ABSTRACT
This research aims to empirically examine the effect of NPL, CAR, LDR, DPK and ROA on lending
to commercial banks going public in IDX 2014-2017. The research population is 41 public banks
and 25 samples selected using purposive sampling method. The research data is in the form of
secondary data processed with SPSS Version 19, and analyzed by multiple linear regression. The
results of this study indicate that Non-Performing Loans (NPL) have no effect on lending, Capital
Adequacy Ratio (CAR) has no effect on lending, Loan to Deposit Ratio (LDR) has a positive effect
on lending, and Third Party Funds significant positive effect on lending to commercial banks that
went public on the IDX in 2014-1017.
ABSTRAK
Penelitiani ni bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh NPL, CAR, LDR, DPK dan ROA
terhadap penyaluran kredit pada bank umum go publicdi BEI tahun2014-2017. Populasi penelitian
adalah 41 bank umum dan sempel sebanyak 25 yang dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling. Data penelitian berupa data sekunder yang diolah dengan SPSS Versi 19, dan
dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Non Performing
Loan (NPL) Tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit, Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak
berpengaruh terhadap penyaluran kredit, Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif
terhadap penyaluran kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) ber pengaruh positif signifikan terhadap
penyaluran kredit pada bank umum yang go publik di BEI tahun 2014-1017.
Kata Kunci : NPL, CAR, LDR, DPK, ROA dan penyaluran kredit
120
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
sangat diperlukan untuk kelancaran Kredit dalam hal ini adalah kredit
kegiatan perekonomian disektor riil. bermasalah. Kredit bermasalah
Kegiatan bank tersebut digolongkan menjadi kredit dengan
memungkinkan masyarakat kualitas kurang lancar, diragukan dan
melakukan kegiatan investasi, macet (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
distribusi, serta konsumsi barang dan
jasa. Capital Adequacy Ratio (CAR)
3. Agent of Services CAR merupakan salah satu
Selain kegiatan penghimpun dan indikator kesehatan permodalan bank.
penyalur dana, bank juga memberikan Penilaian permodalan merupa kan
bermacam-macam jasa yang penilaian terhadap kecukupan modal
ditawarkan kepada masyarakat, antara bank untuk mengcover eksposur risiko
lain berupa jasa pengiriman uang, saat ini dan mengantisipasi eksposur
jasa penitipan barang berharga, jasa risiko dimasa mendatang. CAR
pemberian jaminan bank, dan jasa memperlihatkan seberapa besar jumlah
penyelesaian tagihan. seluruh aktiva bank yang mengandung
resiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
Penyaluran Kredit tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari
Menyalurkan dana merupakan modal sendiri disamping memperoleh
kegiatan menjual dana yang berhasil dana-dana dari sumber-sumber diluar
dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini bank (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
dikenal dengan nama kegiatan Lending. Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Umum, semakin tinggi nilai CAR
bank dilakukan melalui pemberian menunjukkan semakin sehat bank
pinjaman yang dalam masyarakat lebih tersebut.
dikenal dengan nama kredit (Kasmir,
2007). Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Menyalurkan dana dalam bentuk (ATMR)
kredit berarti melemparkan kembali dana Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
yang telah dihimpun bank melalui mencakup aktiva neraca pada bank yang
simpanan masyarakat kepada masyarakat masing-masing pos-pos tersebut
dalam bentuk kredit atau pinjaman. diberikan bobot resiko yang terkandung
pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko
Non Performing Loan (NPL) yang didasarkan pada golongan nasabah,
NPL merupakan salah satu penjamin atau sifat barang jaminan.
indikator kesehatan kualitas aset bank. Langkah-langkah perhitungan
NPL yang digunakan adalah NPL neto penyediaan modal minimum bank adalah
yaitu NPL yang telah disesuaikan. sebagai berikut:
Mulyaningrum (2008) mengatakan a. ATMR aktiva neraca dihitung dengan
penilaian kualitas aset merupakan mengalikan nilai nominal masing-
penilaian terhadap kondisi aset Bank dan masing aktiva yang bersangkutan
kecukupan manajemen risiko kredit.
