Tempurejo Kabupaten Jember yang terdiri empat dusun yaitu Dusun Krajan,
Utara, Desa Sidodadi di bagian Selatan, Desa Jatisari di bagian Barat, dan Desa
permukaan laut, mempunyai curah hujan 2.059 mm/tahun dan 104 hari hujan
setahun, dengan suhu rata-rata berkisar 320C. Letak Desa Pondokrejo dari ibukota
kurang lebih 0,30 jam, dari ibukota kabupaten berjarak 26 km dan dapat ditempuh
dengan kendaraan selama kurang lebih 1,15 jam, dari ibukota propinsi berjarak
226 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan selama 6 jam dan dapat ditempuh
dengan transportasi yang sudah lancar, sedangkan jarak pasar dengan pusat-pusat
Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember yang terdiri dari empat dusun yaitu
Dusun Wonosari, Dusun Jatirejo, Dusun Krajan, dan Dusun Mandiku. Dimana
tiap-tiap dusun terdiri dari beberapa RT, untuk Dusun Wonosari terdiri dari 6 RT,
Dusun Jatirejo terdiri dari 9 RT, Dusun Krajan 13 RT, dan Dusun Mandiku terdiri
dari 7 RT.
Utara, Desa Andongsari di bagian Selatan, Desa Pontang dibagian Barat, dan
dengan ketinggian antara 185-192 meter di atas permukaan laut dan mempunyai
curah hujan rata-rata 1.615 mm/tahun. Hal ini membuat produktivitas tanah di
desa tersebut sedang, dengan suhu rata-rata di desa tersebut berkisar antara 28 0C -
dapat ditempuh dengan kendaraan selama kurang lebih 0,30 jam dan dari ibukota
lebih 1,5 jam dan dari ibukota propinsi berjarak 235 km dan dapat ditempuh
dengan kendaraan selama kurang lebih 7 jam dengan transportasi yang sudah
lancar. Jarak pasar dengan pusat-pusat perdagangan mudah ditempuh dari segala
jurusan.
empat dusun dan terdiri dari 2.801 jiwa (43,9%) penduduk pria dan 3.575
penduduk wanita (56,1%). Jumlah penduduk tersebut hidup dalam 1.863 keluarga,
yang berarti jumlah anggota keluarga per rumah di Pondokrejo rata-rata sekitar 3
jiwa.
Desa Sidodadi memiliki jumlah penduduk yang lebih padat dari Desa
Pondokrejo. Dengan jumlah penduduk 9.021 jiwa yang terdiri dari 4.419 jiwa
penduduk pria (49%) dan 4.602 jiwa penduduk wanita (51%). Jumlah anggota
keluarga per rumah di Desa Sidodadi rata-rata sekitar 3 jiwa yang hidup dalam
dan lain-lain. Selain itu dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur
Tabel 5.1
Distribusi Penduduk Menurut Umur Desa Pondokrejo dan Sidodadi,
Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Tahun 2001
Desa Pondokrejo Desa Sidodadi
Umur
Jiwa % Jiwa %
0–6 310 4,9 918 10,3
7 – 12 619 9,7 941 10,4
12 - 18 711 11,1 860 9,5
18 – 24 971 15,2 1327 14,7
24 – 30 1581 24,8 2420 26,8
30 – 36 656 10,3 813 9,0
36 - 40 148 2,3 621 6,9
40 – 48 153 7,1 407 4,5
48 – 54 578 9,1 238 2,6
55 – 349 5,5 476 5,3
keatas
Jumlah 6376 100 9021 100
Sumber : Data Potensi desa, 2001.
Dengan pemanfaatan lahan pertanian yang cukup luas, yaitu sebesar 1790
tenaga kerja dalam sektor pertanian cukup tersedia, baik sebagai petani, buruh
tani, maupun sub sektor pertanian lain, misalnya sebagai buruh perkebunan.
Bahkan banyak diantaranya yang bekerja pada lebih satu jenis pekerjaan.
mempunyai prosentase sebesar 26,8 %. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui
bahwa penduduk usia kerja produktif (18 55 tahun) sebesar 69,8 %, mampu
memenuhi angkatan kerja sektor pertanian Desa Sidodadi seluas 1079 Ha atau
40,8 % dari luas wilayah keseluruhan (2645,38 % Ha). Sedangkan usia penduduk
desa ini untuk berkembang karena sumber daya manusianya cukup terpenuhi dan
adalah petani, terutama bagi mereka yang jauh dari pusat-pusat kota
sektor pertanian meliputi aktivitas di usahatani lahan basah berupa sawah irigasi
teknis dan tadah hujan, usaha tani lahan kering (ladang dan pekarangan),
sektor perdagangan dan jasa. Adapun mata pencaharian pokok penduduk desa
Pondokrejo dan Sidodadi lebih jelasnya disajikan pada Tabel 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2
Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok Desa Pondokrejo dan
Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember Tahun 2001
Desa Pondokrejo Desa Sidodadi
Jenis Mata Pencaharian
Jiwa % Jiwa %
1. Tani 1771 42,6 3196 51,1
2. Buruh Tani 989 23,8 2709 43,4
3. Dagang 435 10,5 99 1,6
4. Tukang 231 5,6 75 1,2
5. PNS/ABRI/Swasta 656 15,8 118 1,9
6. Lain-lain 72 1,7 50 0,8
Jumlah 4154 100 6247 100
Sumber : Data Potensi desa, 2001.
di Desa Pondokrejo adalah tani sebesar 42,6%, buruh tani sebesar 23,8%,
dan pencaharian lainnya sebesar 1,7%. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa
lainnya, artinya jumlah penduduk Desa Pondokrejo yang terserap pada sektor
pertanian sekitar 27,8% atau 1771 jiwa dari total penduduk (6376 jiwa). Namun
demikian untuk yang mata pencahariannya sebagai buruh tani kontribusinya bagi
sektor pertanian tidak dapat diabaikan, yaitu sebesar 15,5% (989) dari total
penduduk.
tani sebesar 51,1%, buruh tani sebesar 43,4%, pedagang sebesar 1,6%, tukang
sebesar 1,2%, PNS/ABRI/Swasta sebesar 1,9% dan mata pencaharian lain sebesar
0,8%. Mengingat luas lahan pertanian yang ada di Desa Sidodadi relatif cukup
luas, yaitu 40,8% (1079 Ha) dari wilayah keseluruhan, maka jumlah angkatan
kerja yang terserap pada sektor pertanian adalah : tani sekitar 35,4% (3196) dari
total penduduk (9021 jiwa), sedangkan buruh tani sekitar 30% (2709 jiwa) dari
penting dan mempunyai peranan yang besar dalam kehidupannya, sebab dengan
pendidikan orang akan berpikir inovatif, kreatif untuk lebih maju dan tidak statis.
yang pada akhirnya akan mempengaruhi segi pendapatan yang akan diperolehnya.
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang menentukan pula cara berpikir
ditempuh petani, maka semakin rasional cara berpikir petani untuk mengelola dan
mengembangkan usahataninya ke arah yang lebih baik. Selain dari itu, mereka
lebih mudah menerima anjuran-anjuran ke arah yang lebih baik. Selain dari itu,
Tabel 5.3.
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Pondokrejo
dan Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember Tahun 2001
Desa Pondokrejo Desa Sidodadi
Jenis Pendidikan
Jiwa (%) Jiwa (%)
1. Belum Sekolah 171 2,7 75 0,9
2. Formal :
- Tidak tamat SD 797 12,5 843 9,3
- Tamat SD/sederajat 2209 34,6 4583 50,8
- Tamat SLTP 1451 22,8 2194 24,3
- Tamat SLTA 1149 18,0 1064 11,8
- Tamat 12 0,2 9 0,09
Akademi/D1-D3 11 0,2 31 0,3
- Tamat PT/S1 – S3 352 5,5 70 0,8
- Tamat Ponpes
3. Non Formal 49 0,8 152 1,7
- Kursus / 175 2,7 - -
ketrampilan
4. Buta Aksara
Jumlah 6376 100 9021 100
Sumber : Data Potensi desa, 2001.
