BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Kindom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
berjumlah kurang lebih 4000 jenis dan dikelompokan dalam 500 genera. Jumlah
tersebut yang terbesar diantara jenis lalat buah secara ekonomi penting. Di
Indonesia terdapat empat genus lalat buah dari sekitar 12 genus lalat buah yang
Lalat buah mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala (Caput), dada
(torak), dan perut (abdomen). Lalat buah juga mempunyai tiga pasang tungkai
2
yang muncul dari ruas-ruas toraknya (Gambar 1). Lalat buah hanya mempunyai
dua buah sayap. Sayap yang berkembang adalah sayap bagian depan, dan sayap
belakang mengecil dan berubah bentuk menjadi alat keseimbangan yang disebut
halter.
Kepala (Caput)
Kepala (caput) lalat buah berbentuk bulat agak lonjong, dan merupakan
tempat melekat antena dengan tiga ruas (Gambar 2). Warna pada ruas-ruas
antena merupakan salah satu ciri khas spesies lalat buah tetentu. Selain itu lalat
buah dapat dibedakan berdasarkan ciri lain yang berupa bercak hitam pada bagian
depan wajah, atau warna tertentu pada daerah kepala (Putra, 1997).
3
Dada (Torak)
Bagian punggung (dorsal) torak lalat buah mempunyai ciri khas tertentu.
Ciri tersebut dapat berupa garis di tengah (median), atau garis pinggir (lateral)
Dari arah dorsal tampak warna dasar skutum, yaitu hitam-atau hitam keabu-abuan
pada bagian tertentu. Pada sisi lateral, beberapa bagian juga mempunyai warna
tertentu sebagai penciri, misalanya warna skutelum (Gambar 3). Skutelum lalat
tambahan warna lain, misalnya hitam dengan pola bercak tertentu (White &
Haris, 1992).
4
Pospronotal lobe
subkosta (Costal band 2) dan vena-vena lain di sekitarnya (Gambar 4), selain
vena costa juga terdapat vena melintang yang mempunyai pemanjangan ke arah
posterior yang merupakan ciri khas jenis lalat buah tertentu (Siwi et al., 2006).
Perut (abdomen)
misalnya huruf “T” yang jelas atau berupa bercak-bercak hitam yang tidak jelas
5
(Gambar 5). Secara umum abdomen lalat buah berwarna coklat tua. Namun ada
juga beberapa genus lalat buah yang abdomenya berwarna hitam atau abu-abu.
Perbedaan warna menunjukkan spesies lalat buah tertentu. Ciri-ciri spesies lalat
buah juga dijumpai pada tergit ruas abdomennya (Drew et al., 1982). Misalnya
pekten, yaitu sekelompok bulu-bulu mirip sisir yang terdapat pada tergit ruas
ketiga abdomen beberapa genus lalat buah jantan (Gambar 5). Selain itu pada
tergit ruas kelima abdomen lalat buah terdapat sepasang bercak berbentuk bulat
Terdapat spot hitam berbentuk bulat pada muka, pospronotal lobe dan
notopleura kuning, dan skutum berwarna hitam. Terdapat pita kuning pada sisi
lateral skutum, scutelum berwarna kuning. Jantan tertarik pada atraktan jenis
Metyl eugenol, tanaman inang B. dorsalis adalah, Jambu air, blimbing, mangga,
Spot hitam berbentuk bulat di bagian muka, sayap dengan ciri spesifik
yaitu terdapt tiga pita coklat melintang pada bagian sayap, skutum berwarna
hitam dengan pita kuning pada sisi lateral. Warna abdomen bervariasi kadang
berwarna hitam melebar di sisi lateral, jantan mempunyai pekten dan tertarik
Muka dengan garis hitam di bawah antena, sayap dengan pita hitam
mencapai R2-3 dan memanjang sampai ujung sayap dan membulat. Skutum
berwarna hitam dengan pita kuning pada sisi lateral dan medial longitudinal
(USDA, 2012). Jantan tertarik pada atraktan jenis Cue lure (Suputa et al., 2010).
Spot berwarna hitam lonjong di bagian vertex, sayap dengan ciri spesifik
yaitu pita coklat tebal pada venasi sayap melintang pada cu-m dan tebal
melintang pada r-m, Terdapat garis coklat merah yang tebal memanjang sampai
ujung pola sayap (apex) dan membentuk pola sepeti bulan sabit. Pada abdomen
terdapat polo hitam lebar pada terga I- VI. Skutum berwarna coklat hitam dengan
pita kuning pada sisi lateral dan medial longitudinal (DNQB-MAP, 2010).
7
Muka dengan spot hitam berbentuk oval di vertex, sayap dengan ciri
spesifik yaitu pita coklat hitam memanjang dari epical membulat di ujung sayap,
pita coklat tebal melintang pada dm-cu. Bagian torak terdapat pita kuning di sisi
lateral dan medial longitudinal, jantan tertarik pada atraktan jenis Cue lure (Drew,
et al., 2006).
bentuk abdomen seperti tawon. Garis costa mempunyai pita hitam melebar dari
dasar sampai ujung sayap. Pada abdomen terdapat pecten (sisi rambut) pada
tergit III. Skutum tidak mempuyai garis berwarna kuning. Muka dengan noda
atau bercak hitam pada rongga antena. D. longicornis berpotensi sebagai hama
tanaman cucurbitaceae. Jantan tertarik pada atraktan jenis Cue lure. (Siwi et al.,
2006).
Muka dengan spot hitam berbentuk bulat di bagain vertex, sayap dengan
pita coklat memanjang dari apical sampai pada ujung sayap. Abomen
membentuk pola “T” yang lebar dengan medial longitudinal yang tipis, terdapat
spot hitam yang lebar pada terga III-V. Skutum berwarna hitam dengan pita
kuning pada sisi lateral dan media longitudinal (USDA, 2012). Jantan B.
exornata tertarik pada atraktan jenis Cue lure (Suputa et al., 2010).
8
Tubuh secara keseluruhan berwarna hitam, tidak terdapat spot pada sayap,
skutum berwarna hitam, terdapat pita kuning pada sisi lateral yang berukurang
pendek, bagian muka berwarna coklat hitam, dan tidak terdapat spot pada muka
(USDA, 2012). Jantan B. nigrotibialis tertarik pada atraktan jenis Cue lure
terdapat pita kuning di sisi lateral, dan dasar skutelum berwarna coklat
kehitaman , Abdomen: terdapat pola hitam yang lebar di sisi lateral abdomen,
sayap dengan pita hitam mencapai r-m dan dm-cu. Jantan tertarik atraktan jenis
pada cue lure (Allwood et al., 1999). Tanaman inang B. albistrigata adalah
jambu biji, jambu air, jambu bol, dan nangka (Siwi et al., 2006).
Telur
ovipositor. Bekas tusukan itu ditandai adanya noda hitam yang tidak terlalu jelas
dan merupakan gejala awal serangan lalat buah (Bangun, 2009). Telur berwarna
putih bening sampai kuning krem, ukuran telur bervariasi tergantung jenis lalat
buah (Putra, 1997). Pada umumnya telur berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
9
berkelompok 2-15 butir pada buah, dalam 1 hari telur diletakan antara 1- 40
butir. Satu ekor lalat buah betina dapat menghasilkan 1200-1500 butir selama
Larva
tergantung dari jenis dan ketersediaan zat gizi esensial dalam media makanannya.
Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat panjang
dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah terdiri atas 3 bagian; yaitu
Hortikultura 2001). Larva terdiri atas tiga instar. Larva membuat saluran-saluran
di dalam buah dan menghisap cairan buah selama 6-9 hari di dalam buah dan
menyebabkan buah menjadi busuk. Setelah menjadi instar ke III, larva tersebut
menjatuhkan diri dan masuk ke dalam tanah lalu membentuk pupa di dalam tanah
Pupa
Pupa lalat buah berada di dalam puparium yang berbentuk oval, warna
dipengaruhi oleh kondisi tanah. Pada tanah yang lembab dengan aerasi baik
perkembangan pupa membutuhkan waktu yang lebih singkat yaitu sekitar 10-18
hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah (Putra, 1997).
