PENDAHULUAN
produsen atau penjual meningkat. Mereka harus cerdas dalam menemukan strategi yang
tepat untuk tetap bertahan dalam persaingan yang kian ketat tersebut. Apalagi saat ini
masyarakat sebagai konsumen bisa lebih cerdas dalam melakukan konsumsi karena
Ketatnya persaingan juga dialami di dunia perbankan di Indonesia. Ini terlihat dari
banyaknya bank- bank baru yang bermunculan dengan berbagai produk- produk unggulan
yang masing- masing mereka tawarkan untuk menjaring konsumen agar menjadi
nasabahnya. Oleh karena itu bank harus menemukan racikan strategi yang tepat dan jitu
serta tetap dapat menjaga etika bisnis mereka walaupun dalam persaingan yang ketat. Etika
Secara lebih khusus lagi, makna etika bisnis menunjukan perilaku etis maupun
tidak etis yang dilakukan manajer dan karyawan dari suatu organisasi (Griffin dan Ebert,
1999). Walaupun belum ditemukan secara pasti bagaimana etika bisnis dapat
meningkatkan kinerja suatu perusahaan, namun dengan pelaksanaan yang tepat serta
pertimbangan aspek sosial dan lingkungan , etika bisnis dapat membawa dampak yang
positif bagi perusahaan. Hubungan etika dan bisnis meningkatkan kinerja karena adanya
reputasi yang bagus yang memberikan hasil positif dalam meningkatkan moral karyawan
(Firestein, 2006), meningkaktkan fleksibilitas strategis (Jackson, 2005), meningkatkan
Itulah yang menyebabkan di era globalisasi saat ini dimana persaingan semakin
ketat, etika bisnis sangat dibutuhkan untuk dimiliki sebagai sebuah strategi yang mampu
Kinerja institusi perbankan dan kegiatan pembiayaan proyek kini tidak dapat lagi
dipisahkan dari pertimbangan aspek sosial dan lingkungan. Peran dan tanggung jawab
perbankan dalam pembiayaan proyek tidak berhenti ketika pencairan dana terealisasi.
kredibilitas, reputasi dan kinerja keuangan debitor tetapi juga dikaitkan dengan kinerja
(New York), dan Prince of Wales Bussines Leader Forum (London) pada tahun 1999
lingkungan, dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah yang paling menentukan
dapat membaik. Citra positif bagi perusahaan akan menciptakan berbagai referensi sebagai
“modal reputasi” (Duarte, 2008). Oleh karena itu perusahaan harus mampu menumbuhkan
dan menjaga citranya. Membangun citra korporat biasanya dilakukan melalui media massa,
namun pada kenyataannya membangun citra melalui media massa seringkali tidak efektif,
tidak efisien, dan mahal. Citra juga bisa di bangun melalui kegiatan-kegiatan yang tidak
berhubungan dengan sales. Sati (2004) mengatakan bahwa pengelolaan reputasi (managing
perusahaan. Citra yang tinggi dapat di bangun melalui kegiatan-kegiatan yang terangkum
akan tetapi apabila dilakukan secara tepat, jitu, menyentuh kepentingan-kepentingan sosial
dari masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan maka citra akan cepat meningkat
memiliki pengaruh signifikan pada prilaku konsumen (Bhattacharya dan Sen 2001). CSR
konsumen terhadap produk (Brown 1998; Brown dan Dacin 1997). Apabila brand telah
memberikan rasa aman dan nyaman, maka pelanggan tidak akan merasakan lagi adanya
faktor harga di dalam benaknya, artinya senstivitas konsumen terhadap harga telah
berkurang, berapapun harga yang ditawarkan tidak akan terlalu berpengaruh pada loyalitas
konsumen.
Penggunaan CSR sebagai strategi dalam dunia perbankan telah dilakukan oleh tiga
puluh besar bank swasta internasional, termasuk Citigroup, JPMorgan Chase, Bank of
America, ABN Amro, Barclays, HSBC dan ING, mereka baru-baru ini menandatangani
dapat dianggap publik umum sebagai konsumen yang mau untuk bertanggung jawab
secara sosial. Pada saat bank meningkatkan jumlah dana yang dialokasikan untuk CSR,
Sebagai contoh, laporan CSR pada tahun 2006 , Bank terbesar di Jepang, MUFG,
melaporkan kepuasan pelanggan sangat rendah pada suku bunga bank dan biaya layanan
meskipun investasi besar-besaran telah dilakukan dalam kegiatan CSR (Mitsubishi UFJ
CSR Report, 2006). Situasi serupa terjadi di perbankan Australia, Westpac dan ANZ.
beralih bank (Manrai dan Manrai, 2007). Di antara faktor-faktor lainnya, ketidakpuasan
nasabah bank biasanya berasal dari biaya yang meningkat (Colgate dan Hedge, 2001;
Manrai dan Manrai, 2007; Utara Irish Banking Permintaan Pribadi, 2006; Santonen, 2007),
dan pelanggan biasanya beralih pada bank lain untuk mencapai harga yang lebih
ketidak puasan pelanggan seiring diadakannya program CSR, belum ada penelitian
mendalam mengenai pengaruh CSR pada kepuasan pelanggan bank . Namun, satu studi
oleh Luo dan Bhattacharya (2006) pada perusahaan Fortune 500 mengidentifikasi ada
pengaruh positif langsung antara CSR dan kepuasan pelanggan. Bagaimana dengan adanya
pembelian total pelanggan dan pengalaman mengkonsumsi barang atau jasa dari waktu ke
waktu (Anderson, Fornell, dan Mazvancheryl 2004, Fornell 1992). Dalam literatur
pemasaran, kepuasan pelanggan telah diakui sebagai bagian penting dari strategi
perusahaan (Fornell et al. 2006) dan menjadi pendorong utama perusahaan untuk
keuntungan jangka panjang dan meningkatkan nilai pasar (Gruca dan Rego 2005). Sebuah
perusahaan yang melakukan program CSR akan menyebabkan pelanggan lebih puas. Hal
(Maignan, Ferrel, dan Ferrell 2005) yang menunjukkan bahwa tindakan perusahaan
tersebut menarik bagi multidimensionalitas konsumen, yang tidak hanya sebagai makhluk
ekonomi tetapi juga bagian dari anggota keluarga, masyarakat, dan negara (Handelman
dan Arnold 1999). Berprinsip pada hal ini, dan Daub Ergenzinger (2005) mengusulkan
mengkonsumsi Dilihat dengan cara ini, pelanggan cenderung lebih puas dengan produk
dan jasa yang bertanggung jawab secara sosial. Akan ada kepuasan tersendiri jika dapat
mengkonsumsi produk untuk kepentingan pribadi dan dapat bermanfaat untuk social.
Kedua, catatan yang kuat dari CSR menciptakan konteks yang menguntungkan dan
positif untuk meningkatkan evaluasi dari konsumen dan sikap terhadap perusahaan
(Brown dan Dacin 1997; Gürhan- Canli dan Batra 2004, Sen dan Bhattacharya 2001).
Secara khusus, baru-baru ini terjadi pada pelanggan (Bhattacharya dan Sen 2003, 2004)
menunjukkan bahwa CSR merupakan elemen kunci dari identitas perusahaan yang dapat
dengan perusahaan.
Drumwright, dan Bridgette (2004) mengatakan bahwa CSR menciptakan manfaat bagi
akan lebih puas pada perusahaan (Bhattacharya, Rao, dan Glynn 1995; Bhattacharya dan
Sen 2003). Program CSR yang diadakan perusahaan akan memudahkan konsumen untuk
mengidentifikasi beberapa pilihan perusahaan jika disuatu kondisi terdapat banyak pilihan
perusahaan yang sama- sama menguntungkan. Namun dengan dengan adanya program
CSR dalam suatu perusahaan, konsumen akan lebih mempertimbangkan perusahaan yang
mengadakan program CSR daripada perusahaan yang tidak mengadakan program CSR
umum mereka lebih baik, sehingga nantinya perusahaan akan mampu meningkatkan
spesifik pengetahuan pelanggan mereka (Sen dan Bhattacharya 2001). Dengan adanya
program CSR akan memberikan dampak yang baik, konsumen dapat mengetahui
perusahaan yang mereka pilih telah melaksanakan kegiatan CSR yang berguna dan
yang telah ditemukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (Jayachandran et al. 2005,
bisnis atau perusahaan. Berbagai macam program di buat oleh perusahaan sebagai wujud
melakukan program CSR untuk mendapatkan citra yang baik dan selanjutnya mendapatkan
konsumen yang loyal. Sebelum mencapai tahap loyalitas konsumen, perusahaan harus bisa
memberikan kepuasan kepada kosumennya terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan konsep
terhadap nilai pasar sebuah perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan dengan pelanggan
yang puas cenderung untuk menikmati loyalitas pelanggan yang lebih besar (Bolton dan
Drew 1991, Oliver 1980), kata positif dari mulut ke mulut (Szymanski dan Henard 2001),
dan kemauan pelanggan untuk membayar lebih (Homburg, Koschate, dan Hoyer 2006),
Perusahaan yang berhasil menjaga agar pelanggannya selalu puas hampir tak terkalahkan.
Para pelanggannya rnenjadi lebih setia atau memIliki loyalitas yang tinggi sehingga
mereka lebih sering membeli, rela membayar lebih banyak dan tetap mau menjadi
pelanggan meskipun perusahaan sedang mengalamii kesulitan (Yazid, 1999) . Kepuasan
belum tentu menyebabkan loyalitas, tetapi loyalitas biasanya diawali dengan kepuasan
pembelian terhadap suatu produk barang atau jasa tertentu secara konsisten di masa
mendatang (Tjiptono, 2000). Loyalitas pelanggan telah diakui selama beberapa dekade
untuk perannya dalam penciptaan bisnis yang sukses (Chaudhuri dan Holbrook, 2001;
Day, 1969; Dick dan Basu, 1994,; del Mar Garcia de los Salmones et al, 2005.). Meskipun
loyalitas pelanggan adalah konsep yang umum diakui, namun terdapat tiga pendekatan
utama yang diterima secara luas sebagai ukuran loyalitas pelanggan, yaitu sikap, perilaku
Para penulis percaya bahwa metode yang melibatkan combinational (baik sikap dan
perilaku) adalah yang paling kuat dan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan
konsumen. Baru-baru ini tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), telah dilakukan untuk
penelitian tentang pengaruh CSR terhadap loyalitas pelanggan telah dilakukan di negara
barat . Masih relatif sedikit studi yang diterbitkan dalam konteks Asia (Chapple dan Moon,
Loyalitas pelanggan dianggap sebagai tujuan penting bagi kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan. Membangun basis pelanggan setia bukan hanya menjadi tujuan
utama pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008), tetapi juga merupakan landasan penting
untuk mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Dick dan Basu, 1994).
