Anda di halaman 1dari 4

PENGAWASAN DAN PENERTIBAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN

LINTAS PROGRAM DAN LINTAS DAERAH KABUPATEN/KOTA YANG


TERKAIT DENGAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Sebagaimana amanat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman pada pasal (81) tentang pengendalian dan kawasan permukiman.
Dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
bertanggungjawab melaksanakan pengendalian dalam penyelenggaraan kawasan
permukiman. Adapun tujuan dari pengendalian tersebut, agar dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman dimaksudkan untuk:
a. menjamin pelaksanaan pembangunan permukiman dan pemanfaatan permukiman
sesuai dengan rencana kawasan permukiman;
b. mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
dan
c. mencegah terjadinya tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak
terencana dan tidak teratur.

Selanjutnya dijelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah dilakukan mulai tahap perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan. Pengendalian
kawasan permukiman dilakukan pada lingkungan hunian perkotaan dan lingkungan hunian
perdesaan. Pengendalian lingkungan hunian perkotaan dilakukan pada pengembangan
perkotaan dan perkotaan baru, sedangkan lingkungan hunian perdesaan dilakukan pada
pengembangan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, social/budaya perdesaan.
Pengendalian pada tahap perencanaan dilakukan dengan mengawasi rencana penyediaan
prasarana, sarana dan utilitas umum sesuai dengan standar pelayanan minimal dan
memberikan batas zonasi lingkungan hunian dan tempat kegiatan pendukung. Pengendalian
ini dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Pada tahap pembangunan, dilakukan
pengawasan dan pengendalian dengan tujuan untuk menjaga kualitas pembangunan
permukiman, yang dilakukan meliputi kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Pemantauan yang dilakukan merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap
penyelenggaraan kawasan permukiman secara langsung, tidak langsung dan/atau melalui
laporan masyarakat.

MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan pada saat pemanfaatan sebagai
wujud dari pengendalian kawasan permukiman. Adapun pemberian insentif dan
disinsentifdapat dilakukan oleh:
a. Pemerintah kepada pemerintah daerah;
b. pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya
c. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada badan hukum; atauPemerintah dan/atau
pemerintah daerah kepada masyarakat.

Pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang diselenggarakan untuk:


a. meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan tata
ruang sesuai dengan rencana tata ruang;
b. memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana tata ruang; dan
c. meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan
BENTUK DAN TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF

ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang. Insentif dapat diberikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang pada kawasan yang didorong pengembangannya. Insentif diberikan
dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan\ ketentuan peraturan perundang-
undangan. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, pemberian insentif berupa:
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi silang;
c. pembangunan serta pengadaan prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan/atau
d. kemudahan prosedur perizinan.

Sedangkan berdasarkan PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,


insentif dapat berupa insentif fiskal dan/atau insentif non fiskal. Insentif fiskal dapat berupa:
pemberian keringanan pajak dan/atau penguranganretribusi. Insentif non fiskal dapat
berupa:
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi silang;
c. kemudahan perizinan;
d. imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. penyediaan prasarana dan sarana;
h. penghargaan; dan/atau
i. publikasi atau promosi.

Insentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dapat berupa:


a. subsidi silang;
b. kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah;
c. penyediaan prasarana dan sarana di daerah;
d. pemberian kompensasi;
e. penghargaan dan fasilitasi; dan/atau
f. publikasi atau promosi daerah.

Insentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dapat berupa:
a. pemberian kompensasi dari pemerintah daerah penerima manfaat kepada daerah pemberi
manfaat atas manfaat yang diterima oleh daerah penerima manfaat;
b. kompensasi pemberian penyediaan sarana dan prasarana;
c. kemudahaan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah
daerah penerima manfaat kepada investor yang berasal dari daerah pemberi manfaat;
dan/atau
d. publikasi atau promosi daerah.

Insentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat dapat berupa:
a. pemberian keringanan pajak;
b. pemberian kompensasi;
c. pengurangan retribusi;
d. imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
h. kemudahan perizinan.

Mekanisme pemberian insentif yang berasal dari pemerintah daerah provinsi diatur dengan
peraturan gubernur dan mekanisme pemberian insentif dari pemerintah daerah kepada
pemerintah daerah lainnya diatur berdasarkan kesepakatan bersama antar pemerintah daerah
yang bersangkutan.

BENTUK DAN TATA CARA PEMBERIAN DISINSENTIF

Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi
pengembangannya. Disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Disinsentif menurut UU Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Disinsentif berupa:
a. pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan;
b. pengenaan retribusi daerah;
c. pembatasan fasilitasi program dan kegiatan bidang perumahan dan kawasan permukiman
dan/atau
d. pengenaan kompensasi.

Sedangkan menurut PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,


disinsetif dapat berupa disinsentif fiskal dan disinsentif non fiskal. Disinsentif fiskal berupa
pengenaan pajak yang tinggi. Disinsentif non fiskal berupa:
a. kewajiban memberi kompensasi;
b. pensyaratan khusus dalam perizinan;
c. kewajiban memberi imbalan; dan/atau
d. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.

Disinsentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk:
a. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan
oleh Pemerintah
b. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di daerah; dan/atau
c. pemberian status tertentu dari Pemerintah.

Disinsentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dapat berupa:
a. pengajuan pemberian kompensasi dari pemerintah daerah pemberi manfaat kepada
daerah penerima manfaat;
b. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana; dan/atau
c. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan
oleh pemerintah daerah pemberi manfaat kepada investor yang berasal dari daerah
penerima manfaat.

Disinsentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat dapat berupa:
a. kewajiban memberi kompensasi;
b. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
c. kewajiban memberi imbalan;
d. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana; dan/atau
e. pensyaratan khusus dalam perizinan.
Mekanisme pemberian disinsentif yang berasal dari pemerintah daerah provinsi diatur dengan
peraturan gubernur dan mekanisme pemberian disinsentif dari pemerintah daerah kepada
pemerintah daerah lainnya diatur berdasarkan kesepakatan bersama antarpemerintah daerah
yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai