Anda di halaman 1dari 23

1

4.1 Pelaksanaan Pekerjaan


Pengamatan pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Hotel Quest
Jalan Pemuda Semarang yang sedang berjalan pada saat melaksanakan kerja
praktik dalam kurun waktu tersebut meliputi :
4.4.1 Pekerjaan Persiapan dan pengukuran
Sebelum rekanan Kontraktor mengadakan persiapan dilokasi,
sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata cara perizinan/
perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan
kepada Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan, terutama
tentang dimana harus membangun bangunan sementara (bouwkeet),
bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
Setelah perizinan terpenuhi lalu dilaksanakanya pekerjaan
pembersihan lahan existing yang di tumbuhi semak belukar
menggunakan tenaga manual. Setelah pekerjaan pembersihan lahan
lalu dilaksanakan pekerjaan pengukuran ulang dimana menentukan
titik pancang, elevasi dll. Sebelum kegiatan pembersihan dan
pengukuran di laksanakan direksi lapangan diharuskan aktif untuk
mengadakan kegiatan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
Pada saat kegiatan pengukuran kembali dimana diperuntukan
menghindari keraguan kontruksi dengan menggunakan Theodolite dan
Waterpass sehingga sebelum tiap tiap bagian pekerjaan yang
laksanaan diharuskan mendapatkan izin tertulis dari direksi lapangan
untuk meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
Apabila tidak terjadi kesesuaian terhadap gambar kerja maka
kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada
penanggung jawab kegiatan dan pengawas untuk mendapatkan
keputusan.
2

4.4.2 Pekerjaan Penulangan.


Pekerjaaan ini dilakukan secara bersama dengan pengerjaan
pancang pada satu lingkungan. Pekerjaan penulangan berada di sisi
timur sejauh 30m dari lokasi perencanaan titik pondasi diharapkan
tidak mengurangi fleksibilitas mobilitas alat dan barang ketika
pemancangan berlangsung. Sehingga setelah pemancangan selesai
dapat langsung melakukan pekerjaan penulangan, dan tidak memakan
waktu yang cukup panjang.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2019


Gambar 4.20 Pekerjaan penulangan (beton precast)

4.4.3 Pekerjaan Pancang


Pekerjaan ini meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan utuk
pemancangan tiang, pengadaan pancang, tenaga kerja, peralatan dan
material-material yang di butuhkan dalam pemancangan. Perizinan
perlu menjadi factor utama dalam kegiatan pemancangan dan menjadi
tanggung jawab kontraktor. Penentuan dimensi tiang pancang sesuai
dengan perencanaan dan tertera pada gambar rencana/ Sebelum
melakukan pemesanan tiang pancang, kontraktor diharuskan
mengajukan jumlah kebutuhan dan harus mendapat persetujuan dari
3

pengawas lapangan. Pekerjaan tiang pancang harus memenuhi


persyaratan yang jelaskan dibawah ini :
 Kontrakror harus menyusun rencana urutan pemancangan dan
harus mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan
 Tiang pancang yang akan digunakan dalam proyek yang akan di
pancang harus melalui uji pemeriksaan terlebih dahulu.
Pemeriksaan fisik berupa dimensi ukuran penampang dan panjang
pancang seperti ditujukan dalam gambar kerja. Pemeriksaan
kualitas berupa mutu beton pancang K250 sesuai dengan mutu
dengan uji labotarium sehingga sesuai yang dibutuhkan saat
perencanaan.
 Pemancangan tiang dilakukan sampai kedalaman yang telah
direncanakan (36 m).
 Kontraktor tidak di perbolehkan memindahkan alat pancang dari
kepala tiang tanpa persetujuan pengawas lapangan
 Tiang hanya boleh dipancang apabila disaksikan pengawas
lapangan dan hanya jika tersedia data-data mengenai
pemancangan tiang yang diperlukan dan telah disampaikan
kepada pengawas lapngan.
 Tiang pancang dapat terdiri atas segmen-segmen sesuai dengan
panjang yang direncanaka dan dsambung dengan las listrik.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.21 Pekerjaan Pemancangan
4

4.4.4 Pekerjaan Galian Tanah


Pekerjaan Galian Tanah di lokasi menggunakan tenaga manual
dengan peralatan sederhana, dimana untuk memperoleh elevasi tanah
yang nantinya akan digunakan untuk Pile cap dan Tie Beam.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2019


Gambar 4.22 Pekerjaan Galian Tanah
5

4.5.5 Pekerjaan Pemotongan Pondasi


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan tenaga manual dan alat
manual seperti palu dan linggis. Setelah pondasi mulai terkikis baru ditarik
menggunakan alat berat ekskavator hingga patah.

4.4.5 Pekerjaan Pemasangan Tie Beam


Pekerjaan ini memindahkan beton tie beam pracetak dari area
penumpukan hasil pembetonan ke titik galian yang telah di siapkan
pada pekerjaan sebelumnya menggunakan alat berat berupa crane
truck; Cara memindahkan tie beam yaitu dengan mengkaitkan tali
tambang kedua titik pada tie beam yang telah di rencanakan sebagai
pengait saat pengangkatan.
6

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.23 Pekerjaan Pemasanga Beton Precast Tie Beam
4.4.6 Pekerjaan Penulangan dan Pengecoran Pilecap
Pekerjaan tersebut berbeda dengan metode pekerjaan
penulangan bagian struktur lainya yang dikerjakaan dengan metode
pracetak. Pekerjaan penulangan pile cap dilakukan dengan metode
cast in place (cor ditempat) dengan menempatkan tulangan pilecap di
titik perencenaan dan di kaitkan pada tulangan tiebeam yang
kemudian di cor di tempat menggunakan ready mix truck. Setelah
beton kering papan bekisting di lepaskan.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi
bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap
berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang
menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap
masing-masing, dimana digunakan kayu multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak
terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang
sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang
seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku
secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak
mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

Adapun langkah-langkah pengecoran Pile Cap antara lain:


1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air
yang menggenang dengan menggunakan pompa air.
7

2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan


batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap
maupun bekisting tie beam
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan
metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile
cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk
meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton
tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat
pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan
permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan
manual / plester.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.24 Pekerjaan Pengecoran Pile Cap

4.4.7 Pekerjaan Urugan Tanah


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah beton matang dan
bersih dari kayu bekiting, Pekerjaan urugan menggunakan tenaga
manual.
8

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.25 Pekerjaan Pembuatan Beton Precast
4.4.8 Pekerjaan Kolom
1. Penentuan As Kolom
Pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Sewa Jawa
Tengah 2018 Lokasi Universitas Sultan Agung Semarang, untuk
menentukan as kolom diperlukan peralatan seperti theodolite,
meteran, sipatan dan tinta. Titik-titik as kolom didapat dari hasil
pengukuran dan kemudian disesusaikan dengan gambar shop
drawing (gambar kerja) yang telah direncanakan. Penentuan As
Kolom.
Berikut cara penentuan as kolom:
a. Alat theodolite dan waterpass digunakan untuk penentuan as
kolom berdasarkan shop drawing (gambar kerja) dari titik
bench mark (BM).
b. Menggunakan alat theodolite, garis pinjaman dibuat untuk
mempermudah menentukan as kolom. Garis pinjamannya yaitu
1 m.
c. Dengan garis pinjaman yang sudah dibuat, titik as kolom
dibuat dan dilakukan beberapa kali pengecekan agar titik
benar-benar berada di as.
d. Penentuan titik as kolom agar tepat ditengah menggunakan
ujung paku yang dibidik menggunakan theodolite.
9

e. Setelah tepat ditengah sesuai dengan titik pada theodolit beri


tanda dengan menggunakan typex.
f. Langkah berikutnya beri tanda as kolom yang sudah
ditentukan menggunakan tulangan yang sudah ditanam dalam
tanah dan diberi adukan agar tidak hilang dan diberi tanda titik
dengan typex diatasnya.
g. Cek ulang sampai titik benar-benar berada di titik as.