Jacoby dan Chestnut (1978) mengemukakan bahwa "keberhasilan sebuah merek dalam
jangka panjang tidak didasarkan pada jumlah konsumen yang membeli sekali, tapi pada
jumlah konsumen yang menjadi pembeli rutin merek “. Biaya pemasaran berkurang karena
biaya menarik pelanggan baru telah terbukti lebih tinggi daripada mempertahankan yang
sudah ada (Chiou dan Droge, 2006; Reichheld, 1996) . Faktor lain baru- baru ini berhasil
perusahaan (CSR) (Berens et al, 2007; Mohr et al, 2001;. Pirch et al, 2007;. del mar. Garcia
Tanggung jawab sosial adalah cara mengelola proses bisnis dalam rangka untuk
mempengaruhi masyarakat secara positif. Konsep ini adalah satu set janji dan tugas
perusahaan yang harus dilakukan sebagai tanggung jawab mereka terhadap budaya
masyarakat dan nilai-nilai (Alvani & Ghasemi, 1999). Jika perusahaan telah melaksanakan
tugasnya tersebut, maka akan timbul reaksi moral di masyarakat. Reaksi moral itu seperti
baik perusahaan karena telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya, hal ini akan
menjaga keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Reaksi moral yang dihasilkan
dengan perusahaan tersebut didefinisikan sebagai kepuasan. Konsep ini berasal dari
menangkap perbedaan antara harapan pelanggan dan kinerja nyata dari produk atau
perusahaan.
perusahaan yang menyediakan produk (layanan), akan memiliki peran dasar dalam
pembentukan ekspektasi. Hal ini yang akan membuat kepuasan pelanggan akan
mempengaruhi reaksinya di masa depan. Reaksi itu seperti persiapan dan antusiasme untuk
kecenderungan re-konsumsi produk, untuk memberi saran kepada orang lain dan
membayar harga produk tanpa tawar-menawar atau berusaha mencari produk lain yang
McDonald dan Hung Lai (2010) juga mengatakan bahwa CSR yang telah dilakukan di
bank, sangat mempengaruhi visi pelanggan dan perilaku saat mereka membandingkan
layanan bank satu dengan bank lain. Selanjutnya, Green & Peloza (2011) mengatakan
bahwa dengan memproduksi nilai-nilai moral dan memotivasi, CSR dapat memperkuat
loyalitas dan kepuasan pelanggan. Dalam studi mereka pada efek tanggung jawab social.
Pomerin & Johnson (2009) menyimpulkan bahwa jika perusahaan yang melakukan
tanggung jawab sosial, akan dapat mengurangi keraguan pelanggan dan konsumen serta
meningkatkan kepastian mereka. Ini berarti CSR akan meningkatkan citra perusahaan yang
positif dengan respon produk (Keller dan Aaker, 1992), terutama dalam proses
mengevaluasi produk baru oleh konsumen . Brown dan Dacin (1997) mengatakan bahwa
faktor yang paling berpengaruh di antara factor lainnya dalam menaikan citra perusahaan
ditawarkan perusahaan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan beberapa penelitian lain
yang membahas tentang pengaruh CSR terhadap kepuasan, bahwa CSR menciptakan
konteks yang menguntungkan dan positif untuk meningkatkan evaluasi dari konsumen dan
sikap terhadap perusahaan. (Gürhan- Canli dan Batra 2004, Sen dan Bhattacharya 2001).
Ide ini selanjutnya didukung oleh penulis lainnya (Shruti Gupta, 2002). Dalam
konsumerisme modern, konsumen tidak lagi hanya puas dengan fisik produk. Mereka juga
Misalnya, perusahaan yang bersangkutan dengan lingkungan selalu dipuji dan menaikan
reputasi bisnis diantara perusahaan lain yang tidak bersangkutan dengan lingkungan.
Sebagai contoh, pada tahun 1997, Murray dan Vogel menunjukkan bahwa konsumen lebih
bersedia untuk mengkonsumsi produk dari perusahaan setelah menerima paparan informasi
Untuk itu dalam penelitian ini penulis tertarik membahas bagaimana program CSR
kepuasan yang timbul dapat menimbulkan loyalitas nasabah dan nantinya akan kita lihat
terhadap Bank. Beberapa studi pemasaran melaporkan bahwa CSR berpengaruh positif
terhadap sikap konsumen pada perusahaan (Bhattacharya dan Sen, 2003; Folks dan
Kamins, 1999; Lichtenstein et al, 2004;. Luo dan Bhattacharya, 2006; McWilliams dan
Siegel, 2001; Mohr et al, 2001). Inisiatif CSR secara positif dapat mempengaruhi sikap
perusahaan (Bhattacharya dan Sen, 2003; Folks dan Kamins, 1999). Sikap positif
mengadakan program CSR. Bank Mumalat selalu berperan aktif dalam meningkatkan taraf
Muamalat Indonesia menetapkan bahwa dana CSR digunakan untuk kepedulian sosial
kemasyarakatan seperti Program Pendidikan, Kesehatan, Dakwah & Sosial, serta Program
Ekonomi Produktif & Pendampingan. Ada delapam program CSR yang dilakukan Bank
4. Santunan Kesehatan
6. Program Non-ZIS
8. Pemberdayaan Wakaf
Dengan menerapkan program CSR, diharapkan akan dapat berdampak positif bagi
Bank Muamalat Indonesia. Dan bagi konsumen program CSR diharapkan juga bisa
membawa kepuasan. Kepuasan ini yang nantinya akan membawa konsumen kepada sikap
yang positif. Seperti loyalitas pada Bank Muamalat Indonesia. Mereka tidak lagi
memikirkan suku bunga yang rendah dan biaya yang tinggi. Mereka merasa puas karena
telah mampu membantu orang lain dari program CSR Bank Muamalat Indonesia. Untuk
itu dalam penelitian ini akan kami bahas mengenai “PENGARUH PROGRAM CSR
1. Penulis
2. Bagi perusahaan
loyalitas nasabah dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk
KAJIAAN PUSTAKA
Penelitian tentang pengaruh CSR (Corporate Social Responbility) dewasa ini sering
dikaitkan dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Seperti penelitian Lou dan
terhadap kepuasan konsumen, dan pada akhirnya meningkatkan market value ( nilai pasar)
perusahaan. Dalam penelitian ini konsumen dapat terpuaskan oleh adanya program
Corporate Social Responbility karena tiga hal, yaitu kepuasan karena dapat membantu
sesama, kepuasan karena dapat lebih mengidentifikasi perusahaan, dan kepuasan karena
responbility berpengaruh terhadap terciptanya sikap positif konsumen. Sikap positif inilah
2008). Loyalitas dalam penelitian ini diukur dengan teori yang dikemukakan Palilati
(2004) , bahwa loyalitas nasabah dapat diukur melalui lima indikator variabel, yaitu:
1. Pembelian ulang
2. Rekomendasi
memepertegas variable- variable yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini.
2.2.1 Pemasaran
mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
(1999), adalah suatu proses pemasaran dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi,
penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide, dan jasa untuk
stakeholdersnya.
Pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
2.2.2 Jasa
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu
produk fisik.
Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari
satu pihak kepada pihak lain. Jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan,
dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa
Menurut Lovelock dan Wright (1999), jasa merupakan tindakan atau kinerja
Jasa berbeda dengan barang yang sifatnya nyata atau berwujud. Jasa bersifat
abstrak, yaitu tidak dapat dipegang, tidak dapat disimpan namun sesuatu yang harus
dialami dan dapat dirasakan hasilnya. Misalnya reparasi kendaraan, jasa pendidikan
dan pengajaran, kursus dan bimbingan belajar lainnya, jasa transportasi. Meskipun
c. Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang lebih besar untuk
turut serta dalam pengolahan jasa dibandingkan dengan produk barang fisik.
d. Orang-orang yang berperan dalam proses jasa berperan sedikit banyak dalam
e. Dalam hal operasionalisasi masukan dan keluaran produk jasa lebih bervariasi.
f. Produk jasa tertentu sulit dievaluasi oleh konsumen.
bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya (sekolah,
perguruan tinggi, rumah sakit) membeli produk dan jasa untuk menjalankan seluruh
produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul
tindakan ini. Sedangkan menurut Sciffman dan Kanuk (1998), perilaku konsumen
dan jasa.
Rangkuti (2003) berpendapat bahwa dalam membuat keputusan untuk
mengkonsumsi suatu barang atau jasa, konsumen banyak dipengaruhi oleh faktor-
faktor di dalam ataupun di luar diri konsumen, seperti faktor budaya, sosial,
a. Faktor Budaya
Faktor budaya terdiri dari beberapa komponen, yaitu budaya itu sendiri, sub
budaya, dan kelas sosial. Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang
paling mendasar. Jika hewan perilakunya diatur oleh naluri, maka perilaku manusia
sebagian besar muncul dari pembelajaran. Setiap budaya terdiri atas sub budaya
yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus
anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari bangsa, agama, kelompok, ras, dan
daerah geografis. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif lebih homogen
dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah hierarki.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial ini antara lain kelompok acuan, keluarga, peran, dan status.
1. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung (melalui tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
orang tersebut.
2. Keluarga adalah organisasi (kelompok kecil pembeli) yang paling penting dalam
c. Faktor Pribadi
juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya, yang meliputi usia, tahap siklus
hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup sesorang, kepribadian dan konsep
diri.
d. Faktor Psikologis
1. Sikap Konsumen
tidak senang, dengan cara yang konsisten pada suatu objek (Schiffman dan
sebagai berikut:
Sebuah sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak terhadap
aspek-aspek lingkungan seperti toko, program televisi dan lain-lain (Del
produk, merek, iklan, harga dan kemasan, media, dan lain-lain. Untuk
penerapan program CSR, yaitu program yang dewasa ini marak dilakukan
perusahaan
b. Konsistensi Sikap
menyukai warna merah muda akan membeli aksesoris yang berwarna merah
terhadap objek yang sama. Sikap memiliki dimensi positif, negatif, dan
netral.
d. Intensitas Sikap
yang sangat menyukai produk tertentu, ada pula yang sangat tidak
e. Resistensi Sikap
f. Persistensi Sikap
g. Keyakinan Sikap
keyakinan yang tinggi kepada produk tertentu yang telah memiki reputasi
baik.
situasi yang berbeda sikap seseorang bisa berbeda meskipun terhadap objek
yang sama. Mowen dan Minor (2003) menguraikan empat fungsi sikap,
yaitu fungsi manfaat, fungsi mempertahankan ego, fungsi ekspresi nilai, dan
1) Fungsi Manfaat
operant conditioning.
ancaman yang datang atau menghilangkan keraguan yang ada dalam diri
konsumen. Sikap akan memberikan kepercayaan diri yang lebih baik dan
4) Fungsi Pengetahuan
perilaku pembeliannya.
produk tersebut.
cycle) serta faktor pengaruh keluarga, teman, direct marketing, dan media
4. Preferensi Konsumen
suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang
dengan sumber daya terbatas, maka Ia harus memilih dari alternatif yang ada,
sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Preferensi
konsumen selalu berubah dan tidak terbatas. Dalam memahami perilaku konsumen,
pemasar harus mengetahui barang dan jasa apa yang dihasilkan dan siapa
Brand atau merek diartikan sebagai tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini. Brand dibuat untuk mengidentifikasi produk atau jasa
dari satu kelompok atau penjual dan membedakannya dari produk pesaing (Kotler,
2002).
intended to identify the goods and services of one seller or group seller and to
sebagai persepsi kolektif dari sejumlah kunci organisasi (para pelanggan, suppliers,
mengenai apa yang dilakukan oleh produsen. Merek merupakan kesatuan kompleks
yang meliputi citra dan pengalaman yang ada di dalam pikiran konsumen sebagai
hasil komunikasi mengenai produk dan manfaat yang dijanjikan oleh produsen
Baru- baru ini banyak penelitian yang menemukan factor yang paling
2003)
community and society at large to improve quality of life, in ways that are both
Corporate Social Responsibility adalah suatu pengaruh yang lebih luas dari
secara keseluruhan (Marsden dan Andriof dalam majalah Percik, Oktober 2005).
berperilaku etikal dengan cara-cara yang sesuai azas ekonomi, sosial dan
dalam Wibisono(2007):
sosialnya dengan cara memberi perhatian pada lingkungan dalam operasi bisnis
dan di dalam interaksi mereka dengan para stakeholders atas dasar sukarela”.
1. Prinsip Dasar Penerapan CSR
penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang
keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya
jelas dalam memahami konsep triple bottom line CSR, dapat dilihat melalui
Gambar 2.
Gambar 2. Triple bottom lines dalam CSR
CSR, yaitu konsep yang memberikan alasan teoritis dan logis mengapa sebuah
2) Tanggung Jawab Legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat
praktek bisnis yang baik, benar, adil, dan fair. Norma-norma masyarakat
perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya:
be ethical.
kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan istilah non-
fiduciary responsibility.
e. Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar yang
isu-isu lain.
beroperasi.
dan indisipliner.
j. Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan subkontraktor,
tersebut.
Sen dan Bhattacharya (2001) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang
konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat) atau ke dalam
ras-ras tertentu.
dan lain-lain.
ulang (recycled).
Saidi dan Abidin (2004) mengatakan pada umumnya ada empat model atau
negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau
dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto, Yayasan Dharma Bhakti Astra,
lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang
pro-aktif mencari mitra kerja sama dari kalangan lembaga operasional dan
1. Indikator Internal
A. Ukuran Primer/Kualitatif
2) Asset, yaitu terjaga dan terpeliharanya aset perusahaan yang terdiri dari
dengan aman.
3) Operational, yaitu seluruh kegiatan perusahaan berjalan aman dan lancar.
B. Ukuran Sekunder
2. Indikator Eksternal
A. Indikator Ekonomi
B. Indikator Sosial
2.2.6 Stakeholder
yang berasal dari wilayah dimana perusahaan berdiri, wilayah negara, atau bisa
juga negara lain yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya suatu perusahaan.
Atau dengan kata lain pihak-pihak yang memiliki kepentingan dan mempunyai
(CSR) secara baik akan membawa kepuasan dibenak konsumen (Lou dan
Bhattacharya , 2006)
Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan makin besar. Banyak pihak yang
menaruh perhatian terhadap hal ini. Pihak yang berhubungan langsung dengan
Menurut Schnaars, 1991 ( Fandy Tjiptono, 1997, 24), tujuan bisnis pada
dasarnya adalah untuk menciptakan pelanggan yang dalam hal ini adalah nasabah
yang merasa puas sedangkan menurut James F. Engel, Roger. Blacwell, Paul W.
Miniard (Fanday Tjiptono, 1995, 24) bahwa kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi purna beli dimana alternative yang dipilih sekurang- kurangnnya sama
atau hasi; yang dirasakan. Sedangkan konsep kepuasan konsumen itu sendiri dapat
Produk
Harapan Pelanggan
Nilai Produk Bagi
Pelanggan
Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Meskipun definisi yang dikemukakan diatas menitikberatkan pada kepuasan
atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa, pengertian tersebut juga dapat
yang harus diperhatikan, karena kepuasan pelanggan menjadi tolak ukur agar
pelanggan tetap mau menjadi mitra bisnis sehingga dapat memenangkan persaingan
usaha. Apabila pelanggan merasa puas dengan produk atau jasa yang diberikan,
maka pelanggan tersebut akan setia (loyal) terhadap perusahaan. Untuk mencapai
kepada pelanggan harus dikedepankan oleh perusahaan. Dalam hal ini, menurut
Kotler 1996; dalam Tjiptono (2006) ada beberapa metode yang dapat digunakan
diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan bagi
memberikan respon secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang
timbul.
secara langsung dari pelanggan sekaligus memberikan tanda signal positif bagi
dengan kata-kata seperti: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat
puas.
2) Derived dissatisfaction
mereka rasakan.
3) Problem analysis
perbaikan
(ghost shipping) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli
tersebut.
pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok yang
kepuasan pelanggan.
seperti yang dikemukakan dalam peneltian Lou dan Bhattacharya (2006). Lebih
Menurut Griffin (1995) loyalitas konsumen adalah komitmen yang kuat dari
jasa yang disukai secara konsisten dan dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh
oleh situasi dan usaha-usaha marketing dari produk lain yang berusaha membuat
beralih untuk membeli produk lain tersebut. Reicheld dalam Pauntu (2002)
konsumen akan membeli lebih banyak lagi, sehingga penjualan akan meningkat.
terhadap suatu barang atau jasa merek tertentu tergantung pada beberapa faktor
yaitu: besarnya biaya untuk berpindah ke merek barang atau jasa yang lain, adanya
kesamaan mutu, kuantitas atau pelayanan dari jenis barang atau jasa pengganti,
adanya risiko perubahan biaya akibat barang atau jasa pengganti dan berubahnya
tingkat kepuasan yang didapat dari merek baru dibanding dengan pengalaman
sikap dan perilaku akan menghasilkan suatu gambaran loyalitas merek yang
sebagai berikut:
pilihannya.
2. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan resiko yang lebih tinggi
dalam pembeliannya.
1. Pengukuran Loyalitas
1. Pembelian ulang
2. Rekomendasi
1. Pengukuran Perilaku
suatu merek, sebab pada umumnya biaya untuk beralih merek sangat mahal
3. Pengukuran Kepuasan
terhadap suatu merek rendah, maka tidak cukup alasan konsumen beralih ke
untuk membayar dengan harga yang lebih mahal untuk memperoleh merek
tersebut.
5. Pengukuran Komitmen
tercermin dalam perilaku terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Griffin
(1995) membagi tingkatan konsumen yang loyal dalam beberapa tingkatan yaitu:
a. Suspects (tersangka) yaitu semua orang yang mungkin akan membeli barang
atau jasa.
b. Prespects (yang diharapkan) yaitu semua orang yang memiliki kebutuhan akan
f. Client (Pengguna tetap) yaitu konsumen yang telah membeli barang atau jasa
secara teratur.
berikut:
a. Menurunkan biaya pemasaran, bahwa biaya untuk menarik pelanggan baru jauh
rendah.
e. Word of mouth yang bertambah, dengan asumsi bahwa pelanggan yang setia
kepastian mereka. Ini berarti CSR akan meningkatkan citra perusahaan yang
yang kaan membawa konsumen pada sikap yang positif, sikap positif bisa berupa
loyalitas.
dalam Kasmir (2003) bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
menjelaskan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan
keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank
bank.
Reed, Cotter, Gill, dan Smith dalam Syahyunan (2002), mengatakan bahwa
Nasabah
6. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
atau jasa dari waktu ke waktu (Anderson, Fornell, dan Mazvancheryl 2004, Fornell
1992). Dalam pemasaran literatur, kepuasan pelanggan telah diakui sebagai bagian
penting dari strategi perusahaan (Fornell et al. 2006) dan menjadi pendorong utama
perusahaan untuk keuntungan jangka panjang dan meningkatkan nilai pasar (Gruca
dan Rego 2005). Mengapa sebuah perusahaan yang melakukan program CSR
menunjukkannya
(Maignan, Ferrel, dan Ferrell 2005) yang menunjukkan bahwa tindakan perusahaan
makhluk ekonomi tetapi juga bagian dari anggota keluarga, masyarakat, dan
negara (Handelman dan Arnold 1999). Berprinsip pada hal ini, dan Daub
sikap terhadap perusahaan (Brown dan Dacin 1997; Gürhan- Canli dan Batra 2004,
Sen dan Bhattacharya 2001). Secara khusus, baru-baru ini terjadi pada pelanggan
(Bhattacharya dan Sen 2003, 2004) menunjukkan bahwa CSR merupakan elemen
Memang, Lichtenstein, Drumwright, dan Bridgette (2004, hal. 17) mencatat bahwa
"cara bahwa CSR menciptakan manfaat bagi perusahaan tampaknya terjadi dengan
,jika pelanggan dapat mengidentifikasi , maka kosumen akan lebih puas pada
perusahaan (Bhattacharya, Rao, dan Glynn 1995; Bhattacharya dan Sen 2003).
H1: Ada pengaruh positif program CSR Bank Muamalat Indonesia terhadap
Perusahaan yang berhasil menjaga agar pelanggannya selalu puas hampir tak
terkalahkan. Para pelanggannya rnenjadi lebih setia atau memIliki loyalitas yang
tinggi sehingga mereka lebih sering membeli, rela membayar lebih banyak dan
(Yazid, 1999) .
diawali dengan kepuasan terlebih dahulu (Tjiptono, 2000), seperti gambar dibawah
ini :
dan loyalitas pelanggan yaitu: Failure, Force Loyalty. Defectors dan Successes.