10
Imago
Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7 mm x 0,3 mm dan terdiri atas
kepala, toraks, dan abdomen. Toraks terdiri atas 3 ruas; berwarna oranye, merah
kecoklatan, coklat, atau hitam, pada abdomen umumnya terdapat dua pita
melintang dan satu pita membujur warna hitam atau membentuk huruf “T” yang
kadang-kadang tidak jelas. Ujung abdomen lalat betina lebih runcing dan
mempunyai alat peletak telur (ovipositor) yang cukup kuat untuk menembus kulit
Daur hidup lalat buah dari telur sampai dewasa di daerah tropis berlangsung
25 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat membutuhkan sumber protein untuk
Gejala awal serangan lalat buah ditunjukkan dengan adanya noda hitam
berukuran kecil. Bintik kecil yang berwama hitam tersebut merupakan bekas
tusukan ovipositor lalat buah betina (Siwi et al., 2006) Larva yang baru menetas
langsung memakan daging buah, larva menggunakan alat mulutnya yang berupa
kait tajam untuk mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak
yang fungsinya untuk melunakkan daging buah sehingga mudah di sedot dan di
cerna oleh larva lalat buah (Putra, 1997). Akibat serangan larva tersebut buah
menjadi busuk dan gugur sebelum waktunya selain itu larva membuat lubang
ketika lalat buah meletakkan telur pada buah, bakteri pembusuk menyebabkan
daging buah menjadi busuk. Sesudah telur menetas, larva mengorek daging buah
sehingga mudah diisap dan dicerna oleh larva lalat buah. Enzim yang
1. Iklim
2. Tanaman inang
3. Musuh alami
1. Iklim
McPheron & Steck (1996) menyatakan bahwa faktor iklim seperti curah
a. Curah Hujan
menjadi imago lalat buah. Kelembaban tanah yang optimal bagi kehidupan pupa
lalat buah antara 80-90% (Sodiq, 1993). Kepadatan populasi lalat buah
12
harus berkorelasi dengan fenologi tanaman inang (Bagle & Prasad 1983).
curah hujan memiliki hubungan yang saling berkaitan, seperti lalat buah
jenis Anastrepha oblique mempunyai hubungan yang tidak linier (Aluja et al.,
1996).
b. Kelembaban
80%. Kelembaban yang rendah dapat menurunkan keperidian lalat buah dan
udara yang terlalu tinggi (95-100%) dapat mengurangi laju peletakan telur
akan semakin panjang. Lalat buah dapat hidup baik pada kelembaban antara
c. Intensitas Cahaya
betina dalam perilaku makan, peletakan telur, dan kopulasi. Lalat aktif pada
keadaan terang, yaitu pada siang hari dan kopulasi pada intensitas cahaya rendah.
Selain itu, lalat betina yang banyak mendapatkan sinar akan lebih cepat bertelur
(Siwi, 2005).
13
d. Suhu
lalat buah dan akan menentukan fluktuasi populasinya (Flecher, 1987). Pada
daerah tropis yang tidak banyak mengalami fluktuasi suhu, fluktuasi populasi
lalat buah secara nyata tetap terjadi. Populasi lebih besar terjadi selama
musim kemarau dari pada di musim hujan. Untuk lalat buah yang multivoltine,
suhu di bawah 210C dapat menurunkan laju pertumbuhan lalat buah selama
stadium muda. Produksi telur maksimum terjadi pada suhu 250C sampai
e. Cuaca
suhu tinggi daripada suhu rendah, sebagai contoh misalnya pada suhu 150C
persentase perkembangan per hari sebesar 2,94% sedangkan pada suhu 250C
meningkatnya suhu yaitu menjadi 15,48% pada 30 0C. (Bateman, 1968 dalam
Pritchard, 1970).
2. Tanaman Inang
berbeda karena keberadaan inang tanaman sayuran ada sepanjang tahun. Tingkat
14
kematangan buah berpengaruh terhadap kehidupan lalat buah. Buah yang lebih
matang lebih disukai oleh lalat buah untuk meletakkan telur daripada buah
lalat buah. Jenis pakan yang banyak mengandung asam amino, vitamin, mineral,
lalat buah. Peletakan telur dipengaruhi oleh bentuk, warna, dan tekstur buah.
Bagian buah yang ternaungi dan agak lunak merupakan tempat ideal untuk
3. Musuh Alami
Musuh alami adalah salah satu faktor penyebab kematian lalat buah.
Musuh alami dapat berupa parasitoid, predator, dan patogen. Di lapang dijumpai
spp. Predator yang memangsa lalat buah antara lain semut, laba-laba, kumbang,
dan cocopet. Patogen yang menyerang lalat buah diduga cendawan Mucor sp.
dalam mengurangi populasi lalat buah adalah parasitoid lalat buah yang berasal
Brazil sebagai musuh alami lalat buah yaitu dari genus Opius (Wesmael), Utetes
dari famili branconidae yang ditemukan di Brazil dan negara Amerika Selatan
lainnya, namun jenis parasitoid yang telah digunakan dalam pengendalian biologi
15
2012).
branconiadae yang memerasit lalat buah jenis B. dorsalis antara lain Fobius
(Fullaway) (Vijaysegaran, 1984; Rohani, 1986; Serit 1987; Ibrahim et al., 1994
dengan derajat parasitasi pada pupa lalat buah berkisar antara 10 sampai 56%
dengan rata-rata 35% (Garry et al., 1986). Pupa B. carambolae terpasit oleh B.
(Soesilohadi, 1995).