121
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
dengan bobot resiko dari masing- pendanaan aktivitas sektor riil melalui
masing pos. penyaluran kredit (Oktaviani, 2012).
b. ATMR administrative dihitung Dengan kata lain semakin tinggi dana
dengan mengalikan nominal nilai pihak ketiga maka semakin banyak kredit
rekening administratif yang yang disalurkan. Secara umum kegiatan
bersangkutan dengan bobot menghimpun dana ini dibagi kedalam
resikonya. tiga jenis, yaitu: giro, tabungan, dan
c. Total ATMR = ATMR aktiva neraca deposito.
+ ATMR aktiva administratif.
Setiap bank memiliki cara sendiri dalam Return On Asset (ROA)
mengelola permodalannya, apakah bank Laba merupakan tujuan utama yang
tersebut termasuk risk averse yaitu ingin dicapai dalam sebuah usaha,
cenderung memilih cara yang aman termasuk juga bagi usaha Bank Umum.
seperti menyalurkannya lewat SBI atau Laba yang tinggi membuat bank
risk taker yaitu dengan memilih mendapat kepercaya an dari masyarakat
menggunakan modalnya untuk sesuatu yang memungkin kan bank untuk
lebih beresiko seperti kredit (Triasdini, menghimpun modal yang lebih banyak
2010). untuk dapat disalurkan kembali dalam
bentuk kredit. Pendapatan terbesar bank
Loan Deposit Ratio (LDR) diperoleh dari usaha bank dalam
Rasio LDR yang tinggi menyalurkan kreditnya. Tingkat laba atau
menunjukkan bahwa suatu bank profitability yang diperoleh oleh bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-up) biasanya diproksikan dengan Return On
atau dalam arti relative tidak likuid Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk
(illiquid). Dalam Kasmir (2007) rasio mengukur kemampuan manajemen bank
LDR merupakan rasio perbandingan dalam memperoleh keuntungan atau laba
antara jumlah dana yang disalurkan keseluruhan. Semakin besar nilai ROA
kepada masyarakat (nasabah) dalam suatu bank, maka semakin besar pula
bentuk kredit dengan jumlah dana tingkat keuntungan bank tersebut dan
masyarakat dan modal sendiri yang semakin baik pula posisi bank tersebut
digunakan. dari penggunaan asset. Rasio ini
diperoleh dengan cara membagi laba
Dana Pihak Ketiga (DPK) bersih dengan total aktiva (Surat edaran
Menurut Kasmir (2007), yang Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 2004).
dimaksud sumber dana bank adalah usaha
dana bank dalam menghimpun untuk Kerangka Penelitian
membiayai operasinya. Dana Pihak Berdasarkan konsep-konsep dasar
Ketiga merupakan sumber dana/total teori dan hasil-hasil penelitia terdahulu
dana yang berhasil dihimpun oleh bank tersebut maka faktor-faktor yang dapat
yang berasal dari masyarakat. Umumnya digunakan untuk memprediksi
dana yang dihimpun olehBank Umum penyaluran kredit adalah NPL, CAR,
dari masyarakat akan digunakan untuk LDR, DPK dan ROA. Atas dasar analisis
122
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Kerangka Penelitian
Non Performing Loan (X1)
H1
H3 Penyaluran Kredit
Loan Deposit Ratio (X3)
(Y)
H4
Dana Pihak Ketiga (X4)
H5
123
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
124
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
125
Definisi Operasional Variabel jumlah dana masyarakat dan modal
Variabel Dependen (Y) sendiri yang digunakan. Besarnya
Variabel Dependen dalam LDR menurut peraturan pemerintah
penelitian ini adalah Penyaluran Kredit. maksimum adalah 100% (Kasmir,
Menurut Pratiwi dan Hindasah, 2014. 2017)
Penyaluran Kredit adalah Kredit yang Total kredit
LDR = ------------------------ × 100%
disalurkan oleh bank. Rumus penyaluran Total DPK + Equity
kredit yaitu : Jumlah kredit bank umum
pada akhir periode tahunan . 4. DPK (Dana Pihak Ketiga)
DPK adalah jumlah dana pihak
Variabel Independen (X) keriga yang diperoleh dari dana
1. NPL (Non Performing Loan) masyarakat. Rumus DPK yaitu :
NPL adalah besarnya kredit (Harahap, 2016)
bermasalah yang digolongkan ke DPK = giro + tabungan + deposito.
dalam kredit yang kolektibilitas nya
kurang lancar, diragukan dan macet 5. ROA (Return On Asset)
terhadap total kredit yang ROA adalah Perbandingan laba
dikeluarkan. NPL dapat dihitung bersih sebelum pajak terhadap total
dengan rumus (SEBI No.6/23/DPNP, asset. ROA dapat dihitung dengan
2004): rumus (SEBI No.6/23/DPNP, 2004):
Kredit Bermasalah Laba Sebelum Pajak
NPL = -------------------------- × 100% ROA = --------------------------- × 100%
Total Kredit Total Asset
Tabel
Uji t
13
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
128
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Tabel
Regresi Linier Berganda
129
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
kerugian dana yang diakibatkan oleh ROA terhadap penyaluran kredit. Hal
kegiatan operasional bank karena ini mengindikasikan bahwa tinggi
penyaluran kredit banyak didanai rendahnya ROA tidak mempengaruhi
oleh DPK. peningkatan penyaluran kredit.
3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh positif terhadap Keterbatasan Penelitian
penyaluran kredit, dengan nilai t Penelitian ini hanya menggunakan
hitung sebesar 2,030 lebih besar dari variabel bebas yang berpengaruh
nilai t tabel sebesar 1.661 dan nilai terhadap penyaluran kredit yang dibatasi
probabilitas sebesar 0,045 < taraf hanya variabel NPL, CAR, LDR, DPK,
signifikansi 5% atau 0,05.Dengan dan ROA.
demikian H3 diterima artinya ada
pengaruh yang signifikan dan positif Saran
antara LDR terhadap penyaluran Untuk penelitian mendatang agar
kredit. Semakin tinggi LDR maka memperbanyak variabel bebas yang
kemampuan kredit yang telah diteliti misalnya : kualitas aset, net profit
disalurkan oleh bank juga semakin margin, net interest margin, rasio BOPO,
tinggi. rasio likuiditas dan variabel bebas lainnya
4. Dana Pihak Ketiga (DPK) agar mendapatkan hasil yang maksimal.
berpengaruh positif signifikan
terhadap penyaluran kredit, dengan DAFTAR PUSTAKA
nilai t hitung sebesar 19,213 lebih Akbar dan Munawaroh, 2014. “Analisis
besar dari nilai t tabel sebesar 1.661 Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < Tingkat Suku Bunga Kredit, Non
Performance Loan (NPL), dan
taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran
Dengan demikian H4 diterima Kredit Bank Pemerintah di
artinya ada pengaruh yang signifikan Kalimantan Selatan”. Jurnal Spread
dan positif antara Dana Pihak Ketiga Vol. 4 No. 1 April.
(DPK) terhadap Penyaluran Kredit. Ali dan Mashud, 2004. “Asset Liability
Hal ini menyebabkan semakin besar Management: Menyiasati Risiko
DPK yang berhasil dihimpun maka Pasar dan Risiko Operasional”.
Jakarta: PT Gramedia.
semakin besar pula jumlah kredit
Almilia, dkk, 2005. “Analisa Rasio
yang disalurkan. Camel terhadap Prediksi Kondisi
5. Return On Assets (ROA) tidak Bermasalah pada Lembaga
berpengaruh terhadap penyaluran Perbankan Periode 2000-2002”.
kredit, yang dibuktikan dengan nilai t Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
hitung sebesar 0,358 lebih kecil dari Volume 7 Nomor 2, STIE Perbanas,
nilai t tabel sebesar 1.661 dan nilai Surabaya, hal 12.
Budisantoso dan Sigit. 2006. “Bank dan
probabilitas sebesar 0,721 > taraf
Lembaga Keuangan Lain”.Jakarta :
signifikansi 5% atau 0,05. Dengan Salemba Empat
demikian H5 ditolak artinya tidak Francisca dan Siregar, 2009. Menguji
ada pengaruh yang signifikan antara “Pengaruh Faktor Internal Bank
130
No. 46 / Th. XXVI / April 2019 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
131