pelanggan. McDonald dan Hung Lai (2010) juga mengatakan bahwa CSR yang
telah dilakukan di bank, sangat mempengaruhi visi pelanggan dan perilaku saat
mereka membandingkan layanan bank satu dengan bank lain. Selanjutnya, Green &
studi mereka pada efek tanggung jawab social. Pomerin & Johnson (2009)
kepastian mereka. Ini berarti CSR akan meningkatkan citra perusahaan yang
hubungan positif dengan respon produk (Keller dan Aaker, 1992), terutama dalam
proses mengevaluasi produk baru oleh konsumen . Brown dan Dacin (1997)
mengatakan bahwa pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
konsumen dalam mengavaluasi produk yang ditawarkan perusahaan. Hal ini senada
evaluasi dari konsumen dan sikap terhadap perusahaan. (Brown dan Dacin 1997;
Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan suatu landasanhal ini dilakukan agar
Berdasarkan teori yang telah dibahas, maka dapat disusun suatu kerangka
pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini :
H1 H2 Loyalitas Nasabah
Program CSR Kepuasan Nasabah
H3
Keterangan
Kepuasan nasabah bank bisa tercipta dari berbagai factor, namun dalam skripsi ini penulis
hanya membatasi pada pengaruh program CSR yang dilaksanakan yang mempengaruhi
METODE PENELITIAN
Variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variable
1) Program CSR adalah variable bebas dari kepuasan dan loyalitas nasabah
dari program CSR serta sebagai variable bebas dari loyalitas konsumen
kepuasan konsumen
sebagai berikut :
1. Program CSR Bank Muamalat Indonesia
berperilaku etikal dengan cara-cara yang sesuai azas ekonomi, sosial dan
Produktif & Pendampingan. Ada delapam program CSR yang dilakukan Bank
4. Santunan Kesehatan
6. Program Non-ZIS
2. Kepuasan Nasabah
Tjiptono, 1995, 24) bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli
memenuhi harapan
barang atau jasa dari waktu ke waktu (Anderson, Fornell, dan Mazvancheryl
diakui sebagai bagian penting dari strategi perusahaan (Fornell et al. 2006) dan
meningkatkan nilai pasar (Gruca dan Rego 2005). Sebuah perusahaan yang
melakukan program CSR akan menyebabkan pelanggan lebih puas. Hal ini
didukung oleh tiga aliran penelitian yang pernah dilakukan. Kepuasan Nasabah
3. Loyalitas Konsumen
Menurut Griffin (1995) loyalitas konsumen adalah komitmen yang kuat dari
konsumen, sehingga bersedia melakukan pembelian ulang terhadap produk atau
jasa yang disukai secara konsisten dan dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh
oleh situasi dan usaha-usaha marketing dari produk lain yang berusaha
membuat beralih untuk membeli produk lain tersebut. Reicheld dalam Pauntu
(2002) menyatakan loyalitas konsumen adalah tingkat dimana konsumen akan
tetap menggunakan suatu merek dari produk tertentu
1. Pembelian ulang
2. Rekomendasi
3. Menambah jumlah tabungan
4. Menceritakan hal positif
5. Kesediaan menerima bunga yang rendah atau biaya yang tinggi
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian. Sedangkan untuk
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode
angket atau kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang
tertutup, artinya dari setiap pertanyaan yang ada responden diminta menjawab
dengan jawaban yang sudah tersedia. Untuk mengukur variabel penelitian ini
mengacu pada skala interval. Jarak yang sama pada skala interval yang dipandang
mewakili jarak yang sama pula pada obyek yang diukur. Skala yang dipakai adalah
Skala Likert yang alternatif jawabannya adalah skor SS, S, TS, STS. Skala ini
ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert. Dalam penelitian ini,
3.5.1 Populasi
sempat dimulai. Populasi yang akan diteliti adalah semua orang yang menjadi
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian sebagai
wakil dari anggota populasi. Sampel yang akan diteliti adalah semua orang yang
menyatakan bahwa bila ukuran sampel terlalu besar maka model menjadi sangat
Untuk itu disarankan ukuran sampel adalah 5-10 kali jumlah variabel
Sample = 23 x 10 = 230
Jadi sampel minimal yang digunakan dalam model penelitian ini adalah
250 responden untuk dijadikan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu teknik
sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi
untuk dijadikan sampel, sedangkan untuk cara penarikan sampel dilakukan dengan
dengan cara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dianggap dapat
guna memperoleh responden. Peneliti meminta secara langsung kesediaan dari para
Responden yang dipilih untuk penelitian ini adalah nasabah Bank Muamalat
Factor Analysis (CFA), analisis ini digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk
dapat diterangkan oleh indikator-indikatornya (Gozali dan Fuad, 2005). Jika suatu
item pernyataan memiliki factor loading lebih dari 0,50 maka item tersebut
Uji reliabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor atau
Cornbach’s alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukan seberapa baik item
dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Cronbach’s alpha
mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk (Sekaran, 2006). Rule of
thumb nilai alpha harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima
keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Analisis ini bertujuan untuk
mengubah kumpulan data mentah menjadi data yang lebih ringkas dan mudah
dipahami. Data yang terkumpul dari kuisioner biasanya memiliki nilai yang beraga
sehingga akan sulit dan kurang bermakna bila harus mengartikan tiap nilai yang
diperoleh. Oleh karena itu, maka digunakan suatu nilai yang cenderung merupakan
penelitian ini model yang digunakan adalah pengaruh CSR terhadap loyalitas
100 hingga 200 sampel atau 5 kali estimated parameter yang digunakan
Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk
menguji hipotesis mengenai model (Hair et al., 2006), tetapi berbagai fit
yang disajikan dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan
meliputi:
a. Chi Square
sebuah model yang sesuai dengan data. Chi square sangat bersifat
besar. Oleh karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji
baik.
dimiliki model.
yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks
Y1 = β1 X1 + ε1
Y2 = β1 X1 + β2 Y1 + ε2
Dimana :
Y1 : Kepuasan Nasabah
Y2 : Loyalitas Nasabah
perbandingan nilai hitung uji yang digunakan dengan standart tabel (sesuai
ditolak, dan sebaliknya jika P > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program CSR Bank Muamalat
Indonesia (BMI) terhadap Kepuasan Nasabah Bank Muamalat Indonesia Indonesia, mengetahui
pengaruh kepuasan terhadap loyalitas nasabah dan menganalisa hubungan pelaksanaan program
CSR Bank Muamalat Indonesia terhadap Loyalitas Nasabah Bank Muamalat Indonesia. Sesuai
dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian
hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif dan analisis kuantitatif. Adapun isi dari bab ini meliputi uji validitas dan reliabilitas,
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan software Amos versi 21.0. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui bahwa unobserved variable dapat diukur dengan menggunakan
(CFA) atau biasa disebut dengan analisis faktor. Apabila nilai factor loading dari tiap-tiap konstruk
lebih dari 0,5 (λ>0,5) dengan tingkat signifikansi kurang dari 5% (P<0,05), maka dapat dinyatakan
valid, atau dengan kata lain bahwa unobserved variable dapat diukur dengan menggunakan
masing-masing konstruk observed variable. Hasil uji validitas dapat ditunjukkan pada Tabel
berikut:
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas
Standardized Nilai
Indikator Variabel Loading kritis Keterangan
Var: CSR
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh indikator pada variabel
CSR, kepuasan nasabah, dan loyalitas dinyatakan valid, karena memiliki nilai factor
2. Uji Reliabilitas
sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indiktor itu
mengindikasikan sebuah konstruk / faktor laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana
hal-hal yang spesifik saling membantu dalam menjelaskan fenomena yang umum
(Ferdinand, 2002). Untuk menguji Reliabilitas digunakan analisis Cronbach’s Alpha. Nilai
batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah
Koefisien
Reliabilit Nilai
Variabel y Kritis Keterangan
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang terangkum dalam tabel
diatas, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada masing-masing variabel
nilainya lebih besar dari 0,6 Dengan demikian semua butir pertanyaan dalam variabel
penelitian adalah handal. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel penelitian dapat
Yaitu analisis dengan merinci dan menjelaskan keterkaitan data penelitian dalam
bentuk kalimat. Pada bagian ini akan dikemukakan hasil analisis deskripsi yaitu
karakteristik responden dan penilaian variabel penelitian yang meliputi variabel CSR,
Berdasarkan lama menjadi nasabah dapat dijelaskan pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Lama menjadi nasabah
Lama menjadi nasabah Jumlah (orang) Persentase
1 - 2 tahun 70 28.0%
3 - 4 tahun 80 32.0%
menjadi nasabah BMI lebih dari 4 tahun sebesar 30,4 persen, antara 1 – 2 tahun
sebesar 28 persen dan kurang dari 1 tahun sebesar 9,6 persen . Lebih dari 50 persen
responden telah menjadi nasabah BMI lebih dari 3 tahun. Hal ini menunjukkan
19.2
7 Berbagi Cahaya Qurban 17 6.8% 12 4.8% 19 7.6% 48 %
10.8
8 Peberdayaan Wakaf 3 1.2% 10 4.0% 14 5.6% 27 %
penanaman 1000 pohon di lahan bekas bencana merapi yaitu sebanyak 198 orang
santunan kesehatan sebesar 50%, pembagian cahaya Qurban sebesar 19,2% dan
terendah adalah pengetahuan tentang pemberdayaan wakaf sebesar 10,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa nasabah BMI telah mengetahui baik secara langsung maupun
c. Jenis Kelamin
Tabel 4.5
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase
penelitian ini sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 144 responden atau 57,6%
dan perempuan sebanyak 106 responden atau 42,4%. Hal ini menunjukkan
d. Usia
Berdasarkan usia, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Umur Responden
Usia Jumlah (orang) Persentase
18 - 25 tahun 36 14.4%
26 - 35 tahun 48 19.2%
36 - 45 tahun 78 31.2%
46 - 55 tahun 64 25.6%
dalam penelitian ini adalah sebagian besar berumur antara 36 – 45 tahun yaitu
sebesar 31,2%. Ditinjau dari usia ini termasuk dalam usia produktif. Hal ini
diterima oleh segmen nasabah yang berusia produktif, sebagai sarana untuk
kelompok SD, SLTA, Sarjana dan Paska Sarjana. Hasil analisis data ini
Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir Jumlah Persentase
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan nasabah BMI di
sebesar 62% (155 orang). Sedangkan distribusi tingkat pendidikan yang lain adalah
sebesar 5,2% (13 orang), dan berpendidikan terakhir SD sebesar 4,4 persen atau 11
orang.
f. Jenis Pekerjaan
analisis data ini diperoleh nilai distribusi frekuensi data pekerjaan responden seperti
Tabel 4.8
Jenis Pekerjaan Responden
Pekerjaan Jumlah Persentase
Pengusaha/pedagang/wirausaha 72 28.8%
Tani/buruh 26 10.4%
Pelajar/mahasiswa 14 5.6%
Lain-lain 6 2.4%
sedangkan distribusi jenis pekerjaan yang lain yaitu pegawai swasta sebesar 24,4%
atau 61 orang, Pegawai Negeri Sipil sebesar 10,8% (27 orang), karyawan
BUMN/BUMD sebesar 10% atau 25 orang, ABRI/POLRI sebesar 7,6% (19 orang),
Tani/buruh sebesar 10,4% atau 26 orang , pelajar/mahasiswa sebesar 5,6% (14
g. Tingkat Pendapatan
Tabel 4.9
Tingkat Pendapatan Responden
Pendapatan per Bulan Frekuensi Persentase
Rp.2.500.000 yaitu sebesar 35,6%. Hal ini menunjukkan bahwa segmen nasabah
4 - 1
Tabel 4.10
Kriteria Persepsi Nasabah
Interval CSR Kepuasan Loyalitas
1,00 – 1,75 Sangat tidak baik Sangat tidak puas Sangat tidak loyal
Hasil analisis deskriptif terhadap CSR dapat ditunjukkan dengan Tabel 4.11
berikut :
Tabel 4.11
Deskriptif Variabel CSR
No Indikator CSR Mean Kategori
Berdasarkan hasil analisis deskriptif seperti pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa
rata-rata penilaian responden terhadap CSR adalah sebesar 2,57. Penilaian responden ini
termasuk dalam kriteria yang baik karena berada pada interval 2,51 – 3,25. Sedangkan
penilaian tertinggi terjadi pada program santunan kesehatan dengan rata-rata sebesar 2,64
(baik), dan penilaian terendah terjadi pada program pemberdayaan wakaf dengan rata-rata
sebesar 2,42 (tidak baik). Hal ini berarti nasabah telah memberikan penilaian yang baik
santunan pendidikan masih direspon tidak baik oleh nasabah. Untuk itu pihak BMI
hendaknya untuk waktu kedepan dalam program-program CSRnya lebih banyak pada
4.12 berikut :
Tabel 4.12
Deskriptif Variabel Kepuasan Nasabah
Indikator Kepuasan Mean Kategori
Berdasarkan hasil analisis deskriptif seperti pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa
rata-rata penilaian responden terhadap kepuasan adalah sebesar 2,63. Hal ini berarti
nasabah telah merasa puas dengan program-program CSR di BMI karena berada pada
interval 2,51 – 3,25. Kepuasan tertinggi ditunjukkan pada item perusahaan akan lebih
dikenali setelah melakukan program CSR dengan rata-rata sebesar 2,82 (puas), dan
kepuasan terendah pada item program CSR meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan
meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan dana masih belum memuaskan. Hal ini
tentunya menjadi pertimbangan bagi manajemen BMI dalam melakukan CSR kedepan
agar lebih informatif, misalnya melalui iklan atau pamflet sehingga dapat diketahui oleh
nasabah, bahwa dana yang ditabung ternyata dapat berperan aktif dalam kegiatan sosial
Hasil deskriptif terhadap variabel loyalitas nasabah dapat ditunjukkan pada Tabel
4.13 berikut :
Tabel 4.13
Deskriptif Variabel Loyalitas Nasabah
Indikator Loyalitas Mean Kategori
Program CSR mendorong nasabah untuk menjaga nama 2.40 Tidak Loyal
baik BMI
memiliki rata-rata sebesar 3,86. Hal ini berarti nasabah telah merasa loyal pada
BMI karena berada pada interval 2,51 – 3,25. Loyalitas tertinggi yaitu menjadikan
pilihan pertama dalam memilih bank dengan rata-rata sebesar 2,75 (loyal), dan
loyalitas terendah terjadi pada keinginan untuk menjaga nama baik bank dengan
Hasil ini hendaknya menjadi perhatian bagi pihak manajemen bank agar
saja, tetapi juga kepedualiannya pada masyarakat sekitar, sehingga rasa bangga
yang dimiliki oleh nasabah akan mampu memotivasi untuk menjaga nama baik
bank, sehingga rekomendasi yang diberikan kepada orang lain adalah hal-hal yang
Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur atau
Path Analisys dan uji asumsi SEM. Model analisis jalur ini digunakan analisis SEM
(Structural Equation Model) yaitu sekumpulan teknik-teknik statistikal yang
memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan.