menamatkan pendidikan Sekolah Dasar sekitar 12,5% tingkat lanjutan (SLTP dan
SLTA) sebanyak 40,8% dan tamat perguruan tinggi sekitar 0,4%, serta lulus
pondok pesantren 5,5% dan pendidikan non formal sekitar 0,8%. Namun
demikian di Desa Pondokrejo masih dijumpai penduduk buta aksara yaitu sekitar
Sekolah Dasar sekitar 50,8%, tamat tingkat lanjutan (SLTP dan SLTA) sekitar
dari total penduduk yang ada. Namun demikian di Desa Sidodadi tidak ditemukan
dominan dengan lahan kering, namun demikian keadaan pertanian di dua desa
sektor pertanian. Selain itu daripada faktor kesuburan tanah, jenis tanah, serta
fasilitas irigasi sangat turut pula menentukan tingkat kemakmuran yang bias
dicapai.
beberapa bagian penggunaan lahan yang sesuai dengan kondisi, keberadaan dan
letak desa menurut tata wilayah yang ada. Desa Sidodadi yang luas wilayahnya
2645,377 Ha, terbagi dalam beberapa bagian penggunaan lahan yang sangat
pertanian.
fungsi, yaitu sebagai sawah basah (irigasi teknis) dan tadah hujan, tegal,
pekarangan, perkebunan dan pemukiman serta kawasan yang belum diolah. Tanah
pertanian di Desa Pondokrejo terdiri dari : tanah basah berupa sawah tadah hujan
sebesar 7,25 Ha (0,36%), tanah kering berupa tegal dan pekarangan seluas 864,07
(45,72%), pemukiman penduduk sekitar 9,34% atau 187,675 Ha dan tanah belum
sektor pertanian di Desa Pondokrejo, yang berupa tanah pekarangan lebih luas
dibanding sawah pada tanah basah. Keadaan ini menggambarkan bahwa usahatani
tanah kering lebih dominan dibanding usahatani sawah, dengan luas sekitar
864,07 Ha atau setara dengan 42,73% dari total luas lahan sebesar 2009,547 Ha.
Apabila dikaitkan dengan luas wilayah tanah pertanian dan pemukiman maka
pekarangan lebih dominan dibanding tanah basah (sawah), yaitu sebesar 693,89
Ha atau 26,23%. Luas tanah pertanian di Desa Sidodadi 1079 Ha atau 40,79% dari
luas kota keseluruhan (2645,377 Ha). Namun demikian, luas tanah pertanian ini
lebih relatif kecil apabila dibandingkan dengan 1388,16 Ha (52,47%) tanah yang
belum diolah atau digunakan untuk keperluan lain. Adapun tanah yang belum
untuk membuka lahan pertanian baru melalui sistem bagi hasil dengan pihak
Perhutani.
Pada Tabel 5.6 di atas, menjelaskan perbedaan distribusi tata guna tanah di
Desa Pondokrejo dan Desa Sidodadi. Penggunaan tanah sawah di desa Sidodadi
yaitu sebesar 306,82 Ha dibanding 7,25 Ha. Namun demikian, Desa Pondokrejo
memiliki luas tegal dan pekarangan lebih besar dibanding Desa Sidodadi, yaitu
kedelai serta sayuran (kacang panjang) dan tembakau rajang. Lahan kering berupa
tegalan, oleh petani di dua desa tersebut biasa ditanam komoditi padi, jagung,
kacang tanah, dan tembakau rajang. Bahkan sebagian petani juga mengusahakan
komoditi cabe dan tanaman obat di pekarangan untuk keperluan rumah tangga
Desa Sidodadi, dikelola oleh negara, dengan tanaman yang diusahakan adalah
kopi dan karet. Kontribusi sektor perkebunan bagi masyarakat Desa Pondokrejo
dan Desa Sidodadi adalah terserapnya tenaga kerja yang bekerja sebagai buruh
daerah setempat.
dilakukan oleh keluarga, kecuali untuk perkebunan besar yang dikelola oleh
negara.
transisi yaitu antara subsisten dan komersial. Hal ini disebabkan karena sebagian
tetapi sebagian ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, yaitu seperti
tanaman padi, jagung dan palawija. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar,
musim hujan yaitu pada bulan Nopember-Pebruari. Kebutuhan air irigasi pada
saat tanam dan masa primodial serata pengisian biji. Sistem pengairan di Desa
Sidodadi yang menggunakan irigasi pompa diesel adalah sistem pengairan berkala
atau terputus, yaitu memanfaatkan air tanah dangkal dengan kedalaman tidak
sekali dalam setahun serta membutuhkan waktu kurang lebih 5 bulan sejak
persiapan lahan sampai panen. Petani diDesa Pondokrejo dan Desa Sidodadi biasa
september.
