Makalah Diskusi E Learning Kelompok 1
Makalah Diskusi E Learning Kelompok 1
DELEGASI KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah laporan diskusi E- Learning kelompok 1,
yang berjudul “DELEGASI KEPERAWATAN” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Informasi Keperawatan semester Genap TA 2020/2021. Makalah ini menjelaskan
tentang teori serta menganalisis secara kritis, dan pendekatan dalam manajemen keperawatan
tentang Pendelegasian.
Kelompok menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kelompok kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang diperoleh dan dimiliki sehingga
makalah dapat diselesaikan dengan baik. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti
bagi kami. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta memberi manfaat bagi para pembaca
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................................4
1.4 Manfaat...................................................................................................................................4
1.4.1 Manfaat teoritis.........................................................................................................4
1.4.2 Manfaat praktis..........................................................................................................4
BAB 2 KONSEP DELEGASI KEPERAWATAN......................................................................6
2.1 Pengertian...............................................................................................................................6
2.1.1 Delegasi.....................................................................................................................6
2.1.2 Delegasi keperawatan................................................................................................6
2.2 Prinsip PendelegasiaN............................................................................................................6
2.3 Lima Konsep Dasar Pendelegasian Yang Efektif...................................................................7
2.4 Cara Pendelegasian.................................................................................................................9
2.5 Tempat dan Waktu Pendelagasian........................................................................................10
2.6 Kegiatan Yang Tidak Boleh Didelegsikan...........................................................................11
2.7 Keberhasilan Pendelegasian.................................................................................................12
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pada praktek keperawatan terdapat sebuah permasalahan hukum, terutama persoalan
tentang bagaimana cara atau mekanisme pelimpahan tugas atau kewenangan dokter kepada
perawat. Undang-undang praktik keperawatan atau undang-undang untuk praktik keperawatan
profesional pada dasarnya berfungsi untuk mengatur praktik keperawatan agar hak-hak
masyarakat dalam memperoleh perawatan yang baik dapat terpenuhi. Tindakan medis yang
dilakukan perawat terhadap pasien akan menjadi bumerang bagi perawat ketika tindakan tersebut
merugikan pasien, sedangkan tindakan tersebut adalah sebuah pelimpahan tugas yang seharusnya
dilakukan oleh dokter. Ketika kerugian yang diderita pasien akibat tindakan tersebut berakibat
fatal maka disinilah muncul permasalahan hukum, khususnya di bagian hukum perdata (Aineka,
2015).
Mekanisme pelimpahan wewenang dapat diartikan sebagai suatu pemberian tugas tugas
kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Konsep dasar yang
mendasari efektifitas dalam pendelegasian/pelimpahan kewenangan yaitu: (1) delegasi bukan
suatu sistem untuk mengurangi tanggungjawab, tetapi adalah cara untuk membuat
tanggungjawab menjadi lebih bermakna, (2) tanggung-jawab dan otoritas harus didelegasikan
secara seimbang, (3) proses pelimpahan dapat membuat seseorang melaksanakan
tanggungjawabnya, mengembangkan kewenangan yang dilimpahkan, dan mengembangkan
kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi, (4) konsep memberikan dukungan harusKetika
dokter melimpahkan tanggungjawabnya kepada perawat, secara hukum berarti telah
mengalihkan tangungjawab hukum dalam tindakan tersebut. Artinya ketika pasien dirugikan
akibat dari pelimpahan tanggungjawab tersebut, perawat juga ikut menjadi korban karena tugas
dan status profesionalnya. Agar tidak terjadi kekeliruan antara dokter dan perawat dalam
pembuktian hukumnya, maka di perlukan suatu pemahaman yang universal yaitu bentuk (form)
tertulis pelimpahan tugas dokter kepada perawat. Dalam dunia kesehatan saat ini khususnya
hubungan antara dokter dan perawat telah ada suatu catatan-catatan tindakan medis yang
dituliskan dalam sebuah rekam medis pasien yang berisi semua informasi medis tentang pasien
termasuk didalamnya tentang bagaimana tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap pasien.
Tetapi kelemahan dari rekam medis ini adalah bahwa yang dapat melihat dan mengetahui isi
rekam medis ini hanyalah dokter dan perawat yang berkaitan dengan rekam medis pasien
(Aineka, 2015). Pasien sendiri tidak dapat leluasa dengan rekam medis tersebut.3 Pasal 1 butir 1
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan tentang
2
pentingnya perlindungan hak-hak konsumen, segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi perlindungan kepada Dasar hukum pelimpahankewenangan/tugas dokter
kepada perawat terdapat dalam Pasal 29 ayat (1) huruf e, dan Pasal 32 ayat (1), ayat (2), ayat (3),
ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan.
