Anda di halaman 1dari 8

 

Nama: ulfa ilma


Nim: P07131119044

KASUS KOMA HEPATIKUM


Tn B umur 60 tahun, TB = 159 cm, BB = 45 kg dengan asites dan odema pada ke2 tungkai dirawat di
rumah sakit karena koma hepatikum. Pada 2 hari pasca koma os telah dicoba diberikan diet pasca koma
hepatikum.Hasil laboratorium pasca koma adalah:
Albumin 2,73 gr/dl
SGOT 250 unit
SGPT 310 unit
Hb 12 g/dl
Tekanan darah 150/100
Natrium darah 123 mg/dl.

Riwayat gizi: os sebelum koma mengkonsumsi


Daging 2-3 kali/minggu, telur setiap hari, tahu dan tempe hanya 1 x/ minggu karena memang tidak
menyukai. Dan Os telah pernah mendapat konsultasi gizi, namun os tidak mengikuti anjuran diet dari
ahli gizi karena sulit untuk menerapkan diet .
a.       Lakukan pengkajian status gizi dengan format PAGT pada keadaan seperti di atas.
b.      Susun diet OS dengan kondisi seperti di atas dengan memperhatikan rasio BCAA: AAA >1
Penyelesaian Gizi :

1.              Pengkajian Gizi


A.                 Riwayat Gizi/Makanan
a)                   Tn. B mengkonsumsi daging 2-3 kali/hari
b)                  Mengkonsumsi telur setiap hari
c)                   Mengkonsumsi tahu dan tempe 1x seminggu
Kesimpulan : Tn. B lebih banyak mengkonsumsi protein hewani dibandingkan protein nabati
B.              Data Biokimia
Pemeriksaan biokimia Tn.B
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Albumin 2,37 gr/dl 4-5,2 gr/dl Rendah
SGOT 250 unit < 37 Tinggi
SGPT 310 unit < 42 Tinggi
HB 12 13-16 Rendah
Tekanan Darah 150/100 120/80 Tinggi
Natrium Darah 123 mg/dl 135-147 Rendah
Kesimpulan :
Pasien mengalami Sirosis Hati, hiponatremia (kadar serum elektrolit natrium rendah), Hipertensi,
Anemia dan KEP

C.             Antropometri
TB = 159 cm 🡪 < 60 koreksi 10%
BB = 45 kg
Umur = 60 . Koreksi 10%

∙                  BBI = ( TB-100) x 1 kg


= ( 159-100) x 1 kg
= 59 kg
∙                  Koreksi Umur 10% (60-69 thn)
= 59 x
= 59 - 5,9
= 53,1 kg
∙                  BB sebenarnya = BB – (BB x 20%)
= 45 – ( 45 x 20%)
= 36

∙      IMT = BB : TB2(cm)


= 36 : (1,59)2
= 36 : 2,5281
= 14,239
= 14,3 🡪 Kurus
Kesimpulan : Pasien terlihat kurus berkaitan dengan IMT pasien dibawah normal

D. Pemeriksaan Fisik & Klinis


Fisik : Adanya Asites dan Odema pada 2 tungkai
Klinis : Tekanan Darah
Kesimpulan : Pasien Menderita Sirosis hati dengan ditandai adanya asites dan mengalami tekanan
darah tinggi

E.     Riwayat penyakit


Penyakit sekarang : Koma hepatikum
Kesimpulan: Pasien menderita sirosis hati karena ada asites yang bias sampai mengalami koma
hepatikum

2.     Diagnosa Gizi dengan format PES


▪     Domain Intake
-       Asupan asam amino tidak tepat berkaitan dengan BCAA : AAA > 1 ditandai dengan kadar albumin
yang rendah yaitu 2,73 gr/dl
-       Asupan cairan tidak adekuat berkaitan dengan kelebihan cairan elektrolit ditndai dengan adanya
asites dan odema
▪     Domain Klinis
-       Underweight berkaitan dengan kekurangan asupan energy yang ditandai dengan IMT 14,24
-       Perubahan nilai Lab yang terkait gizi berkaitan dengan gangguan metabolisme protein ditandai
dengan kadar albumin yang rendah
▪     Domain Prilaku
-          Ketidaksiapan melakukan perubahan pola makana atau diet berkaitan dengan kurangnya motivasi
dan pengetahua ditandai dengan sikap menolak terhadap informasi gizi

3.                 Intervensi
A.                 Gambaran Umum
Nama : Tn B
Umur : 60 tahun
Jk : Laki-laki
TB : 159 cm
BB : 45 kg
Diagnosa : Pasien mengalami Sirosis Hati, hiponatremia (kadar serum elektrolit natrium rendah),
Hipertensi, Anemia dan KEP

