DISUSUN OLEH :
2020
I. Pendahuluan
Perwujudan nilai keselarasan dari konsensus Pancasila adalah tempat bagi
keberagaman budaya atau etnis untuk mempereratnya persatuan, solidaritas tinggi,
serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaan.
Makalah ini ditulis, bertujuan agar kita dapat menghayati dan
mengimplementasikan nilai keselarasan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Saling hormat menghormati dan mneghargai keberagaman
disekitarnya. Meyakini bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu
hal yang nyata dan itu pasti adanya, karena dimanapun kita tinggal, dengan bahasa
apa kita berbicara, agama apa yang kita anut, dan adat yang kita pakai.
III. Pembahasan
A. Hubungan antara nilai keselarasan dengan keanekaragaman budaya
Indonesia
Dalam nilai keselarasan terkandung artian bahwa Negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk social. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-
elemen yang membentuk Negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan
maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan merupakan bawaan kodrat
manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk Negara.
Konsekuensinya Negara adalah keanekaragaman tetapi satu, mengikatkan diri
dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan
bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan
2
pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan
bersama untuk mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu,
maupun agama, mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat
dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu,
golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh
potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu
tujuan Negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
warganya serta dalam kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di
dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Keanekaragaman yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin.
Keanekaragaman yang kita inginkan adalah keanekaragaman yang bermartabat,
yang berdiri tegak di atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman
budaya kita sendiri. Untuk menjaga keanekaragaman yang bermartabat itulah,
maka berbagai hal yang mengancam keanekaragaman mesti ditolak, pada saat
yang sama segala sesuatu yang mengancam moral keanekaragaman mesti
diberantas.
3
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-besaran
antara blok budaya berbeda. Beragam budaya, etnis, ras, warna kulit, membawa
perubahan masing-masing sehingga muncul pluralisme dan multicultularism. Hal-
hal tersebut yang menyebabkan lunturnya budaya khas tiap daerah di Indonesia.
4
maksudnya sudah jelas karena fungsi dari bahasa Indonesia itu sendiri adalah
sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam yang ada di Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara atau bahasa Nasional, maksudnya
bahasa Indonesia itu adalah bahasa yang sudah diresmikan menjadi bahasa bagi
seluruh bangsa Indonesia. Sedangkan bahasa Indonesia sebagai budaya
maksudnya, bahasa Indonesia itu merupakan bagian dari budaya Indonesia dan
merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa yang lain.
IV. Penutup
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
memiliki banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari setiap suku daerah yang
berbeda pula.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain hanya
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Pancasila sebagai filosofi atau
pandangan hidup bangsa.
Ancaman lain yang turut serta dating dan membahayakan kebudayaan
bangsa adalah budaya asing yang terbawa arus globalisasi. Kebudayaan dalam
konteks Nasional saja masih bisa berbeda, apalagi kebudayaan yang dating dari
luar konteks tersebut, jelas sangat berbeda.
Nasional Indonesia harusnya bersifat umum yang bisa diikuti oleh semua
suku-suku bangsa Indonesia, dan bukan menggunakan budaya dimana pusat
pemerintahan itu dijalankan. Pusat hanya menjadi fasilitator, bukan edukator. Hal
inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia dalam membentuk kebudayaan
Nasionalnya.
B. Saran
Nilai-nilai dan identitas kebudayaan daerah yang menjadi citra bangsa, yang
juga merupakan sebagai alat untuk mempertahankan harga diri bangsa ini mulai
luntur. Masyarakat mulai enggan mengenali budaya nenek moyang mereka.
5
Padahal, sebagaimana yang telah tertulis di atas, bahwa kebudayaan daerah adalah
dasar dari kebudayaan Nasional.
Oleh karena itu, demi terbentuknya kebudayaan Nasional yang benar-benar
dapat menyatukan kembali seluruh komponen budaya bangsa, perlu kita
mempelajari dan mengenal lebih dalam lagi tentang sejarah dan warisan-warisan
budaya kita, dan juga demi mencari jati diri yang bhinneka itu.
V. Referensi
http://www.demakkab.go.id
http://www.wikipedia.org