penelitian, pada umumnya digunakan pada saat segera setelah tanam, supaya bibit
segera beradaptasi dengan keadaan lahan dan untuk memperkecil kematian bibit
pada umur 30 HST untuk merangsang pertumbuhan akar, 45 HST pada saat
masuk periode cepat, dengan frekuensi 7 hari sekali sampai tanaman membentuk
bunga (± 65 HST).
pananaman. Hal ini terutama berkaitan dengan kebutuhan air pada awal
pertumbuhan tananman. Waktu tanam yang umum dilakukan petani Kecamatan
Pada penanaman dimusim kemarau ini, tanaman dapat diairi minimum empat kali
sehari, dengan memanfaatkan teknologi irigasi pompa diesel. Jumlah air yang
Tabel 5.5.
Tingkat Produksi Perhektar Tanaman-Tanaman Penting
di Desa Pondokrejo dan Sidodadi, Kecamatan Tempurejo,
Kabupaten Jember Tahun 2001
Desa Pondokrejo Desa Sidodadi
Jenis Tanaman
Produksi per Ha (ton) Produksi per Ha (ton)
1. Padi 2,93 4,50
2. Jagung 2,00 4,26
3. Ketela pohon 2,40 -
4. Kedelai 1,64 2,20
1,93 3,84
5. Kacang tanah
0,75 2,00
6. Cabe 2,50 4,48
7. Tembakau 5,58 -
8. Kelapa 0,58 -
9. Kopi - -
10. Karet - -
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Tempurejo, 2001.
umumnya merupakan usaha rumah tangga yang berskala kecil, dan sifatnya hanya
konsumsi hidup keluarga. Populasi ternak yang ada di Desa Pondokrejo dan
Tabel 5.6.
Jenis Ternak Dan Jumlah Populasinya di Desa Pondokrejo dan Sidodadi,
Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember Tahun 2001
Desa Pondokrejo Desa Sidodadi
Jenis Ternak
Jumlah Jumlah
1. Kerbau 6 -
2. Sapi 177 740
3. Kambing/domba 123 300
4. Unggas 1356 14810
Sumber : Data Potensi Desa, 2001.
Sidodadi adalah Badan Perwakilan Desa (BPD), karang taruna, majelis taklim,
kelompok, yang tersebar diempat dusun. Namun demikian, yang masih aktif
hanya lima kelompok tani yang terdiri : 4 kelompok tani tingkat pemula dan 1
sumber daya manusia dari pengurus meyebabkan kegiatan kelompok tani terbatas
pada kegiatan sesaat saja. Beberapa kelompok tani yang masih aktif di Desa
Sidodadi, tidak lepad dari peran serta intansi terkait, seperti Petugas Penyuluh
petani.
Motivasi yang diberikan PPL dan instansi terkait lain berkaitan dengan
san swadaya petani dalam angka memanfaatkan potensi pertanian secara efesien,
cukup baik, dan kegiatan ekonomi penduduknya lebih terfokus pada sektor
pertanian. Semua kegiatan ekonomi diatas, tidak lepas dari peran lembaga-
sektor pertanian tanaman pangan meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa sektor
non pertanian juga memberi peluang usaha bagi angkatan kerja untuk melkukan
aktivitas usaha. Pertanian tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai dan
subsektor lain seperti hutan konservasi, telah membantu penduduk desa untuk
bekerja mengerjakan lahan secara bagi jasil. Dengan demikian sektor hutan
Sidodadi.
Sektor non pertanian lain yang jiga berperan adalah usaha perdagangan.
hasil pertanian. Di Desa Sidodadi dterdapat 4 kios pertanian dan 1 pasar desa
sebagai tempat memperoleh sarana sekaligus menjual hasil pertanian masyarakat
lokal yang bisa membeli langsung produk pertanian masyarakat tani. Penjualan
hasil pertanian secara langsung kepada pedagang lokal atau tengkulak, ataupun
pedagang yang datang dari daerah lain, bagi petani akan dapat segera menjual
berupa jalan aspal (kelas III), sedangkan di Desa Pondokrejo masih berupa jalan
membantu dan mejual hasil pertanian menuju pusat desa, maupun pusat kabupaten