Analisis ini dipilih untuk mengetahui pengaruh secara bertahap yaitu pengaruh program
CSR terhadap kepuasan nasabah, pengaruh kepuasan terhadap loyalitas dan pengaruh
program CSR terhadap loyalitas melalui kepuasan nasbaah. Analisis ini sekaligus untuk
membuktikan hipotesis penelitian ini yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
pengujian yaitu :
Untuk mengetahui kriteria model yang baik (Goodness of Fit) digunakan: Absolut
Uji kebaikan model ini menggunakan software Amos versi 21.0. Berikut ini goodness of fit
Tabel 4.14
Goodness of Fit Index
Goodness of Fit Index Hasil Cut Off Value Kriteria
Nilai X2 – Chi Square dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya
p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho yang menyatakan tidak terdapat perbedaan
antara matrik kovarians sampel dengan matrik kovarians populasi yang diestimasi tidak
dapat diterima. Artinya matrik kovarians sampel dengan matriks kovarians populasi
kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodnes of fit model dan jumlah
kesesuaian. Hasil CMIN/DF sebesar 1,433 yang nilainya lebih kecil dari nilai yang
>0,90. Hasil menunjukkan nilai GFI sebesar 0,905>0,9, sehingga model memiliki fit
yang baik.
Adjusted Goodness of fit Index – AGFI sebagai pengembangan indeks GFI,
merupakan indeks yang telah disesuaikan dengan rasio degree of freedom model yang
diusulkan dengan dengan degree of fredom dari null model. Hasil penelitian
menunjukkan nilai AGFI sebesar 0,878 yang nilainya lebih kecil dengan nilai AGFI
yang direkomendasikan > 0,9, sehingga menunjukkan bahwa model ini memiliki fit
Tucker Lewis Index – TLI merupakan alternatif incremental fit index yang
sebagai tingkat kesesuaian yang baik adalah > 0,90. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai TLI sebesar 0,946 sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat kesesuaian
membdaningkan model yang diuji dengan model null. Nilai yang direkomendasikan
CFI > 0,9. Hasil pengujian sebesar 0,954, menunjukkan bahwa model adalah baik
digunakan untuk mengkompensasi Chi Square Statistik dalam sampel yang besar. Nilai
RMSEA menunjukkan goodnes of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi
dalam populasi. Nilai penerimaan yang direkomendasikan < 0,08, sementara hasil
Dari hasil pengukuran Goodness of Fit Index di atas, dapat disimpulkan sebagian
besar parameter telah memenuhi persyaratan yang diharapkan, dan hanya dari Chi
square dan AGFI saja yang tidak memenuhi syarat sehingga secara keseluruhan telah
memenuhi persyaratan goodness of fit. Hal ini sesuai dengan pendapat Ghozali (2006)
yang menyatakan jika ada sebagian parameter Goodness of Fit yang tidak memenuhi
syarat, dapat dilihat dari parameter yang lain, dan jika terdapat beberapa parameter
yang telah memenuhi persyaratan maka dapat dinyatakan bahwa model telah
Seperti dijelaskan pada bab II, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini
terdiri dari 3 hipotesis. Hipotesis penelitian dilakukan uji satu sisi, karena hubungan antar
mengetahui apakah hipotesis didukung oleh data atau tidak, maka nilai probabilitas dari
parameter bernilai positif dan nilai probabilitas dari Critical Ratio (C.R) kurang dari α=
5%, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian didukung oleh data (terbukti
secara signifikan).
.08
.11
.17
e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 e8
1 1 1 1 1 1 1 1
.44
CSR1 CSR2 CSR3 CSR4 CSR5 CSR6 CSR7 CSR8 1
LN1 e14
1.05 .86 .37
1.00 .74 .93 .89 .75 .82 .06
.28 1
.10 LN2 e15
.42
1.00 .13
CSR 1
z2 1.03 LN3 e16
.19
1.01 1
.42 1 .89 LN4 e17 .05
.29
-.05
.98 1
LN5 e18
.21
Loyalitas 1.05 1
LN6 e19
.49 .62
.21 -.04
1
1.08
LN7 e20 .07
.94 .18
-.09
1
.43 .94 LN8 e21
.23
1
Goodness of Fit LN9 e22
.16
.15
Chi Square =308.068 1
LN10 e23
1 p=.000
Kepuasan z1
Cmin/DF =1.433
1.16 1.00
1.20
1.16
1.19 GFI=.905
AGFI =.878
KN1 KN2 KN3 KN4 KN5
TLI=.946
1 1 1 1 1
.39 .38 .42 .41 .35 CFI=.954
-.07
e9 e10 e11 e12 e13 RMSEA.042
diperoleh hasil uji hipotesis yang merupakan uji hubungan kausalitas dari masing-masing
KN = 0,207 CSR
koefisien CSR terhadap kepuasan adalah sebesar 0,207 yang berarti setiap
peningkatan CSR sebesar satu satuan maka kepuasan nasabah akan semakin
yang berarti semakin tinggi kepuasan nasabah dengan peningkatan sebesar satu
satuan maka loyalitas nasabah akan meningkat sebesar 0,429. Hasil uji
berarti semakin tinggi CSR dengan peningkatan sebesar satu satuan maka
“H1 : Ada pengaruh positif program CSR Bank Muamalat Indonesia terhadap
kepuasan nasabah adalah sebesar 0,207 dengan nilai p-value (0,002 < 0,05). Hal ini
berarti CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Dengan
demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti. Jika dilihat dari nilai
semakin baik CSR yang dirasakan nasabah maka semakin puas nasabah dalam
dan tanggung jawab aktivitas dan strategi untuk menjamin keberlangsungan hidup,
meningkatkan evaluasi dari konsumen dan sikap terhadap perusahaan (Brown dan
Dacin 1997; Gürhan- Canli dan Batra 2004, Sen dan Bhattacharya 2001). Secara
khusus, baru-baru ini terjadi pada pelanggan (Bhattacharya dan Sen 2003, 2004)
menunjukkan bahwa CSR merupakan elemen kunci dari identitas perusahaan yang
merupakan faktor mediasi perbankan dan CSR merupakan faktor yang paling
“H2 : Ada pengaruh positif kepuasan nasabah Bank Muamalat Indonesia terhadap
terhadap loyalitas nasabah adalah sebesar 0,429 dengan nilai p-value (0,000 <
0,05), Hal ini berarti kepuasan nasabah berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Zeithaml et al., (1996)
dan Fornel (1992) yang menemukan bahwa loyalitas yang tinggi dipengaruhi oleh
tingginya kepuasan nasabah. Hal ini berarti jika kepuasan nasabah semakin
meningkat maka loyalitas nasabah juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena kepuasan terbentuk atas terpenuhi kinerja dengan harapan seseorang. Jika
kinerja melebihi harapan, nasabah amat puas atau senang. Banyak perusahaan
memfokuskan pada kepuasan tinggi karena para nasabah yang kepuasannya hanya
dalam kriteria “pas”, mudah untuk merubah pikiran bila mendapat tawaran yang
lebih baik. Mereka yang amat puas lebih sukar untuk mengubah pilihannya.
Kepuasan tinggi atau kesenangan yang tertinggi menciptakan kelekatan emosional
terhadap jasa atau produk tertentu, bukan hanya kesukaan / preferensi rasional,
Perusahaan yang berhasil menjaga agar pelanggannya selalu puas hampir tak
terkalahkan. Para pelanggannya rnenjadi lebih setia atau memIliki loyalitas yang
tinggi sehingga mereka lebih sering membeli, rela membayar lebih banyak dan
(Yazid, 1999)
“H3 : ada pengaruh positif pelaksanaan program CSR terhadap Loyalitas Nasabah
bahwa pengaruh langsung CSR terhadap loyalitas adalah sebesar 0,419 dengan
p=0,000<0,05. Hal ini berarti CSR nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap
loyalitas nasabah.
Hasil ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi CSR maka loyalitas nasabah
loyalitas pelanggan. McDonald dan Hung Lai (2010) juga mengatakan bahwa CSR
yang telah dilakukan di bank, sangat mempengaruhi visi pelanggan dan perilaku
saat mereka membandingkan layanan bank satu dengan bank lain. Selanjutnya,
Green & Peloza (2011) mengatakan bahwa dengan memproduksi nilai-nilai moral
dan memotivasi, CSR dapat memperkuat loyalitas dan kepuasan pelanggan. Dalam
studi mereka pada efek tanggung jawab social. Pomerin & Johnson (2009)
kepastian mereka. Ini berarti CSR akan meningkatkan citra perusahaan yang
hubungan positif dengan respon produk (Keller dan Aaker, 1992), terutama dalam
proses mengevaluasi produk baru oleh konsumen . Brown dan Dacin (1997)
konsumen dalam mengavaluasi produk yang ditawarkan perusahaan. Hal ini senada
evaluasi dari konsumen dan sikap terhadap perusahaan. (Brown dan Dacin 1997;
Gürhan- Canli dan Batra 2004, Sen dan Bhattacharya 2001). Meningkatnya
membentuk loyalitas.
total program CSR BMI terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah dapat
Hasil ini dapat diartikan bahwa CSR dan kepuasan nasabah mampu
menjelaskan loyalitas nasabah sebesar 50,7% dan sisanya sebesar 49,3% loyalitas
nasabah dapat dijelaskan oleh variabel lainnya, misalnya bagi hasil, kualitas
nasabah melalui kepuasan nasabah. Hasil ini dapat diartikan bahwa kepuasan
Semakin tinggi CSR maka kepuasan akan semakin meningkat dan hal ini akan
meningkatkan loyalitas nasabah. Menurut Tse and Wilton (1988) kepuasan atau
memakainya. Bila nasabahnya merasa puas maka akan memberikan dorongan yang
5.1. Kesimpulan
dan loyalitas nasabah Bank Muamamat Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
nasabah pada Bank Muamamat Indonesia. sebesar 0,207 dengan nilai p-value
(0,002<0,05), yang berarti semakin baik CSR yang dirasakan nasabah maka
kepuasan nasabah akan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada table
4.15
loyalitas nasabah pada Bank Muamamat Indonesia sebesar 0,429 dengan nilai
loyalitas nasabah akan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada table 4.
15
nasabah pada Bank Muamamat Indonesia. sebesar 0,419 yang dengan nilai p-
value (0,000<0,05), yang berarti semakin baik CSR yang dirasakan nasabah,
maka loyalitas nasaba akan semakin meningkat. . Hal ini dapat dilihat pada
table 4.1
5.2. Saran
1. Bagi Bank Muamamat Indonesia hendaknya meningkatkan CSR agar kepuasan dan
seperti CSR dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan wakaf. Untuk itu kedepan
tanamkan ternyata berguna untuk kepentingan sosial. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan publikasi, iklan dan lainnya agar informasi tentang program
CSR perusahaan ini dapat dipahami secara luas oleh seluruh nasabah.
Sehingga akan timbul rasa bangga dari para nasabah BMI dan akan menggunakan
a. Jumlah sampel yang di ambil hanya 250 responden, yang mungkin belum bisa
b. Pengambilaan data dalam penelitian ini hanya dilakukan pada satu satuan
Assael, H. 1992. Consumer Behavior & Marketing Action, 4th edition. Kent
Publishing Company, New York.
Australian Consumer Association (2005), “Bank satisfaction survey”, Australian
Choice Magazine, retrieved July 8 2006 from
www.choice.com.au/printFriendly.aspx?ID=104697.
Berens, G., van Riel, C.B.M. and van Rekom, J. (2007), “The CSR-quality trade-
off: when can corporate social responsibility and corporate ability
compensate each other?”, Journal of Business Ethics, Vol. 74, pp. 233-52.
Bhattacharya, C.B., Hayagreeva Rao, and Mary Ann Glynn (1995), “Understanding
the Bond of Identification: An Investigation of Its Correlates Among Art
Museum Members,” Journalof Marketing, 59 (October), 46–57.
Bolton, R.N. and Drew, J.H. (1991), “A Multistage Model of Costumer’
Assesments of Service Quality and Value”, Journal pf Consumer Research,
Vol. 17, March, pp. 275-84
Brown, Tom J. (1998), “Corporate Associations in Marketing: Antecedents and
Consequences,” Corporate Reputation Review, 1 (3), 215–33.
Brown, T.J., Dacin, P.A., 1997. The company and the product: corporate
associations and consumer product responses. Journal of Marketing 61, 68–
84.
Budimanta, Prasetijo, dan Rudito. 2004. Corporate Social Responsibility: Jawaban
Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Centre for Suistanable
Development, Jakarta.
Colgate, M. and Hedge, R. (2001), “An investigation into the switching process in
retail banking services”, International Journal of Bank Marketing, Vol. 19
No. 4/5, pp.
201-212.
Chaudhuri, A. and Holbrook, M.B. (2001), “The chain ofeffects from brand trust
Chapple, W. and Moon, J. (2005), “Corporate social responsibility (CSR) in Asia”,
Business and Society, Vol. 44 No. 4, pp. 415-41.
Chiou, J.S. and Droge, C. (2006), “Service quality, trust, specific asset investment,
and expertise: direct and indirect effects in a satisfaction-loyalty
framework”, Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 34 No. 4,
pp. 613-27.
Duarte, F. 2008. What we Learn Today is How we Behave Tomorrow: A Study on
Students’ Perceptions of Ethics in Management Education. Social
Responsibility Journal. Vol. 4 No.1/2 pp 120- 28.
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo ,1993, Statistik induktif , Edisi keempat,
BPFE UGM , Yogyakarta
Daub, Claus-Heinrich and Rudolf Ergenzinger (2005), “Enabling Sustainable
Management Through a New Multi-Disciplinary Concept of Customer
Satisfaction,” European Journal of Marketing, 39 (9–10), 998–1012.
Day, G.S. (1969), “A two dimensional concept on brand loyalty”, Journal of
Advertising Research, Vol. 9 No. 3, pp. 29-35.
Dick, A. and Basu, K. (1994), “Customer loyalty: toward an integrated conceptual
framework”, Journal of Academy of Marketing Science, Vol. 22 No. 2, pp.
9 113.
Engel, James F., Roger D., Blackwell, dan Paul W. Miniard. 1994. Perilaku
Konsumen. Jilid Satu. Terjemahan, Budianto, Binarupa Aksara, Jakarta.
Farquhar, J.D. and Panther, T. (2007), “Acquiring and retaining customers in UK
banks: An exploratory study”, Journal of Retailing and Consumer Services,
forthcoming, retrieved November 7, 2007 from
http://www.elsevier.com/wps/find/journaldescription.cws_home/30446/desc
ription#description
Ferdinand A, (2002). Structural Equation Modelling Dalam Peneltian
Manajemen. Edisi 2, Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP
Yeomans, M. (2005, May 30), “Banks go green: the world’s largest finance firms are
taking into account the environmental impact of their lending”, Time, A13.
Zeithaml, Valerie A. 2000. “Service Quality, Profitability, and the Economic
Worth of Customers: What We Know and What We Need to Learns,” Journal of
the Academy of Marketing Science, Vol. 28 No. 1, pp.67-85.
Zulkifli, M. 1997. Analisis Positioning Merek. Skripsi pada Jurusan Statistika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.”Penyelenggaraan AMPL: Menunggu Kontribusi Swasta”, Percik. Oktober
2005. Hlm 6 (kolom 2-3).
http://www.penulislepas.com/v2/ Membangun Value Merek dengan Corporate Social
Responsibility [3 Juni 2007]
Kepada Yth :
Bapak / Ibu/ Saudara/i Nasabah Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Kantor Cabang Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia
Tidak terdapat maksud apa- apa dibalik pengisian angket ini, kecuali untuk
keperluan ilmiah yaitu untuk menyusun skripsi dan tidak disajikan ke pihak luar, serta
kerahasiaan dalam mengisi angket ini terjamin sepenuhnya. Oleh karena itu, jawaban yang
Bapak / Ibu/ Saudara/i berikan dengan jujur dan terbuka sangat membantu kami,.
Atas partisipasi dan kesediaan Bapak / Ibu/ Saudara /i dalam mengisi angket
tersebut saya mengucapkan banyak terima kasih
Hormat Saya
Untuk menjawabnya, Bapak / Ibu/ Saudara/i dapat memilih satu jawaban dengan
memberi tanda silang (X) dari 4 (empat) alternative jawaban yang tersedia
PENILAIAAN
NO PERNYATAAN TENTANG PENILAIAN PROGRAM CSR BMI
STS TS S SS
1 Saya yakin bahwa Program Pemberdayaan Ekonomi (KUM3 dan KJKS
KUM3) dalam kegiatan CSR BMI dapat membantu mengentaskan
kemiskinan
2 Saya yakin program Santunan Pendidikan (ISS dan Orphan Kafala,
Beasiswa Yatim) dalam kegiatan CSR BMI dapat membantu anak yatim
dan miskin berprestasi.
3 Saya yakin program Santunan Sosial dan kemanusiaan dalam kegiatan
CSR BMI dapat membantu korban bencana alam seperti gempa bumi
dan banjir.
4 Saya yakin program Santunan Kesehatan dalam kegiatan CSR BMI
dapat membantu pembangunan sarana dan prasarana kesehatan serta
meningkatkan kesehatan masyarakat miskin
5 Saya yakin program CSR BMI dapat membantu kegiatan sosial
masyarakat
6 Saya yakin program Program Non-ZIS (Program Go-Green) dalam
kegiatan CSR BMI dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi
masyarakat
7 Saya yakin program Berbagi Cahaya Qurban dalam kegiatan CSR BMI
dapat menyalurkan hewan kurban kepada masyarakat yang tidak mampu
di seluruh Indonesia
8 Saya yakin program Pemberdayaan Wakaf dalam kegiatan CSR BMI
dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat kurang mampu
No PENILAIAAN
PERNYATAAN KEPUASAN
STS TS S SS
1 Program CSR BMI berarti membantu orang lain dalam kegiatan sosial,
sehingga meningkatkan kepuasan saya sebagai nasabah
2 Perusahaan yang melaksanakan CSR (seperti BMI ini) cenderung lebih
mudah dikenali masyarakat serta menjadikan konsumennya lebih puas
serta bangga
3 Program CSR BMI dapat meningkatkan pengetahuan saya tentang
pengelolaan dana yang saya percayakan dan manfaat dari program CSR
tersebut kepada masyarakat, sehingga meningkatkan kepuasan saya
4 Sebagai nasabah saya merasa puas karena bentuk kegiatan atau Program
CSR BMI sudah sesuai dengan harapan saya
5 Sebagai nasabah saya merasa puas karena pelaksanaan Program CSR
BMI sudah dijalankan dengan baik
Untuk menjawabnya Bapak / Ibu/ Saudara/i dapat memilih satu jawaban dengan tanda
silang (X) dari 4 (empat) alternative jawaban yang tersedia
No PENILAIAAN
PERNYATAAN LOYALITAS
STS TS S SS
1 Program CSR BMI mendorong saya untuk selalu menggunakan bank ini
dalam kegiatan perbankan saya sehari-hari
2 Dengan adanya program CSR BMI ini menjadikan saya akan tetap setia
sebagai nasabah BMI, karena bank ini turut serta dalam memajukan
kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan
3 Program CSR BMI mendorong saya untuk selalu memilih bank ini
sebagai pilihan pertama jika dimasa yang akan datang saya
membutuhkan layanan/produk baru perbankan
4 Program CSR BMI mendorong saya untuk tetap setia menjadi nasabah
nya, meskipun ada bank lain yang menawarkan bunga dan hadiah yang
lebih besar
5 Program CSR BMI mendorong saya untuk menambah tabungan saya
serta meningkatkan kegiatan transaksi melalui bank ini
6 Program CSR BMI yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, mendorong saya untuk menceritakan hal ini serta
keuntungan memiliki rekening di bank ini
7 Saya bersedia untuk memberitahukan kepada orang lain bahwa BMI
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan melalui program
CSR nya.
8 Program CSR BMI mendorong saya untuk menyarankan dan
mempromosikan kepada orang lain untuk memiliki rekening dan
melakukan transaksi di bank ini
9 Program CSR BMI mendorong saya untuk menjaga nama baik dan
membelanya jika ada pihak lain yang berusaha menjelekan atau
menjatuhkan citra bank ini
10 Saya bangga menjadi nasabah BMI, karena selain mendapatkan jasa
perbankan yang tidak kalah dengan bank lainnya, saya juga dapat
membantu orang lain melaui program CSR nya
HASIL OLAH DATA AMOS
Reliability
N %
Cases Valid 250 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 250 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.837 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
CSR1 17.9400 13.840 .641 .809
CSR2 18.1000 14.749 .479 .829
CSR3 17.7680 14.083 .577 .817
CSR4 17.9080 13.481 .660 .806
CSR5 18.0280 14.067 .558 .820
CSR6 17.9560 14.251 .537 .822
CSR7 17.9880 14.414 .519 .824
CSR8 18.1200 14.178 .560 .819
Reliability
N %
Cases Valid 250 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 250 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.732 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
KN1 10.5960 4.908 .515 .677
KN2 10.3320 4.970 .487 .687
KN3 10.6520 4.935 .487 .688
KN4 10.5600 4.826 .519 .675
KN5 10.4840 5.279 .453 .700
Reliability
N %
Cases Valid 250 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 250 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.854 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
LN1 23.5000 17.408 .528 .844
LN2 23.2400 16.970 .638 .833
LN3 23.2280 17.269 .560 .840
LN4 23.3640 18.128 .632 .836
LN5 23.4440 17.790 .565 .840
LN6 23.3520 17.458 .676 .831
LN7 23.4560 19.253 .237 .872
LN8 23.3000 17.753 .624 .835
LN9 23.5800 17.867 .610 .836
LN10 23.3560 18.053 .651 .834
.07
.08
.11
.17
e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 e8
1 1 1 1 1 1 1 1
.44
CSR1 CSR2 CSR3 CSR4 CSR5 CSR6 CSR7 CSR8 1
LN1 e14
1.05 .86 .37
1.00 .74 .93 .89 .75 .82 .06
.28 1
.10 LN2 e15
.42
1.00 .13
CSR 1
z2 1.03 LN3 e16
.19
1.01 1
.42 1 .89 LN4 e17 .05
.29
-.05
.98 1
LN5 e18
.21
Loyalitas 1.05 1
LN6 e19
.49 .62
.21 -.04
1
1.08
LN7 e20 .07
.94 .18
-.09
1
.43 .94 LN8 e21
.23
1
Goodness of Fit LN9 e22
.16
.15
Chi Square =308.068 1
LN10 e23
1 p=.000
Kepuasan z1
Cmin/DF =1.433
1.16 1.00
1.20
1.16
1.19 GFI=.905
AGFI =.878
KN1 KN2 KN3 KN4 KN5
TLI=.946
1 1 1 1 1
.39 .38 .42 .41 .35 CFI=.954
-.07
e9 e10 e11 e12 e13 RMSEA.042
D:\MY DOCUMENT 2013\RADITYA CSR PEMASARAN\data amos.amw
Analysis Summary
Date and Time
Date: Wednesday, January 16, 2013
Time: 9:18:29 AM
Title
data amos: Wednesday, January 16, 2013 9:18 AM
Groups
Group number 1 (Group number 1)
Notes for Group (Group number 1)
The model is recursive.
Sample size = 250
Variable Summary (Group number 1)
Your model contains the following variables (Group number 1)
Observed, endogenous variables
CSR1
CSR2
CSR3
CSR4
CSR5
CSR6
CSR7
CSR8
KN5
KN4
KN3
KN2
KN1
LN1
LN2
LN3
LN4
LN5
LN6
LN7
LN8
LN9
LN10
Unobserved, endogenous variables
Kepuasan
Loyalitas
Unobserved, exogenous variables
CSR
e1
e2
e3
e4
e5
e6
e7
e8
e13
e12
e11
e10
e9
e14
e15
e16
e17
e18
e19
e20
e21
e22
e23
z1
z2
Variable counts (Group number 1)
Number of variables in your
51
model:
Number of observed variables: 23
Number of unobserved variables: 28
Number of exogenous variables: 26
Number of endogenous variables: 25
Parameter Summary (Group number 1)
Weight Covariance Intercept
Variances Means Total
s s s
Fixed 28 0 0 0 0 28
Labeled 0 0 0 0 0 0
Unlabeled 23 12 26 0 0 61
Total 51 12 26 0 0 89
Assessment of normality (Group number 1)
kurtosi
Variable min max skew c.r. c.r.
s
LN10 1.000 4.000 .056 .364 -.510 -1.646
LN9 1.000 4.000 .107 .693 -.175 -.563
-.08
LN8 1.000 4.000 -.527 -.157 -.506
2
-.07
LN7 1.000 4.000 -.499 -.506 -1.634
7
-.01
LN6 1.000 4.000 -.104 -.224 -.723
6
-.12
LN5 1.000 4.000 -.828 -.216 -.696
8
LN4 1.000 4.000 .085 .550 -.525 -1.696
LN3 1.000 4.000 .284 1.830 -1.032 -3.331
LN2 1.000 4.000 .324 2.090 -.969 -3.128
LN1 1.000 4.000 .157 1.011 -.470 -1.518
KN1 1.000 4.000 .131 .842 -.458 -1.480
KN2 1.000 4.000 .122 .789 -.988 -3.188
KN3 1.000 4.000 .272 1.757 -.462 -1.490
KN4 1.000 4.000 .013 .083 -.505 -1.630
KN5 1.000 4.000 .322 2.078 -.646 -2.085
kurtosi
Variable min max skew c.r. c.r.
s
CSR8 1.000 4.000 .307 1.982 -.286 -.923
CSR7 1.000 4.000 .261 1.685 -.466 -1.503
CSR6 1.000 4.000 .210 1.357 -.533 -1.720
CSR5 1.000 4.000 .281 1.811 -.479 -1.546
CSR4 1.000 4.000 .152 .982 -.645 -2.083
CSR3 1.000 4.000 .201 1.298 -.927 -2.992
CSR2 1.000 4.000 .310 2.001 -.230 -.743
CSR1 1.000 4.000 .196 1.264 -.493 -1.590
Multivariat
69.693 16.247
e
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)
Observation
Mahalanobis d-squared p1 p2
number
141 59.855 .000 .010
104 55.096 .000 .001
28 51.984 .001 .000
242 51.420 .001 .000
63 49.433 .001 .000
83 48.365 .002 .000
108 47.288 .002 .000
126 46.487 .003 .000
248 46.440 .003 .000
72 43.273 .006 .000
42 42.350 .008 .000
94 41.822 .010 .000
92 41.610 .010 .000
201 40.986 .012 .000
9 40.284 .014 .000
101 40.090 .015 .000
170 39.517 .017 .000
109 39.349 .018 .000
8 39.212 .019 .000
169 38.867 .021 .000
55 37.818 .027 .000
178 36.965 .033 .000
62 36.286 .039 .000
4 36.274 .039 .000
41 35.775 .043 .000
59 35.563 .046 .000
188 35.225 .049 .000
74 34.924 .053 .000
128 34.896 .053 .000
96 34.872 .054 .000
140 34.783 .055 .000
166 34.731 .055 .000
Observation
Mahalanobis d-squared p1 p2
number
10 34.202 .062 .000
216 34.188 .062 .000
98 33.811 .068 .000
17 33.742 .069 .000
71 33.703 .070 .000
137 33.642 .071 .000
224 33.555 .072 .000
47 33.497 .073 .000
15 33.270 .076 .000
36 33.210 .077 .000
195 33.145 .079 .000
40 32.959 .082 .000
221 32.604 .088 .000
236 32.497 .090 .000
89 32.286 .094 .000
240 32.179 .096 .000
43 32.025 .100 .000
39 32.000 .100 .000
142 31.696 .107 .000
123 31.642 .108 .000
45 31.442 .112 .000
26 31.372 .114 .000
22 31.168 .119 .000
51 31.019 .122 .000
134 30.417 .138 .000
189 30.242 .143 .000
67 30.222 .143 .000
116 30.137 .146 .000
249 30.104 .146 .000
207 29.955 .151 .000
246 29.926 .152 .000
6 29.714 .158 .000
61 29.658 .159 .000
209 29.459 .166 .000
182 29.447 .166 .000
52 29.320 .170 .000
30 29.179 .174 .000
157 29.091 .177 .000
204 29.039 .179 .000
111 28.677 .191 .000
160 28.590 .194 .000
88 28.531 .196 .000
203 28.018 .215 .001
64 28.003 .216 .001
153 27.952 .218 .001
Observation
Mahalanobis d-squared p1 p2
number
171 27.737 .226 .001
212 27.466 .237 .003
27 27.426 .238 .002
162 27.368 .241 .002
81 27.311 .243 .001
237 27.152 .250 .002
118 26.894 .261 .005
143 26.772 .266 .006
49 26.704 .269 .005
32 26.593 .274 .006
165 26.537 .276 .005
138 26.186 .292 .017
185 26.042 .299 .022
219 26.026 .300 .017
58 25.840 .308 .026
136 25.566 .322 .053
53 25.473 .326 .055
102 25.409 .330 .053
75 25.157 .342 .093
180 25.109 .345 .086
60 24.902 .355 .127
190 24.858 .358 .116
202 24.840 .359 .097
Models
Default model (Default model)
Notes for Model (Default model)
Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments: 276
Number of distinct parameters to be
61
estimated:
Degrees of freedom (276 - 61): 215
Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = 308.068
Degrees of freedom = 215
Probability level = .000
Group number 1 (Group number 1 - Default model)
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Kepuasa .
<--- CSR .207 .066 3.161
n 002
Loyalitas <--- CSR .419 .074 5.664 ***
Kepuasa
Loyalitas <--- .429 .098 4.354 ***
n
CSR1 <--- CSR 1.000
CSR2 <--- CSR .736 .097 7.582 ***
Estimate S.E. C.R. P Label
CSR3 <--- CSR .934 .102 9.148 ***
CSR4 <--- CSR 1.051 .110 9.550 ***
CSR5 <--- CSR .863 .107 8.049 ***
CSR6 <--- CSR .894 .105 8.499 ***
CSR7 <--- CSR .749 .104 7.232 ***
CSR8 <--- CSR .817 .104 7.860 ***
Kepuasa
KN5 <--- 1.000
n
Kepuasa
KN4 <--- 1.192 .180 6.608 ***
n
Kepuasa
KN3 <--- 1.157 .178 6.510 ***
n
Kepuasa
KN2 <--- 1.197 .179 6.697 ***
n
Kepuasa
KN1 <--- 1.163 .176 6.618 ***
n
LN1 <--- Loyalitas 1.000
LN2 <--- Loyalitas 1.026 .130 7.881 ***
LN3 <--- Loyalitas 1.014 .143 7.113 ***
LN4 <--- Loyalitas .890 .110 8.054 ***
LN5 <--- Loyalitas .978 .129 7.592 ***
LN6 <--- Loyalitas 1.046 .128 8.200 ***
LN7 <--- Loyalitas .486 .129 3.770 ***
LN8 <--- Loyalitas 1.085 .137 7.922 ***
LN9 <--- Loyalitas .942 .121 7.800 ***
LN10 <--- Loyalitas .937 .114 8.239 ***
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Kepuasa
<--- CSR .274
n
Loyalitas <--- CSR .493
Loyalitas <--- Kepuasan .381
CSR1 <--- CSR .703
CSR2 <--- CSR .535
CSR3 <--- CSR .655
CSR4 <--- CSR .697
CSR5 <--- CSR .578
CSR6 <--- CSR .610
CSR7 <--- CSR .520
CSR8 <--- CSR .564
KN5 <--- Kepuasan .563
KN4 <--- Kepuasan .600
KN3 <--- Kepuasan .585
KN2 <--- Kepuasan .614
KN1 <--- Kepuasan .601
LN1 <--- Loyalitas .562
LN2 <--- Loyalitas .606
LN3 <--- Loyalitas .578
LN4 <--- Loyalitas .684
LN5 <--- Loyalitas .634
LN6 <--- Loyalitas .720
LN7 <--- Loyalitas .270
LN8 <--- Loyalitas .755
LN9 <--- Loyalitas .662
LN10 <--- Loyalitas .732
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
<--
e4 e7 .166 .031 5.339 ***
>
<--
e15 e16 .133 .028 4.790 ***
>
<--
e5 e8 .113 .031 3.645 ***
>
<-- .
e16 e23 -.040 .014 -2.792
> 005
<--
e17 e23 .074 .013 5.586 ***
>
<--
e20 e21 -.093 .024 -3.812 ***
>
<--
e3 e17 .075 .015 5.048 ***
>
<--
e13 e17 -.069 .015 -4.639 ***
>
e2 <-- e17 .066 .015 4.395 ***
Estimate S.E. C.R. P Label
>
<-- .
e15 e19 .051 .019 2.705
> 007
<-- .
e14 e15 .058 .026 2.257
> 024
<-- .
