A. MasalahUtama
B. Proses TerjadinyaMasalah
1. Pengertian
1
Takut, sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
Ekspresi wajah tegang
Mudah tersinggung
3. RentanRespons
4. Penyebab
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir :waham kebesaran dapat dibagi
menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut :
1) Teori Biologis
2
2) Teori biokimia
3) Teori Psikososial
3
b. Faktor Presipitasi
1) Biologis
2) Stress Lingkungan
3) Pemicu Gejala
5. Jenis-Jenis Waham
Adapun jenis-jenis waham menurut Stuart and Sundeen (1998, hal 302) dan
Keliat(1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
4
b. Waham kebesaran: klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki
kebesaran atau kekuatan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
c. Waham somatik : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu dan terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
d. Waham curiga :kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien
yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
e. Waham nihilistik :klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau
meninggal, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai kenyataan.
f. Waham berdosa : timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan
suatu dosa yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya ia dihukum berat.
g. Waham kejar : individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang
lain atau kelompok orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.
h. Waham pengaruh : yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau
dipengaruhi oleh orang lain atau kekuatan.
i. Waham cemburu : selalu cemburu kepada orang lain.
6. Sumber Koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat
berpengaruh terhadap gangguan otak dan perilaku kekuatan dalam sumber koping
dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua
harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping
Karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga dapat
berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan
tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan.
5
7. Mekanisme Koping
8. PohonMasalah
6
Koping individu tidak efektif
7
Flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar
dan kontak mata kurang
Perubahan isi pikir : waham Data subjektif :
( ………….) Klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan
dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang
lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut,
kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan / realitas,
ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.
8
D. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan komunikasi verbal
Perubahan isi pikir : waham
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
RencanaTindakanKeperawatan
E. Intervensi Keperawatan
Tujuan khusus :
Tindakan :
Tindakan :
9
Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat
ini yang realistis.
Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya
saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan perawatan diri).
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
Tindakan :
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan
waktu).
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
10
Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat.
Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat,
dosis, cara dan waktu).
Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
Tujuan khusus :
Tindakan :
11
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harag diri rendah.
Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
12
Diagnosa III : harga diri rendah.
Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus :
Tindakan
Tindakan :
Tindakan :
13
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
Tindakan :
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien dengan
harag diri rendah.
Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
F. Evaluasi Keperawatan
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengendalikan isi pikir : waham kebesaran.
Klien dapat mengekspresikan perasaannya.
Klien dapat mengembangkan persepsi diri yang positif.
Klien dapat terlibat dalam perawatannya.
14
B. Kondisi klien :
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
D. Tujuan
Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
E. Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, kita harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
Bantu orientasi realita
Tidak mendukung atau membantah waham pasien
Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
15
Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional pasien
Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
Berdiskusi tentang obat yang diminum
Melatih minum obat yang benar
Strategi pelaksanaan
SP 1 (Tanggal…….. )
Salam terapeutik
Perkenalkan identitas perawat
Jelaskan tujuan interaksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas
Yakinkan bahwa kerahasiaan pasien akan terjaga
Tanyakan harapan pada pertemuan
Tepati waktu
SP 2 (Tanggal……... )
16
Dengarkan ungkapan pasien dengan empati
Lakukan pengkajian data (sesuai format pengkajian)
SP 3 (Tanggal…….. )
17