Anda di halaman 1dari 2

Ditulis oleh : Widyana Rahma Cahyani/ GenBI Komisariat UM

“Potensi dan Tantangan Ekonomi Keuangan Syariah untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi
Daerah”

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim yang besar dan sudah
selayaknya Indonesia menjadi pelopor pengembangan keuangan syariah. Sudah sepatutnya
Indonesia mengambil langkah besar untuk mengembangkan potensi di sector ekonomi
khususnya keuangan syariah dan mewujudkan impian menjadi global player. Selaku regulator,
Bank Indonesia telah membulatkan tekad dan memberikan perhatian khusus terkait keuangan
syariah. Berbagai regulasi dan Langkah-langkah dilakukan demi mendorong perkembangan
perbankan syariah. Semangat ini dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan syariah mampu
membawa ‘maslahat’ bagi perkembangan dan peningkatan ekonomi serta membantu
memeratakan kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan Bank Indonesia salah
satunya dengan pembuatan regulasi tingkat daerah mengenai industry halal dan pariwisata
halal serta perda mengenai konversi Bank Pembangunan Daerah di Sumatra Barat menjadi
syariah. Kerja sama dengan pemerintah daerah juga terus dilakukan demi mendorong
perkembangan keuangan syariah di Indonesia seperti misalnya di Padang, Sumatra Barat
dengan menggunakan potensi daerah yang dimiliki mulai dari pariwisata, kemaritiman, kuliner
dan lain sebagainya dimana satu persatu mulai berkiblat pada keuangan syariah. Dari segi
wilayah, Indonesia memiliki 34 provinsi dengan potensi-potensi yang sangat beragam mulai dari
kuliner, busana, pariwisata, industry keuangan dan lain sebagainya. Hal ini bisa dimanfaatkan
dengan baik oleh pihak regulator dengan memfokuskan potensi yang ada untuk berkiblat pada
keuangan syariah. Saat ini, banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD) sudah mulai dikonversi
secara syariah seperti BPD di Aceh, BPD Sumatra Barat, BPD NTB dan BPD lainnya.
Keuangan syariah juga memiliki potensi yang besar mengenai dana social nya seperti zakat
dan wakaf. Apabila wakaf dapat dikembangkan dengan baik dapat menjadi instrument yang
mampu mengembangkan ekonomi nasional dan mampu menggaet investor-investor sehingga
Indonesia akan terbantu mendapatkan investasi yang besar.

Di daerah Malang sendiri, Bank Indonesia perwakilan Malang juga berupaya untuk
berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi syariah dimana salah satu upayanya adalah
melalui ekonomi syariah dengan program kemandirian ekonomi pesantren dengan melakukan
berbagai program terkait hal tersebut. Tentunya dengan mengenali dan memanfaatkan potensi
Kabupaten/Kota Malang menjadi perhatian khusus untuk mendorong dan mengembangkan
keuangan syariah. Sektor ekonomi dan keuangan syariah memiliki peluang besar untuk
berperan aktif dalam pemilihan sektor pariwisata, perdagangan dan jasa, dan industry kreatif di
kota Malang.

Adapun tantangan dalam mengembangkan keuangan Syariah yaitu masih kurangnya


produk-produk inovatif, variative dan market friendly. Dari sisi tenaga ahli di bidang Syariah juga
masih kekurangan. Masih banyak tenaga-tenaga pemerintahan, dosen dan tenaga kerja
industry yang harus diberi wawasan mengenai konsep keuangan Syariah. Tidak hanya
masyarakatnya yang diedukasi namun juga pihak-pihak pemangku kepentingan juga harus
diberi pemahaman terkait konsep keuangan Syariah yang komprehensif. Keuangan Syariah
dalam menghadapi tantangan khususnya di era globalisasi saat ini adalah harus
memperhatikan faktor-faktor seperti teknologi, pengembangan UKM yang berbasis syariah,
sistem ekonomi syariah, konsep riba dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai