 16.560.000.000 (favoreble). Terlihat dari biaya
overhead pabrik sesungguhnya dari biaya listrik dan telpon lebih kecil dari
biaya listrik dan telpon yang distandarkan oleh perusahaan.
d. Mengukur Efisiensi Biaya Produksi

13
Mengukur Efisiensi Biaya Produksi. Berdasarkan tabel tingkat efisiensi
biaya produksi terdapat presentase yang berbedabeda terlihat pada bulan Juni,
Juli, dan September memiliki presentase yang sangat efisien, dan di ikuti dengan
presentase pada bulan Januari, Februari, April, Mei, Agustus, Oktober,
November, dan Desember yang mengalami presentase efisien, dan terdapat
presentase yang tidak efisien pada bulan maret.

2.8 Pengertian Harga dan Produk


a. Produk
Produk dapat diartikan sebagai sesuatuyang diproduksi. Pengertian produk
adalah :“Product is a collection of physical , psychological, service, and sybolic
atributes that colectively yield satisfication or benefit to a buyer or user”.
Dengan kata lain produk adalah sebuah sekumpulan atribut fisik, psikologi,
layanan dan simbol-simbol yang menghasilkan kepuasan atau keuntungan bagi
pembeli atau pengguna. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
untuk mendapatkan perhatian, kemahiran, penggunaan, atau konsumsi yang
mungkin memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Kadang-kadang kita
memakai istilah lain untuk produk, seperti offering (penawaran), dan
pemecahan. Produk juga didefinisikan sebagai apa saja yang ditawarkan ke
dalam pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan.
Termasuk dalam objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Produk mempunyai beberapa komponen yaitu keanekaragaman (product
variety). Kualitas (quality), desain (desaign), bentuk (features), merek (brand),
kemasan (packing), ukuran (sizes), pelayanan (services), jaminan (warantties)
dan pengembalian (returns).
b. Harga

14
Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran atau marketing mix yang dapat
menghasilkan pendapatan, dimana elemen yang lain mendapatkan biaya. Seperti
yang diungkapkan oleh Kotler, bahwa harga merupakan bagian dari elemen
bauran pemasaran yaitu harga, produk, saluran dan promosi, yaitu apa yang
dikenal dengan istilah empat P.
2.9 Tahap-Tahap penentuan Harga
a. Mengestimasi untuk permintaan barang
Pada tahap ini seharusnya perusahaan dapat mengestimasi permintaan barang
atau jasa yang dihasilkan secara total yang akan memudahkan perusahaan
dalam melakukan penentuan harga terhadap permintaan barang yang ada
dibandingkan dengan permintaan barang baru. Dalam mengestimasi
permintaan suatu barang maka sebuah manajemen bisa menggunakan cara
berikut :
1. Menentukan harga yang diharapkan (expected price) yakni harga yang
diharapkan dapat diterima oleh konsumen yang ditemukan berdasarkan
perkiraan.
2. Mengestimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga.
b. Mengetahui terlebih dahulu reaksi dalam persaingan
Kebijaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penentuan harga harus
mempertimbangkan kondisi persaingan barang yang terdapat di pasar serta
sumber-sumber penyebab lainnya. Seperti barang sejenis yang dihasilkan oleh
perusahaan lain barang pengganti atau substitusi.
c. Barang lain yang dihasilkan oleh perusahaan lain yang sama-sama
menginginkan uang konsumen.
Dalam menentukan sebuah pangsa pasar yang dapat diharapkan oleh kalangan
perusahaan yang ingin bergerak maju lebih cepat dan tentu selalu
mengharapkan market share yang lebih besar. Memang harus disadari bahwa
untuk mendapatkan market share yang lebih besar ditunjang oleh kegiatan
promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan
penentuan harga tertentu.
d. Strategi harga
Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar terdapat beberapa strategi
harga yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target pasar yang
sesuai, yaitu :
1. Penetapan harga penyaringan (skimming price)

15
2. Penetapan harga penetrasi (penetration price) Penetapan harga
e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan
Faktor-faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan pada penentuan harga
seperti mempertimbangkan politik pada pemasaran dengan melihat pada
barang, sistem distribusi dan program promosinya. Kotler dan Amstrong
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus diperhitungkan
dalam penetapan harga yaitu:
1. Faktor Lingkungan Internal Dalam faktor lingkungan internal terdapat
beberapa faktor mendasar yang mempengaruhi perusahaan dalam
menentukan harga dari setiap produk yang dihasilkan.
2. Faktor Lingkungan Eksternal
Faktor yang perlu diperhatikan dengan seksama oleh perusahaan dalam
penetapan harga dari setiap produk yang diproduksi yaitu faktor
lingkungan eksternal.
2.10 Penentuan Brand Produksi
pengertian merek (brand) adalah sebagai “A brand is a name, term, sign,
symbol or desaign or combination of them, intended to identify the goods or
services of one seller of group of seller and differentiante them from those of
competitors.” Jadi merek membedakan penjual, produsen atau produk dari
penjual, produsen atau produk lain. Merek dapat berupa nama, merek dagang,
logo atau simbol lain. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-
merek terbaik memberikan jaminan kualitas. Tetapi merek lebih dari sekedar
simbol. Merek dapat memiliki enam tingkat pengertian, yaitu:
1. Atribut, yaitu merek mengingatkan pada atributatribut tertentu.
2. Manfaat , yaitu suatu merek lebih daripada serangkaian atribut. Pelanggan
tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat, atribut diperlukan untuk
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional.
3. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen
4. Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya tertentu
5. Kepribadian, yaitu merek juga menccerminkan kepribadian tertentu
6. Pemakai, yaitu merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau
mengunakan produk tersebut

16
Gamabar brand loyaly

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen produksi mencakup kegiatan-kegiatan yang cukup
luas, menyangkut bermacam-macam keputusan manajemen, baik
keputusan jangka pendek maupun keputusan jangka panjang yang
diterapkan dalam bidang produksi di suatu perusahaan. Sistem
manajemen yang mana terdiri perencanaan sistem produksi, sistem
pengendalian produksi, sistem informasi produksi dan proses
produksi.
2. Analisis selisih biaya bahan baku
Dapat di hitung dengan menggunakan rumus perhitungan selisih
harga bahan baku (SHB). Secara sistematik selisih harga bahan
baku dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
SHB = (HS x KS) – (HSt x KS) = (HS – HSt) x KS
Hasil perhitungan selisih kuantitas bahan baku dapat di hitung
dengan melakukan Perhitungan selisih kuantitas bahan baku
(SKB). Selisih kuantitas bahan baku dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut :
SKB = (KS x HSt) – (KSt x HSt) = (KS - KSt) x HS
3. Produk dapat diartikan sebagai sesuatuyang diproduksi dan Harga
adalah salah satu elemen bauran pemasaran atau marketing mix
yang dapat menghasilkan pendapatan, dimana elemen yang lain
mendapatkan biaya.
4. Penentuan harga yaitu mengestimesi untuk permintaan barang,
mengetahui terlebih dahulu reaksi dalam persaingan, barang lain
yang dihasilkan, startegi harga dan mempertimbangkan politik
pemasaran perusahaan. Penentuan brand produk yaitu atribut,
manfaat, budaya, pemakai dan kepribadian.

3.2 Saran
Makalah ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umum. Yang
baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari saya. Dan saya sadar
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari
berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun,
untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

18
19
DAFTAR PUSTAKA
Shabastian, M dan H. Samuel. 2013.” Pengaruh Strategi Harga dan Strategi
Produk Terhadap Brand Loyalty di Tator Café Surabaya Town Square”.
Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1 (1) : 1-9.
Massie , N. I., D. P.E .Saerang dan V. Z. dan Tirayoh. 2018.” Analisis
Pengendalian Biaya Produksi Untuk Menilai Efisiensi Dan Efektivitas
Biaya Produksi”. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. Vol. 13(3) :
355-364.
Sudiro, R. S. 2013.” Manajemen Dan Pengembangan Fungsi Produksi Dan
Operasional Pada Usaha Pengolahan Bahan Kimia Pt. X Di Gresik”.
Jurnal Agora. Vol. 1(1) : 1-13.

20

Anda mungkin juga menyukai