e14 e21 -.048 .020 -2.376
> 018
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
e4 <--> e7 .439
e1
<--> e16 .335
5
e5 <--> e8 .272
e1
<--> e23 -.156
6
e1
<--> e23 .436
7
e2
<--> e21 -.276
0
e3 <--> e17 .303
e1
<--> e17 -.272
3
e2 <--> e17 .247
e1
<--> e19 .181
5
e1
<--> e15 .143
4
e1
<--> e21 -.170
4
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
**
CSR .285 .048 5.877
*
**
z1 .150 .035 4.256
*
**
z2 .105 .025 4.190
*
**
e1 .291 .032 8.998
*
**
e2 .384 .037 10.246
*
**
e3 .330 .035 9.441
*
**
e4 .333 .037 9.061
*
**
e5 .422 .042 9.999
*
e6 .383 .039 9.857 **
Estimate S.E. C.R. P Label
*
**
e7 .431 .042 10.239
*
**
e8 .406 .040 10.074
*
**
e13 .350 .037 9.437
*
**
e12 .410 .045 9.094
*
**
e11 .417 .045 9.247
*
**
e10 .385 .043 8.935
*
**
e9 .387 .043 9.076
*
**
e14 .445 .043 10.277
*
**
e15 .374 .036 10.271
*
**
e16 .420 .040 10.391
*
**
e17 .186 .018 10.379
*
**
e18 .292 .029 10.202
*
**
e19 .209 .022 9.610
*
**
e20 .617 .056 11.010
*
**
e21 .183 .020 8.933
*
**
e22 .234 .023 10.048
*
**
e23 .157 .017 9.301
*
Matrices (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
CSR Kepuasan Loyalitas
Kepuasan .207 .000 .000
Loyalitas .507 .429 .000
LN10 .475 .402 .937
LN9 .478 .404 .942
LN8 .550 .465 1.085
LN7 .246 .208 .486
LN6 .531 .448 1.046
LN5 .496 .419 .978
LN4 .452 .382 .890
LN3 .514 .435 1.014
CSR Kepuasan Loyalitas
LN2 .521 .440 1.026
LN1 .507 .429 1.000
KN1 .241 1.163 .000
KN2 .248 1.197 .000
KN3 .240 1.157 .000
KN4 .247 1.192 .000
KN5 .207 1.000 .000
CSR8 .817 .000 .000
CSR7 .749 .000 .000
CSR6 .894 .000 .000
CSR5 .863 .000 .000
CSR4 1.051 .000 .000
CSR3 .934 .000 .000
CSR2 .736 .000 .000
CSR1 1.000 .000 .000
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
CSR Kepuasan Loyalitas
Kepuasan .274 .000 .000
Loyalitas .597 .381 .000
LN10 .437 .279 .732
LN9 .395 .252 .662
LN8 .451 .288 .755
LN7 .161 .103 .270
LN6 .430 .274 .720
LN5 .379 .242 .634
LN4 .408 .260 .684
LN3 .345 .220 .578
LN2 .362 .231 .606
LN1 .336 .214 .562
KN1 .165 .601 .000
KN2 .168 .614 .000
KN3 .161 .585 .000
KN4 .165 .600 .000
KN5 .154 .563 .000
CSR8 .564 .000 .000
CSR7 .520 .000 .000
CSR6 .610 .000 .000
CSR5 .578 .000 .000
CSR4 .697 .000 .000
CSR3 .655 .000 .000
CSR2 .535 .000 .000
CSR1 .703 .000 .000
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
CSR Kepuasan Loyalitas
Kepuasan .207 .000 .000
Loyalitas .419 .429 .000
CSR Kepuasan Loyalitas
LN10 .000 .000 .937
LN9 .000 .000 .942
LN8 .000 .000 1.085
LN7 .000 .000 .486
LN6 .000 .000 1.046
LN5 .000 .000 .978
LN4 .000 .000 .890
LN3 .000 .000 1.014
LN2 .000 .000 1.026
LN1 .000 .000 1.000
KN1 .000 1.163 .000
KN2 .000 1.197 .000
KN3 .000 1.157 .000
KN4 .000 1.192 .000
KN5 .000 1.000 .000
CSR8 .817 .000 .000
CSR7 .749 .000 .000
CSR6 .894 .000 .000
CSR5 .863 .000 .000
CSR4 1.051 .000 .000
CSR3 .934 .000 .000
CSR2 .736 .000 .000
CSR1 1.000 .000 .000
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
CSR Kepuasan Loyalitas
Kepuasan .274 .000 .000
Loyalitas .493 .381 .000
LN10 .000 .000 .732
LN9 .000 .000 .662
LN8 .000 .000 .755
LN7 .000 .000 .270
LN6 .000 .000 .720
LN5 .000 .000 .634
LN4 .000 .000 .684
LN3 .000 .000 .578
LN2 .000 .000 .606
LN1 .000 .000 .562
KN1 .000 .601 .000
KN2 .000 .614 .000
KN3 .000 .585 .000
KN4 .000 .600 .000
KN5 .000 .563 .000
CSR8 .564 .000 .000
CSR7 .520 .000 .000
CSR6 .610 .000 .000
CSR5 .578 .000 .000
CSR Kepuasan Loyalitas
CSR4 .697 .000 .000
CSR3 .655 .000 .000
CSR2 .535 .000 .000
CSR1 .703 .000 .000
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
CSR Kepuasan Loyalitas
Kepuasan .000 .000 .000
Loyalitas .089 .000 .000
LN10 .475 .402 .000
LN9 .478 .404 .000
LN8 .550 .465 .000
LN7 .246 .208 .000
LN6 .531 .448 .000
LN5 .496 .419 .000
LN4 .452 .382 .000
LN3 .514 .435 .000
LN2 .521 .440 .000
LN1 .507 .429 .000
KN1 .241 .000 .000
KN2 .248 .000 .000
KN3 .240 .000 .000
KN4 .247 .000 .000
KN5 .207 .000 .000
CSR8 .000 .000 .000
CSR7 .000 .000 .000
CSR6 .000 .000 .000
CSR5 .000 .000 .000
CSR4 .000 .000 .000
CSR3 .000 .000 .000
CSR2 .000 .000 .000
CSR1 .000 .000 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
CSR Kepuasan Loyalitas
Kepuasan .000 .000 .000
Loyalitas .105 .000 .000
LN10 .437 .279 .000
LN9 .395 .252 .000
LN8 .451 .288 .000
LN7 .161 .103 .000
LN6 .430 .274 .000
LN5 .379 .242 .000
LN4 .408 .260 .000
LN3 .345 .220 .000
LN2 .362 .231 .000
LN1 .336 .214 .000
KN1 .165 .000 .000
CSR Kepuasan Loyalitas
KN2 .168 .000 .000
KN3 .161 .000 .000
KN4 .165 .000 .000
KN5 .154 .000 .000
CSR8 .000 .000 .000
CSR7 .000 .000 .000
CSR6 .000 .000 .000
CSR5 .000 .000 .000
CSR4 .000 .000 .000
CSR3 .000 .000 .000
CSR2 .000 .000 .000
CSR1 .000 .000 .000
Modification Indices (Group number 1 - Default model)
Covariances: (Group number 1 - Default model)
M.I. Par Change
e1
<--> e19 4.059 .041
4
e9 <--> CSR 4.172 -.051
e9 <--> e23 5.382 .035
e9 <--> e14 6.694 -.075
e1
<--> e17 5.326 .034
0
e1
<--> e16 4.886 -.058
0
e1
<--> e16 4.840 .059
1
e1
<--> e15 5.266 -.056
1
e1
<--> e14 5.078 .067
1
e1
<--> e17 5.162 -.034
2
e1
<--> e15 4.299 .044
3
e1
<--> e14 5.019 .058
3
e7 <--> e23 7.610 .037
e7 <--> e12 4.696 -.056
e6 <--> e23 5.586 -.034
e6 <--> e8 5.261 .059
e3 <--> e12 6.055 .063
e2 <--> e22 5.632 .047
e2 <--> e10 8.424 -.076
e2 <--> e6 5.964 -.062
e1 <--> z2 4.457 -.030
e1 <--> e21 6.069 -.042
e1 <--> e17 7.368 .034
Variances: (Group number 1 - Default model)
M.I
Par Change
.
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
M.I
Par Change
.
LN10 <--- KN1 4.512 .061
LN10 <--- CSR7 4.052 .059
LN10 <--- CSR6 5.632 -.068
LN9 <--- CSR2 5.443 .102
LN8 <--- CSR1 7.177 -.103
LN4 <--- CSR1 7.567 .079
LN1 <--- LN4 4.283 -.151
LN1 <--- KN1 4.572 -.118
LN1 <--- KN5 4.447 .127
KN1 <--- CSR 4.172 -.178
KN1 <--- LN1 6.890 -.138
KN1 <--- CSR8 4.800 -.121
KN1 <--- CSR6 4.190 -.111
KN1 <--- CSR5 7.653 -.148
KN4 <--- LN2 4.128 -.116
KN4 <--- LN1 4.063 -.109
KN5 <--- LN10 4.007 .131
KN5 <--- LN2 6.163 .123
KN5 <--- LN1 8.171 .135
CSR8 <--- KN4 5.761 -.119
CSR7 <--- KN4 5.189 -.107
CSR3 <--- KN4 4.254 .095
CSR2 <--- LN9 4.778 .133
CSR1 <--- LN8 7.096 -.152
CSR1 <--- LN5 5.775 -.128
CSR1 <--- LN4 4.317 .131
Minimization History (Default model)
Smallest
Iteratio Negative
Condition # eigenvalu Diameter F NTries Ratio
n eigenvalues
e
0 e 12 -1.357 9999.000 2169.549 0 9999.000
1 e 8 -.507 1.580 1194.033 19 .592
2 e 3 -.046 .525 876.019 5 .963
3 e 0 5811.645 1.141 598.745 6 .615
4 e 0 346.419 .987 498.877 5 .000
5 e 0 314.224 .745 382.906 2 .000
6 e 0 322.261 .685 319.600 1 1.185
7 e 0 337.872 .454 309.162 1 1.133
8 e 0 504.618 .207 308.114 1 1.101
9 e 0 582.071 .070 308.068 1 1.045
10 e 0 577.747 .005 308.068 1 1.005
11 e 0 579.082 .000 308.068 1 1.001
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
.
Default model 61 308.068 215 1.433
000
Saturated model 276 .000 0
Independence .
23 2269.295 253 8.970
model 000
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model .029 .905 .878 .705
Saturated model .000 1.000
Independence
.146 .357 .298 .327
model
Baseline Comparisons
IFI
NFI RFI TLI
Model Delta CFI
Delta1 rho1 rho2
2
Default model .864 .840 .955 .946 .954
Saturated model 1.000 1.000 1.000
Independence
.000 .000 .000 .000 .000
model
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model .850 .734 .811
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1.000 .000 .000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 93.068 50.445 143.705
Saturated model .000 .000 .000
Independence
2016.295 1867.666 2172.328
model
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model 1.237 .374 .203 .577
Saturated model .000 .000 .000 .000
Independence 8.09
9.114 7.501 8.724
model 8
RMSEA
HI
Model RMSEA LO 90 PCLOSE
90
Default model .042 .031 .052 .909
Independence
.179 .172 .186 .000
model
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 430.068 443.081 644.877 705.877
Saturated model 552.000 610.880 1523.923 1799.923
Independence model 2315.29 2320.202 2396.289 2419.289
Model AIC BCC BIC CAIC
5
ECVI
LO
Model ECVI HI 90 MECVI
90
Default model 1.727 1.556 1.931 1.779
Saturated model 2.217 2.217 2.217 2.453
Independence model 9.298 8.701 9.925 9.318
HOELTER
HOELTER HOELTER
Model
.05 .01
Default model 203 216
Independence
32 34
model
Execution time summary
Minimization: .031
Miscellaneous
4.025
:
Bootstrap: .000
Total: 4.056