Pelaksanaan pelimpahan kewenangan dokter kepada perawat harus tertulis dan mengacu
pada ketentuan undang- undang keperawatan. Dalam praktiknya pelaksanaan pelimpahan tugas
ini berjalan efektif dan sesuai ketentuan yang berlaku. Terutama pada rumah sakit swasta hal ini
sangat diperhatikan, namun bentuk (form) tersebut tidaklah baku, terkadang pernyataan
pelimpahan tugas dokter kepada perawat dibuat sendiri oleh pihak dokter maupun perawat.
Untuk mengatur dan meminimalisir risiko tindakan medis dibawah standard oleh tenaga
kesehatan, rumah sakit menetapkan sebuah Standard Operasional Procedure (SOP) yang menjadi
acuan atau standar-standar tindakan yang harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dalam
memberikan layanan . (Aineka, 2015). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas
maka penulis tertarik untuk mempelajari materi tentang pelaksanaan pelimpahan kewenangan
dokter atau pendelegasian keperawatan.
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi proses penerapan Delegasi Keperawatan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui secara teoritis pengertian delegasi keperawatan.
2. Mengetahui kegiatan delegasi dan wewenang.
3. Mengetahui penerapan dan cara melakukan delegasi.
4. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pendelegasian.
5. Mengetahui tanggungjawab perawat terhadap pasien dalam pelimpahan kewenangan
dokter kepada perawat.
6. Mengetahui mekanisme pelimpahan kewenangan dokter kepada perawat.
7. Mengetahui sejauh manakah batasan tindakan medis pelimpahan kewenangan dokter
kepada perawat.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
1. Untuk menambah pengetahuan tentang delegasi keperawatan ,terutama untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah penulis peroleh selama perkuliahan.
2. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap almamater dalam menambah khazanah
pengetahuan yang berkenaan dengan tanggung jawab perawat kepada pasien dalam
pelimpahan tugas yang diperoleh perawat dari dokter.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi pasien
a. Pasien mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat, efektif dan efesien
b. Tercapainya kepuasan klien yang optimal
c. Klien merasa dihargai dan terlibat dalam setiap perencanaan keperawatan yang
dirumuskan
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat keperawatan kerja yang optimal.
b. Tercapainya proses delegasi keperawatan yang sesuai SPO
4
c. keperawatan yang efektif dan efisien.
d. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehalan lain, dan perawat dengan pasien dan keluarganya.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat
f. Dapat diterapkannya pendokumentasian yang efektif dan efisien.
3. Bagi rumah sakit
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan atau delegasi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.
4. Bagi insitusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai gambaran tentang Delegasi Keperawatan di rumah sakit.
5
BAB 2
KONSEP DELEGASI KEPERAWATAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Delegasi
6
b. Siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
c. Kepada siapa dia bertanggungjawab
Dalam proses penyusunan garis otoritas diperlukan kelengkapan pendelegasian
wewenang, yaitu semua tugas yang diperlukan dibagi habis. Hal ini digunakan untuk
menghindari:
a. Gaps, yaitu tugas-tugas yang tidak ada penangung jawabnya
b. Overlaps, yaitu tanggung jawab untuk satu tugas yang sama diberikan kepada lebih
dari satu orang
c. Splits, yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu-
satuan organisasi.
2. Prinsip kesatuan perintah (unity of command)
Menyatakan setiap orang dalam organisasi harus melapor pada satu atasan. Melapor pada
lebih dari satu orang akan menyulitkan seseorang untuk mengetahui kepada siapa yang
bersangkutan harus bertanggung jawab dan perintah siapa yang harus diikuti.
Bertanggung jawab kepada lebih dari satu atasan juga akan membuat bawahan dapat
menghindari tanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang jelek dengan alasan banyaknya
tugas dari atasan lain.
3. Tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas
Dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien, masing-masing orang dalam
organisasi dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya secara efektif dan
akuntanbilitas penerimaan tanggungjawab dan wewenang.
7
2. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang. Perawat primer
menyusun tujuan tindakan keperawatan. Tanggung jawab untuk melaksanakan
tujuan/rencana didelegasikan kepada staf yang sesuai atau menguasai kasus yang
dilimpahkan. Kemudian PP memberikan wewenang kepada PA untuk mengambil
semua keputusan menyangkut keadaan pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses tersebut harus meliputi:
a. pengkajian kebutuhan pasien;
b. identi kasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain;
c. mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat dilaksanakan dengan
aman dan kompeten;
d. proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang;
e. ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP;
f. proses evaluasi yang terus-menerus dalam membantu seseorang;
g. proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA
3. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan mengembangkan kemampuan
dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh: a)
intervensi keperawatan yang diperlukan; b) siapa yang siap dan sesuai dalam
melaksanakan tugas tersebut; c) bantuan apa yang diperlukan; d) hasil apa yang
diharapkan.
4. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota. Dukungan yang
penting adalah menciptakan suasana yang asertif. Setelah PA melaksanakan tugas
yang dilimpahkan, maka PP harus menunjukkan rasa percaya kepada PA untuk
melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri. Jika masalah timbul, maka PP
harus selalu menanyakan “Apa yang bisa kita lakukan?” Empowering meliputi
pemberian wewenang seseorang untuk melaksanakan tugas secara kritis otonomi,
menciptakan kemudahan dalam melaksanakan tugas, serta membangun rasa
kebersamaan dan hubungan yang serasi.
5. Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisis otonomi yang
dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif. Keterbukaan akan mempermudah komunikasi
antara PP dan PA.
8
2.4 Cara Pendelegasian
1. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus
dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Tahap berikutnya yang
harus dikerjakan secara otomatis adalah menyiapkan laporan yang kontinu, menjawab
setiap pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pada
komisi yang bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas
teknis lainnya. Menyusun suatu da ar secara berurutan dengan dua kriteria, yakni
waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi institusi. Hal yang terpenting dalam
mendelegasikan tugas adalah menentukan suatu tugas pendelegasian dan wewenang
secara bertahap. Hal ini akan menghindari terjadinya suatu penyalahgunaan
wewenang.
2. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan kemampuan
dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya Anda memilih staf bergantung dari
kemampuan manajer mengenal kinerja staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya.
Hati-hati terhadap pendelegasian yang berlebihan atau yang terlalu sedikit. Jika Anda
memberikan pendelegasian terlalu berlebih, maka staf tidak akan siap untuk
menerima keadaan tersebut dan akan berdampak terhadap kegagalan staf dalam
melaksanakan tanggung jawab untuk tugas yang pertama kali diterimanya.
Sebaliknya, pendelegasian yang terlalu sedikit akan menjadi hal yang sangat buruk
efeknya terhadap staf maupun institusi. Pendelegasian jenis ini akan menghabiskan
waktu dan sering berakibat terhadap beban bagi staf.
3. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas. Lebih
baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan pula bagaimana
melaksanakan tugas tersebut. Jika Anda sudah siap untuk memberikan pendelegasian,
maka Anda harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut?
a. Apakah saya sudah menjelaskan alasan pendelegasian dan mengapa tugas ini
penting dilakukan?
9
b. Apakah semua tugas sudah jelas dalam ingatan kita? Haruskah saya menuliskan
secara rinci?
c. Jika jawabannya ya, dapatkah saya memberikan instruksi dan prosedur secara
rinci terhadap tingkatan pemahaman staf?
d. Apakah tugas yang dilimpahkan dapat memberikan staf kesempatan untuk
berkembang dan memotivasi staf secara tepat?
e. Apakah staf Anda sudah mendapatkan latihan, pengalaman, dan keterampilan
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut? Hal penting dalam
pendelegasian adalah kesepakatan antara manajer
4. Lakukan supervisi yang tepat
Anda harus bisa menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan dilakukan, dan
bantuan apa yang dapat diberikan. Supervisi merupakan hal yang penting dan
pelaksanaannya bergantung pada bagaimana staf melihatnya.
a. Overcontrol. Kontrol yang berlebihan akan merusak pendelegasian yang
diberikan. Staf tidak akan dapat memikul tanggung jawabnya dengan baik dan Anda
hanya akan terfokus terhadap hal-hal yang tidak didelegasikan.
b. Undercontrol. Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
pendelegasian, di mana staf menjadi tidak produktif dalam melaksanakan tugas dan
berdampak secara signi kan terhadap hasil yang diharapkan.
Hal ini juga menyebabkan pemborosan waktu dan anggaran yang sebenarnya
dapat dihindari. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir dan
melaksanakan tugas tersebut. Namun, berikan pula penekanan terhadap deadline, agar
staf Anda akan mematuhi pola tersebut
10
Pendelegasian dapat dilaksanakan pada tugas-tugas tertentu karena manajer tidak
mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya. Tugas-tugas tersebut akan
dilaksanakan oleh manajer jika mempunyai waktu untuk menyelesaikannya.
3. Penyelesaian masalah
Pendelegasian diberikan dengan tujuan memberikan pengalaman/tantangan kepada
staf untuk menyelesaikannya. Staf akan termotivasi apabila mereka menerimanya
sebagai suatu tantangan. Oleh karena itu, perlu perhatian dan bimbingan khusus
dalam membantu staf untuk menyelesaikan tugas yang dilimpahkan kepadanya.
4. Peningkatan kemampuan
Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan tim. Dengan
pengelolaan yang sesuai, pendelegasian akan menjadikan suatu latihan bagi staf untuk
belajar.
5. Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Tidak semua jenis tugas dapat didelegasikan. Seorang manajer harus berhati-hati
dalam mendelegasikan jenis tugas tertentu, yaitu:
a. tugas yang terlalu teknis, misalnya jadwal staf dan anggaran yang merupakan
tugas rutin manajer, tetapi terlalu teknis dan perlu keterampilan khusus untuk
dilaksanakan staf;
b. tugas yang berhubungan dengan kepercayaan dan kerahasiaan, misalnya
kerahasiaan suatu informasi dari institusi berhubungan dengan terjadinya
perselingkuhan staf.
Pendelegasian dapat mengakibatkan masalah jika tugas yang didelegasikan tidak
dilaksanakan sesuai harapan. Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka manajer
mempunyai tangung jawab sebagai berikut.
1) Disiplin dalam pemberian wewenang.
2) Bertanggung jawab terhadap pembinaan moral staf.
3) Perlunya suatu control
4) Hindari kesalahan dalam penyampaian pendelegasian
11
2. Pengkajian fisik, psikologis, sosial yang memerlukan keputusan, rujukan, dan intervensi
atau tindak lanjut.
3. Penyusunan dan evaluasi recana keperawatan
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen
professional dan dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara
structura (Swanbrug, 2000). Beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan, beberapa
diantaranya adalah: (a) Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil
yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri, (b) Agar organisasi berjalan lebih
efisien, (c) Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian
terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting, (d) Dengan pendelegasian, memungkinkan
bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi
untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan. Konsep dasar yang mendasari efektifitas dalam
pendelegasian/pelimpahan kewenangan yaitu: (1) delegasi bukan suatu sistem untuk mengurangi
tanggungjawab, tetapi adalah cara untuk membuat tanggungjawab menjadi lebih bermakna, (2)
tanggungjawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang, (3) proses pelimpahan dapat
membuat seseorang melaksanakan tanggungjawabnya, mengembangkan kewenangan yang
dilimpahkan, dan mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi. Delegasi
yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab, kemampuan dan
wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung jawab terhadap
penerimaan suatu tugas, kemampuan (accoountability) adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas yang didelegasikan. wewenang (authorirty) adalah pemberian hak dan
kekuasaan penerima tugas untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang di limpahkan.
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan menjadi landasan untuk menerapkan delegasi keperawatan dengan
optimal dan meningkatkan pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit. Sebagai
seorang pemimpin mendelegasikan pekerjaan wewenang akan dapat memperlancar pekerjaan
yang tertumpuk. Kelompok menyadari makalah ini tidak luput dari kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat
13
bermanfaat utuk para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mawaddah, A. (2019). Kepala Ruangan Dalam Menjalankan Kode Etik: Pendelegasikan Tugas
Kepada Katim Dan Perawat Pelaksana. https://doi.org/10.31219/osf.io/ney2w
Nursalam. (2020). “Manajemen Keperawatan.” Teori dan aplikasi edisi : 6 ,Salemba Medika
Jakarta
Nursalam. (2015). " Manajemen Keperawatan" Teori dan Aplikasi edisi 4. Salemba Medika
Jakarta
Pohan V. (2019). Modul Pelatihan Perawat Penerapan Model Delegasi Keperawatan “Relactor.”
Semarang: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang;.
Swansburg R. (1999). Introductory Management and Leadership for Nurses. London: Jones and
Bartlett Publishers, Inc;
15
16