B.                 Perhitungan Kebutuhan Energi


BEE = 66 + ( 13,7 x 45 ) + ( 5 x 159) – ( 6,8 x 60)
= 66 + 616,5 + 795 – 408
= 1.069,5
TEE = 1.069,5 x 1,2
= 1283,4 kalori

Protein = 30 gr 🡪 9,35%

Lemak = 25%
= x 1283,4
=
= 35,65

KH = 65,65%
= X 1283,4
=
= 210,64

C.       Susunan Rencana Intervensi Gizi


TUJUAN
-             Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan
fungsi jaringan hati yang tersisa
-             Mencegah katabolisme protein
-             Meningkatkan BB
-             Mengurangi asites, varises esophagus dan hipertensi portal

D.       Perskripsi diet


-             Makanan yang mengandung protein nabati
-             Makanan yang rendah garam
-             Mengurangi makanan yang mengandung protein hewani
-             Makanan yang mengandung hidrat arang yang mudah diserap
-             Makanan yang tidak merangsang saluran pencernaan dan menimbulkan gas
-             Pemberian makanan dalam porsi kecil dan sering

E.        Prinsip Diet


∙                Protein biasanya selama 1 –2 hari, sampai keadaan koma dapat diatasi. Kemudian protein
diberikan secara bertahap sedikit demi sedikit
∙                Kalori tinggi untuk mencegah pemecahan protein tubuh
∙                Intake kalium harus diperhatikan karena sering terjadi kekurangan kalium terutama bila
menggunakan diuretika
∙                Vit. B kompleks dan vitamin K perlu ditingkatkan
∙                Bentuk makanan : cair, kemudian secara bertahap ditingkatkan jadi makanan lunak sesuai
kemampuan dan keadaan pasien

F.  Implementasi
1. Apa yang harus diperhatikan pasien ?
Hal yang harus diperhatikan pasien adalah makanan yang tinggi protein nabati dan rendah garam.
Dengan pemberian cairan maksimal 1 liter/hari. Mengurangi asupan daging.

2. Kapan pemberian makanan pada pasien?


Pemberian diet hati 1 diberikan 1-2 hari saja, karena makanan ini rendah energy, protein, Ca, Fe dan
thiamin

3.Bagaimana cara mengatasi keluhan pasien?


Memberikan informasi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan, menganjurkan untuk mengatur
waktu istirahat dan menyarankan untuk mengatur pola makan yang baik.

G. Domain Intervensi Gizi


Kelas Penjelasan
1.                  Pemberian makanan dan zat gizi -                      Pemberian makanan dalam bentuk
cincang atau lemak yang diberikan mudah untuk
dicerna
-                      Hindari makanan yang mengandung
gasal ( singkong, ketan, ubi, talas ) dan makanan
yang berbumbu merangsang
2.                  Edukasi -                      Menginformasikan makanan yang
tidak boleh dikonsumsi
3.                  Konseling gizi -                      Memotivasi pasien untuk merubah
pola makan agar tetap sehat, memberikan
informasikan seputar makanan untuk pasien
4.                  Koordinasi gizi -                      Menganjurkan untuk konsultasi
dengan dokter atau periksa kesehatan minimal 6
bulan sekali.

4.Susunan Monitoring dan Evaluasi Gizi


Parameter Target Pelaksanaa
Asupan makanan Rendah protein, rendah Setiap hari
natrium
Antropometri BB normal dan status gizi Setiap hari
normal
Biokimian Albumin, Hb meningkat , Setiap 3 hari x sekali
SGOT, SGPT, Tekanan
Darah , Natrium menurun
Fisik, Klinis Asites dan Odem berkuran Setiap hari

Evaluasi
1. Pemberian protein secara bertahap sedikit demi sedikit untuk mengembalikan keadaan normal
2. Hati dapat berfungsi lagi secara normal cairan output dan input seimbang
3.  Asites dan odema berkurang
4.  Tekanan darah kembali normal
5.  Hb meningkat
6.  Berat Badan bertambah atau menjadi normal
7.  SGOT dan SGPT menurun
Rekapan belanja:
Beras 300gr
Susu sapi 100ml
Tahu 7 potong
Minyak 500 ml
Telur ayam 2 butir
Papaya 1 buah
Ikan segar 100gr
Sawi 50 gr
Wortel 50gr
Kentang 50gr
Alpukat 100gr
Ayam 100gr
Kacang panjang 1 ikat

Anda mungkin juga menyukai