2. Pemasangan Kolom Precast


Pekerjaan ini dilaksakan setelah pekerjaan penentuan as
kolom dilakasanakan. Berikut adalah langkah pemasangan daripada
kolom precast:
a. Pengangkatan kolom mennggunakan mobil crane.
b. Kemudian dengan dibantu beberapa pekerja kolom diletakan
pada titik as yang telah ditentukan.
c. Setelah terpasang, kolom diberi perancah yang bertujuan untuk
menahan kedudukan kolom.
d. Pekerjaan leveling untuk memastikan bahwa kolom benar-
benar dalam keadaan tegak atau tidak miring.
e. Penggroutingan kolom untuk memberi ikatan antara kolom
dengan struktur lain yang berhubungan langsung dengan
kolom tersebut.
10

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.26 Pekerjaan Pemasangan Kolom Precast

4.4.9 Pekerjaan balok


1. Penentuan Elevasi Balok
Pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Sewa Jawa
Tengah 2018 Lokasi Universitas Sultan Agung Semarang, untuk
menentukan elevasi perletakan struktur balok diperlukan peralatan
seperti theodolite, meteran, waterpass dan spidol. Berikut cara
penentuan elevasi balok:
a. Alat theodolite digunakan untuk penentuan elevasi balok
berdasarkan shop drawing (gambar kerja) dari titik bench
mark (BM).
b. Setelah elevasi didapat, kemudian digaris menggunakan
spidol.
c. Kemudian dilakukan pekerjaan cutting pada kolom untuk
meratakan permukaan atas kolom yang nantinya akan
diletakkan balok.
Proses ini terus dilakukan dari lantai 2 sampai 4.

2. Pemasangan Balok Precast


Pekerjaan ini dilaksakan setelah pekerjaan penentuan
elevasi balok dilakasanakan. Berikut adalah metode pemasangan
daripada balok precast:
a. Pengangkatan balok mennggunakan mobil crane.
b. Kemudian dengan dibantu beberapa pekerja balok diletakan
pada titik elevasi yang telah ditentukan.
c. Setelah terpasang, balok dan kolom diberi tulangan CCP
(COUPLE COMB PLATE)yang digunakan untuk
menyambung antara kolom dan balok.
11

d. Pemasangan begisting sebelum dilakukan pekerjaan grouting.


e. Penggroutingan pada sambungan kolom dan balok dilakukan
dengan cara manual. Pekerjaan ini bertujuan memberi ikatan
antara kolom dengan struktur balok.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.27 Pekerjaan Pemasangan Balok Precast

3. Sistem Penyambungan Antara Balok dan kolom


Sistem Penyambungan Antara Balok dan kolom pada pelaksanaan
precast ini menggunakan system CCP (COUPLE COMB
PLATE), sistem CCP ini di Produksi oleh PT. Victory Sena
Utama, pertama kali diproduksi pada tahun 2008.
Bahan :
a. Kolom model multi kolom
b. Balok model u-shel
c. Plat lantai
d. Plat baja 1x5x17 untuk balok 40 dan 1 x 5 x 12,5 untuk
balok 50
e. Mur + baut d16 l100
f. Bahan grouting (semen grouting dan batu screning)
Alat bantu :
a. Mobile crane
12

b. Kunci pas 16”


c. Alat las
Instal kompenen :

a. Angkat multi kolom dengan mobil crane, akan tetapi lebih


dahulu pasang ring balok (begel) 4 buah pada pondasi joint
balok (block out ) sambungan kolom.
b. Letakan kolom tersebut berdiri tegak pada steak yang tersedia
di pile cap cek keseluruhannya dengan lat ukur dan disupport,
selanjutnya digrouting melalui lubang sparing yang tersedia
dengan bahan grouting murni.
c. Letakan 4 buah potongan kayu pada tiap sudut antara multi
kolom setelah proses ereksi.
d. Angkat balok U-shel ke tempat kolom joint, cek
kelurusannya dengan alat lalu disupport, selanjutnya dibuka
ring balok (begel) yang di ujung balok U-shel untuk
memasukan besi tulangan U + batang besi tulangan D16
e. Letakan tulangan positif2 buah di atas ring balok (begel)
nomor 1, sisa 3 begel sementara diikat ke atas.
f. Kembalikan posisi begel yang terbuka di ats U-shel ke
semula, kemudian pasang besi tulangan menerus.
g. Psang bekisting sekeliling joint kolom sebelah atasnya diberi
celah untuk pengecoran
h. Cor grouting + batu screening termasuk lubang U-shel
sampai penuh, tutup celah pengecoran, terakhir cor grouting
murni lewat lubang yang tersedia di kolom. Agar bisa
menyatu antara ambang bawah kolom dengan pengecoran
grouting + batu screening.

4.4.10 Pemasangan Plat Lantai Precast


Pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Sewa Wilayah
Jawa Tengah 2018 lokasi Unissula, pekerjaan pelat lantai
dilaksanakan setelah pekerjaan balok. Di dalam pelaksanaan
13

Pekerjaan Struktur Pelat Lantai, ada beberapa tahapan yang harus


dikerjakan secara urut dan memiliki keterkaitan satu sama lain,
berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur Pelat Lantai:
1. Pengangkatan pelat lantai mennggunakan mobil crane.
Kemudian dengan dibantu beberapa pekerja pelat lantai
diletakan antara dua balok.
2. Setelah itu pelat lantai diberi tulangan tambahan yang bertujuan
untuk mengikat antara pelat lantai dengan balok.
3. Pekerjaan toping, pekerjaan ini mempunyai tujuan sama dengan
pekerjaan grouting yaitu untuk mengikat antara pelat lantai
dengan balok.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.28 Pekerjaan Pemasangan Plat Lantai

4.4.11 Pemasangan Pelat Talang Precast


Pekerjaan talang dilakukan secara bersamaan dengan
pekerjaan balok lantai dak, atau dengan kata lain strukur pelat talang
dan struktur balok lantai didesain menyatu (satu kesatuan). Adapun
tahap-tahap pemasangannya adalah sebagai berikut:
1. Pengangkatan pelat talang precast mennggunakan mobil crane.
2. Kemudian dengan dibantu beberapa pekerja pelat talang precast
diletakan pada titik yang telah ditentukan.
14

3. Setelah terpasang, pelat talang diberi perancah (support) yang


bertujuan untuk menahan kedudukan pelat talang sebelum
dilakukan pekerjaan grouting.
4. Perkejaan grouting dilakukan pada sambungan balok talang
dengan kolom lantai 4 (empat) sekaligus kolom lantai dak.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.29 Pekerjaan Pemasangan Plat Talang

4.4.12 Pekerjaan Kolom Lantai Dak


Pekerjaan ini dilaksakan setelah pekerjaan pemasangan balok
lantai paling atas pekerjaan balok talang dilakasanakan. Berikut
adalah langkah pemasangan daripada kolom lantai dak precast:
1. Pengangkatan kolom mennggunakan mobil crane.
2. Kemudian dengan dibantu beberapa pekerja kolom diletakan
pada titik yang ditentukan.
3. Setelah kolom dak terpasang dan dinyatakan tegak lurus , maka
dilanjutkan dengan pekerjaan grouting.
15

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.30 Pekerjaan Pemasangan Kolom Dak
4.4.13 Pekerjaan Ringbalk
Untuk pekerjaan ringbalk pada proyek ini merupakan
perkerjaan struktur terakhir sebelum pekerjaan atap. Adapun langkah
daripada pekerjaan ringbalk adalah sebagai berikut:
1. Pengangkatan balok mennggunakan mobil crane.
2. Kemudian dengan dibantu beberapa pekerja balok diletakan pada
titik elevasi yang telah ditentukan.
3. Setelah ringbalk terpasang dan dinyatakan sesuai dengan elevasi
yang telah ditentukan, maka dilanjutkan dengan pekerjaan
grouting.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.31 Pekerjaan Pemasangan Ringbalk
4.4.14 Pekerjaan Kuda - Kuda
Pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Sewa Jawa Tengah
2018 Lokasi Universitas Sultan Agung Semarang, pekerjaan kuda –
kuda menggunakan bahan baja ringan dengan merk taso (ts 150-
C75.75) dan dilakukan setelah semua peekerjaan struktur beton
selesai. Untuk material pekerjaan atap sendiri yaitu menggunakan
material baja ringan. Berikut adalah tahap-tahap pekerjaan atap:
16

1. Persiapan meliputi marking dan leveling pada ringbalk yang akan


dijadikan tempat meletakkan rangka kuda-kuda baja.
2. Perakitan kuda-kuda. Pekerjaan ini dilakukan dibawah
3. Setelah pekerjaan perakitan selesai dilakukan pengangkatan
rangka kuda-kuda menggunakan mobil crane.
4. Kemudian dipasangkan pada titik yg telah ditandai.
5. Kemudian dilakukan pengecekan untuk memastikan bahwa kuda-
kuda benar-benar tegak lurus dengan ringbalk.
6. Pemasangan material rangka nok.
7. Pemasangan bracing sebagai penguat.
8. Pemasangan reng dipermukaan bagian atas kuda-kuda.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.32 Pekerjaan Pemasangan Kuda - Kuda
17

4.4.15 Pengendalian Mutu


Pengendalian Mutu dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan
Rumah Susun Sewa Jawa Tengah 2018 Lokasi Universitas Sultan
Agung Semarang ini, antara lain sebagai berikut :
1. Pengujian Kekentalan Adukan Beton (Slump Test)
Menurut Kusdiyono (2011), Slump Test adalah
pemeriksaan untuk mengetahui kekentalan adukan beton yang
akan dipakai. Kekentalan adukan beton harus disesuaikan
dengan cara pengangkutan, cara pemadatan, jenis konstruksi dan
kerapatan tulangan kekentalan adukan dipengaruhi oleh:
a. Jumlah dan jenis semen (faktor air semen).
b. Jenis dan gradasi agregat.
c. Penggunaan bahan tambah.
Adukan beton untuk pengujian slump ini diambil
langsung dari truck mixer dengan menggunakan sendok spasi.
Beton sendiri merupakan campuran antara agregat halus, agregat
kasar, semen dan air. Mutu beton dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain kualitas bahan homogenitas campuran dan
kekentalan adukan. Pengujian nilai slump dilakukan dengan
menggunakan kerucut Abrams yaitu kerucut terpancung dengan
diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm dengan tinggi
30 cm. Untuk menumbuk adukan digunakan penumbuk dari baja
Ø 16 mm, panjang 60 cm.
Adapun proses pengujiannya adalah :
a. Bersihkan kerucut Abrams dan dibasahi dengan air lalu
diletakkan pada suatu bidang datar.
b. Adukan beton diambil langsung dari concretemixer sebelum
dilaksanakan pengecoran. Masukkan adukan ke dalam
kerucut sebanyak 3 lapis dan tiap-tiap lapis ditusuk 25 kali
dengan menggunakan penumbuk baja. Setelah penuh lalu
diratakan dan ditunggu selama 30 detik, kemudian kerucut
ditarik keatas perlahan-lahan.
18

c. Permukaan beton akan mengalami penurunan dan


penurunan ini diukur sebagai nilai slump.
d. Pada proyek ini nilai slump rata-rata pada pekerjaan
pengecoran struktur bangunan adalah 11 cm, yang sesuai
dengan ketentuan yang disyaratkan yaitu dalam PBBI 1971
bahwa besarnya nilai slump untuk kolom, balok dan pelat
lantai 10 ± 2 cm(8-12 cm). Jadi nilai slump yang terjadi
dalam proyek ini sudah memenuhi aturan dalam PBI. Jika
uji slump melebihi atau kurang dari persyaratan, maka beton
tidak layak dipakai.Hasil Pengujian Slump di lapangan.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2


Gambar 4.33 Alat – alat Pengukuran dalam Slump Test

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.34 Hasil Slump Test di Lapangan
19

