Disusun oleh :
NIM : 1901022
PANAKKUKANG MAKASSAR
Pujisyukur kehadirat Allah swt, yang memberikan nikmat-Nya sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah Sejarah Keperawatan Jiwa, ini. Shalawat serta salam tak
lupa kita khaturkan kepada Nabi Muhammad saw, karena berkat beliaulah kita dapat merasakan
pendidikan seperti saat sekarang ini.
Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak terutama dosen Matakuliah Keperawatan Jiwa Yaitu KENS NAPOLION. S.Kp.,
M.kep.,Sp.Kep.J. Oleh karena itu, Saya mengucapkan terimakasih kepada beliau dan terimakasih
yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Mudah-mudahan segala bantuan dan dorongan yang diberikan mendapa timbalan dari Allah swt.
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi penulis.
Muhammad ilham
Enrekang
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………….....
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang………………………………………………………………………………...
Tujuan………………………………………………………………………………………….....
RumusanMasalah………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan…………………………………………………………………………………….......
Saran……………………………………………………………………………………………......
...
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu tinggi
sehingga terjadi hubungan social dan budaya. Hubungan social antar manusia dirasakan menurun
akhir – akhir ini, bahkan kadang- kadang hanya sebatas imitasi saja. Padahal bangsa Indonesia
yang mempunyai / menjunjung tinggi adat ketimuran sangat memperhatikan hubungan social ini.
Dengan demikian kita patut waspada dari kehilangan identitas diri tersebut. Perubahan yang
terjadi tadi dapat membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak pasti antara moral, norma,nilai
– nilai dan etika bahkan juga hokum. Menurut Dadang Hawari ( 1996 ) hal – hal tersebut dapat
menyebabkan perubahan psikososial, antara lain : pola hidup social religious menjadi
materialistis dan sekuler. Nilai agama dan tradisional diera modern menjadi serba boleh dan
seterusnya.
Perubahan – perubahan yang dirasakan dapat mempengaruhi tidak hanya fisik tapi juga
mental, seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat tidak hanya fisik tetapi
juga mental,social dan spiritual. Standar sehat yang disampaikan oleh WHO tersebut dapat
menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat banyak, karena perawat mempunyai
kesempatan kontak dengan klien selama 24 jam sehari. Olehnya itu dalam tulisan ini kami
bermaksud mebahas tentang dimensi spiritual, dimensi spiritual dalam kesehatan, konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan spiritual dan proses keperawatan dalam dimensi spiritual.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan tentang Sejarah Singkat Perkembangan keperawatan jiwa di dunia dan di
Indonesia Dan Tokoh Tokoh yang berperan dalam Sejarah perkembangan Keperawatan Jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai
pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris.
peradaban manusia.
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang
ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri
keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang
masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa
sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu
mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil
didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut.
Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop,
yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit,
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit
dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat
ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien.
Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin
agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu
banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk
mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk
yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti,
Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan
kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh
yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah
ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan
adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga
perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat
bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk
menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari
orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat
dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan
keperawatan :
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya
pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini.
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama
dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini
mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara
Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang
bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami
perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence membuka
keperawatan di dunia.
Manajemen RS
1. Peru
Dari zaman purbakala telah terdapat tanda- tanda yang menunjukkan bahwa pada waktu
itu manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati gangguan jiwa. Ditemukan beberapa
tengkorak yang di lubangi, mungkin pada penderita penyakit ayan atau yang menunjukan
perilaku kekerasan dengan maksud untuk mengeluarkan roh jahat. Kepercayaan bahwa gangguan
jiwa itu timbul karena masuknya roh nenek moyang ke dalam tubuh seseorang lalu
2. Mesir
Kira –kira dalam tahun 1500 SM terdapat tulisan tentang orang yang sudah tua, sebagai
berikut: “... hati menjadi berat dan tidak dapat mengingat lagi hari kemarin”. Dalam tahun-tahun
berikutnya di sana di dirikan beberapa buah kuil yang terkenal dengan nama “Kuil Saturn” untuk
3. Yunani
Hippocrates (460-357 SM) yang sekarang di anggap sebagai bapak ilmu kedokteran yang
terkenal karena rumus sumpah dokternya telah menggambarkan gejala- gejala melancholia dan
berpendapat bahwa penyakit ayan itu bukanlah suatu penyakit keramat akan tetapi mempunyai
penyebab alamiah seperti penyakit lain.Dalam kuil-kuil yang di pakai sebagai tempat perawatan
pasien dengan gangguan jiwa di gunakan hawa segar, air murni dan sinar matahari serta musik
yang menarik dalam pengobatan para penderita itu. Dalam jaman romawi pada waktu itu di
lakukan “pengeluaran darah dan mandi belerang”. Setelah jatuhnya kebudayaan yunani dan
romawi, dan ilmu kedokteran mengalami kemunduran. Penderita gangguan jiwa di ikat, di
kurung, di pukuli atau dibiarkan kelaparan. Ada yang di masukan ke dalam sebuah tong lalu di
gulingkan dari atas bukit ke bawah ada yang di cemplungkan ke dalam sungai secara mendadak
4. Negara-negara Arab
diit, obat-obatan , wangi-wangian, dan musik yang halus dalam suasana yang santai.
5. Eropa
Pada abad ke -17 dan 18 di dirikan rumah perawatan penderita gangguan jiwa yang
dinamakan “rumah amal”, “ rumah kontrak” atau “suaka duniawi”. Cara pengobatan yang
populer pada waktu itu ialah “ pengeluaran darah “, penderita di pakaikan “ “pakaian gila” dan di
cambuk.
6. Prancis
Pada akhir revolusi abad ke- 18 terjadi perubahan dalam tempat penampungan penderita
gangguan jiwa. PHILLIPE PINEL (1745- 1826) menjadi pengawas rumah sakit Bicetre ( untuk
penderita pria) dan kemudian pada Salpetriere ( untuk penderita wanita). Keduanya di huni oleh
penjahat , penderita retradasi mental dan penderita gangguan jiwa. Tindakan pertama pinel ialah
pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken
Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan
staf dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk
Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di
Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia
melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain :
pencacaran umum
maju. Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919
dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 – 1942 berdiri
rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus
Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu
orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi
4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai
pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP.
Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik Departemen
Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu
Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu
PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di
6 model yaitu:
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila
ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan
seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma,
agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of
Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis
terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak
mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata,
dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan
sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa
mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan
ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali
dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal
dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.
Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya,
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya
( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh
dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman.
Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang
akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini
perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang
sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun
rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan
yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing
mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan
dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati
dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal
yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan
perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya
stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause anxiety and
symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment
manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan
sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus
sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial
klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan
akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat
introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in
group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback
tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).
memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back
dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas
kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respo
maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine,
batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang
percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti :
susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan,
dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena
tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul
mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks
meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya
harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik
interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan
prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi,
laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi
yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa
pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger
Dalam pendekatan keperawatn jiwa kita menggunakan beberapa model konseptual yaitu
Kraeplin)
B. Saran
Kita sebagai perawat tidak boleh lupa akan sejarah perjuangan keperwatan jiwa yang
selalu dipandang sebalah mata terhdapa khalayak umum & harus terkobarkan semangat juang
membantu orang yang mengalami gangguan jiwa untuk sembuh seperti semula.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta:
EGC.
Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC