Anda di halaman 1dari 7

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


TEKNIK PENGECORAN LOGAM

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Arianto Leman Soemowidagdo

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2016
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB 12
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. SUB KOMPETENSI
Kesehatan dan keselamatan kerja pada proses pengecoran logam dapat
dipahami dan dijelaskan dengan benar.

B. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar Kesehatan dan keselamatan
kerja pada pengecoran logam.

C. URAIAN MATERI
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu perlindungan terhadap
kesehatan fisik seseorang untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang
terkait dengan pekerjaan baik sekarang ataupun nanti (Ngatiman, 2016). Penerapan
K3 sangat penting karena menyangkut keselamatan jiwa dan raga seseorang dengan
jiwa dan raga yang lengkap, sehat, dan selamat maka cita-cita dan keinginan akan
dengan mudah diraih. Siswa SMK merupakan sumber daya manusia yang disiapkan
untuk bekerja baik itu diperusahaan, usaha mandiri maupun dibidang yang lain. Ini
menjelaskan pentingnya menerapkan K3 bagi siswa saat masih di lingkup pendidikan.
Jurusan pemesinan merupakan jurusan yang wajib memperhatikan masalah K3
karena pada kegiatan-kegiatan praktiknya sebagian besar menggunakan mesin-mesin
produksi. Paktik proses pengecoran logam merupakan proses kerja manufaktur yang
berhubungan dengan suhu tinggi, peralatan pemesinan, perkakas tangan bahkan
bekerja dengan bahan kimia. Bertolak dari hal ini, maka pada proses pengeoran logam
dibutuhkan alat perlindungan diri (APD) untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan
kerja yang bisa saja terjadi sewaktu–waktu. Kesadaran dalam penggunaan APD sangat
penting untuk ditumbuhkan di SMK sehingga siswa terbiasa untuk mengutamakan K3
saat dalam lingkungan kerja.

1
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).


Syarat-syarat Penerapan K3 di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3. Di dalamnya terdapat 18 syarat-
syarat dasar keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya adalah:
a. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
b. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
c. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
e. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
f. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
g. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
i. Penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
k. Menyediakan ventilasi yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
m. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
n. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman &
barang.
o. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
q. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
r. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya
bertambah tinggi.

2. Jenis Alat dan Bagian Tubuh yang Dilindungi


a. Kepala : pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan
b. Mata : kacamata dari berbagai gelas dan fungsi
c. Muka : perisai muka
d. Tangan dan jari : sarung tangan

2
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

e. Kaki : sepatu
f. Alat pernafasan: Masker atau respirator
g. Telinga : sumbat telinga dan tutup telinga
h. Tubuh : pakaian kerja dari berbagai bahan, sabuk keselamatan (harness)

3. Alat Perlindungan Diri (APD) pada Proses Pengecoran Logam


a. Face shiled
Face shield (Gambar 12.1) melindungi wajah secara menyeluruh dan wajib
digunakan pada operasi peleburan logam, percikan bahan kimia atau partikel-partikel
yang melayang. Bahan face shield dapat dari gelas yang ditempa secara panas, gelas
dengan laminasi aluminium dan sebagainya. Face shield dari gelas yang ditempa
secara panas bila pecah tidak terjadi serpihan tajam dan jika dipasang frame tidak
mudah lepas sehingga jenis ini yang terbaik dan aman.

Gambar 12.1. Face shield Gambar 12.2. Wearpack full body

b. Wearpack full body


Wearpack full body (Gambar 12.2) berfungsi sebagai pelindung seluruh badan
dari radiasi panas dan percikan material-material tajam dan panas. Operator pada
proses pengecoran logam sangat dianjurkan menggunakan wearpack khusus yang
tahan terhadap suhu tinggi, yang dilapisi dengan aluminium foil dan campuran bahan-
bahan yang tahan panas.
c. Appron dan lengan appron
Appron dan lengan appron (Gambar 12.3) berfungsi sebagai pelindung badan
dan tangan dari radiasi suhu tinggi dan percikan material-material tajam dan panas,

3
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

karena terbuat dari bahan tebal yang mengandung kulit atau material logam, asbes
dan lain sebagainya.

Gambar 12.3. Appron dan lengan appron Gambar 12.4. Sarung tangan

d. Sarung tangan
Sarung tangan (Gambar 12.4) melindungi tangan dan jari dari api, panas, dingin,
radiasi elektromagnetik dan mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, luka
dan lecet, infeksi. Macam-macam bentuk sarung tangan antara lain: Sarung tangan
(gloves), Mitten (jempol terpisah, jari menyatu), Hand pad (melindungi telapak
tangan) dan Sleeve: untuk pergelangan tangan sampai lengan, biasa digabung dengan
sarung tangan. Bahan untuk membuat sarung tangan sesuai fungsinya tampak pada
tabel 12.1.

Tabel 12.1. Bahan sarung tangan sesuai fungsinya

Bahan sarung tangan Fungsi


Asbes, katun, wool Untuk panas dan api
Kulit Untuk panas, listrik, luka dan lecet
Karet alam/sintetis Untuk kelembaban air, bahan kimia
Poly vinil chloride Untuk zat kimia, asam kuat, oksidan dll

e. Safety shoes/sepatu
Sepatu keamanan (Gambar 12.5) berfungsi melindungi kaki dari: tertimpa benda
berat, terbakar oleh logam cair, bahan kimia korosif, dermatitis/eksim karena zat
kimia, tersandung atau tergelincir. Sepatu yang digunakan harus sesuai dengan risiko
bahaya, antara lain:

4
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1) Industri ringan/tempat kerja biasa: cukup dengan sepatu yang baik, wanita
jangan dengan hak tinggi, telapak datar dan tidak licin
2) Safety shoes/sepatu boot terbuat dari kulit, karet atau plastik untuk melindungi
jari kaki terhadap tertimpa benda keras, dilengkapi penutup baja atau baja
karbon pada ujungnya.
3) Sepatu vinil: tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas, dan
darah.

Gambar 12.5. Safety shoes Gambar 12.6. Respirator

f. Respirator
Respirator (Gambar 12.6) adalah alat pelindung pernafasan yang berfungsi
memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya di udara tempat kerja,
meliputi: kekurangan oksigen, pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap
logam), pencemaran oleh gas atau uap.
g. Alat penutup telinga dan penyumbat
Aalat penutup telinga (Gambar 12.7) berfungsi sebagai pelindung terlinga dari
radiasi suara, contohnya suara gemuruhnya saat proses pengecoran logam alumunium
akan mengganggu pendengaran dan menggangu konsentrasi operator sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan kerja.

Gambar 12.5. Penutup telinga

5
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Wikipedia. (2016, Januari 7). Retrieved Juli 26, 2016, from Wikipedia.org:
https://en.wikipedia.org/wiki/Lost-foam_casting

Ammen , C. (1979). The Complete Handbook of Sand Casting. New York: TAB Books.

Amshori, N. C. (2014). Metalurgi. Retrieved Juli 24, 2016, from Pola Pengecoran:
http://nandachoirul.blogspot.co.id/2014/10/proses-pengecoran-bagian-2-pola.html

Callister, Jr., W. D. (2001). Fundamentals of Materials Science adn Engineering. New York: John
Wiley & Sons, Inc.

hestyawan, R. (n.d.). Retrieved Juli 22, 2016, from


https://romzneverdie.wordpress.com/metallurgy/lost-foam-casting/#

Kalpakjian, S. (1985). Manufacturing Processes for Engineering Materials. USA: Addison Wesley
Publishing Company.

Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Aluminium dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from
logamceper.com: http://logamceper.com/aluminium-dalam-pengecoran-logam/

Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Pasir cetak dalam Pengecoran Logam. Retrieved April 16, 2016,
from logamceper.com: http://logamceper.com/?s=pasir+cetak+dalam+pengecoran

Logam Ceper. (2014, Agustus 19). Tembaga dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from
logamceper.com: http://logamceper.com/tembaga-dalam-pengecoran-logam/

Ngatiman. (2016). Modul Pengecoran Logam Aluminium. Yogyakarta: Pendidikan Teknik Mesin, FT
UNY.

Smith, W. F. (1990). Principles of Materials Science and Engineering. Singapore: McGraw-Hill.

Sudjana, H. (2008). Teknik pengecoran (Vol. 2). Jakarta: DP SMK, DirJen Manajemen DikDasMen,
Departemen Pendidikaan Nasional.

Supendi, V. (2012). Pola. Retrieved Juli 24, 2016, from Jejak Metalurgis:
http://jejakmetalurgis.blogspot.co.id/2012/09/pola.html

Surdia, T., & Chijiiwa, K. (1976). Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA.

Tiwan. (2010). Modul Ilmu Bahan Teknik. Yogyakarta: FT UNY.

6
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG

Anda mungkin juga menyukai