Pembuatan obat yang benar mengandalkan sumber daya manusia. Oleh sebab itu
industri farmasi harus bertanggung jawab untuk menyediakan personel yang
terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Masing-
masing personil di beri wewenang penuh dan saran yang memadai untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif. Tugas spesifik dan kewenangan dari personel
pada posisi penanggung jawab hendaklah dicantumkan dalam uraian tugas tertulis.
Tugas mereka boleh didelegasikan kepada wakil yang ditunjuk namun memiliki tingkat
kualifikasi yang memadai. Seluruh personel hendaklah memahami prinsip CPOB yang
menyangkut tugasnya serta memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Pelatihan diberikan kepada setiap personil yang kegiatannya dapat berdampak pada
mutu produk. Disamping pelatihan dasar dalam teori dan praktek CPOB, personil baru
hendaklah mendapatkan pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan.
PT. Yarindo Farmatama telah menjalankan sesuai prosedur CPOB bab personalia.
Pada bab tersebut dijelaskan kepala bagian produksi, manajemen mutu (pemastian
mutu) dan pengawasan mutu hendaklah seorang apoteker. Selain itu disebutkan juga
perlunya dilakukan pelatihan yang ditujukan untuk seluruh karyawan. PT. Yarindo
Farmatama menempatkan apoteker pada posisi manajer QA, manajer QC, manajer
produksi, manajer gudang dan manajer registrasi dimana masing-masing apoteker telah
terdaftar dan terkualifikasi serta memiliki pengalaman dan keterampilan manajerial.
Karyawan yang bekerja di PT Yarindo Farmatama sudah disesuaikan dengan
kebutuhan. Selain itu semua karyawan harus memiliki jumlah, pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang memadai sehingga mampu melaksanakan tugas
secara profesional dan mempunyai sikap serta kesadaran tinggi untuk mewujudkan
CPOB. Hal tersebut juga ditunjang dengan dilakukannya pelatihan kepada personil baru
dan juga pelatihan yang dilaksanakan secara berkala untuk personil lama. Pelatihan
CPOB secara berkala dilakukan setiap enam bulan sekali untuk semua karyawan dan
pelatihan 5 R setiap 2 kali setahun yang dilakukan oleh masing-masing departemen
dengan seorang trainer yang memiliki sertifikat Training Of trainer (TOT).
Produksi
Berdasarkan CPOB 2018, kegiatan produksi hendaklah dilaksanakan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin
senantiasa menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi
ketentuan izin pembuatan dan izin edar. Selain itu, produksi hendaklah dilakukan dan
disupervisi oleh personel yang kompeten. Seluruh penanganan bahan dan produk jadi,
seperti penerimaan dan karantina, pengambilan sampel, penyimpanan, penandaan,
penimbangan, pengolahan, pengemasan dan distribusi hendaklah dilakukan sesuai
prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat. Akses ke bangunan-fasilitas
produksi hendaklah dibatasi hanya untuk personel yang berwenang.
Dalam menjalankan kegiatan produksi, PT. Yarindo Farmatam mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB sehingga mutu produk
yang dihasilkan dapat terjamin. Semua kegiatan produksi berada di bawah tanggung
jawab manager produksi. Seluruh proses yang berlangsung dalam kegiatan produksi
mulai dari penimbangan sampai produk ruahan tercatat dan terdokumentasi dalam
Catatan Pengolahan Bets (CPB), sedangkan produk ruahan sampai dengan produk jadi
tercatat dan terdokumentasi dalam Catatan Pengemasan Bets (CKB). Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, departemen produksi saling berhubungan dengan
departemen-departemen lainnya yang ada di PT. Yarindo Farmatama.
Produksi PT. Yarindo Farmatama masih terbatas pada produk sediaan non steril.
Oleh karena itu, hanya terdapat 2 kelas ruang yang terdapat di PT Yarindo Farmatama
yaitu kelas III (grey area) dan kelas IV (black area). Black area digunakan untuk
perkantoran, gudang dan ruang kemas sekunder. Grey area digunakan untuk
menghasilkan produk solid dan liquid seperti tablet, kaplet, kapsul, sirup, sirup kering,
suspensi, tablet/kaplet salut dan ruangan kemas primer. Pengaturan udara di ruang
produksi dilakukan dengan menggunakan HVAC (Heat Ventilating Air Conditioner).
Dengan menggunakan sistem HVAC ini, maka suhu, tekanan udara, jumlah partikel dan
kelembaban (Relative Humidity/RH) dapat dikendalikan.
Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, PT. Yarindo
Farmatama menjalankan In Process Control (IPC) di setiap tahap produksinya.
Prosedur tertulis yang menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan
yang harus dilakukan selama proses dari tiap bets produk telah sesuai dengan literatur
yang ada. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi
kinerja dari proses produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi karakteristik
produk dalam-proses. Ketika produk selesai di produksi sebelum diluluskan untuk
diserahkan ke gudang, pengawasan dilakukan untuk memastikan produk dan catatan
pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang ditentukan.
Kontrak tertulis hendaklah dibuat antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak
dengan menetapkan tanggung jawab masing-masing pihak dan jalur komunikasi terkait
dengan kegiatan alih daya. Aspek teknis dari kontrak hendaklah dibuat oleh personel
yang memiliki kompetensi dan pengetahuan yang sesuai dengan kegiatan alih daya dan
CPOB. Semua pengaturan kegiatan alih daya harus sesuai dengan peraturan dan Izin
Edar produk terkait dan disetujui oleh kedua belah pihak. Kontrak hendaklah mencakup
izin bagi Pemberi Kontrak untuk menginspeksi kegiatan alih daya yang dilaksanakan
oleh Penerima Kontrak atau pihak ketiga yang telah disetujui bersama. PT Yarindo
Farmatama secara berkala melakukan audit kepada perusahaan toll-out untuk
memastikan bahwa prinsip dan pedoman CPOB diikuti dengan baik. Sebaliknya PT
Yarindo Farmatama memberikan wewenang kepada perusahaan toll-in untuk
melakukan audit pada sarana yang terdapat di PT Yarindo Farmatama. Rencana audit
terhadap perusahaan toll-out dirancang oleh departemen QA. Semua bahan awal untuk
pembuatan suatu produk disediakan oleh pihak pemberi kontrak dan PT Yarindo
Farmatama hanya melakukan kegiatan produksi sesuai dengan isi prosedur pengolahan
bets yang ditetapkan oleh industri pemberi kontrak. Beberapa pemberi kontrak tidak
memberikan bahan awal berupa bahan baku, tetapi berupa produk ruahan yang siap
dikemas. PT Yarindo Farmatama hanya melakukan kegiatan pengemasan.