2. Pengujian Kuat Tekan Beton


Pengujian ini dilakukan untuk mengecek apakah kuat tekan
yang dihasilkan sesuai dengan kuat tekan beton rencana. Hal ini
sangat diperlukan untuk menjaga kualitas bangunan. Pengujian
kuat tekan beton menggunakan cetakan berbentuk silinder
berdiamater 15 cm dengan tinggi 30 cm. Pengambilan sampel
dilakukan tiap 5 m3 sekali, untuk tes ini diambil sebanayak 3
sampel. Adapun proses pengujian beton ini melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut :
a. Menyiapkan benda uji yang terbuat dari cetakan-cetakan baja.
b. Cetakan diolesi dengan oli agar nantinya beton mudah dilepas.
Kemudian cetakan ditaruh diatas alas yang rata dan tidak
menyerap air.
c. Adukan beton diambil langsung dari truck mixer dengan
menggunakan sendok spasi dan dimasukkan ke dalam cetakan
dalam 3 lapis dengan tebal yang sama, dimana masing-masing
lapis ditusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat yang berujung
bulat .
d. Permukaan cetakan disipat rata dan diberi tanda untuk
menentukan umurnya.
e. Benda uji yang baru dicetak disimpan yang bebas getaran dan
ditutup dengan karung basah selama 24 jam. Sample Benda Uji
yang diambil langsung dari Truck Mixer.

Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018


Gambar 4.35 Pengambilan Sampel Benda Uji
20

f. Kemudian benda uji tersebut dilepas dari cetakan dan


direndam dalam bak air sampai hari pengujiannya.
g. Kemudian silinder beton tersebut dites pada hari ke 7, 14, 21,
dan 28 hari.
h. Pengujian tekan dilakukan pada bidang-bidang sisi yang
menempel pada alas cetakan. Sebelum benda uji diperiksa
kekuatannya, maka ukurannya harus ditentukan dengan cara
pengukuran hingga 1mm. Untuk mengetahui kuat tekan
beton, benda uji ditekan menggunakan Mesin Tekan. Mesin
Tekan yang digunakan, dapat dilihat dalam gambar berikut :

Sumber : Dokumentasi Lab, 2018


Gambar 4.36 Alat Test Kuat Tekan Beton
Dalam proyek ini mutu pelaksanaan dari hasil pengujian
benda uji tersebut ditentukan dari rata-rata kuat tekan masing-
masing benda uji, dimana penyebaran dari masing-masing
pemeriksaan tergantung pada tingkat kesempurnaan dalam
pelaksanaan.
21

4.5 Faktor Permasalahan Proyek

Di dalam pekerjaan proyek konstruksi bangunan, selalu ditemukan adanya suatu


permasalahan yang dapat menghambat pekerjaan. Proyek pembangunan
Rusunawa Jateng 2018 Lokasi Unnisula Smarang terkadang mengalami
hambatan, baik dari segi faktor teknis maupun non - teknis. Dari segi
teknis, selama penulis melaksanakan kerja praktek, terdapat banyak
permasalahan yang ditemukan karena perubahan gambar desain struktural,
arsitektural, hingga ME. Sedangkan dari segi non - teknis, banyak juga yang
menjadi faktor penghambat kelangsungan pekerjaan proyek.

Faktor - faktor yang menjadi penyebab permasalahan proyek antara lain:

4.5.1 Cuaca
Angin didaerah pesisir tergolong kencang sehingga debu dan material
kecil banyak berterbangan. Secara tidak langsung debu yang berterbaran
mengganggu pernafasan pekerja.

4.5.2 Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Jumlah tenaga kerja dan produktivitas
sangat mempengaruhi terselesaikannya pelaksanaan pembangunan. Di
lapangan masih terdapat beberapa pekerja yang tidak masuk atau absen,
selain itu juga masih ada pekerja yang tidur di lokasi proyek bahkan
sering dating terlambat bahkan sering tidak disiplin pada saat jam istirahat.
Untuk itu diperlukan adanya pengawasan agar pekerja bisa lebih
produktif dan mengutamakan keselamatannya agar terhindar dari
kecelakaan.

4.5.3 Mutu Material Proyek


Material yang digunakan dalam proyek sering bervariasi mutunya
dan tidak homogen, contohnya mutu baja dan beton. Dalam kasus yang
terjadi di proyek ini, mutu beton yang digunakan ternyata lebih rendah
24

dari yang direncanakan. Hal ini dapat disebabkan oleh proses pelaksanaan
pengecoran di lapangan yang kurang baik. Untuk mengatasi hal tersebut, perencana
dan pelaksana telah menetapkan nilai toleransi dari pengurangan mutu beton
yang disebabkan faktor di lapangan. Salah satu contoh di lapangan adalah hasil
uji slump test yang seharusnya 10±2. Namun bisa saja yang terjadi di lapangan
hasil uji slump test diluar spesifikasi tersebut sehingga mutu beton berkurang.
Dalam menentukan mutu beton pada kolom yang sudah jadi, digunakan cara core
drill test untuk mengetahui mutu beton. Core drill test dilakukan dengan mengambil
contoh silinder beton dengan alat bor sehingga didapat contoh beton berupa silinder.
Kemudian dilakukan uji tekan pada silinder beton untuk mengetahui mutu beton.
Lubang bekas uji core drill test kemudian ditambal dengan melakukan pengecoran
kembali yang dibantu dengan bahan kimia berupa lem untuk membantu pelekatan
hasil pengecoran dengan kolom.

4.5.4 Pengaruh Lokasi Proyek terhadap Lingkungan Sekitar


Dalam proses pelaksannan pembangunan pasti akan muncul
berbagai masalah, salah satu yang utama dan sering dijumpai adalah
masalah lingkungan. Masalah lingkungan yang sering timbul di area
proyek meliputi kebisingan dari alat berat, gangguan lalu lintas, polusi
dari alat berat maupun material, dan lain - lain. Kebisingan dan
gangguan lalu lintas merupakan masalah lingkungan yang harus
dihadapi mengingat lokasi proyek berada di lingkungan kampus Unissula.

4.6 Permasalahan Proyek Dan Solusinya

Beberapa permasalahan yang diamati dan terjadi di lapangan adalah sebagai


berikut:

4.6.1 Keterlambatan Material

Keterlambatan material pancang menyebabkan proses pekerjaan


bangunan ini mundur 1 (satu ) bulan dari time shedule yang sudah di buat.
Sehingga untuk mensiasati agar pekerjaan terus berjalan, pada bulan
pertama pekerjaan di gunakan untuk mencetak balok dan kolom.
24

4.6.2 Kesalahan Teknis

Saat penentuan titik pancang pada titik entrince terdapat kesalahan


penentuan titik, yakni titik melesat sejauh 0,5 m dari titik As sehingga
perlu diadakannya penembakan

4.6.3 Tenaga Kerja dan Standar Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Tenaga kerja menjadi kunci penting dalam pelaksanaan pekerjaan
kontruksi. Namun faktor keamanan dan keselamatan juga perlu
diperhatikan. Seringkali pekerja menganggap remeh akan hal ini karena
alat pelindung kerja sering dianggap mengganggu dan membuat tidak
leluasa bergerak oleh pekerja, maka dari itu dengan tidak di siplinnya para
pekerja kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah diatur oleh undang -


undang, dan setiap pemberi kerja wajib untuk menyediakan fasilitas
keselamatan dan memastikan bekerjanya dalam keadaan aman. Oleh
karena itu sebaiknya kontraktor lebih ketat dalam menerapkan K3 di
lapangan.

Di proyek Pembangunan rusunawa Jateng 2018 Lokasi Unissula


Semarang ini sebenarnya sudah disediakan alat pelindung diri, namun
belum ada sistem yang memaksa agar para pekerja mau menggunakan
alat pelindung diri. Dalam berbagai proyek serupa, pekerja biasanya
telah mendapatkan training K3 sebelum mulai bekerja, dan ada sanksi
bagi pihak yang melanggar sistem K3.

Anda mungkin juga menyukai